Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK
‘SILIKON’

KELOMPOK V

RIKA RAHAYU A 251 16 043


MUTYA ABSARI A 251 16 086
WIWIN MAYA SAFIRA A 251 16 062
WINNI RAMADANI A 251 16 010
SRI SEVI A 251 16 068
ARLINA A 251 16 035
DESWITA A 251 16 073
ANDI MANDRANG A 251 16 065
FIKRAN A 251 16 036

KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kuasa-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ‘Kimia Anorganik 1’ Dengan pokok
pembasasan Silikon.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyiapkan, memberikan masukan, dan menyusun makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik 1 Program Studi
Pendidikan Kimia Semester III.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangat
diharapkan guna menyempurnakan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu


pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Palu, 20 Oktober 2017

Penyusun

1|Silicon Kimia Anorganik


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... 1


Daftar Isi .............................................................................................................. 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Silikon ............................................................................................... 5
B. Pengertian Silikon .......................................................................................... 6
C. Kestabilan Atom Silikon ................................................................................. 7
D. Sifat-Sifat Silikon ............................................................................................ 7
E. Kelimpahan Silikon di Alam ......................................................................... 11
F. Teknik Ekstraksi Silikon ................................................................................ 15
G. Reaksi dan Senyawa yang terbentuk dari Silikon ......................................... 16

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................... 19
2. Saran ............................................................................................................. 20

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 21

2|Silicon Kimia Anorganik


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan
di alam semesta dari segi massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk
murni di alam. Silikon paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan
planet dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90%
kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua
paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.
Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet,
hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon yaitu : tak
berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses
oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik.
Silikon bukan termasuk benda yang awam bagi masyarakat. Silikon sering
digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk
mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon. Unsur silikon juga berperan
besar terhadap ekonomi modern dan silikon juga merupakan elemen esensial pada
biologi, meskipun hanya dibutuhkan hewan dalam jumlah amat kecil.
Sebagian besar silikon berfungsi sebagai komponen batu silikat dan unsur
bebasnya tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan
mereduksi kuarsa dan pasir dengan karbon berkualitas tinggi dengan
menggunakan alat tungku listrik dengan menggunakan elektroda karbon.
Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini.
Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat
dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk
memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan
semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi
termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses
vacuum floatzo.

3|Silicon Kimia Anorganik


Banyak masyarakat dengan ekonomi tinggi menggunakan silikon yang
memiliki harga yang tidak murah itu, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana
sifat dari silikon itu, apakah berdampak positif atau negatif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Penemuan Silikon?
2. Apakah yang dimaksud dengan Silikon?
3. Bagaimana Kestabilan Atom Silikon?
4. Apa saja Sifat Fisika dan Kimia dari Silikon?
5. Bagaiamana Kelimpahan Silikon di Alam?
6. Bagaimana Teknik Ekstraksi Silikon?
7. Apa saja Kegunaan Silikon?
8. Bagaimana Reaksi dan Senyawa yang terbentuk dari Silikon?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejaran Penemuan Silikon
2. Untuk mengetahui apa itu Silikon
3. Untuk mengetahui kestabilan Atom Silikon
4. Untuk mengetahui Sifat Fisika dan Kimia Silikon
5. Uuntuk mengetahui Sumber atau kelimpahan Silikon di Alam
6. Untuk mengetahui bagaimana Cara Ekstraksi dari Silikon
7. Untuk mengetahui Kegunaan silikon
8. Untuk mengetahui Reaksi dan Senyawa yang terbentuk dari Silikon

4|Silicon Kimia Anorganik


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Silikon
Pada tahun 1789, kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier
mengusulkan bahwa kuarsa (kristal silikon dioksida) sebagai suatu elemen atau
komponen yang sangat umum dari silex atau silicis yang dikenal sebagai batu api
atau batu keras selama permulaan era moderen dimana sekarang dikenal sebagai
silika atau silikat, namun belum teridentifikasi atau terisolasi. Humphry Davy
pada tahun 1800 menganggap silikon sebagai senyawa, daripada suatu unsur.
Sebelas tahun kemudian pada tahun 1811 Gay Lussac dan Thenard berpendapat
bahwa Silikon (Latin: silicium) merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol
Si dan nomor atom 14. Silikon merupakan unsur kedua paling berlimpah setelah
oksigen, di dalam kerak Bumi Silikon mencapai hampir 25,7%.
Unsur kimia ini ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius. Silikon diberi nama
pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia Thomas Thomson. Dia mengambil
nama dari Berzelius, 'silicis', yang berarti batu. Thomson mengubah akhiran
elemen dengan elemen on karena itu lebih mirip dengan nonmetals boron dan
karbon daripada untuk logam seperti kalsium dan magnesium.
Pada tahun 1854 Henri Deville memproduksi silikon kristal untuk pertama
kalinya menggunakan metode elektrolitik. Deville mengelektrolisis lelehan murni
sebuah natrium klorida untuk menghasilkan silisida aluminium. Ketika silikon
telah dihilangkan dengan air, meninggalkan kristal silikon.
Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet,
hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon yaitu : tak
berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses
oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik. Silikon
dialam terdapat dalam bentuk tanah liat, granit, kuartza dan pasir, kebanyakan
dalam bentuk silikon dioksida (dikenal sebagai silika) dan dalam bentuk silikat.
Sebagian besar silikon berfungsi sebagai komponen batu silikat dan unsur
bebasnya tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan

5|Silicon Kimia Anorganik


mereduksi kuarsa dan pasir dengan karbon berkualitas tinggi dengan
menggunakan alat tungku listrik dengan menggunakan elektroda karbon.
Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini.
Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat
dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk
memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan
semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi
termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses
vacuum floatzo.
Silikon dengan kemurnian tinggi dihasilkan dengan reduksi SiHCl3
dengan menggunakan hidrogen. SiHCl3 dihasilkan dengan melakukan
hidrokhlorasi. Silikon berkemurnian rendah diikuti dengan pemurnian.

B. Pengertian Silikon
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14. Unsur Silikon terdapat pada golongan IV A
periode ketiga dalam tabel periodik. Atom unsur silikon mempunyai konfigurasi
elektron: (Ne) 3s2 3p3. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Silikon
merupakan unsur metaloid, oksidasinya SiO2 juga memiliki jaringan tiga dimensi
yang sangat besar, walaupun tidak dengan ion-ion nya, bersifat lebih tidak reaktif
daripada karbon (unsur nonlogam yang tepat berada di atasnya pada tabel
periodik, tapi lebih reaktif daripada geranium, metaloid yang berada persis di
bawahnya pada tabel periodik).
Kontroversi mengenai sifat-sifat silikon bermula sejak penemuannya:
silikon pertama kali dibuat dalam bentuk murninya pada tahun 1824 dengan nama
silisium (dari kata bahasa Latin: silicis), dengan akhiran -ium yang berarti logam.
Meski begitu, di tahun 1831, namanya diganti menjadi silikon karena sifat-sifat
fisiknya lebih mirip dengan karbon dan boron.
Silikon merupakan elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi
massanya, tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon
paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet dalam berbagai

6|Silicon Kimia Anorganik


bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari
mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak
bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.

C. Kestabilan Atom Silikon


Atom Silikon (Si) mempunyai 14 buah elektron, yang terdiri dari 2
elektron pada lintasan pertama, 8 elektron pada lintasan kedua, dan 4 elektron
pada lintasan ketiga atau terakhir (jumlah elektron/atom pada atom-atom
golongan III hingga V. Jadi, atom Silikon memiliki 10 elektron yang terikat kuat
kepada inti atom, dan 4 elektron valensi yang ikatannya kepada inti atom tidak
kuat dan mudah lepas dengan sedikit energi tertentu. Karena atom Silikon
memiliki 4 buah elektron valensi, maka ia dikenal dengan istilah atom tetravalent.
Untuk menjadi stabil secara kimiawi, sebuah atom Silikon membutuhkan
delapan elektron di lintasan valensinya. Maka, setiap atom Silikon akan
bergabung dengan atom Silikon lainnya, sedemikian rupa sehingga menghasilkan
delapan elektron di dalam lintasan valensinya. Ketika ini terjadi, maka Silikon
akan membentuk benda padat, yang disebut kristal. Hal ini terjadi pula dengan
atom-atom Silikon yang lainnya. Karena pusat-pusat atom yang berdekatan
mempunyai muatan total positif, maka akan menarik elektron-elektron yang
dimiliki bersama tersebut. Gaya-gaya ini akan mengikat kuat atom satu sama lain
dengan suatu ikatan yang disebut ikatan kovalen.
Atom Silikon, seperti halnya atom Karbon, dapat membentuk empat ikatan
secara serentak, tersusun secara tetrahedral. Unsur Si mengkristal dengan struktur
kubus berpusat mukaseperti intan. Bila intan merupakan insultor, dan grafit
konduktor yang cukup baik, maka Silikon adalah suatu semi konduktor.

D. Sifat-sifat Silikon
1. Sifat Fisik
Silikon berbentuk padat pada suhu ruangan, dengan titik lebur dan titik didih
masing-masing 1.400 dan 2.800 derajat celsius. Yang menarik, silikon
mempunyai massa jenis yang lebih besar ketika dalam bentuk cair dibanding

7|Silicon Kimia Anorganik


dalam bentuk padatannya,tapi seperti kebanyakan substansi lainnya, silikon tidak
akan bercampur ketika dalam fase padatnya, tapi hanya meluas, sama seperti es
yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada air. Karena mempunyai
konduktivitas termal yang tinggi (149 W·m−1·K−1), silikon bersifat mengalirkan
panas sehingga tidak pernah dipakai untuk menginsulasi benda panas.
Dalam bentuk kristalnya, silikon murni berwarna abu-abu metalik. Seperti
germanium, silikon agak kuat tapi sangat rapuh dan mudah mengelupas. Seperti
karbon dan germanium, silikon mengkristal dalam struktur kristal kubus berlian,
dengan jarak kisi 0,5430710 nm (5.430710 Å).
Orbital elektron terluar dari silikon mempunyai 4 elektron valensi. Kulit
atom 1s,2s,2p, dan 3s terisi penuh, sedangkan kulit atom 3p hanya terisi 2 dari
jumlah maksimumnya 6. Silikon bersifat semikonduktor.
Unsur Si bersifat nonlogam, tetapi keras dan mengkilap seperti logam,
karena itu disebut metaloid. Unsur Si merupakan unsur ringan, titik leburnya
tinggi, dan daya hantar listriknya menengah. Oleh karena itu unsur Si banyak di
gunakan sebagai bahan semikonduktor, misalnya transistor.

2. Sifat Kimia
Silikon merupakan metaloid, siap untuk memberikan atau berbagi 4 atom
terluarnya, sehingga memungkinkan banyak ikatan kimia. Meski silikon bersifat
relatif inert seperti karbon, silikon masih dapat bereaksi dengan haogen dan alkali
encer. Kebanyakan asam (kecuali asam nitrat dan asam hidroflourat) tidak
bereaksi dengan silikon. Silikon dengan 4 elektron valensinya mempunyai
kemungkinan untuk bergabung dengan elemen atau senyawa kimia lainnya pada
kondisi yang sesuai.
Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 14100C.
silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon
dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat
dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)

8|Silicon Kimia Anorganik


Silikon murni berstruktur seperti Intan ( tetrahedral) sehingga sangat keras
dan tidak menghantarkan listrik, jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti
alumunium (Al) atau boron (B). silikon bersifat semikonduktor (sedikit
menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam berbagai peralatan, elektronik,
seperti kalkulator dan Komputer. Itulah sebabnya silikon merupakan zat yang
sangat penting dalam dunia modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang
kemurniannya sangat tinggi dan dapat dihasilkan dengan reaksi:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena itu
silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi dapat
bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrida, dan dengan halogen membentuk halide, seperti:
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4
Silikon bereaksi dengan halogen; jika dipanaskan membentuk oksida;
membentuk garam dari asam oksi dan membentuk molekul-molekul dan ion-ion
raksasa dengan atom oksigen.
Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 14100C.
silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon
dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat
dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)

3. Ikatan Silikon Dioksida


a. Reaksi dengan Halogen
Silikon bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar
dalam gas flour (menggunakan suatu atom halogen).
Si + 2X2 → SiX4

9|Silicon Kimia Anorganik


b. Asam-oksi yang umum
Bila dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen dalam
reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO2, pada
hakikatnya tidak reaktif dengan air pada suhu-suhu biasa. Namun, dua asam
silikat sederhana adalah asam ortosilikat, H4SiO4, dan asam metasilikat, H2SiO3.
Kedua senyawa ini praktis dan larut dalam air, tetapi mereka memang bereaksi
dengan basa.
Contohnya:
H4SiO4(s) + 4 NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + H2O(aq)
Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan yang
membentuk molekul yang signifikan besar. Silikon cenderung membentuk ikatan
tunggal (masing-masing membentuk 4 dan 3 ikatan tunggal). Silikon membentuk
molekul-molekul dan ion-ion raksasa, atom oksigen membentuk kedudukan yang
berselang-seling.

E. Sumber Silikon
Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan
komponen utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Silikon
juga merupakan komponen tektites, gelas alami yang tidak diketahui asalnya.
Jumlah Silikon di kulit bumi sekitar 25%, merupakan elemen terbanyak
setelah oksigen. Sebanyak 95% dari bebatuan di kerak bumi merupakan senyawa
Silikat. Banyak senyawa Silikat yang merupakan senyawa Alimino Silikat, yang
terbentuk dari senyawa Silikat dimana sebagian atom Si telah diganti dengan atom
Al. Senyawa Alumino Silikat dapat dibedakan menurut pembentukannya.
Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar
sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate,
flint, jasper dan opal adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit,
hornblende, asbestos, feldspar, tanah liat, mica, dan sebagainya yang merupakan
contoh beberapa mineral silikat.
Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan
karbon di dalam tungku pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda karbon.

10 | S i l i c o n Kimia Anorganik
Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan unsur ini.
Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat yang dapat
dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk
memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan
semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi
termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan dengan proses
vacuum float zone.

F. Teknik Ekstraksi Silikon


Teknik pembuatan silikon itu terbilang sederhana. Mineral silika yang telah
dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida (CaCl) dipanaskan hingga suhu
850o Celsius. Atom oksigen yang ada di dalam silika akan berubah menjadi ion
oksida. Akibatnya, secara perlahan silika akan menjadi silikon. "Ini cara terbaik
dan termurah untuk membuat silikon,".
Sebelumnya, teknologi pembuatan silikon terbilang rumit. Selain
memanfaatkan silika, beberapa unsur seperti seng (Zn), besi (Fe), dan timbel (Pb)
harus digunakan dalam reaksi kimiawi pembuatannya. Proses ini baru berjalan
pada suhu yang sangat tinggi (2.000o Celsius).
Cara lain untuk memperoleh silikon salah satunya melalui proses berikut:
1. Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku listrik pada suhu 3000 °C.
Reaksi yang Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering
disebut juga dengan silika ataupun silikon dioksida dengan kokas (C). terjadi
adalah:
SiO2(l) + 2C(s) –––→ Si(l) + 2CO2
2. Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga diperoleh padatan
silikon. Namun silikon yang diperoleh dengan cara ini belum dalam keadaan
murni. Agar diperoleh silikon dalam bentuk murni diawali dengan mereaksikan
padatan silikon yang diperoleh melalui cara di atas direaksikan dengan gas
klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) + Cl2(g) –––→ SiCl4(g)

11 | S i l i c o n Kimia Anorganik
3. Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 °C. Uap yang terbentuk kemudian
dilewatkan melalui sebuah tabung panas berisi gas H2 sehingga terbentuk Si,
berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) –––→ Si(s) + 4HCl(g)
4. Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu dimurnikan lebih lanjut
denan cara pemurnian zona (zona refining).

Pada pemurnian zona batangan silikon tidak murni secara perlahan


dilewatkan ke bawah melalui kumparan listrik pemanas yang terdapat pada zona
lebur. Karena pemanasan maka batang silikon tidak murni akan mengalami
peleburan.
Seperti pada sifat koligatif larutan tentang pemurnian titik lebur larutan
dimana titik lebur larutan adalah lebih rendah dibandingkan titik lebur pelarut
murni. Pemurnian silikon anolog dengan hal tersebut, silikon murni di anggap
sebagai pelarut sedangkan leburan silikon yang mengandung pengotor dianggap
sebagai larutan. Berdasarkan sifat koligatif larutan maka titik lebur silikon murni
akan akan lebih tinggi dibanding titik lebur silikon yang tidak murni (bagian yang
mengandung pengotor).
Hal ini menyebabkan pengotor cenderung mengumpul disilikon yang
mengandung pengotor (bagian atas pada zona peleburan). Selama permurnian
zona berlangsung maka bagian bawah yang merupakan silikon murni akan
bertambah banyak sedangkan bagian atas semakin sedikit. Pengotor yang ada
akan terkonsentrasi pada bagian yang sedikit tersebut.
Setelah leburan mengalami pembekuan maka akan diperoleh suatu
batangan dimana salah satu ujung merupakan silikon paling murni sedangkan
silikon yang lain merupakan silikon yang dipenuhi dengan pengotor atau bagian
silikon yang paling tidak murni. Walaupun demikian terkadang bagian yang
paling murni dari silikon ada pada bagian atas sedangkan bagian yang paling tidak
murni berada pada bagian bawah. Bagian yang murni dan tidak murni dapat
dipisahkan dengan cara pemotongan.

12 | S i l i c o n Kimia Anorganik
G. Kegunaan Silikon
1. Bagi Manusia
 Segi Industri
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam
bentuknya sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan
bangunana seperti batu bata. Ia juga berguna sebagai bahan tungku pemanas dan
dalam bentuk silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi), pot-
pot tanah liat, dsb. Silika sebagai pasir merupakan bahan utama gelas. Gelas dapat
dibuat dalam berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela,
insulator, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Silika ada dalam abu hasil pembakaran
tanaman dan tulang belulang manusia. Silikon tetraklorida dapat digunakan
sebagai gelas iridize.
Silikon super murni dapat didoping dengan boron, gallium, fosfor dan
arsenik untuk memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor, sel-sel solar,
penyulingan, dan alat-alat solid-state lainnya, yang digunakan secara ekstensif
dalam barang-barang elektronik dan industri antariksa. Silikon bahan penting
pembuatan baja dan silikon karbida digunakan dalam alat laser untuk
memproduksi cahaya koheren dengan panjang gelombang 4560 A.
Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips,
komputer dan sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon
juga digunakan dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja). Sedangkan senyawa
silikon digunakan dalam industri. Silica dan silikat digunakan untuk membuat
gelas, keramik, porselin dan semen.
Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang tidak
berwarna, yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan
sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergent. Silikon
karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas
(abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi
sewaktu kembali kebumi. Silica gel, suatu zat padat amorf yang sangat berfori,
dibuat dengan melepas sebagian air dari asam silikat (H2SiO3) atau (SiO2H2O).

13 | S i l i c o n Kimia Anorganik
silica gel bersifat higroskopis (mengikat air) sehingga digunakan sebagai
pengering dalam berbagai macam produk.
 Kesehatan (Pencegah Osteoporosis)
Kecepatan pergantian tulang sangatlah penting. Jika keluar dari
keseimbangannya maka akan menghasilkan kehilangan massa tulang dan
osteoporosis. Banyak peneliti saat ini mengacu kepada kecepatan pergantian
tulang pasien wanita sebagai indikator dari osteoporosis. Ketika pengukuran
dilakukan pada volume total tulang trabecular tikus, para peneliti menemukan
bahwa tikus yang indung telurnya diangkat dan tidak diterapi apa-apa memiliki
kehilangan massa tulang sebesar 50%, dibandingkan dengan tikus-tikus yang
menjalani operasi gadungan. Pada kelompok lain yang indung telurnya diangkat
namun diberi estradiol, kehilangan massa tulang sebesar 8%, dan ketika silicon
diberikan pada 1 mcg untuk setiap gram berat badan, menghasilkan kehilangan
massa tulang sebesar 42%. Walaupun suplementasi silicon tidaklah mengurangi
kehilangan massa tulang secara berarti, namun dapat dipertimbangkan untuk
menggunakan suplementasi silicon bersamaan dengan terapi sulih hormon untuk
mencegah osteoporosis.
Silicon juga terkonsentrasi di dalam jaringan penghubung pembuluh darah,
tulang rawan, rambut dan kulit. Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa
silicon memainkan peran penting dalam jalinan struktur dinding pembuluh darah
dan tulang. Atherosclerosis (Penyumbatan dan pengerasan arteri yang disebabkan
oleh plak kolesterol dan pertumbuhan jaringan arteri yang abnormal) secara
signifikan menurunkan tingkat silicon didalam dinding arteri. Tingkat silicon
berkurang persis sebelum plak terbentuk, dimana hal ini menunjukkan bahwa
defisiensi silicon tidak bisa dipisahkan dari kelemahan dinding pembuluh darah.
Ada begitu banyak faktor, termasuk nutrisi, hormon, olah raga, merokok,
minum alkohol dan genetik yang berperan didalam penyakit osteoporosis dan
penyakit cardiovaskular pada manusia. Pencegahan terhadap penyakit-penyakit
kronis ini membutuhkan nutrisi, termasuk silicon. Daftar makanan dan nutrisi
yang direkomendasikan bagi penderita osteoporosis secara mencolok menyerupai
apa yang direkomendasikan bagi penderita penyakit cardiovaskular – Hal ini

14 | S i l i c o n Kimia Anorganik
bukanlah suatu hal yang mengejutkan, karena tulang dan arteri, keduanya
merupakan jaringan penghubung (connective tissues). Secara keseluruhan,
informasi ini memperkuat argumentasi bahwa kebutuhan nutrisi manusia didasari
pada diet Paleolitik. Penyakit osteoporosis dan kardiovaskular keduanya
merupakan penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan nutrisi modern barat.

2. Bagi Tumbuhan
Unsur bermanfaat merupakan unsur yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman tetapi tidak memenuhi kaidah unsur hara esensial karena jika unsur ini
tidak ada, pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Unsur-unsur yang
termasuk menguntungkan bagi tanaman adalah Natrium (Na), Cobalt (Co), Chlor
(Cl), dan Silikon (Si).
Silikon (Si) merupakan unsur kedua terbanyak setelah oksigen (O) dalam
kerak bumi dan Silikon juga berada dalam jumlah yang banyak pada setiap tanah.
Beberapa kajian menjelaskan bahwa Silikon memiliki beberapa peran
penting terhadap tanaman tertentu seperti padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays),
dan tebu (Saccharum officinarum). Tebu merupakan salah satu monokotil
akumulator Si yaitu tanaman yang serapan Si-nya melebihi serapannya terhadap
air. Selama pertumbuhan (1 tahun), tebu menyerap Si sekitar 500-700 kg per ha
lebih tinggi dibanding unsur-unsur lainnya.
Silikon dapat memberikan efek positif bagi tanaman tebu melalui dua hal
yaitu pengaruh tak langsung pada tanah dengan meningkatkan ketersediaan P dan
pengaruh langsung pada tanaman, seperti meningkatkan efisiensi fotosintesa,
menginduksi ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik seperti hama dan
penyakit, keracunan Fe, Al, dan Mn, mengurangi kerobohan dan memperbaiki
erectness (ketegakan) daun dan batang, serta memperbaiki efisiensi penggunaan
air. Untuk kedepannya, diharapkan pengetahuan tentang peranan unsur-unsur
bermanfaat lainnya, seperti Natrium (Na), Cobalt (Co), Selenium (Se), dan
Vanadium (Va), perlu dikembangkan dan disebarluaskan agar dapat
meningkatkan produksi tanaman pertanian.

15 | S i l i c o n Kimia Anorganik
3. Bagi Hewan
Percobaan laboraturium pada anak ayam dan anak tikus menunjukkan
bahwa silikon sangatlah penting bagi pertumbuhan kerangka tubuh yang normal.
Tulang adalah sebuah materi yang fleksibel yang terbuat dari kristal apatite
(Mineral Kalsium-Fosfor) yang tertanam di dalam matriks protein yang
mengandung Kolagen dan Glycosaminoglycans. Silicon berperan penting didalam
pengembangan awal tulang ketika matriks protein dibangun. Substansi ini juga
meningkatkan mineralisasi tulang dan deposit kalsium di dalam tulang, yang
berarti tulang akan bertumbuh dengan cepat dan kuat.

H. Reaksi dan Persenyawaan Silikon


Senyawa silikat dan silikon adalah silana (SiH4), asam salisik (H4SiO4),
silikon karbida (SiC), silikon dioksida (SiO2), silikon tetraklorida(SiCl4), silikon
tetrafluorida (SiF4), dan tetraklora silana(HSiCl3). Keramik yang sudah biasa
ditemui yaitu, aluminium oksida (alumina,Al2O3), silikon dioksida (atau silika,
SiO2), silikon karbida(SiC), silikon nitrida (SiN3) dan, sebagai tambahan, yang
biasa disebut sebagai ”keramik tradisional” – yang tersusun atas mineral dari
tanah, yaitu porselen,semen dan gelas. Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi
dengan hidrogen membentuk hidrida, dan dengan halogen membentuk halide,
seperti:
Si(s) + 2H2 → SiH4
Si(s) + 2Cl2 → SiCl4
Silikon bereaksi dengan halogen; jika dipanaskan membentuk oksida;
membentuk garam dari asam oksi dan membentuk molekul-molekul dan ion-ion
raksasa dengan atom oksigen.
Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 14100C.
silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon
dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat
dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)

16 | S i l i c o n Kimia Anorganik
Silikon sangat cenderung bersenyawa dengan Oksigen membentuk ikatan
yang kuat dan stabil. Kenyataannya, senyawa silikon di alam berupa oksida dalam
berbagai mineral. Silikon adalah unsur elektronegatif, tetapi tidak dapat
membentuk ikatan (ikatan rangkap) baik sesamanya maupun dengan atom
Oksigen. Akibatnya, satu atom Silikon harus berikatan tunggal dengan empat
atom Oksigen. Satu atom Oksigen harus menerima dua elektron untuk
berpasangan, satu dengan Silikon dan satu lagi dengan yang lain misalnya H, atau
menerima elektron bebas sehingga membantuk ion negatif.
Asam ortosilikat tidak dapat diisolasi, sehingga oksida silikat yang stabil
dalam bentuk ion negatif (anion). Struktur ion ortosilikat (Si) adalah tetrahedral.
Dua ortosilikat dapat bergabung mengeluarkan satu molekul air menjadi
pirosilikat.
Penggabungan itu dapat berlanjut membentuk rantai panjang dengan
rumus (Si)n. penggabungan dapat pula berbentuk lingkaran enam dengan rumus
Si6, berbentuk rantai rangkap dengan rumus (Si4)n, dan berupa bidang yang tiap
sudutnya berumus Si2.

Secara umum persenyawaan silikon itu adalah:


1. Silikon membentuk senyawa biner yang disebut dengan silisida dengan banyak
elemen logam yang nantinya menghasilkan senyawa dengan sifat yang
beragam, misalnya magnesium silisida, Mg2Si yang sangat reaktif sampai
senyawa tahan panas seperti molibdenum disilisida, MoSi2.
2. Silikon karbida, SiC (karborundum) adalah padatan keras, tahan panas.
3. Silana, SiH4, adalah gas firoforik dengan struktur tetrahedral mirip dengan
metana, CH4. Senyawa murninya sendiri tidak bereaksi dengan air ataupun
asam lemah, tapi jika bereaksi dengan alkali maka langsung akan terjadi
hidrolisis. Ada kelompok silikon hidrida terkatenasi yang membentuk senyawa
yang homolog, SinH2n+2 dengan n berkisar 2–8. Semua senyawa ini mudah
terhidrolisis dan tidak stabil, terutama pada senyawa suku tinggi.
4. Disilena, senyawa yang berisi ikatan rangkap dua silikon-silikon (mirip alkena)
dan secara umum sangat reaktif, memerlukan gugus subtituen yang besar untuk

17 | S i l i c o n Kimia Anorganik
menstabilkannya. Disilena, senyawa dengan silikon-silikon rangkap tiga
pertama kali didapatkan tahun 2004, meski senyawanya berbentuk non-linear,
ikatannya tidak sama dengan alkuna.
5. Tetrahalida, SiX4, adalah senyawa yang dapat dibentuk dengan semua halogen.
Silikon tetraklorida, misalnya, dapat bereaksi dengan air, tak sama dengan
homolognya, karbon tetraklorida Silikon dihalida dapat dibentuk dengan reaksi
dengan suhu tinggi antara silikon dan tetrahalida; dengan struktur yang serupa
dengan karbena sehingga senyawa ini adalah senyawa reaktif. Silikon
difluorida terkondensasi untuk membentuk senyawa polimer(SiF2)n.
6. Silikon doksida adalah padatan tahan panas berbentuk kristal; mineral yang
paling umum adalah quartz. Pada mineral quartz, setiap atom silikon dikelilingi
oleh empat atom oksigen yang menjembatani atom silikon lainnya untuk
membentuk kisi tiga dimensi. Silika dapat larut dalam air pada suhu tinggi
untuk membentuk senyawa asam monosilikat, Si(OH)4.
Silikon dioksida tidak larut dalam air dan tidak bereaksi dengan air. Tetapi
oksida ini memiliki sifat-sifat asam karena bereaksi dengan basa pekat.
SiO2(s) + 2 NaOH(aq) Na2SiO3(aq) + H2O(l)
Silikon terbakar langsung menjadi silikon dioksid, SiO2 atau bereaksi dengan
FeO menghasilkan produk yang sama:
Si + O2 → SiO2
2FeO + Si → 2Fe + SiO2
7. Dengan kondisi yang sesuai, asam monosilikat dapat terpolimer untuk
membentuk asam silikat yang lebih kompleks, muali dari senyawa kondensasi
paling sederhana, asam disilikat sampai struktur kompleks yang menjadi basis
banyak mineral silikat yang disebut asam polisilikat.

18 | S i l i c o n Kimia Anorganik
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Silikon ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1824. Silikon dialam
terdapat dalam bentuk tanah liat, granit, kuartza dan pasir, kebanyakan dalam
bentuk silikon dioksida (dikenal sebagai silika) dan dalam bentuk silikat.

2. Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Si dan nomor atom 14. Unsur Silikon terdapat pada golongan IV A periode
ketiga dalam tabel periodik. Atom unsur silikon mempunyai konfigurasi
elektron: (Ne) 3s2 3p3. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik.

3. Atom Silikon (Si) mempunyai 14 buah elektron, yang terdiri dari 2 elektron
pada lintasan pertama, 8 elektron pada lintasan kedua, dan 4 elektron pada
lintasan ketiga atau terakhir. Jadi, atom Silikon memiliki 10 elektron yang
terikat kuat kepada inti atom, dan 4 elektron valensi yang ikatannya kepada inti
atom tidak kuat dan mudah lepas dengan sedikit energi tertentu.

4. silikon adalah unsur elektropositif yang paling melimpah di kerak bumi,


bersifat metaloid dengan kilap logam dan sangat rapuh.

5. Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen


utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites.Silikon juga
merupakan komponen tektites, gelas alami yang tidak diketahui asalnya.

6. Teknik pembuatan silikon terbilang sederhana. Mineral silika yang telah


dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida (CaCl) dipanaskan hingga suhu
850o Celsius. Atom oksigen yang ada di dalam silika akan berubah menjadi ion
oksida. Akibatnya, secara perlahan silika akan menjadi silikon. "Ini cara
terbaik dan termurah untuk membuat silikon,".

19 | S i l i c o n Kimia Anorganik
7. Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam bentuknya
sebagai pasir dan tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan bangunan
seperti batu bata. Silikon juga berguna sebagai bahan tungku pemanas dan
dalam bentuk silikat ia digunakan untuk membuat enamels (tambalan gigi),
pot-pot tanah liat, dsb.

8. Senyawa silikat dan silikon adalah silana (SiH4), asam salisik (H4SiO4), silikon
karbida (SiC), silikon dioksida (SiO2), silikon tetraklorida(SiCl4), silikon
tetrafluorida (SiF4), dan tetraklora silana(HSiCl3). Keramik yang sudah biasa
ditemui yaitu, aluminium oksida (alumina,Al2O3), silikon dioksida (atau silika,
SiO2), silikon karbida(SiC), silikon nitrida (SiN3) dan, sebagai tambahan, yang
biasa disebut sebagai ”keramik tradisional” – yang tersusun atas mineral dari
tanah, yaitu porselen,semen dan gelas.

B. SARAN

Silikon merupakan unsur di alam yang mengandung banyak kegunaan


bagi mahkluk hidup. Jadi pergunakan lah silikon secara baik karena silikon juga
dapat membahayakan penggunanya.

20 | S i l i c o n Kimia Anorganik
DAFTAR PUSTAKA

Cotton, Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia.

Shriver, Atkins, 2010, Inorganic Chemistry. Great Britin: Oxford University


Press.

Sowel, Ilhami, 2013. Makalah Silikon Kimia Anorganik. [Online]


coretansowel.blogspot.co.id. Diakses pada 18 September 2017.

Taro Saito, 1996, Buku Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami Publishing
Company.

21 | S i l i c o n Kimia Anorganik

Anda mungkin juga menyukai