Anda di halaman 1dari 9

STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PENYEBAB KENAKALAN

REMAJA DI SMP ISLAM NUDIA SEMARANG


Sri Wahyuni1, Noveri Aisyaroh2
Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Semarang
sriwahyunimkeb@unissula.ac.id
noveri@unissula.ac.id

Abstrak

Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam
masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.
Kenakalan remaja yang terjadi di SMP Islam nudia ditemukan alat penghisap narkoba,
merokok, tawuran, saat pembelajaran pingsan karena mabuk, mencuri di sekolahan sehingga
masuk penjara anak. Bahkan ditemukan merek obat batuk tertentu yang disalahgunakan oleh
siswa untuk membuat mereka mabuk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kenakalan remaja di SMP Islam Nudia.
Studi penelitian menggunakaan studi deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah 5
remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja tersebut, 2 guru BK yang mengenal dengan baik
remaja tersebut, dan 1 Kepala Sekolah. Analisa Data menggunakan content analysys, dan
dengan menggunakan triangulasi sumber. Pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan faktor penyebab internal keinginan untuk terlihat sebagai remaja
gaul, keinginan mencoba sesuatu yang baru dan control diri yang lemah. Sedangkan faktor
eksternal adalah pengaruh dari teman sebaya, pengaruh dari keluarga, dan pengaruh lingkungan
tempat tinggal.

Kata kunci : kenakalan remaja, penyebab

Pendahuluan. Menurut data proyeksi masa depan, namun juga masa sekaran
penduduk tahun 2015, jumlah remaja (Soetjiningsih, 2004).
mencapai sekitar 66 juta jiwa atau 27% Masa remaja adalah masa
dari total penduduk. Mengingat jumlah peralihan antara masa kanak-kanak dan
dan proporsinya yang besar ini dewasa, yang dimulai pada saat terjadi
pengetahuan, pandangan, sikap dan kematangan seksual, yaitu antara usia
keputusan remaja sangat berpengaruh, 11 atau 12 tahun sampai 20 tahun. Pada
tidak hanya bagi kelompok remaja masa remaja, individu mengalami
sendiri namun bagi seluruh penduduk perubahan baik fisik, psikis, maupun
yang tidak hanya berpengaruh pada social (Soetjiningsih, 2004).

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 10


Kenakalan remaja yang dimaksud sehingga masuk penjara anak. Bahkan
prilaku yang menyimpang dari ditemukan merek obat batuk tertentu
kebiasaan atau melanggar hukum. yang disalahgunakan oleh siswa untuk
Menurut Sarwono (2014) kenakalan membuat mereka mabuk.
yang melawan status, misalnya
Faktor yang mempengaruhi kenakalan
mengingkari status anak sebagai pelajar
remaja menurut Santrock (2003) ada
dengan cara membolos, dan merokok,
faktor internal dan faktor eksternal.
mengingkari status orang tua dengan
Faktor internal adalah faktor yang ada
cara minggat dari rumah atau
dalam diri remaja itu sendiri. Faktor
membantah perintah mereka, dan
eksternal ada diluar individu itu sendiri
sebagainya. Pada usia mereka, prilaku-
diantaranya adalah lingkungan keluarga,
prilaku mereka memang belum
lingkungan teman sebaya dan
melanggar hokum dalam arti yang
lingkungan tempat tinggal.
sesungguhnya, karena yang dilanggar
adalah status-status dalam Untuk dapat mencari solusi dalam
lingkungan primer (keluarga) dan mengatasi kenakalan remaja, maka
sekunder (sekolah) yang memang tidak sangat diperlukan pemahaman berbagai
diatur oleh hukum secara terinci. kemungkinan latar belakang yang
menyebabkan kenalakan remaja itu
Sedangkan SMP Islam Nudia Semarang
terjadi. Karena dengan dipahami
merupakan pengembangan dari SMP
penyebab tersebut akan dapat dicarikan
Al-Islam yang berubah nama menjadi
solusi yang tepat untuk permasalahn
SMP Islam Nudia mulai tahun 2004.
yang dihadapi siswa. sebab masalah ini
Sekolah ini terletak di Jalan
dapat berpengaruh terhadap masa depan
Kenconowungu Tengah IV-V/ 18
siswa.
Karang Ayu Kecamatan Semarang
Barat. Berdasarkan survey pendahuluan Metode. Pendekatan penelitian yang
yang diperoleh Kenakalan remaja yang digunakan adalah pendekatan penelitian
terjadi di SMP Islam nudia ditemukan kualitatif dengan tipe penelitian
alat penghisap narkoba, merokok, deskripstif. Pendekatan kualitatif adalah
tawuran, saat pembelajaran pingsan penelitian yang dimulai dengan
karena mabuk, mencuri di sekolah persoalan seperti mengapa, bagaimana,

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 11


apa, dimana, dan bila mana analysis yaitu analisis berdasarkan isi
tentang suatu fenomena-fenomena wawancara yang dikategorikan menurut
atau gejala- gejala yang terjadi tema yang muncul (Moleong, 2009).
dilapangan dan peneliti dapat member
Hasil Dan Pembahasan.
suatu makna kepada suatu peristiwa
(Moleong, 2013:6). A. Karakteristik Informan
Informan terdiri dari 5 informan remaja
Tipe penelitian yang dipakai dalam
yang mengalami kenakalan remaja, dan
penelitian ini ialah tipe penelitian
3 narasumber yang merupakan guru BK
deskriptif, penelitian deskriptif
dan kepala sekolah dari SMP Islam
merupakan penelitian yang berusaha
Nudia. Karakteristik dari informan dan
mendeskripsikan suatu gejala, fenomena
narasumber terlihat pada tabel 1.1
atau kenyataan sosial yang berkenaan
berikut ini.
dengan masalah dan unit yang diteliti.
Tabel 1.1 Gambaran Karakteristik
Dalam penelitian yang dilakukan ini, Informan dan Narasumber di SMP
penulis melakukan wawancara dengan Islam Nudia
teknis, pertama- tama penulis membuat
No Informan Umur Status Pendidikan
pedoman wawancara, setelah itu penulis 1. R1 15 Pelajar Kelas 3 SMP

langsung terjun ke lapangan untuk tahun SMP


2. R2 14 Pelajar Kelas 2 SMP
melakukan penelitian sesuai dengan tahun SMP
daftar pertanyaan yang telah penulis 3. R3 14 Pelajar Kelas 3 SMP
tahun SMP
buat. Setelah itu penulis menghampiri 4. R4 14 Pelajar Kelas 3 SMP
dan berkenalan dengan informan, lalu tahun SMP
5. R5 14 Pelajar Kelas 3 SMP
mewawancara informan yang sudah
tahun SMP
ditentukan. 6. N1 37 Guru S1
tahun BK
Pengambilan sampel secara 7. N2 40 Guru S1
tahun BK
purposive sampling yaitu teknik 8. N3 45 Kepala S1
pengambilan sumber data dimana sudah tahun Sekola
ditentukan kriteria sebelumnya h

(Poerwandari, 2009). Analisa data dalam


penelitian ini menggunakan content

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 12


Gambaran kenakalan remaja “saya ikut diajak tawuran mau saja bu,
karena kalau tidak ikut nanti saya tidak
yang dilakukan di SMP Islam Nudia
gaul bu,, tidak punya teman,,nanti kalau
terlihat dari gambar 1.1 dibawah ini saya ada masalah tidak ada yang
membela..”(R2, W2, 24-2-2017)
yaitu terdapat berbagai sabuk yang
dipersiapkan untuk melakukan tawuran,
Faktor dalam diri remaja menurut
rokok bakar maupun rokok elektrik
Gatchel (1989) berkaitan dengan krisis
termasuk obat batuk yang
aspek psikososial yang dialami pada
disalahgunakan siswa untuk mabuk.
masa perkembangannya. Dalam masa
Gambar 1.1 Hasil Razia kenakalan remaja ini sering digambarkan sebagai
Remaja di SMP Islam Nudia masa badai dan topan karena
ketidaksesuaian antara perkembangan
psiko dan social. Upaya-upaya untuk
menemukan jati diri tersebut tidak dapat
berjalan sesuai dengan harapan
masyarakat. Beberapa remaja
melakukan perilaku merokok sebagai
cara kompensatoris seperti yang
dikatakan oleh Brigham (1991) bahwa
B. Faktor penyebab Kenakalan Remaja
perilaku merokok bagi remaja
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
merupakan simbolisasi dari kematangan,
didapatkan berbagai faktor yang
kekuatan, kepemimpinan dan daya tarik
menyebabkan terjadinya kenakalan
terhadap lawan jenis. Seperti halnya
remaja
dalam penelitian ini bahwa dengan
a. Faktor Internal
merokok merupakan simbolisasi dari
1. Keinginan untuk terlihat sebagai
pergaulan yang lebih tinggi daripada
remaja gaul
yang tidak merokok.
“Saya memilih merokok, karena
menurut saya, saya terlihat lebih 2. Ingin mencoba sesuatu yang baru dan
gaul tidak cupu karena tidak control diri yang lemah
berani merokok. Menurut saya
remaja gaul lebih keren “Kebanyakan anak-anak itu coba-coba
dibandingkan remaja cupu” (R1, bu, mencoba sekali terus mereka
W1, 23-2-2017) ketagihan…” (N2, W1, 23-2-2017)

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 13


“Saya pernah diajak teman bu, ajakan untuk melakukan tindakan
memakai obat batuk komix untuk ngefly,
kenakalan remaja, maka kenakalan
saya coba dan ternyata betul obat itu
saya buat ngefly. Akhirnya saya bawa remaja tidak akan terjadi.
ke sekolahan bu, tapi kena razia sama
b. Faktor Eksternal
bu guru.” (R2, W1, 22-2-2017)
1. Pengaruh lingkungan keluarga
“sebenarnya pengen nolak bu, saat Berdasarkan hasil wawancara
ditawari join rokok, tapi ya
didapatkan keluarga kebanyakan adalah
gimana,,saya juga belum pernah
merasakan, pengan tau gimana keluarga yang broken home, tidak
rasanaya bu,,habis itu ketagihan bu,,)
tinggal bersama kedua orang tua, dan
(R4, W1, 22-2-2017)
orang tua yang acuh tak acuh terhadap
Perilaku merokok merupakan perilaku perilaku anak. Berbagai hal tersebut
yang menyenangkan dan bergeser terlihat dalam petikan wawancara
menjadi aktifitas yang obsesif. Hal ini berikut ini :
disebabkan nikotin adalah zat adiktif “Saya tinggal bersama kakek dan
nenek, karena orang tua saya sudah
sehingga mencoba sekali kemudian
bercerai. Saya tinggal di daerah
menjadi ketagihan. Keinginan remaja krobokan dengan lingkungan yang
banyak preman. Nenek membiarkan
untuk mencoba sesuatu yang baru yang
saya ketika saya merokok”. (R2, W1,
tidak dibarengi dengan control diri yang 20-2-2017)
baik akan menyebabkan perilaku
“Anak-anak yang terlibat tawuran,
kenakalan remaja (Aritonang, 1997). merokok, dan bahkan pencurian di
sekolah kebanyakan hidup tanpa
Lemahnya kontrol diri pada remaja
perhatian orang tua. Bahkan orang
menyebabkan mereka tidak bisa tuanya saya panggil ke ekolah pun tidak
ada yang datang. Karena kadang hanya
mempelajari dan membedakan tingkah
tinggal bersama pamannya, dan
laku yang dapat diterima dengan yang pamannya sibuk bekerja untuk
mencukupi kebutuhan. Berangkat pagi,
tidak dapat diterima. Selain itu, remaja
pulang petang, sehingga tidak ada
yang sudah mampu membedakan kedua perhatian khusus terhadap prilaku anak
yang menyimpang.” (N1, W1, 21-2-
tingkah tersebut tidak mampu
2017)
mengontrol diri untuk berperilaku
sesuai dengan pengetahuannya
Keluarga merupakan agen
(Santrock,1996). Jika remaja memiliki
sosialisasi awal yang dikenal oleh setiap
control diri yang baik saat mendapat
individu atau anak yang lahir dalam

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 14


keluarga. Gagalnya anak dalam bergaul yang lewat saya diajak teman untuk
merokok, biasanya 1 rokok untuk
diluar rumah dikarenakan sosialisasi
barengan bersama teman..join ya..kata
yang gagal di dalam keluarga, sehingga teman-teman” (R5, W1, 22-2-2017).
berdampak kepada kepribadian anak-
Pergaulan merupakan jalinan hubungan
anak baik laki-laki maupun anak
sosial antara seseorang dengan orang
perempuan. Fungsi lembaga
lain yang berlangsung dalam jangka
pendidikan keluarga, yaitu keluarga
relatif lama sehingga terjadi saling
merupakan pengalaman pertama bagi
mempengaruhi satu dengan lainnya.
anak-anak, pendidikan di lingkungan
Dalam kehidupan sosial ada berbagai
keluarga dapat menjamin kehidupan
bentuk pergaulan, ada yang sehat
emosional anak untuk tumbuh dan
adapula pergaulan yang tidak sehat.
berkembang di lingkungan keluarga
Pergaulan sehat membawa pengaruh
akan tumbuh sikap tolong menolong,
yang positif bagi perkembangan
tenggang rasa sehingga tumbuhlah
kepribadian individu begitu juga dengan
kehidupan keluarga yang damai dan
sebaliknya. Bergaul dengan teman
sejahtera. dalam meletakkan dasar
sebaya yang nakal menambah besar
pendidikan agama dan social (Kartono,
resiko menjadi nakal. Memiliki teman-
2010).
teman sebaya yang melakukan
1. Dorongan dari teman sebaya kenakalan meningkatkan resiko remaja
Berdasarkan hasil wawancara untuk menjadi nakal. Pada sebuah
didapatkan bahwa pengaruh teman penelitian (Santrock,2003).
sebaya yang mengajak untuk merokok, 2. Pengaruh dari lingkungan tempat tinggal
tawuran, dan sebagainya cukup besar “Daerah tempat tinggal rata-rata siswa
berpengaruh. Hal ini terdapat dalam kami asa di daerah krobokan dimana
terkenal dengan premanisme yang
cuplikan wawancara berikut ini : tinggi, belum lagi lingkungan sekolah
“Pertama kali saya merokok karena yang dekat dengan pasar, dekat dengan
ajakan teman, katanya tidak jantan angkutan sehingga memungkinkan
kalau tidak merokok, ya,,,saya ikut siswa untuk kabur dari sekolah.”(N3,
saja.” (R3, W1, 22-2-2017) W1, 23-2-2017).

“Di lingkungan sekolah memang tidak “Anak-anak sudah terbiasa bu melihat


ada yang merokok, tapi saat kami di banyak pemuda, orang tua di
jalan misalnya sambil menunggu angkot kampungnya mabuk-mabukan, sehingga

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 15


banyak yang ikut-ikutan mabuk 1. Penyebab dari kenakalan remaja dari
sekalian. Bahkan ada yang pingsan di
faktor internal adalah keinginan untuk
kelas bu, pada saat saya tanya ternyata
semalam habis mabuk.” (N2, W1, 23-2- terlihat sebagai remaja gaul dan
2017)
keinginan untuk mencoba sesuatu yang
baru.
Jika lingkungan tempat tinggal
2. Penyebab kenakalan remaja dari faktor
bermainnya para anak-anak dan remaja
eksternal adalah pengaruh lingkungan
tidak baik dan tindakan- tindakan yang
keluarga, pengaruh teman sebaya,
mereka lakukan dalam tataran yang
pengaruh lingkungan tempat tinggal.
tidak baik, mendapat respon baik atau
Saran
mendukung apa yang dilakukan anak
1. Siswa hendaknya atas dasar kesadaran
remaja, maka hal inilah yang membuat
sendiri secara terbuka mau
perilaku tidak baik itu terus berlanjut
memanfaatkan layanan bimbingan dan
dilakukan.Lingkungan tempat tinggal
konseling yang ada. Siswa akan lebih
juga dapat mempengaruhi karakter
terhindar dan lepas dari masalah
setiap remaja. lingkungan tempat tinggal
kenakalan remaja. Siswa seharusnya
merupakan lingkungan yang dikenal
bisa mendekatkan diri kepada Alloh
oleh anak dalam proses lanjut
SWT sehingga bisa menghindarkan diri
setelah keluarga. Dilingkungan ini
dari kenakalan remaja.
sangat berpengaruh terhadap perilaku
2. Orangtua untuk dapat menjaga
anak seperti apabila dilingkungan
hubungan yang hangat dalam keluarga
tersebut banyak pemakai narkoba, suka
dengan cara saling menghargai,
mabuk- mabukkan, jika tidak adanya
pengertian, dan penuh kasih sayang
kontrol dari orang tua, maka
serta tidak bertengkar di depan anak,
kemungkinan anak akan terjerus
sehingga dapat dipersepsi anak sebagai
dalam hal tersebut (Al Migwar, 2006).
keluarga yang harmonis.
Kesimpulan 3. Pihak Sekolah disarankan dapat
membantu siswa untuk mengenali
potensi-potensi yang dimiliki agar dapat
meningkatkan konsep diri siswa, selain
itu juga sering mengadakan pertemuan

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 16


dengan orang tua agar bisa menjembatani Kartono, Dr.Kartini. 2010. Patologi
apa yang bisa dilakukan orang tua demi Sosial 2 Kenakalan Remaja.
Rajawali Press. Jakarta.
menghindari kenakalan remaja.
4. Siswa juga harus bisa memilih teman Miles dan Huberman. 1992. Analisis
Data Kualitatif. Jakarta :
sebaya yang baik, agar siswa tidak
Universitas Indonesia (UI) Pres.
terjerumus kedalam kenakalan remaja,
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
dan siswa juga harus bisa membedakan
Penelitian Kualitatif. Bandung:
perbuatan yang baik dan perbuatan PT Remaja Rosdakarya.
yang kurang baik, karna lingkungan
Santrock .2003. John W. Adolescence.
sangat berpengaruh terhadap tingkah Perkembangan Remaja. Edisi
laku siswa untuk menjadi lebih baik Keenam. Jakarta: Erlangga.
lagi. Sarwono, Sarlito (2014) Psikologi Lintas
Budaya. Indonesia: Rajawali Pers.
Daftar Pustaka
Soetjiningsih. 2004. Buku Ajar Tumbuh
Al-Migwar. 2006. Psikologi Kembang Remaja dan
Remaja.Bandung: CV Pustaka Permasalahannya. PT Sagung.
Setia
Poerwandari, E.K. 2009. Pendekatan
Gunarsa, Ny singgih D dan Gunarsa, Kualitatif dalam Bidang
Singgih D. 2003. Psikologi Kesehatan, Jakarta: Lembaga
Perkembangan Remaja. Jakarta : Pengembangan Sarana
PT. BPK Gunung Mulia. Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi (LPSP3) Fakultas Psi-
kologi Universitas Indonesia.

Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 17


Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.2, Juli 2018 18

Anda mungkin juga menyukai