Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PERAN GERAKAN PRAMUKA UNTUK

MEMBENTUK KARAKTER MANDIRI DAN PEDULI SOSIAL

Mata kuliah : Pendidikan Kepramukaan


Dosen Pembimbing : Nur Samsiyah, S.Pd, M.Pd

Oleh :
Yosie Wahyu Endayani
NIM : 1702101098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2019
PERAN GERAKAN PRAMUKA UNTUK MEMBENTUK
KARAKTER MANDIRI DAN PEDULI SOSIAL
Oleh
YOSIE WAHYU ENDAYANI
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Madiun
E-mail : yosiewahyu58@gmail.com

ABSTRACT :
This article is intended to explain the role of scouts in
shaping the character of social care and independence
intended by the government and society.

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peran pramuka


dalam membentuk karakter kepedulian sosial dan
kemandirian sebagaimana yang diharapkan pemerintah
dan masyarakat.

Kata kunci : pramuka, sosial, mandiri

A. PENDAHULUAN
Pendidikan karakter sebagai salah satu langkah menyikapi permasalahan
moral siswa. Pentingnya pendidikan karakter dalam kehidupan merupakan hal
yang banyak diperbincangkan. Sejalan dengan misi diutusnya Rasulullah yaitu
untuk menyempurnakan akhlak atau budi pekerti dan dalam Al-Quran surah Al-
Qalam ayat 4 Allah SWT berfirman “Dan sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung”.
Gerakan pramuka menjadi salah satu pembentuk karakter bangsa
diantaranya berjiwa patriot, nasionalisme, cinta kepada Tuhan, cinta kepada
sesame, cinta kepada alam, gotong royong, disiplin, mandiri, saling menolong,
menghargai, kepedulian sosial dan lingkungan. Pemerintah menaruh
kepercayaan kepada gerakan Pramuka sebagai organisasi pilihan dalam
membangun karakter dan pendidikan kepemimpinan bagi anak dan remaja
bangsa ini.
Kegiatan pramuka di sekolah dilaksanakan bertujuan untuk mengaitkan
pengetahuan yang diperoleh dalam program kulikuler berdasarkan keadaan dan
kebutuhan lingkungan. Di zaman seperti ini tingkat kepedulian sosial terlihat
memprihatinkan. Anak tidak sempat mengecap kehidupan sosial yang dapt
mengasah empati atau kepekaan sosial dan cenderung mementingkan diri
sendiri. Sebagai dampaknya anak dapat mengalami kesulitan bergaul dengan
komunitasnya di sekolah bahkan lebih jauh lagi di masyarakat (Ferni, 2010 :
103).

B. PEMBAHASAN
Gerakan pramuka sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang
pendidikan non formal diharapkan mampu menjadi suatu kekuatan pembentukan
karakter sosial dan mandiri. Peran besar gerakan pramuka pada pembentukan
kepribadian generasi muda dalam bidang karakter bangsa hendaknya dapat
diwujudkan dalampraktik kehidupan sehari-hari. Ditinjau dari segi sosial budaya
darir pembangunan bangsa maka pendidikan kepramukaan yang sebenarnya
paling cocok untuk mempersiapkan kaum muda untuk menanggulangi degradasi
karakter bangsa, karena kegiatan pramuka bersumber dari Dasa Darma Pramuka.
Gerakan pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah
sangat relevan dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan
nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Darma. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa gerakan pramuka sangat mempunyai peran penting
dalam pembentukan karakter kepedulian sosial dan kemandirian siswa.
Adapun peran gerakan pramuka untuk membentuk karakter mandiri dan
kepedulian sosial adalah sebagai berikut :
1. Gerakan pramuka sebagai metode pendidikan karakter dengan pendekatan
Sistem Among.
Sistem among oleh Ki Hajar Dewantara yaitu yang pertama Ing Ngarsa
Sung Tuladha ( didepan memberikan teladan atau contoh), sebagai guru,
orang tua, pemimpin suatu organisasi harus bisa menjadi contoh untuk anak-
anak, siswa, maupun orang yang ada dibawah posisi kita. Yang kedua Ing
Madya Mangun Karsa (di tengah memberikan semangat), kepedulian
terhadap perkembangan anak, siswa ditunjukkan dengan memberikan
semangat untuk menjalankan suatu hal yang benar. Yang ketiga yaitu Tut
Wuri Handayani (dibelakang memberikan dukungan), anak-anak, siswa dan
bawahan perlu didorong untuk berada didepan. Metode kepramukaan pada
hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari prinsip dasar kepramukaan.
Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan kode kehormatan.
2. Peran Pembina pramuka untuk membentuk karakter mandiri dan peduli
sosial.
Tugas pokok Pembina pramuka ialah mendidik para anggota pramuka
agar tumbuh dan berkembangmenjadi sosok yang sesuai dengan tujuan
gerakan pramuka. Pendidikan yang dilaksanakan dalam pasukan dan regu
ialah pendidikan interaktif teman sebaya dimana pembinaberperan sebagai
mitra didik dan pendidik atau disebut dengan fasilitator.
3. Gerakan pramuka sebagai bekal keterampilan.
Berbagai keterampilan diajarkan dalam kepramukaan. Pembinaan
keterampilan dilakukan melalui kegiatan pelatihan alat indera, kecerdasan
dan kejuruan sesuai dengan syarat kecakapan dan kegiatan satuan karya
pramuka. Keterampilan kepramukaan dapat dikelompokkan sebagai berikut
yaitu pertama, keterampilan spiritual ialah keterampilan sikap dan perilaku
seseorang pramuka yang dalam keseharian mencerminkan perwujudan :
pengalaman kaidah agama yang dianutnya, pengalaman prinsip dasar
kepramukaan, pengalaman melaksanakan kode kehormatan pramuka dan
pengalaman mengamalkan pancasila. Kedua, keterampilan emosional ialah
keterampilan menata emosi sehingga yang bersangkutan antara lain menjadi
pramuka yang cermat dalam menghadapi masalah, bijak dalam mengambil
keputusan, sabar, tidak tergesa gesa dalam menentukan sikap, menghormati
lawan bicara, sopan santun dan hormat kepada orang tua. Ketiga,
keterampilan sosial ialah keterampilan yang muncul karena dorongan
kepeduliannya terhadap kebutuhan masyarakat. Keempat, keterampilan fisik
ialah kebutuhan siswa untuk mengatasi segala tantangan yang ada.
4. Gerakan pramuka sebagai langkah melatih siswa untuk taat pada norma
sosial dan masyarakat.
5. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Norma
dalam masyarakat berisi tata tertib, aturan dan standar perilaku yang pantas.
Setiap kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan kepramukaan adalah langkah
awal untuk melatih siswa agar taat pada norma sosial.
6. Gerakan pramuka sebagai sarana intelegensi.
Kecerdasan atau intelegensi merupakan kesanggupan manusia untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan baru dengan cepat dan tepat.
Ada beberapa kecerdasan yang bisa dilatih melalui kegiatan kepramukaan
dan juga melatih kemandirian siswa, diantaranya :
a. Musical Intellegence. Merupaakan kegiatan bernyanyi bersama-sama
maupun secara individu untuk melepas rasa tegang dan bersosial dengan
teman.
b. Bodily Kinestheic Intellegence. Merupakan kecerdasan seseorang dalam
berolah raga atau gerak tubuh. Biasanya dalam pramuka ada kegiatan
senam pramuka untuk melatih kebugaran.
c. Logical Mathematical Intellegence. Kegiatan pramuka yang
membutuhkan dan dapat mengasah kecerdasan adalah morse dan
semaphore. Kita memerlukan kecepatan dan kertepatan dalam berfikir.
d. Spatial Intellegence. Merupakan kecerdasan dalam menggambar. Contoh
kegiatan kecerdasan menggambar dalam pramuka yaitu membuat peta.

C. PENUTUP
Kesimpulan
Gerakan pramuka menjadi salah satu pembentuk karakter bangsa
diantaranya mandiri dan peduli terhadap sosial. Peran gerakan pramuka
untuk membentuk karakter mandiri dan peduli sosial diantaranya gerakan
pramuka sebagai metode pendidikan karakter dengan pendekatan Sistem
Among, peran pembina pramuka untuk membentuk karakter mandiri dan
peduli sosial, gerakan pramuka sebagai bekal keterampilan, dan gerakan
pramuka sebagai sarana intelegensi.
Saran
Sebagai calon pendidik, kita harus mendalami gerakan pramuka agar
dapat menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa melalui kegiatan
pramuka.
DAFTAR RUJUKAN

Azwar, Azrul. Bngun Kembali Jati Diri Bangsa Melalui Pramuka. Hasil
Wawancara. Tabloid Komunika. Edisi 2 Tahun VIII Januari 2012

Haryanto, 2010. Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara.


Yogyakarta : Diva

Rahardjo, Suparto. 2010. Ki Hajar Dewantara (biografi singkat 1889-1959).


Yogyakarta : Garasi House of Book

Anda mungkin juga menyukai