Anda di halaman 1dari 20

RECALL ENERGY

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Kesehatan yang dibina oleh Ibu Ir. Nugrahaningsih,
M.P dan Ibu Yunita Rakhmawati, S.Gz., M.Kes.

Disusun Oleh :
Fransisca Puspitasari 170342615530

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
NOVEMBER 2019
A. Topik : Recall Energy

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui nutrisi yang dikonsumsi perhari berdasarkan Angka Kecukupan
Gizi (AKG)
b. Untuk mengetahui energi yang keluar perhari ketika menjalankan aktivitas.
c. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi harian berdasarkan aktivitas dan energi yang
digunakan.
d. Untuk mengetahui kondisi metabolisme tubuh yang diketahui melalui beberapa uji,
yaitu uji kadar glukosa darah, uji asam urat, uji hemoglobin, uji tekanan darah, uji
kemampuan pernapasan, dan uji Indeks Massa Tubuh

C. DASAR TEORI
Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energy
dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Almatsier,
2005). Makanan mengandung unsur-unsur zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh
untuk memenuhi kebutuhan energy setiap hari, mengganti jaringan yang rusak dan
memproduksi substansi tertentu seperti enzim, hormone dan antibody. Zat gizi dapat
dibagi menjadi kelompok makronutrien yang terdiri atas karbohidrat, lemak serta protein,
dan kelompok mikronutrien yang terdiri atas vitamin dan mineral (Hartono, 2006). Energy
yang didapatkan berasal dari pembakaran karbohidrat, protein, dam lemak sehingga
manusia sangat membutuhkan makanan yang cukup untuk memenuhi energinya.
Kebutuhan energy manusia tergantung pada tinggi dan berat badannya sehingga
perlu adanya perhitungan untuk mencapai kebutuhan energinya (Endres et al, 2004).
Banyaknya energy yang digunakan oleh tubuh tergantung pada nilai cerna makanan.
Umunya nilai cerna makanan cukup tinggi yaitu rata-rata 97% untuk karbohidrat, lemak
95%, dan protein 92% (Astuti dan Gardjito, 1986).
Energi sangat dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi yang digunakan diperoleh dari
karbohidrat, lemak dan protein yang ada didalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat,
lemak dan protein suatu bahan makanan akan menentukan nilai energinya. Konsumsi
energi didefinisikan sebagai suatu energi yang dikeluarkan atau dibutuhkan oleh tubuh
untuk melakukan aktivitas tertentu. Konsumsi energi pada manusia diukur dengan
KiloKalori (KKal) (Almatsier, 2003).
Aktivitas fisik seperti berlari-lari, main layang-layang ataupun permainan lainnya
yang menguras energi, nyaris tidak dilakukan lagi di kota besar. Akibatnya energi yang
dihabiskan pun cenderung irit sedangkan makanan yang dikonsumsi cenderung sama,
malah melebihi kebutuhan jika ditambah kebiasaan mengunyah makanan sambil menonton
televisi (Wirakusumah 1994). Zat gizi dapat dibagi menjadi kelompok makronutrien yang
terdiri atas karbohidrat, lemak serta protein, dan kelompok mikronutrien yang terdiri atas
vitamin dan mineral (Hartono, 2006).
Angka kecukupan gizi (AKG) berguna sebagai patokan dalam penilaian dan
perencanaan konsumsi pangan, serta basis dalam perumusan acuan label gizi. Angka
kecukupan gizi mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan Iptek gizi dan
ukuran antropometri penduduk. Setelah sekitar sepuluh tahun ditetapkan angka kecukupan
energi (AKE) dan kecukupan protein (AKP) bagi penduduk Indonesia, kini saatnya ditinjau
ulang dan disempurnakan. Kajian ini bertujuan merumuskan angka kecukupan energi
(AKE), kecukupan protein (AKP), kecukupan lemak (AKL), kecukupan karbohidrat
(AKK) dan serat makanan (AKS) penduduk Indonesia (Hartono, 2000).
Penilaian status gizi dilakuakan dengan menggunakan metode food recall 24 jam,
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode recall
24 konsumsi gizi dikarenakan dari sisi kepraktisan dan dan kevalidan data (Hartono, 2006).
Selain dengan food recall untuk menentukan status gizi seseorang yaitu dengan pengukuran
antropometri yang dapat menggolongkan status gizi individu berdasarkan jenis indeks
antropometri yang digunakan, indeks berat badan menurut umur (BB/U), indeks tinggi
badan menurut umur (TB/U) dan juga indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)
digunkan untuk menggolongkan individu menjadi sangat kurus, kurus, normal, kelebihan
berat badan, dan obesitas (Sekartini dan Regar, 2012). Selain dengan metode diatas dalam
praktikum ini juga menghitung jumlah energy yang dikeluarkan dalam sehari dan juga
keadaan klinis individu.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Timbangan badan
 Pengukur tinggi badan
 Spyrometer
 Sphygomanometer
 Electrochemical meter
 Stetoskop
 Pipa Spyrometer
 Timbangan kue
Bahan :
 Menu makanan sehari-hari
 Kertas Hb darah
 Blood lancet
 Stick glukosa darah
 Stick asam urat
 Tissu beralkohol
D. CARA KERJA
1. Mengukur tinggi badan dan berat badan
2. Mengukur asam urat, kadar glukosa darah, dan Hemoglobin
a. Menyiapkan alat yang diperlukan
b. Memasang blood lancet pada alat penusuk, mengatur kedalaman tusukan
pada skala 2
c. Memasang kode pengatur kadar glukosa darah dan asam urat pada
Electrochemical meter
d. Memasang stick asam urat dan stick glukosa darah pada Electrochemical
meter
e. Membersihkan ujung jari manis sebelah kiri menggunakan tissu
beralkohol
f. Menusuk dengan blood lancet hingga darah keluar
g. Membersihkan darah yang keluar pertama kali dengan tissue beralkohol
h. Menekan jari yang tertusuk hingga darah yang keluar menjadi banyak
i. Darah yang keluar kemudian diteteskan kedalam stick asam urat hingga
terdengar bunyi, menunggu 20 detik hingga hasil diketahui
j. Setelah diketahui kadar asam urat, secara bergantian darah diteteskan ke
dalam stick glukosa darah hingga terdengar bunyi, menunggu 20 detik
hingga hasil diketahui
k. Meneteskan darah pada kertas Hb dan mencocokkan dengan skala Hb
3. Mengukur kemampuan pernapasan
a. Membersihkan pipa untuk meniup udara dengan alkohol dan dicuci dengan
air mengalir
b. Mengatur jarum spyrometer pada skala 0 dan memasang pipa pada
spyrometer
c. Menarik nafas dalam-dalam, menahan napas, dan meletakkan mulut pada
pipa
d. Menghembuskan nafas sekuat-kuatnya hingga udara pernapasan habis
e. Mencatat skala yang ditunjukkan pada spyrometer
4. Mengukur tekanan darah
a. Memasang manset sphygmomanometerpada arteri brakhialis bagian lengan
b. Menutup katup udara
c. Meletakkan stetoskop di atas arteri brakhialis dan mencari suarau denyut nadi
d. Memompa udara hingga suara denyut nadi hilang
e. Membuka katup pengatur udara perlahan-lahan sambil mendengarkan suara
denyut nadi, suara pertama agak tajam seperti ketukan merupakan tekanan
darah sistol dan suara yang masih sempat terdengar sebelum menghilang
merupakan tekanan darah diastole
f. Mencatat tekanan darah
5. Menimbang makanan yang dibawa dengan memisahkan terlebih dahulu satu
persatu menggunakan timbangan kue
6. Mencatat aktivitas yang dilakukan sehari-hari
E. HASIL
Tanggal pengumpulan data : 31 Oktober 2019
1. DATA KLINIS
Nama : FRANSISCA PUSPITASARI
Tanggal lahir : 07 Juli 1999
Usia : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 85 kg
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 85 85
Nilai IMT : (𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 )2 = = = 34,049 (𝐺𝑒𝑚𝑢𝑘)
(1,58)2 𝑚 2,4964

Tekanan darah : 110⁄70


Hb darah : 60
Gula darah : 87
Asam urat : 8,2
Kemampuan pernapasan : 2,4
Jenis kerja : ringan
Riwayat penyakit : -

2. DATA KONSUMSI
Berat makanan yang dikonsumsi oleh saya dalam 24 jam yaitu :

Waktu Bahan makanan Berat (gr)

Nasi 200
Pagi Ayam goreng tanpa tulang 50
Sayur sawi 100
Nasi 200
Telur goreng 50
Sore
Tahu goreng 50
Tempe goreng 50
F. ANALISA DATA

Menghitung Indeks Masa Tubuh Untuk menghitung Indeks Masa Tubuh dapat menggunakan
rumus sebagai berikut: (Antonio,2008)
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏
𝑰𝑴𝑻 =
(𝑻𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏)𝟐
Setelah melalui perhitungan, maka dapat dilanjutkan menggunakan skala IMT yaitu sebagai
berikut (Ferrera,2006) :
 < 18 = berat kurang
 18,5 – 22,9 = berat normal
 > 23 = pre-obesitas
 23 – 24,9 = obesitas ringan
 25 – 29,9 = obesitas sedang
 >30 = obesitas berat

Perhitungan nilai IMT saya :


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 85 85
Nilai IMT : = = = 34,049 (𝑂𝑏𝑒𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡)
(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 )2 (1,58)2 𝑚 2,4964

Kadar Glukosa Darah


Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan stick glukosa darah dan electrochemical
meter, adalah 87 mg/dl. Data ini termasuk dalam skala keadaan kadar glukosa darah yang
rendah. Keadaan glukosa darah normal sekitar 100-140 mg/dl.
Kemampuan Pernapasan
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan spyrometer didapatkan praktikan
memiliki kemampuan pernapasan sebesar 2.400 ml. Data ini menunjukkan keadaan di bawah
normal rentangan usia 18-20 tahun, yaitu sebesar 2.766 ml.
Tekanan Darah
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan sphygmomanometer didapatkan sistole
110 mmHg dan diastole 70 mmHg. Hal ini dapat dikatakan bahwa praktikan memiliki tekanan
darah tergolong masih normal. Karena tekanan darah normal pada manusia sekitar 110/90
1. Asam Urat
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan stick asam urat dan electrochemical
meter, adalah 8,2 mg/dl. Rata-rata minimal kandungan asam urat dalam darah pada orang
dewasa tidak boleh lebih dari 4-6 mg/dl.
2. Menghitung Hemoglobin Darah
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran adalah 60. Data ini diperoleh dari warna hasil
titikan darah yang keluar dari praktikan, warna tersebut diidentifikasi berapa jumlah
hemoglobinnya dengan menggunakan buku yang telah ditentukan.

Menghitung Kalori yang Masuk


Untuk menghitung berat makanan yang diserap tubuh dapat menggunakan rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 %𝐵𝐷𝐷

Berat yang
Waktu Bahan makanan Berat (gr) %BDD
diserap
Nasi 200 100 200
Pagi Ayam goreng tanpa tulang 50 100 50
Sayur sawi 100 100 100
Nasi 200 100 200
Telur goreng 50 100 50
Sore
Tahu goreng 50 100 50
Tempe goreng 50 100 50

Kandungan gizi yang dimakan dapat dihitung dengan rumus :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝


𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑖𝑧𝑖 = 𝑥 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑖𝑧𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐷𝐾𝐵𝑀
100

Mineral
Jenis Berat Energi KH Lemak Protein Vitamin Mineral Air
Fe
Bahan (gr) (Kal) (gr) (gr) (gr) C (mg) Ca (mg) (gr)
(mg)
Nasi 400 720 159,2 1,2 12 0 100 1,6 226,8
Sayur
100 28 4,0 0,3 2,3 102 220 2,9 92,2
sawi
Telur
50 125,5 0,7 9,7 8,15 0 31 1,25 30,95
goreng
Tahu
50 57,5 1,25 4,25 4,85 0 114,5 2,05 38,65
goreng
Tempe
50 175 5,2 13,3 12,25 0 101 2,45 18,4
goreng
Ayam
goreng
50 135 4,95 5,6 16,15 0 64,5 2,45 2,4
tanpa
tulang

Total 1241 175,3 34,35 55,7 102 631 12,7 409,4

Setelah diketahui jumlah kandungan gizi yang masuk perhari, maka dapat dihubungkan
dengan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan, dalam hal ini untuk dibandingkan AKG usia
saya adalah 20 tahun :
Unsur gizi Yang dianjurkan Yang dikonsumsi Keterangan
Air (ml) 2300 409,4 Defisiensi
Energi (kkal) 2250 1241 Defisiensi
Protein (g) 56 55,7 Defisiensi
Lemak (g) 75 34,35 Defisiensi
Karbohidrat (g) 309 175,3 Defisiensi
Kalsium (mg) 500 631 Kelebihan
Zat Besi (mg) 13 12,7 Defisiensi
Vit. C (mg) 60 102 Kelebihan
Rujukan untuk nilai AKG tersebut memakai batasan jenis kelamin, BB, TB dan usia. BB yang
dijadikan batasan sebesar 85 kg dengan tinggi badan 158 cm dan rentang usia 19 - 25 tahun.
Hal tersebut yang menjadi patok bagi praktikan dalam menduga nilai gizi dari makanan yang
praktikan konsumsi tiap harinya. Dengan adanya perbedaan BB dan tinggi badan yang
mencolok tersebut, bisa jadi nilai AKG praktikan berdasarkan BB, tinggi badan dan usia akan
memerlukan nilai unsur gizi yang lebih tinggi. Karena melihat dari perbedaan yang terdapat
pada berat dan juga tinggi badan tersebut.

Menghitung Kalori yang keluar


Untuk mengitung kalori yang keluar dapat menggunakan rumus:
𝑙𝑎𝑚𝑎
∑𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑥𝐸𝑀𝑃𝑥𝐵𝑀𝑅
60
Skala BMR untuk perempuan usia 20 tahun adalah = 36,74
No Aktivitas Lama (menit) EMP (kal/kg/jam) Kalori yang
keluar (kal)
1. Berbaring 30 1,2 22,044
2. Tidur 240 1 146,96
3. Berbicara 110 2,2 148,1846
4. Mandi 30 1,65 15,155
5. Buang air kecil dan besar 20 3,08 30,3105
6. Duduk diam 15 1,2 11,022
7. Duduk mengerjakan tugas 240 1,65 242,484
dan berpikir (belajar)
8. Berdiri 60 0,5 18,37
9. Berjalan biasa 50 2,0 61,2333
10. Naik tangga 10 4,7 28,77966
11. Turun tangga 10 2,8 17,1453
12. Mencuci piring 5 1,4 4,2863
13. Mencuci baju 30 1,3 23,881
14. Menyetrika 20 1,0 12,246
15. Makan 30 1,5 27,55
Total 809,65166
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa praktikan per harinya membutuhkan 809,65166 kalori
untuk melakukan kegiatan. Dengan kata lain untuk satu harinya praktikan harus mengeluarkan
sejumlah kalori tersebut. Nilai kalori ini bersifat relatif, dipengaruhi juga dengan kondisi
praktikan dan jenis kegiatan apa yang dilakukan. Dengan dibutuhkan sejumlah kalori tersebut,
praktikan digolongkan menjadi pekerja ringan yakni pekerja ringan.

Tabel Perbaikan Gizi


Berdasarkan tabel kebutuhan gizi di atas, beberapa nutrisi penting mengalami defisiensi dan
kelebihan jumlah yang dikonsumsi, maka disusunlah perbaikan gizi seperti di bawah ini :

Unsur gizi Yang dianjurkan Yang dikonsumsi Keterangan Perbaikan


Air (ml) 2300 409,4 Defisiensi +1890,6
Energi (kkal) 2250 1241 Defisiensi +1009
Protein (g) 56 55,7 Defisiensi +0,3
Lemak (g) 75 34,35 Defisiensi +40,65
Karbohidrat (g) 309 175,3 Defisiensi +133,7
Kalsium (mg) 500 631 Kelebihan -131
Zat Besi (mg) 13 12,7 Defisiensi +0,3
Vit. C (mg) 60 102 Kelebihan -42
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa praktikan sangat kurang untuk mengkonsumsi air,
energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, karena makanan dan minuman yang dikonsumsi
masih belum memenuhi prasyarat. Sedangkan komponen gizi yang lainnya, misalnya kalsium
dan vit. C memiliki kadar yang berlebih dalam komposisi bahan makanan.

Menentukan Kebutuhan Energi


Menentukan kebutuhan energy setiap individu dengan cara menghitung kebutuhan energy
menggunakan rumus Harris Benedict berdasarkan aktivitas fisik dan jenis kelamin. Berikut
merupakan table Angka Metabolisme Basal sebagai acuan untuk menggunakan rumus Haris
Benedict:
Aktivitas Laki-Laki Perempuan
Sangat ringan 1.30 1.30
Ringan 1.65 1.55
Sedang 1.76 1.70
Berat 2.10 2.00

AMB dipegaruhi oleh umur, gender, berat badan dan tinggi badan. Berikut rumusnya untuk
menentukan AMB menurut Harris Benedict:

Laki-laki = [66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)] x Acticity Factor (AF)

Perempuan = [65,5 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)] x Activity Factor (AF)

Dimana :

BB = berat badan dalam kg

TB = tinggi badan dalam cm

U = umur dalam tahun

Kebutuhan energi saya dalam sehari :

BMR = [65,5 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)] x AF (Activity Factor)

= [65,5 + (9,6 x 85) + (1,8 x 158) – (4,7 x 20)] x ringan


= [65,5 + 816 + 284,4 – 94] x 1,55
= 1071,9 kkal per hari x 1,55
= 1661,445 kkal per hari

G. PEMBAHASAN
Tujuan dilakukannya praktikum mengenai Recall Energy adalah untuk menilai asupan
makan seseorang selama 24 jam dan nantinya dapat mengetahui kualitas gizi seseorang
tersebut berdasarkan macam kegiatan dan jenis makanan yang dikonsumsi per harinya.
Kualitas gizi dapat direpresentasikan dengan pengukuran-pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT), perhitungan tekanan darah, perhitungan kemampuan pernapasan, perhitungan kadar
glukosa darah, kadar hemoglobin dan kadar asam urat. Semua factor-faktor tersebut sangat
berhubungan erat dengan nutrisi harian yang dikonsumsi seseorang, pola hidup, aktivitas dan
faktor- faktor lain seperti genetik.
IMT secara signifikan berhubungan dengan kadar lemak tubuh total sehingga dapat dengan
mudah mewakili kadar lemak tubuh. Saat ini, IMT secara internasional diterima sebagai alat
untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas (Hartono, 2000).
Menurut Sugondo (2006) klasifikasi IMT menurut Kriteria Asia Pasifik yaitu <18,5
menandakan berat badan kurang, 18,5-22,9 menandakan kisaran normal, ≥ 23 menandakan
berat badan lebih, 23-24,9 menandakan berisiko, 25-29,9 menandakan obesitas I, dan ≥ 30
menandakan obesitas II (obesitas berat). Penambahan berat badan terjadi disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh. Jika
makanan yang dimakan memberikan kalori lebih dari kebutuhan tubuh, maka kalori tersebut
akan ditukar atau disimpan sebagai lemak. Hal tersebut dinamakan masalah gizi lebih. Pada
awalnya, hanya ukuran sel-sel lemak yang akan meningkat. Tetapi apabila ukuran sel-sel
tersebut tidak bisa lagi mengalami peningkatan, maka sel-sel akan menjadi bertambah banyak.
Apabila tubuh mengalami pengurangan berat badan, yang akan berkurang hanyalah ukuran
sel-sel lemak, bukan jumlahnya yang berkurang mengakibatkan lemak akan mudah terbentuk
semula. Terdapat banyak penyebab obesitas. Ketidakseimbangan asupan kalori dan konsumsi
bervariasi bagi tiap individu. Turut memainkan peranan dan berkontribusi adalah usia, jenis
kelamin, genetik, psikososial, dan faktor lingkungan (Antonio et al, 2008).
Selanjutnya, praktikan juga melalui tahap pengecekan kadar glukosa dalam darah, hasil
kadar glukosa dalam tubuh praktikan sebesar 87 mg/dl. Jumlah ini tergolong sebagai darah
rendah, karena komposisi gula darah yang normal biasanya sekitar 100-140 mg/dl. Menurut
kriteria diagnostic Perkumpulan Endokrinologi Indonesia(PERKENI) 2006, seseorang
dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada
ujisewaktu >200 mg/dL. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat
setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada
pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah
biasanya kurang dari120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
mengandung gula maupun karbohidrat lainnya dan kadar gula darah sewaktu normal berkisar
antara 80-180 mg/dl (Soegondo, 2006). Rendahnya kadar gula darah pada praktikan
dikarenakan pada saat melakukan tes kadar gula praktikan dalam keadaan tidak sehat yang
dapat mempengaruhi hasil perhitungan. Jumlah gula darah menurun terlalu rendah, dapat
menyebabkan kondisi yang bisa fatal, yang disebut dengan hipoglikemia, yang mempunyai
gejala perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung dan kehilangan
kesadaran. Apabila levelnya tetap tinggi, disebut dengan hiperglikemia, nafsu makan akan
tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan
masalah-masalah kesehatan, berkaitan dengan diabetes, termasuk pada mata, ginjal dan saraf.
Pengukuran tekanan darah pada praktikan menghasilkan tingkat tekanan darah sebesar
110/70 yang menunjukkan tekanan darah tergolong masih normal. Tekanan darah normal
pada manusia sekitar 110/90. Tekanan darah antara orang yang satu dengan lainnya tentunya
berbeda. Hal yang mempengaruhi tekanan darah seseorang adalah aktivitas keseharian yang
dilakukannnya, pola makan, gaya hidup, lingkungan dan faktor psikologis seseorang. Tekanan
darah akan mengalami peningkatan saat melakukan aktivitas dan akan menurun saat
beristirahat, tekanan darah umunnya akan naik atau tinggi pada pagi hari dan menurun atau
rendah pada saat tidur malam hari. Selain itu kandungan glukosa yang rendah dapat
menyebabkan transportasi oksigen yang tidak lancar, oksigen tidak banyak tertranspor ke
seluruh tubuh. Bila kadar glukosa dalam tubuh rendah, tubuh akan kehilangan sumber utama
energinya, dan akan memecah lemak, bila lemak sudah tidak ada maka yang terakhir tubuh
akan memecah protein. Bila tubuh telah memecah protein itu tidak baik, karena protein
digunakan untuk mnyusun tubuh, sehingga energi yang digunakan sebaiknya dari pemecahan
lemak.
Praktikum selanjutnya adalah mengukur jumlah udara yang ada di dalam paru-paru serta
kemampuan paru-paru kita, dengan menggunakan spirometer. Data yang diperoleh
kemampuan paru-paru praktikan menunjukkan angka 2400 ml atau 2,4 liter. Umumnya
seorang yang normal memiliki kemampuan sebesar 3-5 liter satu kali tarikan nafas. Akan
tetapi besar kecilnya kemampuan ini relative, tergantung dengan jenis kelamin, usia, berat
badan dan tinggi badan. Lingkar dada seseorang mempengaruhi besar kecilnya paru paru
seseorang. Perbedaan yang tampak jelas adalah pada lingkar dada pria dan wanita. Pada
pengamatan yang dilakukan terhadap probandus pria dan wanita yang memiliki ciri ciri fisik
hampir sama, ternyata volume vital paru paru pria lebih besar dibandingkan dengan wanita.
Sehingga pada pria yang memiliki lingkar dada besar dapat diartikan bahwa pria tersebut
memiliki paru paru yang lumayan besar. Akan tetapi, besarnya volume pernafasan pada pria
juga ditentukan dengan kebiasaannya. Pria yang biasanya berolahraga walaupun dalam
keadaan istirahat, ia memiliki keelastisitasan paru paru yang lebih dibandingkan pria yang
jarang olahraga. Selain itu orang yang sering merokok, daya paru-paru nya akan berkurang.
Melalui alat spirometer ini kita juga dapat mengetahui keelastisan otot paru-paru, orang yang
bekerja dengan bahan kimia dalam jangka waktu yang lama juga dikhawatirkan dapat
mempengaruhi tingkat kemampuan paru-paru.Karena kemampuan paru-paru ini juga
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.Sehingga untuk mencegah menurunnya organ ini
disarankan untuk olahraga ringan, seperti lari, renang atau bersepeda (Kompas, 2011).
Data selanjutnya yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan stick asam urat dan
electrochemical meter, adalah 8,7 mg/dl. Rata-rata minimal kandungan asam urat dalam darah
pada orang dewasa tidak boleh lebih dari 4-6 mg/dl. Kadar asam urat normal pada perempuan
yaitu < 6. Menurut Sudoyo (2009) kadar asam urat >7 mg/dl pada laki-laki dan >6 mg/dl pada
perempuan dipergunakan sebagai batasan hiperurisemia. Hiperurisemia adalah keadaan
dimana terjadi peningkatan kadar asam urat serum diatas normal.
Dalam hal ini praktikan masih tergolong berbahaya, karena jumlah asam urat tinggi dari
ukuran normal. Asam urat ini berkaitan dengan kandungan purin dalam bahan pangan. Bila
kita telah digolongkan sebagai penderita asam urat kita sebaiknya menjauhi bahan pangan
yang memiliki banyak purin sebab kandungan purin tersebut dapat memicu adanya batu ginjal,
sehingga seseorang yang telah mengidap asam urat sebaiknya diperbanyak meminum air
putih. Makanan yang banyak mengandung purin adalah ikan tongkol, sehingga penderita asam
urat sebaiknya menjauhi mengonsumsi ikan tongkol.
Selain itu, menurut hasil yang diperoleh praktikan memiliki kadar hemoglobin darah
sebesar 60. Data ini diperoleh dari warna hasil titikan darah yang keluar dari praktikan, warna
tersebut diidentifikasi berapa jumlah hemoglobinnya dengan menggunakan buku yang telah
ditentukan. Kadar hemoglobin normal menurut Soraya dkk (2014) adalah sebesar 78,6%.
Kadar hemoglobin praktikan masih rendah dari normal. Namun perbedaannya tidak
mencolok. Hemoglobin digunakan oleh tubuh untuk membantu transport oksigen, dengan
kadar hemoglobin yang kurang maka tubuh kita akan mengalami proses transportasi oksigen
yang lancar, akibatnya kita akan sesak napas atau kurang oksigen. Menurut Soraya, dkk
(2014) penyebab turunnya kadar hemoglobin dapat disebabkan asupan zat gizi yang kurang.
Dari penelitian tersebut juga dikatakan bahwa kadar hemoglobin tidak berpengaruh pada
kelelahan kerja. Kelelahan kerja dipengaruhi oleh usia, pendidikan, massa kerja, lama kerja,
kebiasaan olahraga, kebiasan minum the/kopi (dapat menurunkan hemoglobin bila terlalu
banyak), riwayat penyakit anemia, serta kebiasaan konsumsi makanan sehat (Soraya dkk,
2014).
Berdasarkan hasil penghitungan jumlah total kalori yang didapatkan dari bahan makanan
yang telah dikonsumsi sehari-hari adalah 1241 kal. Berdasarkan angka kecukupan gizi untuk
energi yang dianjurkan adalah berlebih dikatakan cukup dalam memenuhi kebutuhan energi.
Sehingga total kalori yang masuk juga tergolong cukup dalam beraktivitas setiap harinya.
Pengukuran nutrisi dalam bahan makanan sehari-hari juga dapat diamati dan dibandingkan
dengan banyaknya unsur gizi yang dianjurkan. Pada pengamatan beberapa unsur gizi pada
praktikan ada yang menunjukkan kelebihan unsur gizi, dan defisiensi unsur gizi.
Sedangkan total komposisi zat gizi makanan yang dikonsumsi dari bahan makanan selama
24 jam adalah karbohidrat sebesar 175,3; protein sebesar 55,7, dan lemak sebesar 34,35.
Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk kalori yang dianjurkan adalah
sebesar 2250 kal dan dibandingan dengan kalori yang dikeluarkan yaitu 1661,445 kal dari
kalori yang didapatkan dalam makanan dalam sehari sebesar 1241 kal. Maka asupan nutrisi
untuk makanan selama 24 jam masih belum mencukupi kebutuhan energy. Sehingga total
kalori yang masuk juga tergolong kurang untuk dapat digunakan beraktivitas setiap harinya.
Kekurangan energy dapat menyebabkan keadaan lemas, mudah lelah, dan dapat menyebabkan
gizi buruk.
Selain itu, komposisi zat gizi makanan yang dikonsumsi dari bahan makanan selama 24
jam yaitu vitamin C sebesar 102. Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk
vitamin C sebesar 90. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan praktikan tercukupi
dalam konsumsi vitamin C. Jika, kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan menurunnya
daya rentang tulang, carries gigi, dan anemia.
Defisiensi air setelah dibandingkan dengan anjuran gizi (Tabel AKG Menkes Indonesia,
2013) rentangannya sangat besar, jumlah asupan air yang kurang yakni sebesar 1890,6.
Kekurangan air ini dapat mengakibatkan lemas, haus, pegal-pegal, proses metabolisme
menurun. Air merupakan bagian penting untuk kehidupan, sebagian besar tubuh kita terdiri
dari air, tanpa air manusia akan mengalami dehidrasi dan lebih cepat mati dibandingkan tanpa
makanan. Air berfungsi untuk mentransportasi mineral, vitamin, protein dan zat gizi lainnya
ke seluruh tubuh. Keseimbangan suhu tubuh akan sangat tergantung pada air, karena air
merupakan pelumas jaringan tubuh sekaligus bantalan sendi-sendi , tulang, dan otot.
Mengkonsumsi air secara cukup dapat meningkatkan fungsi hormon, memperbaiki
kemampuan hati untuk memecah dan melepas lemak, sertamengurangi rasa lapar. Sebaliknya,
kurang air dapat menyebabkan konstipasi, infeksi saluran urin, terbentuknya batu ginjal,
kelelahan, dan masalah-masalah seputar kulit, rambut, dan kuku.
Dari hasil analisis kebutuhan nutrisi di atas, maka praktikan harus memperbaiki beberapa
nutrisi yang mengalami defisiensi atau kelebihan jumlah konsumsi dan lebih selektif dalam
memilih makanan yang dikonsumsi agar kebutuhan nutrisi dapat tercukupi. Pemenuhan air
dapat dilakukan dengan manambah asupan air, meminum air kira-kira sebanyak 2300 ml per
harinya. ini merupakan tabel menu yang disesuaikan agar kebutuhan nutrisi tercukupi. Konsep
dasar dalam mengatur menu konsumsi makanan per harinya dapat lebih mudah bila mengacu
pada konsep dasar gizi seimbang.
Pengelompokkan bahan makanan disederhanakan, yaitu:
(1) sumber energi/tenaga;
(2) sumber zat pembangun;
(3) sumber zat pengatur.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan nutrisi diatas, maka praktikan harus memperbaiki
beberapa nutrisi yang mengalami defisiensi atau kelebihan jumlah konsumsi dan lebih efektif
dalam memilih makanan yang dikonsumsi agar kebutuhan nutrisi dapat tercukupi. Pemenuhan
lemak dapat dilakukan dengan menambah jumlah makanan yang mengandung lemak seperti
susu atau kacang. Pemenuhan vitamin C dianjurkan untuk mengkonsumsi jeruk, lemon, kubis,
kembang kol, dan brokoli (Astuti dan Gardjito, 1986). Status gizi yang baik diperoleh jika
seseorang memiliki asupan gizi yang baik dan seimbang. Gizi baik dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan fungsi organ yang normal, untuk reproduksi, pertumbuhan,untuk aktivitas
yang optimum dan efisiensi kerja, pencegahan infeksi, dan kemampuan untuk tubuh dari
kerusakan. Status gizi buruk diperoleh jika seseorang tidak mampu memenuhi keseimbangan
sejumlah zat gizi esensial dalam tubuhnya (Budianti, 2008).
H. PENUTUP
KESIMPULAN
1) Kebutuhan nutrisi pada makanan yang dikonsumsi berdasarkan aktivitas dan energy
yang digunakan adalah tidak seimbang karena terdapat nutrisi yang termasuk
defisiensi yakni air, protein, karbohidrat, lemak, dan zat besi.
2) Total komposisi zat gizi makanan yang dikonsumsi dari bahan makanan selama 24
jam adalah karbohidrat sebesar 175,3; protein sebesar 55,7, dan lemak sebesar 34,35.
Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk kalori yang dianjurkan
adalah sebesar 2250 kal dan dibandingan dengan kalori yang dikeluarkan yaitu
1661,445 kal dari kalori yang didapatkan dalam makanan dalam sehari sebesar 1241
kal. Maka asupan nutrisi untuk makanan selama 24 jam masih belum mencukupi
kebutuhan energy.
3) Kekurangan energy dapat menyebabkan keadaan lemas, mudah lelah, dan dapat
menyebabkan gizi buruk.
4) Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan menurunnya daya rentang tulang, carries
gigi, dan anemia.
5) Kekurangan air ini dapat mengakibatkan lemas, haus, pegal-pegal, proses metabolisme
menurun, manusia akan mengalami dehidrasi dan lebih cepat mati dibandingkan tanpa
makanan, menyebabkan konstipasi, infeksi saluran urin, terbentuknya batu ginjal,
kelelahan, dan masalah-masalah seputar kulit, rambut, dan kuku.
6) Mengkonsumsi air secara cukup dapat meningkatkan fungsi hormon, memperbaiki
kemampuan hati untuk memecah dan melepas lemak, serta mengurangi rasa lapar.
7) Perhitungan konsumsi pangan secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui
jumlah pangan atau makanan yang dikonsumsi sehingga dari informasi tersebut akan
dapat dihitung konsumsi zat gizi seseorang atau kelompok orang. Dari hasil analisis
kebutuhan nutrisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa praktikan harus
memperbaiki beberapa nutrisi yang mengalami defisiensi atau kelebihan jumlah
konsumsi dan lebih selektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi agar kebutuhan
nutrisi dapat tercukupi.
I. DAFTAR PUSTAKA
Antonio et al . 2008. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tes Fungsi Paru.
Mandala of Health, Volume 4, Nomor 2.
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Ilmu Gizi. UI Press: Jakarta.
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Astuti, Nary dan Gardjito, Nurdijati. 1986. Pangan dan Gizi. Yogyakarta : tidak diketahui
Budianti, Alfinda. 2008. Status Gizi Dan Ruwayat Kesehatan Sebagai Determinan
Hiperurisemia. Bogor: Institur Pertanian Bogor
Endres JB, Robert E Rokwell, Chintya GM. 2004. Food Nutrition and The Young Child. Ohio:
Pearson Prentice Hall.
Ferrera, Linda., Allegrante, John., Baker, J.S., et al., 2006, Body Mass Index New Research,
Nova Science Publishers, New York, p. 168.

Hartono, Andy. 2000. Antropometri. Yogyakarta: PT. Citra Aji Prama. Barasi, Mary E. 2009.
At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga.
Hartono A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
PERKENI. Konsensus Nasional Penata-laksanaan DM 2011. Available from:
perkeni.freeservers.com/kons_dm.hml
Regar, Evan dan Sekartini Rini. 2013. Hubungan Kecukupan Asupan Energi dan
Sudoyo, WA, Sutiyohadi , B., Alwi I., Simandibrata K.M., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Ed 5, Jakarta EGC; 2009. p. 2550-2555
Sugondo, 2006. Obesitas Dalam buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:
FK UI; hal. 1922.
Soraya, A.D. Asfawi, S. Hartini, E. 2014. Hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan
tingkat kelelahan kerja pada polisi lalu lintas wilayah Semarang Barat 2014. (Online),
(http://eprints.dinus.ac.id)
Tabel AKG Menkes Indonesia, 2013
Makronutrien dengan Status Gizi Anak Usia 5-7 Tahun di Kelurahan Kampung Melayu,
Jakarta Timur Tahun 2012. Hubungan Kecukupan Asupan Energi dan Makronutrien. Vol.
1, No. 3
Wirakusumah ES. 1994. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai