Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Judul
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL & TEMPERATUR
HYDROGENATED PALM KERNEL OIL BERBASIS DISTRIBUTED
CONTROL SYSTEM CENTUM VP
PT. Yokogawa Indonesia

Disusun oleh
Daniel Fernandez
NIM
1316020074

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2018

1
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Judul
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL & TEMPERATUR
HYDROGENATED PALM KERNEL OIL BERBASIS DISTRIBUTED
CONTROL SYSTEM CENTUM VP
PT. Yokogawa Indonesia

Disusun oleh
Daniel Fernandez
NIM
1316020074

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2018

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

a. Judul : Perancangan Sistem Pengendalian Level dan


Temperature Hydrogenated Palm Kernel Oil Berbasis
Distributed Control System CENTUM VP
b. Penyusun
1) Nama : Daniel Fernandez
2) NIM : 1316020074
c. Program Studi : Teknik Listrik
d. Jurusan : Teknik Elektro
e. Waktu Pelaksanaan : 09 Juli - 21 September 2018
f. Tempat Pelaksanaan : PT. Yokogawa Indonesia

Depok, 17 September 2018


Pembimbing PNJ Pembimbing Perusahaan

Murie Dwiyaniti, S.T., M.T. Fauzan Ahman Wiguna


NIP : 197803312003122002 NIP : 40622348

Mengesahkan,
KPS Teknik Listrik

Fatahulla S.T., M.Kom.


NIP : 196808231994031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kekuatan,
kemampuan, dan kesabaran dalam kegiatan praktek kerja industri maupun dalam
proses penyelesaian karya tulis ini.
Tujuan dalam pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telas penulis dapat selama tiga tahun menempuh pembelajaran
di Politeknik Negeri Jakarta. Adapun judul dari karya tulis ini adalah “Perancangan
Sistem Pengendalian Level & Temperatur Hydrogenated Palm Kernel Oil Berbasis
DCS CENTUM VP”.
Penulisan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan selama
kegiatan praktek kerja industri maupun dalam penulisan karya tulis ini. Dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada.
1. Tuhan Yang Maha Esa karena kasih – Nya penulis bisa
menyelesaikan karya tulis ini.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang dengan setia terus
mendoakan dalam proses pembuatan karya tulis ini.
3. Seluruh karyawan PT. Yokogawa Indonesia terkhusus untuk Mas
Fauzan Ahman Wiguna, Mas Muhammad Rifqi Syauqi, dan Mba
Ardiyanti Aulia yang telah membantu secara langsung penulis
selama pembuatan karya tulis ini.
4. Ibu Murie Dwiyanti, S.T., M.T selaku dosen pembimbing di Politeknik
Negeri Jakarta.
5. Rekan – rekan Teknik Listrik 5D atas segala kerjasamanya.
Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
para pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini
bermanfaatnya.
Depok, 12 September 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR GAMBAR

v
DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Kegiatan praktik kerja industri merupakan metode pembelajaran


mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta untuk mengenal dunia kerja sebelum
mereka terjun ke dunia industri yang sebenarnya. Kegiatan praktek kerja
industri merupakan bentuk pelaksanaan pendidikan sistem ganda yang
memberikan pengalaman bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta tentang
dunia industri.
Dengan demikian, kegiatan praktek kerja industri sejalan dengan
kebijakan bahwa pendidikan bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Dan juga dunia industri turut andil untuk memajukan pendidikan dalam
mencerdaskan anak bangsa yang menjadi bagian yang sangat diharapkan.
Atas dasar itu, pelaksanaan praktek kerja industri merupakan salah
satu upaya untuk menghasilkan insan yang mandiri, kompetitif, sejahtera
dan agamis serta berkemampuan yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat lokal maupun global.
Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat pada saat ini, manusia selalu berusaha untuk
menemukan atau menciptakan suatu peralatan yang dapat mempermudah
otomatisasi berbagai pekerjaan di industri. Instrumen merupakan peralatan
yang sangat penting dari suatu sistem pengukuran dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan hasil produksi. Dimana peralatan
instrumenlah yang mengukur, mengontrol, mendeteksi, menutup,
membuka, menganalisa baik secara manual maupun otomatis.
Oleh karena itu, diperlukan fungsi sistem yang dapat mengawasi dan
mengontrol semua unit proses secara terintegrasi sekaligus dapat mengelola
beberapa pengendali di setiap unit proses yang diperlukan. Distributed
Control System (DCS) merupakan sistem kontrol terdistribusi untuk kontrol
otomatis dan pengoperasian dari suatu pabrik atau proses industri yang
dapat menggabungkan hal berikut ke satu sistem otomatis.

1
Diantaranya, Human Machine Interface (HMI), Logic solvers,
historian (mencatat kejadian), common database (mengumpulkan data),
alarm management (manajemen peringatan). Penggunaan DCS lebih
unggul dibandingkan dengan perangkat lain seperti PLC dan SCADA,
dimana DCS dapat melakukan proses suatu sistem industri yang lebih
complex (rumit). Dalam hal ini, PT. Yokogawa Indonesia merupakan salah
satu perusahaan yang menyediakan barang dan jasa teknik di bidang kendali
distribusi atau DCS, SCADA dan Security System termasuk juga perbaikan,
suku cadang dan perawatan alat dibidang kontrol.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis tentang “Perancangan
Sistem Pengendalian Level & Temperatur Hydrogenated Palm Kernel Oil.”
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Selama kegiatan praktek kerja lapangan ini, penulis ditempatkan


pada tim system engineer yang tergabung di divisi engineer. Selain system
engineer terdapat juga tim project engineer. Tugas system engineer adalah
memastikan sistem yang dikerjakan sesuai keinginan pelanggan. Ruang
lingkup pekerjaan tim system engineer terdiri dari pembuatan graphic
human machine interface hingga pemberian function block agar sistem
berjalan sesuai keinginan.

Penulis diberikan pekerjaan untuk membuat graphic human


machine interface untuk project TDAE PT. Enerco selama hampir 5 minggu.
Selanjutnya penulis mempelajari beberapa function block yang ada di
Centum VP dengan bantuan engineer PT. Yokogawa Indonesia. Penulis
juga berkesempatan untuk membantu teknisi PT. JMS untuk assembling
Power Distribution Panel untuk project British Petroleum Tangguh selama
2 minggu. Sisa masa praktek kerja lapangan penulis habiskan untuk
mempersiapkan laporan dan persentasi yang menjadi kewajiban para peserta
praktek kerja lapangan di PT. Yokogawa Indonesia.

1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini berlangsung sejak tanggal 9


Juli hingga 21 September 2018. Kegiatan ini dilakukan di 2 tempat
berbeda yaitu kantor PT. Yokogawa Indonesia yang terletak di Plaza Oleos
lantai 3 Jalan TB Simatupang, RT. 2/RW. 1, Kebagusan, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan dan staging PT. Yokogawa Indonesia yang beralamatkan
di Jalan Cililitan Besar, RT. 7/RW. 11, Jakarta Timur.

1.4 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri


Politeknik Negeri Jakarta mewajibkan seluruh mahasiswanya
mengikuti kegiatan praktik kerja industri. Kegiatan praktik kerja industri ini
dimaksudkan untuk:
1.4.1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
telah dipelajari di kampus.
1.4.2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri
pada suasana/lingkungan kerja.
1.4.3. Menumbuhkembangkan sikap profesionalisme kerja pada diri setiap
siswa.
1.4.4. Meningkatkan kualitas etos kerja pada diri setiap siswa.
1.4.5. Meningkatkan rasa tanggung jawab pada diri setiap siswa.
1.4.6. Menjadikan siswa lebih mandiri.
1.4.7. Menumbuhkan mental yang kuat pada diri setiap siswa.
1.4.8. Agar memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja.
1.4.9. Agar menjadi seorang yang dapat diandalkan.

1.4 Tujuan Penulisan Karya Tulis


1.5.3. Menjelaskan dasar – dasar instrumentasi.
1.5.4. Menjelaskan sistem control berbasis DCS.
1.5.5. Menjelaskan secara singkat penggunaan aplikasi CENTUM VP.
1.5.5. Sebagai laporan atau tanda bukti bahwa siswa telah melaksanakan
pratik kerja industri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Instrumentasi


Instrumentasi digambarkan sebagai “the art and science
measurement and control”, atau dengan kata lain instrumentasi adalah seni
dan ilmu pengetahuan dalam penerapan alat ukur dan sistem pengendalian
pada suatu objek untuk tujuan mengetahui harga numerik variable suatu
besaran proses dan juga untuk tujuan mengendalikan besaran proses supaya
berada dalam batas daerah tertentu atau pada nilai besaran yang diinginkan
(set point).
Operasi di berbagai industri proses sangat bergantung pada
pengukuran dan pengendalian besaran proses. Beberapa besaran proses
yang harus diukur dan dikendalikan pada suatu industri proses, misalnya
aliran (flow) di dalam pipa, tekanan (pressure) di dalam sebuah vessel, suhu
(temperature) di unit heat exchange, serta permukaan (level) zat cair di
sebuah tangki.
Suatu sistem pengendalian proses terdiri atas beberapa unit
komponen antara lain ; sensor yang berfungsi menghasilkan informasi
tentang besaran yang diukur, transmitter yang memproses informasi atau
sinyal yang dihasilkan oleh sensor agar sinyal tersebut dapat ditransmisikan,
controller yang berfungsi membandingkan sinyal pengukuran dengan nilai
besaran yang diinginkan (set point) dan menghasilkan sinyal komando
berdasarkan strategi kontrol tertentu serta aktuator yang berfungsi
mengubah masukan proses sesuai dengan sinyal komando dari pengontrol.

3
2.2. Pengukuran
Dalam setiap ilmu pengetahuan, pengukuran menghasilkan
deskripsi kuantitatif dari suatu proses dan produk yang membuat kita
memahami tingkah laku dan hasil. Dan akan semakin berkembang jika kita
memilih teknik dan utilitas yang lebih baik untuk mengendalikan dan
memaksimalkan kinerja suatu proses, produk dan sumber yang ada, karena
seorang teknisi tidak dapat dikatakan sebagai teknisi sejati, sampai kita
dapat membangun pondasi yang solid untuk mengukur berbasiskan teori.

Terdapat berbagai definisi pengukuran dari berbagai ahli fisika :

 Lord Kelvin

“Ketika kalian dapat mengukur apa yang kalian katakan dan


mengekspresikannya dalam angka-angka, maka kalian mengetahui sesuatu
tentang itu, tetapi jika kalian tidak dapat mengukur dan mengekspresikan
sesuatu dengan angka-angka, pengetahuan tersebut tidak lengkap dan belum
mencukupi dengan baik.”

 J. C. Maxwell

“Mengukur berarti mengetahui.”

 Krantz

“Pengukuran adalah memetakan obyek empirik ke obyek


angka-angka dengan perubahan yang setara.”

 Fenton

“Pengukuran adalah pendefinisian suatu proses dengan

angka atau simbol-simbol yang menjelaskan dengan pasti atribut


suatu entiti di dunia nyata sesuai dengan aturan tertentu yang
didefinisikan sebelumnya.”

4
2.2.1. Manfaat Pengukuran

Pengukuran yang dilakukan dengan benar akan memberikan


manfaat lain sebagai berikut :

 Membuat gambaran melalui karakteristik dari suatu objek yang


kita teliti.

 Dalam industri dapat digunakan sebagai alat pengujian.

 Dapat digunakan sebagai dasar melakukan prediksi terhadap


sesuatu yang akan terjadi.

2.2.3. Jenis – Jenis Pengukuran

Ada beberapa metode pengukuran yang sering digunakan di


industri antara lain:

 Pengukuran Langsung

Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan


menggunakan alat ukur dan hasil pengukurannya dapat langsung
terbaca.

 Pengukuran Tak Langsung

Pengukuran tak langsung adalah proses pengukuran yang


dilaksanakan dengan memakai beberapa jenis alat ukur pembanding,
standar, dan alat ukur.

 Pengukuran dengan Kaliber Batas

Pengukuran dengan kaliber batas adalah proses pemeriksaan


untuk memastikan apakah obyek ukur memiliki harga yang terletak
di dalam atau di luar daerah toleransi ukuran, bentuk, dan posisi.

 Pengukuran dengan Bentuk Acuan

Pengukuran dengan cara membandingkan dengan suatu


bentuk acuan yang ditetapkan pada layar alat ukur proyeksi.

5
2.3. Alat Ukur
Alat ukur adalah instrumen pengukuran, piranti lunak, standar
pengukuran, bahan acuan, atau kombinasi dari hal – hal tersebut yang
diperlukan untuk merealisasikan proses pengukuran.

2.3.1. Pemilihan Alat Ukur

Pemilihan alat ukur merupakan langkah pertama sebelum


melakukan pengukuran proses, dimaksudkan untuk menghasilkan
keluaran yang sama dengan keadaan sesungguhnya. Hal – hal yang
diperhatikan dalam pemilihan alat ukur, antara lain :
 Jenis besaran proses yang akan diukur.
 Daerah kerja dari besaran proses.
 Ketelitian dan ketepatan dari pengukuran.
 Kepekaan dari alat ukur.
 Kecepatan tanggap.
 Keandalan dan pemeliharaan alat ukur.
2.3.2. Karakteristik Alat Ukur
Dalam pemilihan alat ukur perlu juga diperhatikan mengenai
karakteristik alat ukur tersebut. Kualitas kerja dari suatu alat ukur
ditentukan oleh karakteristiknya. Karakteristik alat ukur ada 2
macam, yaitu:
 Karakteristik statis.
 Karakteristik dinamis.

6
2.3.2.1. Karakteristik Statis
Karakteristik statis adalah hal-hal yang perlu diperhatikan
bila alat ukur dipergunakan untuk mengukur suatu keadaan yang
tidak bergantung pada waktu, yaitu:
 Ketelitian, yaitu derajat dekat tidaknya hasil yang ditunjukan
terhadap harga yang sebenarnya.
 Ketetapan, yaitu derajat dekat tidaknya hasil pengukuran satu
terhadap pengukuran lain. Bila hasil pengukuran selalu
memberikan harga yang hampir sama (berdekatan), maka
ketetapan alat ukur tersebut tinggi.
 Kepekaan, menyatakan berapa besarnya harga pengukuran
untuk setiap sinyal input. Sinyal input yang paling kecil
memberikan sinyal output dinamakan sensitivitas alat ukur.
 Linearitas, menyatakan kesebandingan antara input atau besaran
yang diukur dengan perubahan alat ukur. Suatu alat ukur
dinyatakan linear apabila anatara masukan dan keluaran
menunjukan hubugan yang linear, berupa garis lurus.
2.3.2.2. Karakteristik Dinamis
Karakteristik dinamis dari suatu alat ukur menyatakan
bagaimana kecepatan mengadakan perubahan dari suatu kedudukan
ke kedudukan yang baru yang termasuk ke dalam karakteristik
dinamis adalah:
 Kecepatan respon, yaitu kecepatan dari alat ukur untuk
mengikuti perubahan - perubahan harga dari besaran yang
diukur.
 Fidelity, yaitu kecepatan dari alat ukur untuk menunjukkan
harga baru yang tepat pada saat terjadi perubahan.

7
2.3.3. Fungsi Alat Ukur
Alat ukur menunjukkan, memberi sinyal, mencatat harga
yang diukur. Dalam fungsi sehari – hari dapat digolongkan atas :
 Pemancar. Alat ukur memberikan informasi dari besaran yang
diukur sampai suatu titik atau tempat yang dikehendaki.
 Pemberi tanda atau sinyal. Alat hanya memberikan tanda atau
sinyal bila suatu keadaan telah tercapai.
 Pencatat. Alat ukur hanya memberikan catatan atas hasil dari
suatu pengukuran.
 Penunjuk. Alat ukur terdiri atas skala yang telah dikalibrasi
dengan jarum penunjuk.
 Perekam. Alat ukur memberikan data yang tercatat
dibandingkan terhadap waktu.
2.3.4 Bagian Alat Ukur
Alat ukur mempunyai bentuk serta ukuran yang berbeda,
adapun bagian – bagian dari alat ukur secara umum yaitu
diantaranya :

 Elemen primer (perasa) yaitu bagian alat ukur yang


mengubah energi medium yang diukur untuk menghasilkan
keadaan yang menunjukkan harga yang diukur.
 Elemen sekunder (penghubung) yaitu bagian yang
mengubah keadaan yang dihasilkan oleh elemen perasa ke
keadaan yang berguna bagi alat ukur ditempat yang terpisah.
 Elemen manipulasi (pengukur) yaitu bagian yang
mengubah keadaan yang dihasilkan oleh elemen
penghubung sehingga memungkinkan hasilnya dapat
diamati.
 Elemen penunjuk yaitu bagian alat ukur untuk keperluan
pemancar, pencatat atau perekam.

8
2.3. Sistem Kendali
Dalam proses industri, sering dibutuhkan besaran-besaran yang
memerlukan kondisi atau persyaratan yang khusus, seperti ketelitian yang
tinggi, harga yang konstan untuk selang waktu yang tertentu, nilai yang
bervariasi dalam suatu rangkuman tertentu, perbandingan yang tetap antara
2 (dua) variabel, atau suatu besaran sebagai fungsi dari besaran lainnya.
Jelas, kesemuanya itu tidak cukup dilakukan hanya dengan pengukuran saja,
tetapi juga memerlukan suatu cara pengontrolan agar syarat-syarat tersebut
dapat dipenuhi. Alasan inilah diperkenalkan suatu konsep pengontrolan
yang disebut sistem kendali.
Ada beberapa definisi yang harus dimengerti untuk lebih memahami
sistem kontrol secara keseluruhan, sistem, proses, kontrol, sistem kontrol.
2.3.1. Definisi beberapa istilah dalam sistem kontrol :
2.3.1.1. Sistem : sistem adalah kombinasi dari
beberapa komponen yang bekerja bersama – sama melakukan
sesuatu untuk sasaran tertentu.
2.3.1.2. Proses : proses adalah perubahan yang
berurutan dan berlangsung secara kontiniu dan tetap menuju
keadaan akhir tertentu.
2.3.1.3. Kontrol : kontrol adalah suatu kerja untuk
mengawasi mengendalikan, mengatur, menguasai sesuatu.
2.3.1.4. Sistem Kontrol: sistem kontrol adalah proses
pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran
(variabel atau parameter) sehingga berada pada suatu harga atau
range tertentu.

9
Hubungan sebuah sistem dan proses dapat diilustrasikan seperti
pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Blok Diagram Sistem


2.3.2. Prinsip Sistem Kontrol
Sebuah contoh sistem kontrol akan diceritakan di bawah ini.
Seorang operator sedang menjaga ketinggian (level) suatu tangki
yang akan digunakan untuk sebuah proses kimia. Jika, ketinggian
tangki kurang dari yang semestinya, operator akan membuka keran
masukan (valve), dan sebaliknya, jika ketinggian melebihi dari yang
semestinya, operator akan mengurangi bukaan keran (valve), dan
seterusnya.

Gambar 2.2 Ilustrasi Pengendalian Level Air

10
Dari kejadian ini, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya yang
terjadi adalah pengukuran terhadap tinggi cairan di dalam tangki,
kemudian membandingkan terhadap harga tertentu dari tinggi
cairan yang dikehendaki, lalu melakukan koreksi yakni dengan
mengatur bukaan keran masukan cairan ke dalam tangki.
Dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem kontrol,
melakukan urutan kerja sebagai berikut:
2.3.2.1 Pengukuran (Measuring)
2.3.2.2 Perbandingan (Comparison)
2.3.2.3 Perbaikan (Correction)
Sistem tersebut dapat berjalan baik, jika dianggap sistem
bekerja secara ideal dan sederhana. Namun, masalah akan timbul
jika diteliti lebih lanjut, seperti:
2.3.2.4 Keadaan proses yang lebih kompleks dan sulit
2.3.2.5 Pengukuran yang lebih akurat dan presisi
2.3.2.6 Jarak proses yang tidak mudah dijangkau
Maka diperlukan modifikasi terhadap sistem tersebut.
Dalam hal seperti inilah diperlukan sebuah sistem kontrol otomatik.
Sebagaimana diilustrasikan pada gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Ilustrasi Pengendalian Otomatis

11
Terdapat beberapa manfaat pada penggunaan sistem kontrol
otomatik pada sebuah proses, yaitu:
2.3.2.7 Kelancaran Proses
2.3.2.8 Keamanan
2.3.2.9 Ekonomis
2.3.2.10 Kualitas
2.3.3 Klasifikasi Sistem Kontrol
Secara umum sistem kontrol dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
2.3.3.1 Sistem kontrol manual dan otomatis
2.3.3.2 Open loop dan closed loop
2.4 Distributed Control System (DCS)
Distributed Control System atau DCS merupakan suatu sistem yang
mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan untuk mengendalikan
berbagai variable proses dan unit operasi proses menjadi suatu
pengendalian yang terpusat pada satu ruang kendali dengan berbagai fungsi
pengendalian dan monitoring.
DCS awalnya dirancang sebagai pengganti panel besar, yang
terletak di ruang kontrol pusat yang berisi ribuan proses instrumen. Peran
DCS diperluas menjadi pengolah informasi yang dapat menambahkan
advance control seperti, analisis informasi yaitu kontrol proses statistik dan
sistem peringatan (alarm) pintar, aplikasi pendukung keputusan seperti
perbaikan berkala dan manajemen dokumen, dan kemampuan integrasi
sistem bisnis.
DCS memiliki 3 fungsi penting diantaranya:
1. DCS berfungsi untuk mendistribusikan fungsinya ke dalam set
subsistem semi autonom yang relatif kecil, yang saling terhubung
melalui komunikasi berkecepatan tinggi.
2. Mengotomatisasikan proses manufaktur dengan mengintegrasikan
berbagai kontrol, seperti kontrol logika dan sekuensial, dan sebagai
bahasa prosedural ke dalam aplikasi yang terintegrasi dengan

12
berbagai aplikasi advance mulai dari batch systems (kumpulan
sistem) sampai expert systems. Kontrol DCS telah diperluas untuk
dapat memasukkan berbagai informasi yang mampu mendukung
kinerja perusahaan seperti akuntansi biaya berdasarkan aktivitas,
penjadwalan produksi dan pengiriman, penjadwalan perawatan
preventif atau prediktif, pertukaran informasi antara aplikasi bisnis,
logistik, dan transportasi.
3. DCS sebagai sistem tunggal yang dapat menggabungkan berbagai
subsistem, termasuk proses sinyal input dan pengkondisian, proses
sinyal output aktuator.
DCS CENTUM VP merupakan sistem kontrol produksi terbaru dari
Yokogawa sebagai distributed control system (DCS). Sistem kontrol
produksi terintegrasi yang diterapkan untuk mengontrol dan mengelola
operasi pabrik di berbagai industri seperti minyak dan gas, petrokimia,
kimia, listrik, pulp dan kertas, farmasi, makanan, besi dan baja, limbah, dan
pengolahan air dan limbah.

Gambar 2.4 CENTUM VP

13
2.4.1 Sistem Arsitektur DCS CENTUM VP
Centum VP terdiri dari empat komponen yang beroperasi
dan berfungsi sebagai pemantauan (monitoring), merekayasa
(engineering), mengendalikan (control) dan sistem komunikasi
jaringan.

Gambar 2.5 Arsitektur DCS

14
2.4.2 Field Control Station (FCS)

Field Control Station ini digunakan sebagai control unit


untuk mengendalikan variabel – variabel yang dikendalikan pada
proses. FCS adalah otak dari DCS yang mengeksekusi control dan
mengkomputerisasi control di lapangan.

FCS terdiri dari 4 komponen utama yaitu:

1. Central Processor Unit (CPU)


2. Catu daya (Power Supply)
3. VL net Coupler
4. Modul masukan/keluaran (I/O Module)

Fungsi dari FCS adalah untuk menghubungkan satu sama


lain antar Human Machine Interface (HMI) dan gateway melalui V-
net/IP. Komunikasi melalui V-net/IP memungkinkan untuk
mengatur, mengunduh database FCS dan dibaca dari HIS yang
memungkinkan untuk pemberitahuan sistem alarm oleh FCS. FCS
dilengkapi dengan sejumlah modul input dan output (I/O) untuk
membaca dan mengirim sinyal analog ataupun digital.

Sinyal yang diperoleh oleh modul I/O menjadi tujuan


pemrosesan input, komputasi kontrol, operasi logika yang kemudian
diproses menjadi nilai output yang sebelumnya dihasilkan dari FCS
modul I/O.

Gambar 2.6 Field Control System

15
2.4.3 Human Interface Station (HIS)

Human Interface Station adalah antarmuka operator dengan


sistem. Terdapat layer khusus untuk pengoperasian, pemantauan,
trending, dll. Terhubung langsung ke Vnet/IP untuk memastikan
komunikasi setiap waktu antara operator dengan yang terjadi di
lapangan, misalnya variable process, kontrol parameter, faceplates
dan alarm. HIS juga terhubung ke ethernet yang menguhubungkan
semua HIS yang memungkinkan fitur - fitur client server pada
antarmuka operator.

Melalui HIS ini operator dapat melakukan berbagai operasi


seperti maintenance, troubleshooting. Pengembangan variable
proses, parameter control, dll.

Gambar 2.7 Human Interface Station

Pengambilan data ataupun monitoring dapat dilakukan


secara langsung dengan melihat nilai – nilai yang ditampilkan pada
HIS. Sedangkan proses pengoperasian dan pengubahan berbagai
parameter dapat dilakukan dengan beberapa tahapan lanjutan yang
mana akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

16
2.4.4 Control Network (Vnet/IP)

Vnet/IP adalah sistem instalasi jaringan real-time untuk


otomatisasi proses berdasarkan pada sistem komunikasi ethernet.
Vnet/IP dikembangkan untuk DCS, dimana meningkatkan
kontinuitas dan batch kontrol proses pada ukuran plant menengah
maupun besar. Dioptimalkan untuk dapat mentransfer data dalam
jumlah besar secara fleksibel untuk didistribusikan ke dalam plant.

Gambar 2.8 Contoh Konfigurasi Sistem

2.4.5 Engineering Work Station

Engineering Work Station berfungsi untuk melakukan


modifikasi ataupun membuat function block, IOM, dll. Proses
pembuatan function block, IOM, dan graphic akan dijelaskan pada
bab berikutnya. Pada EWS juga dapat melakukan simulasi sama
seperti HIS.

Gambar 2.9 Engineering Work Station

17
2.4.4 I/O Module

I/O module adalah bagian dari DCS atau perangkat otomasi


lainnya seperti PLC yang berfungsi untuk menangani masukkan atau
keluaran dari field instrument. Secara umum, I/O module terbagi
menjadi:

1. Analog Input
Merupakan modul yang menerima masukan dari field
instrument yang memiliki tipe sinyal analog atau
kontinu seperti suhu, volume, tekanan, dan sebagainya.

Gambar 2.10 Modul Analog Input

2. Analog Output
Merupakan modul yang memberikan keluaran/instruksi
ke field instrument yang memiliki tipe sinyal analog atau
kontinu seperti mengatur suhu, volume, tekanan dan
sebagainya.

Gambar 2.11 Modul Analog Output

18
3. Digital Input
Merupakan modul yang menerima masukan dari field
instrument yang memiliki tipe sinyal digital atau diskrit
berupa ON/OFF.

Gambar 2.12 Modul Digital Input

4. Digital Output
Merupakan modul yang memberikan keluaran/instruksi
ke field instrument yang memiliki tipe sinyal digital atau
diskrit berupa ON/OFF seperti mengaktifkan valve atau
mematikan heater dan sebagainya.

Gambar 2.13 Modul Analog Output

19
2.5 Field Instrument

Field instrument adalah alat - alat instrumen yang terpasang pada


sistem dalam industri yang memiliki hubungan dengan sinyal-sinyal analog
atau sinyal - sinyal digital maupun analisa proses.

Field instrument berpengaruh besar pada setiap proses yang terjadi


karena peralatan ini merupakan peralatan layer pertama yang langsung
berhubungan dengan pengukuran maupun pengambilan data dan informasi
fisis mengenai besaran-besaran yang dibutuhkan.

Peralatan field instrument dapat saling terintegrasi satu sama lain


untuk membentuk suatu sistem otomasi pada industri. Alat-alat yang sudah
terintegrasi dapat memudahkan pengontrolan dari objek yang diamati atau
diukur besaran fisisnya.

Field instrument dapat dibedakan menjadi 3 bagian yakni:

1. Primary Element

Primary element terdiri dari sensor-sensor yang langsung


berinteraksi dengan objek yang diukur besaran fisisnya.

2. Secondary Element

Secondary element terdiri dari berbagai macam transmitter


yang berfungsi untuk mengukur nilai flow, level, pressure atau
temperature untuk selanjutnya diubah menjadi sinyal pengukuran.
Sinyal pengukuran standar yang sebanding dengan arus listrik
searah 4-20 mA, tegangan 1-5 VDC atau sinyal pneumatik 3-15 psi
atau 0,2-1 kg/cm2, sinyal hidrolik maupun sinyal resistansi. Besaran
proses biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase yaitu 0% -
100% dari besaran range pengukuran.

20
3. Final Element

Salah satu contoh dari final element adalah control valve,


merupakan suatu bagian yang mengatur aliran fluida pada pipa-pipa
industri. Control valve biasanya mendapatkan masukan sinyal-
sinyal yang dihasilkan oleh transmitter untuk melakukan suatu aksi
yang diinginkan sesuai dengan kondisi sinyal yang diterima. Sebuah
control valve bekerja dengan menghalangi aliran dari fluida yang
melalui pipa dengan perintah dari sinyal standar, seperti sinyal dari
loop controller ataupun logic device. Beberapa control valve
didesain untuk kontrol diskrit (on/off) dari aliran fluida, sementara
beberapa didesain dapat dibuka di antara bukaan penuh maupun
menutup sempurna.

2.6 Sistem Kontrol Loop Tertutup (Closed-loop Control System) Pada


Centum VP

Sistem kontrol loop tertutup atau umpan balik yang sinyal kesalahan
atau keluarannya diumpankan ke controller untuk mengurangi error agar
sesuai dengan nilai yang diinginkan dalam hal ini mengurangi kesalahan
sistem. Control elements/controller adalah komponen yang digunakan
untuk menghasilkan sinyal kendali yang sesuai untuk diaplikasikan ke
plant. Plant merupakan seperangkat peralatan yang tediri dari beberapa
sistem yang digunakan untuk melakukan suatu operasi tertentu. Terdapat
feedback element sebagai komponen yang mengidentifikasi hubungan
antara sinyal feedback dengan controller output. Aktuator berupa control
valve yang memanipulasi nilai yang ditentukan untuk dikendalikan.
Disturbance berupa beban atau gangguan pada sistem yang didapatkan saat
pengoperasian.

Gambar 2.14 Blok Diagram Close Loop

21
2.7 Nilai – Nilai Pada CENTUM VP

Terdapat beberapa angka yang dapat dilihat dan diamati di tampilan


HIS. Ada 3 nilai yang paling umum dan juga paling substansial dalam
sistem kendali di CENTUM VP ini. 3 nilai tersebut dapat dilihat pada
gambar 2.12 di bawah ini.

Gambar 2.15 Faceplate TIC002

22
2.7.1 SV
SV atau setpoint value adalah nilai yang kita inginkan pada
suatu sistem kendali.
2.7.2 PV
PV atau process value adalah nilai aktual dari besaran yang
dikontrol. Nilai PV dikirimkan dari field instrument berupa sinyal
feedback. Secara umum sistem pengendalian bertujuan agar nilai
process value mendekati dengan SV.
2.7.3 MV
MV atau manipulated value adalah nilai pada aktuator –
aktuator sebuah sistem. Perubahan nilai MV berguna untuk
meminimalkan selisih antara PV dan SV atau biasa disebut error.
2.8 I/O List
Mendaftarkan tagname komponen – komponen yang akan
digunakan pada suatu sistem adalah langkah awal perancangan. Komponen
yang perlu didaftarkan mencakup input dan juga output, baik itu jenis digital
ataupun analog. Hal ini perlu dilakukan agar dapat melakukan simulasi
function test. Jika sebuah komponen tidak atau belum didaftarkan pada I/O
list, komponen tersebut tidak akan berfungsi ketika dilakukan simulasi.
Untuk modul input baik itu digital ataupun analog memiliki angka
awal 1, contohnya AAI143-S untuk analog dan ADV151-P. Sedangkan
untuk modul output memiliki ciri angka 5, seperti AAI543-S dan ADV151-
P.

Gambar 2.16 Contoh I/O List

23
2.8.1 Cara Mendaftarkan Tagname Pada IOM CENTUM VP
Berikut adalah langkat – langkah untuk mendaftarkan
tagname pada I/O list.
1. Buka System View pada CENTUM VP.

Gambar 2.17 Tampilan Start Window


2. Setelah jendela System View terbuka, klik FCS0101 lalu
klik IOM dan pilih file mana yang ingin dibuka.

Gambar 2.18 Tampilan System View

24
3. Setelah memilih modul mana yang akan dibuka, akan
muncul tampilan seperti di bawah ini.

Gambar 2.19 Tampilan IOM Builder


4. Pada IOM builder inilah tagname dari setiap komponen
didaftarkan.
2.9 Function Block
Function block berfungsi memberikan algoritma pengendalian pada
suatu sistem. Pada CENTUM VP terdapat berbagai blok fungsi yang dapat
digunakan sesuai kebutuhan. Berikut cara merancang function block pada
CENTUM VP.
1. Buka System View pada CENTUM VP.

Gambar 2.20 Tampilan Start Window

25
2. Setelah jendela System View terbuka, klik FCS0101 lalu
klik FUNCTION BLOCK. Tersedia 200 drawing yang
dapat digunakan untuk merancang function block.

Gambar 2.21 Tampilan System View


3. Jika sudah memilih salah satu drawing, jendela control
drawing akan tampil seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.22 Tampilan Control Drawing

26
4. Pada jendela Control drawing kita bisa merancang
berbagai function block sesuai keinginan kita. Ada tiga
alat bantu yang dapat digunakan, ketiganya berada di
bagian toolbar.

Gambar 2.23 Tampilan Control Drawing


5. Perihal setpoint, satuan, range pengukuran, dan lain –
lain dapat diubah di bagian edit detail. Tiap – tiap
function block juga mempunyai perbedaan masing –
masing pada bagian edit detail. Cara membuka edit detail
adalah dengan mengklik kanan pada blok yang ingin
diubah. Lalu pilih edit detail.

Gambar 2.24 Tampilan Edit Detail

27
2.10 Human Interface Station
Human Interface Station atau sering disebut HIS adalah program
pada CENTUM VP yang berfungsi untuk membuat grafik atau tampilan.
HIS ini menjadi bagian penting dalam pengoperasian ataupun pengambilan
data pada suatu sistem. Di bawah ini adalah tahapan – tahapan pembuatan
sebuah HIS.
1. Langkah pertama adalah tampilkan System View. Caranya klik
ikon System View pada Start Window.

Gambar 2.25 Tampilan Windows

2. Klik System View, setelah itu akan muncul window dari System
View.

Gambar 2.26 Tampilan System View

28
3. Pada System View, klik HIS0164 hingga muncul window, lalu
klik kanan. Setelah itu klik create new dan klik window.

Gambar 2.27 Tampilan System View

29
4. Setelah langkah no 3, akan muncul jendela Create New
Window. Pada jendela tersebut kita bisa memberikan nama
grafik tersebut sesuai kebutuhan.

Gambar 2.28 Tampilan Create New Window


5. Untuk menampilakan graphic builder cukup klik dua kali pada
nama grafik yang diinginkan.

Gambar 2.29 Tampilan Daftar Grafik

30
6. Graphic Builder akan muncul, pada aplikasi tersebut kita bisa
membuat grafik.

Gambar 2.30 Tampilan Graphic Builder


7. Ubah tampilan layer dengan klik kanan, lalu klik Properties.

Gambar 2.31 Tampilan Graphic File

8. Atur ukuran layer menjadi 1866 X 873 (1920 X 1080 resolution)


dan ubah warna layer menjadi hitam.

31
9. Langkah selanjutnya adalah memasukkan Softkey dan Title part
yang terdapat pada stencil. Tambahkan juga Softkey Domain
Control, agar dapat muncul ketika disimulasi.

Gambar 2.32 Tampilan Awal Graphic Builder

32
10. Menggambar grafik dapat menggunakan bantuan Stencil
ataupun dengan toolbar.

Gambar 2.33 Tampilan Stencil

Gambar 2.34 Tampilan Item Toolbar

11. Setiap shape yang dibentuk menggunakan item toolbar dapat


dikustomisasi dengan mengklik kanan pada shape tersebut.
Beberapa hal yang dapat dikustomisasi adalah tebal, warna,
jenis, dll.

12. Untuk mempermudah penyusunan item – item, terdapat fungsi


rotate, flip, group, alignment, bring forward, send backward.
Semua fungsi tersebut dapat ditemukan dengan mengklik kanan
pada item.

33
13. Setelah itu, gambar grafik sesuai dengan P&ID.

Gambar 2.35 Tampilan HIS

14. Untuk memberikan tagname kepada gambar dapat dilakukan


dengan mengklik dua kali pada gambar.

Gambar 2.36 Tampilan Generic Name Binding

15. Pemberian tagname diperlukan agar ketika di simulasikan dapat


bekerja sesuai dengan intruksi yaitu untuk dapat berpindah ke
gambar yang lain.

34
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Unit Kerja Praktik Kerja Lapangan
PT. Yokogawa Indonesia adalah salah satu perusahaan penyedia
barang ataupun jasa pada sektor industri sistem kendali dan instrument. PT.
Yokogawa Indonesia memiliki dua divisi teknikal yaitu service dan engineer
department. Kedua divisi tersebut memiliki lingkup pekerjaan yang berbeda,
service department terfokus dalam memberikan jasa perawatan baik
hardware ataupun software yang dimiliki oleh pelanggan. Sedangkan
engineer department bertugas untuk memberikan jasa perancangan baik dari
awal perancangan sebuah sistem ataupun hanya memperbaharui sistem yang
dimiliki pelanggan.
3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan
Selama kegiatan praktek kerja lapangan ini, penulis ditempatkan
pada tim system engineer yang tergabung di divisi engineer. Selain system
engineer terdapat juga tim project engineer. Tugas system engineer adalah
memastikan sistem yang dikerjakan sesuai keinginan pelanggan. Ruang
lingkup pekerjaan tim system engineer terdiri dari pembuatan graphic
human machine interface hingga pemberian function block agar sistem
berjalan sesuai keinginan.

Penulis diberikan pekerjaan untuk membuat graphic human


machine interface untuk project TDAE PT. Enerco selama hampir 5 minggu.
Selanjutnya penulis mempelajari beberapa function block yang ada di
Centum VP dengan bantuan engineer PT. Yokogawa Indonesia. Penulis
juga sempat berkesempatan untuk membantu teknisi PT. JMS untuk
assembling Power Distribution Panel untuk project British Petroleum
Tangguh selama 2 minggu. Sisa masa praktek kerja lapangan penulis
habiskan untuk mempersiapkan laporan dan persentasi yang menjadi
kewajiban para peserta praktek kerja lapangan di PT. Yokogawa Indonesia.

35
3.3 Pembahasan Hasil PKL

3.3.1 Dasar Perancangan

Perancangan sistem ini bertujuan untuk menjaga suhu dan


ketinggian produk berupa Hydrogenated Palm Kernel Oil atau
HPKO tetap berada pada parameter yang sudah ditentukan. Naik
turunnya suhu ataupun ketinggian HPKO dipengaruhi dari besar
kecilnya bukaan control valve.

Untuk level HPKO akan dijaga tetap berada di angka 15 m,


hal ini dapat dilakukan dengan mengatur input HPKO dari storage
tank dengan menggunakan control valve. Sedangkan untuk
temperatur akan dijaga tetap berada di angka 72℃, suhu HPKO
akan berubah – ubah tergantung dengan besarnya volume cooling
water yang dialirkan dari sistem radiator menuju tangka
penyimpanan HPKO.

Apabila salah satu atau kedua besaran dari HPKO tidak


sesuai dengan set point value dan berada di luar batas bawah ataupun
batas atas sistem alarm akan bekerja. Indikasi alarm akan
ditampilkan pada tampilan Human Interface Station. Alarm akan
mati jika nilai aktual kedua besaran tersebut mendekati nilai set
point atau sudah melewati batas bawah ataupun batas atas.

36
3.3.2 P&ID Sistem Pengendalian Level & Temperature HPKO

Gambar 3.1 P&ID

Pada sistem ini terdapat 3 tangki yang sama – sama


menyimpan HPKO dengan set point dan berbagai parameter yang
sama. Temperature indicating control dan level indicating control
adalah instrumen yang berfungsi untuk mengukur sekaligus
mengontrol fungsi dari control valve.

LIC pada setiap tangki akan mengukur ketinggian HPKO


dan akan mengirimkan sinyal ke control valve agar ketinggian
HPKO tetap berada mendekati set point. Tidak jauh berbeda dengan
LIC, TIC akan mengukur temperatur HPKO di pada setiap tangki
dan akan memberikan sinyal ke control valve agar volume hot water
yang masuk ke dalam tangki tetap menjaga suhu HPKO.

Fungsi level indicator dan temperature indicator sedikit


berbeda dengan LIC dan TIC karena kedua instrument tersebut

37
hanya berfungsi untuk menampilkan nilai actual. LI001 akan
menampilkan nilai actual total dari 3 tangki HPKO, sedangkan
TI001 akan menampilkan nilai aktual rata – rata suhu dari 3 tangki
HPKO. Untuk pengembangan lebih lanjut nilai dari TI001 dapat
digunakan sebagai sinyal umpanbalik ke sistem radiator.

3.3.3 Nilai Parameter dan Setpoint

Parameter dan setpoint ada untuk menjaga kualitas dari


produk tersebut sebagaimana tujuan dari sistem pengendalian secara
umum. Di bawah ini adalah nilai setpoint dan juga batas bawah dan
batas atas untuk ketinggian dan suhu HPKO.

Setpoint Batas Batas


Besaran Kp Ti Td
Value Bawah Atas

Level 15 3 18 150 10 0

Temperature 72 70 75 150 10 0

Jika pada kondisi aktual baik level ataupun temperature


terdeteksi diluar dari batas atas ataupun batas bawah, pada tampilan
HIS akan terindikasi alarm.

38
3.3.4 I/O List

Pada plant ini hanya menggunakan input dan output analog.


Maka dari itu tipe yang digunakan adalah 1AAI143-S, 2AA1543-S.

Gambar 3.2 I/O List

Gambar 3.3 I/O List

39
3.3.5 Function Block

Plant sistem pengendalian temperature dan level HPKO ini


menggunakan 3 jenis function block yang memiliki masing – masing
fungsi.

Gambar 3.4 Function Block Plant HPKO

Gambar 3.5 Function Block Plant HPKO

Semua blok PIO dengan tag %%TIC-x dan %%LIC-x


berfungsi sebagai input bagi blok PID atau dengan kata lain PIO
tersebut adalah field instrument yang mengukur level atau

40
temperature dan memberikan sinyal input kepada blok PID agar
dapat diolah.

Setelah diolah oleh blok PID, proses selanjutnya adalah blok


PID akan memberikan sinyal kepada aktuator. Blok PIO dengan tag
%%T0x atau %%L0x akan mengeksekusi sinyal yang diberikan
oleh PID agar nilai PV sesuai dengan SV.

Selain mengirimkan input ke aktuator blok PID juga


bertugas untuk mengirimkan input ke blok Calcu. Blok PID akan
mengirimkan nilai PV ke Calcu agar dapat dikalkulasikan sesuai
intruksi yang sudah diberikan sebelumnya. TI-HPKO akan
menerima 3 input dari tiga blok PID lalu akan menghitung rata – rata
suhu dari 3 input tersebut. Sedangkan LI-HPKO akan
menjumlahkan 3 input yang diterima lalu akan menampilakan total
volume HPKO yang terukur saat itu.

3.3.5.1 PIO

Blok PIO berguna sebagai input ataupun output


pada sebuah sistem. PIO biasanya dipakai sebagai bantuan
untuk function block lainnya.

Gambar 3.6 Blok PIO

41
3.3.5.2 PID

Blok PID pada plant ini berfungsi sebagai otak


pengendalian. Penggunaan PID yang benar akan
menghasilkan sebuah sistem pengendalian yang baik yang
dapat dilihat dari output sistem (process value) yang
mendekati dengan keinginan (setpoint value). Blok PID
dengan tag yang diawali huruf L berfungsi untuk mengatur
besaran level, sedangkan blok PID dengan tag yang diawali
huruf T berfungsi mengatur besaran temperature.

Gambar 3.7 Blok PID

42
3.3.5.3 Calcu

Blok Calcu berfungsi untuk melakukan algoritma


matematika dengan menggunakan intruksi bahasa script.

Blok calcu mendapatkan input sinyal dari blok lain


agar dapat melakukan pekerjaannya yaitu melakukan
algoritma matematika.

Gambar 3.8 Intruksi Pada Blok Calcu

Gambar 3.9 Blok Calcu

Q1, Q2, Q3 adalah sinyal input yang didapatkan oleh


blok calcu dan akan diolah sesuai dengan intruksi aritmatika
yang telah diberikan sebelumnya.

Masing – masing blok calcu diberikan instruksi


sesuai kebutuhan. Pada blok calcu LI-HPKO intruksi
diberikan untuk menjumlahkan semua input dari blok
lainnya. Sedangkan untuk blok calcu TI-HPKO diberikan
intruksi untuk mendapatkan nilai rata – rata dari 3 tangki
HPKO.

43
3.3.5.4 Graphic Builder

Setelah pembuatan function block, dan IOM tentunya


sistem ini membutuhkan gambar yang dapat ditampilkan.
Tujuan pembuatan gambar ini adalah untuk mempermudah
pengambilan data dan pengoperasian sistem ini. Seperti yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya pembuatan grafik ini
dibantu dengan adanya stencil dan juga toolbar.

Tagname pada setiap komponen yang berada di


grafik harus disesuaikan dengan yang ada pada function
block dan juga IOM. Hal itu penting dilakukan agar dapat
bekerja sesuai deskripsi ketika dilakukan function test.

Pada graphic builder kita dapat mengubah beberapa


hal dari warna komponen, value yang ditampilkan, dan lain
– lain. Hal – hal tersebut berguna dan begitu esensial dalam
proses simulasi.

44
Gambar 3.10 Tampilan Pada Graphic Builder

45
3.3.5.5 Function Test

Tahapan selanjutnya dari pembuatan sistem ini


adalah function test. Tahapan ini juga menjadi bagian akhir
dari proses perancangan plant ini.

Pada proses function test, nilai – nilai seperti PV,


MV, dan SV dapat dimonitor secara langsung. Dalam
tahapan ini juga dapat diketahui apakah sistem ini sudah
bekerja sesuai keinginan atau tidak.

Gambar 3.11 Tampilan Pada Function Test

Nilai – nilai yang ditampilkan pada gambar adalah


nilai – nilai aktual ketika simulasi dijalankan. Contohnya
LIC-1 menunjukkan level HPKO pada tangki 1 saat itu
berada pada angka 15 M dan TIC-1 menunjukkan
temperature HPKO pada tangka 1 yang berada pada angka
72℃. Begitu juga dengan nilai – nilai pada tangki lainnya.

Sedikit berbeda, LI-HPKO menunjukkan nilai total


dari tiga tangki sekaligus. Hal ini untuk memudahkan
pengambilan data, sedangkan TI-HPKO menampilkan nilai
rata – rata suhu pada tiga tangki.

46
3.3.5.6 Input Data

Demi menjaga kualitas sistem pengendalian tentu


ada parameter – parameter yang perlu dimasukkan pada
plant ini seperti setpoint, batas atas, batas bawah dan juga
formula PID.

Langkah pertama adalah ketikkan nama blok pada


bagian name di sisi kanan function test window lalu klik
call.

Gambar 3.12 Tampilan Window Name Input

47
Rumus baku untuk memunculkan jendela tuning
adalah nama function block TUN -SL. Maka, bila dilihat dari
gambar di atas, blok TIC – 1 yang akan diberi masukkan
data. Setelah mengklik call akan muncul jendela tuning.

Gambar 3.13 Tampilan Tuning Mode

Pada bagian kolom alarm terdapat 4 tingkatan yang


semuanya dapat kita pergunakan. Tingkatan pertama adalah
LL (low – low) yang penulis isi dengan range terendah dari
sistem pengendalian temperature ini yaitu 0. Tingkatan
selanjutnya adalah PL (process low) dan PH (process high).
Keduanya adalah batas bawah dan batas atas pada sistem
pengendalian ini, maka dari itu jika nilai aktual kurang dari
batas bawah yaitu 70 dan melebihi batas atas 75 akan
memberikan indikasi alarm. Tingkatan terakhir adalah HH
(high – high), jika nilai aktual sudah mencapai angka 80,
berarti sudah berada pada kondisi yang buruk dan perlu aksi
lanjutan. Pada tingkatan ini akan menindikasikan alarm
juga.

Untuk formula PID, penulis memberikan 150 pada


fungsi proportional, 10 pada integral, dan tidak memberikan
input sama sekali pada fungsi derivative.

Pemberian data alarm dan PID ini sama untuk semua


function block. Baik itu cara untuk menampilkan jendela
tuning ataupun proses input data.

48
3.3.5.7 Cara Pengoperasian

Setelah memasukkan input data sesuai keinginan,


tahapan berikutnya adalah menjalankan plant ini. Seperti
yang sudah disinggung pada subbab function block, bahwa
TIC-1,2,3 dan LIC-1,2,3 adalah otak dari sistem ini. Maka
dari itu langkah pertama adalah mengklik 2 kali pada salah
satu dari TIC-1,2,3 dan LIC-1,2,3. Setelah mengklik 2 kali,
faceplate dari function block yang diklik.

Sebagai contoh, penulis memilih untuk


mengoperasikan LIC – 1. Setelah mengklik 2 kali, faceplate
akan muncul.

Gambar 3.14 Tampilan Faceplate

49
Setelah faceplate muncul, langkah berikutnya adalah
memasukkan setpoint. Caranya hanya dengan mengklik
pada bagian SV, setelah itu jendela SV. Pada jendela itu data
SV dapat dimasukkan.

Gambar 3.15 Jendela SV

Jika SV sudah dimasukkan, langkah terakhir adalah


mengubah kondisi dari manual menjadi otomatis. Mengubah
kondisi menjadi otomatis dapat dilakukan dengan mengklik
MAN maka muncul jendela seperti ini.

Gambar 3.16 Jendela Pengoperasian

Dengan mengklik pilihan yang berada di tengah,


LIC – 1 akan bekerja secara otomatis, dan jika function block
bekerja sesuai keinginan nilai PV akan mendekati SV.
Proses pengoperasian semua blok PID sama seperti yang
sudah penulis paparkan di atas.

50
Gambar 3.17 Tampilan Faceplate

Nilai MV (manipulated value) yang berubah – ubah


berfungsi agar nilai PV senantiasa mengikuti nilai SV atau
dengan kata lain untuk meminimalisir error dan overshoot.

Setelah melewati beberapa percobaan sistem ini


hanya menggunakan sistem pengendalian propotional dan
integral, karena penggunaan derivative mengakibatkan
ketidakstabilan pada sistem. Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai setpoint atau death time berkisar pada 90 detik
pada pengendalian temperature dan 60 detik pada
pengendalian level.

51
3.4 Identifikasi Kendala

Selama proses praktek kerja lapangan penulis mendapatkan


wawasan baru perihal industri vendor seperti yang dilakukan oleh PT.
Yokogawa Indonesia. Dasar perancangan menggunakan CENTUM VP juga
menjadi ilmu yang penulis dapatkan selama praktek kerja lapangan di PT.
Yokogawa Indonesia. Penulis juga berkesempatan untuk melihat secara
langsung perakitan panel dari awal hingga siap untuk dikirimkan ke
pelanggan. Sistem kendali berbasis DCS ini menjadi ilmu baru yang akan
berguna bagi penulis karena selama berkuliah hanya mendapat wawasan
sistem kendali berbasis PLC dan konvensional.

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas

Dalam proses praktek kerja lapangan ini penulis mendapat beberapa


kendala yaitu:

1. Intruksi yang kerap kali berubah perihal pembuatan graphic HIS


PT. Enerco.
2. Aplikasi CENTUM VP yang diinstall di dalam VMware sedikit
banyaknya memperlambat kerja penulis.
3. Penulis yang pertama kali menggunakan CENTUM VP sempat
kesulitan dalam menggunakannya pada beberapa hari pertama.
4. Penulis cukup kesulitan ketika pertama kali merancang sebuah
sistem berbasis DCS.

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala

1. Setelah melewati beberapa rapat, intruksi dari engineer perihal


pekerjaan semakin jelas dan mempermudah kerja penulis dan
juga engineer PT. Yokogawa.
2. Hari lepas hari, penulis semakin nyaman menggunakan aplikasi
CENTUM VP.
3. Engineer – engineer dan juga rekan mahasiswa praktek kerja
lapangan dengan senang hati membantu penulis dalam proses
praktek kerja lapangan.

52
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan

Program praktek kerja lapangan bagi seluruh mahasiswa Politeknik


Negeri Jakarta adalah suatu bagian penting dalam pembentukan lulusan
yang kredibel dan dapat bersaing di dunia kerja. Praktek kerja lapangan juga
adalah proses dalam menjadikan mahasiswa menjadi manusia yang lebih
baik. Pentingnya praktek kerja lapangan dikarenakan perlunya tempat untuk
mengaplikasikan ilmu – ilmu yang sudah diterima di kampus secara
langsung di industri yang memiliki keterkaitan dengan disiplin ilmu penulis.
Pengalaman praktek kerja lapangan di PT. Yokogawa membuka
wawasan bahwa jenis usaha jasa maintenance dan engineering adalah
bagian dari lingkup kerja electrical instrument. Sistem kendali berbasis
DCS juga adalah salah satu opsi selain PLC, dan SCADA.
4.2 Saran
4.2.1 Saran untuk PT. Yokogawa Indonesia
Selama 11 minggu mengikuti program praktek kerja
lapangan di PT. Yokogawa Indonesia segalanya berjalan dengan
baik. Semenjak dari tahap pendaftaran hingga proses praktek
dimulia penulis diperlakukan dengan baik dan profesional.
Satu – satunya saran yang ingin penulis sampaikan adalah
alur informasi dan intruksi antar engineering dapat diperbaiki agar
tidak terjadi pengulangan pekerjaan seperti yang penulis alami.
Namun hal itu memang dapat dipahami karena terbelahnya
konsentrasi dengan beberapa project lainnya.

53
4.2.1 Saran untuk Politeknik Negeri Jakarta
Sejak awal semester 4 atau ketika persiapan pertama dalam
proses praktek kerja lapangan, dosen – dosen Teknik Listrik PNJ
sudah cukup membantu dalam berbagai hal.
Namun demi kebaikan Teknik Listrik PNJ kedepannya,
penulis haturkan satu saran yaitu di mohon tingkatkan kualitas
maupun kuantitas perihal sosialisasi berbagai tahapan program kerja
lapangan karena banyak informasi penting yang terlewat ataupun
terlambat sampai ke mahasiswa.

54
DAFTAR PUSTAKA

Azis, Akhmad Lutfhi. (2018). Perancangan Sistem High Pressure Steam


Drum Pada Heat Recovery Steam Generator Berbasis DCS Menggunakan Software
CENTUM VP Yokogawa. Yogyakarta: Tugas Akhir

Djumhadi, Djudju. (1983). Teknik Pengukuran Besaran Proses I. Cimahi:


Buku tidak diterbitkan
Tim Penyusun Teknik Elektro. (2012). Pedoman Praktik Kerja Lapangan.
Depok: Politeknik Negeri Jakarta.
Yokogawa. 2008. Engineering Course Student Workbook. Yokogawa
Indonesia

55
LAMPIRAN-LAMPIRAN

56
57
58

Anda mungkin juga menyukai