Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum
ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu
penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang akan
datang. Selain itu, AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik secara fisik maupun dari segi
mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik ataupun seminar-
seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik,
penderitaan itu mungkin tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah
beberapa tahun tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan
merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS
adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan
alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi
penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu, kami membahasnya
dalam makalah ini mengangkat judul “HIV/AIDS”
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu HIV dan AIDS?
2. Bagaimana etiologi dari HIV/AIDS?
3. Bagaimana pathogenesis dari HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS?
6. Bagaimana mengetahui orang yang sudah terinfeksi HIV/AIDS?
7. Bagaimana gambaran klinis penderita HIV/AIDS?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu HIV dan AIDS
2. Untuk mengetahui etiologi HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui pathogenesis HIV/AIDS
4. Untuk mengetahui cara penularan HIV/AIDS
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala AHIV/IDS
6. Untuk mengetahui orang yang sudah terinfeksi HIVAIDS
7. Untuk mengetahui gambaran klinis penderita HIV/AIDS

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV termasuk
keluarga virus retro, yaitu virus yang memasukkan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika
melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda, yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian
menyatun dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro-virus dan kemudian melakukan replikasi.

Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
sel CD4 sehingga dapat merusak system kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat
bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus HIV
kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih diperlukan untuk system
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki
pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari
perkembangbiakkan virus HIV dalam tubuh mahluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk
menyebabkan syndrome AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh
melemah atau menghilangnya system kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel
darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV.

Ketika kita terkena virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. untuk menjadi AIDS dibutuhkan
waktu yang lama, yaitu sekitar 10 tahun sesudah terinfeksi untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan.
Saat ini tidak ada obat, serum, maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari virus HIV
penyebab penyakit AIDS.

2.2 ETIOLOGI

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus ini ditemukan oleh Montagnier, seorang
ilmuwan Prancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita dengan
gejala limphadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan Lymphadenophaty Associated Virus (LAV).

Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan virus HTLV-III (Human T
Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut, dibuktikan bahwa
kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of
Viruses (1986) WHO memberikan nama resmi HIV.

2.3 PATOGENESIS

Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan secret vagina.
Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual.

2
HIV tergolong retro virus yang mempunyai materi genetic RNA. Bilamana virus masuk ke dalam tubuh
penderita (sel hospes), maka RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcryptase yang
dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya
diprogramkan untuk membentuk gen virus.

HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen permukaan CD4,
terutama sekali limfosit T4 yang memegang peran penting dalam mengatur dan mempertahankan
system kekebalan tubuh. Selain limfosit T4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel
Langerhans pada kulit, sel dendrite folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina,
sel serviks uteri dan sel-sel microglia otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya
mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri.

HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi maupun pertumbuhan virus yang
baru. Salah satu gen tersebut ialah tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian hebatnya
sehingga terjadi penghancuran limfosit T4 secara besar-besaran yang akhirnya menyebabkan system
kekebalan tubuh menjadi lumpuh. Kelumpuhan system kekebalan tubuh ini mengakibatkan tumbuhnya
berbagai infeksi oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala-gejala klinis AIDS.

2.4 CARA PENULARAN HIV/AIDS

HIV dapat didapat ditularkan melalui 4 cara, yaitu :

• Hubungan seks ( Anal, Oral, Vaginal ) yang tidak terlindung dengan orang yang telah terinfeksi HIV.

• Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV.

• Ibu hamil penderita HIV kepada bayi yang dikandungnya.

• Kontak darah / luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.

HIV tidak menular melalui :

• Orang bersalaman

• Berciuman

• Orang berpelukan

• Makan bersama / piring dan gelas

• Tinggal serumah

2.5 TANDA DAN GEJALA HIV/AIDS

Biasanya tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi HIV dalam waktu 5-10

tahun. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala –gejala

3
seperti berikut :

• Kehilangan berat badan secara drastis

• Diare yang berkelanjutan

• Pembengkakan pada leher dan/ atau ketiak

• Batuk terus menerus

Jika ada orang yang menunjukkan salah satu dari gejala diatas bukan berarti terinfeksi HIV.

Untuk memastikan hubungi segera layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan

tes darah HIV.

2.6 CARA MENGETAHUI ORANG YANG SUDAH TERINFEKSI HIV/AIDS

Hanya melalui penglihatan, anda tidak bisa tahu apakah seseorang sudah terinfeksi HIV

atau tidak.

• Pada kenyataanya, pengidap HIV terlihat sangat sehat.

• Satu – satunya cara untuk mengetahui hal ini adalah melalui tes darah HIV.

• Di Indonesia, terdapat cukup banyak LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) yang dapat

membantu anda untuk mendapatkan pelayanan tes darah.

Penyakit HIV Stadium I

• Biasanya tanpa gejala (dapat limfadenopati generalisata yang persisten—PGL)

• Mampu melawan infeksi dengan baik

• Pelan-pelan, jumlah CD4 semakin rendah

• Kehidupan sehari-hari tampak normal

Penanganan

Pola hidup yang positif dan sehat (olahraga 20 menit setiap hari, makan teratur)

Pemeriksaan dokter berkala, skrining IMS, tes Pap, vaksinasi, seks lebih aman

Penyakit HIV Stadium II

4
• Infeksi ringan lebih sering daripada biasa: ruam, infeksi kulit, seriawan, demam, infeksi

saluran pernapasan atas yang kambuhan

• Umumnya kehilangan berat badan di bawah 10 persen

• Dapat meneruskan kehidupan sehari-hari seperti biasa

Penanganan

Sama seperti Stadium I (pola hidup yang positif dan sehat, pemeriksaan, skrining, seks

lebih aman, vaksinasi)

Pengobatan dini untuk infeksi

Pertimbangkan profilaksis (kotrimoksazol)

Penyakit HIV Stadium III

• Infeksi oportunistik (IO) yang lebih parah, mis. pneumonia, meningitis, kandidiasis mulut

• Diare kronis, demam terus-menerus, TB paru

• Kehilangan berat badan lebih dari 10 persen

• Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari

Penanganan

Sama seperti Stadium I (pola hidup yang positif dan sehat, pemeriksaan, skrining, seks

lebih aman, vaksinasi)

Terapi antiretroviral (ART)

Pengobatan dini untuk infeksi

Profilaksis (kotrimoksazol)

Penyakit HIV Stadium IV

• IO yang lebih parah, mis. PCP, diare parah, limfoma, TB luar paru, tokso, CMV,

meningitis kriptokokkus, sarkoma Kaposi, ensefalopati HIV, kandidiasis saluran makan

• Kehilangan berat badan parah/wasting

• Sering sakit parah, terbaring pada tempat tidur

5
Penanganan

Perawatan rumah sakit atau di rumah

Profilaksis (kotrimoksazol)

2.7 Gambaran Klinis

Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai
dari infeksi tanpa gejala (Asimtomatik) pada stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada
stadium yang lebih lanjut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya infeksi HIV yang menjadi AIDS belum
diketahui jelas. Diperkirakan infeksi HIV yang berulang-ulang dan pemaparan terhadap infeksi-infeksi
lain mempengaruhi perkemabngan kearah AIDS.

CDC (Centers For Disease Control, USA 1986) menetapkan klasifikasi infeksi HIV pada orang dewasa
sebagai berikut :

 Kelompok I : infeksi akut


 Kelompok II : Infeksi asimtomatik
 Kelompok III : Limfadenopati generalisata persistem (LGP)
 Kelompok IV : Penyakit lain
IVa : penyakit konstitusi (panas, diare, kehilangan BB)
IVb : Penyakit neurologis (ensefalitis, demensia)
IVc : Penyakit infeksi sekunder (pneumocystis carinii, Cytomegalo virus)
IVd : Kanker sekunder (sarcoma Kaposi, linfoma non-hotgkin)
IVe : keadaan-keadaan lain

1. Infeksi Akut
Gejala infeksi akut biasanya timbul sesudah masa inkubasi selama 1-3 bulan. Gejala yang timbul
umumnya seperti influenza (flu-like syndrome; demam, artralgia, malaise, anoreksia, gejala kulit
(bercak-bercak merah, urtikaria) gejala syaraf (sakit kepala, nyeri retrobulber, radikulopati,
gangguan kognitif dan afektif), gangguan gastrointestinal (nausea, komitus, diare, kandidiasis,
orofarings). Pada fase ini penyakit tersebut sangat menular karena terjadi firemia. Gejala
tersebut merupakan reaksi tubuh terhadap masuknya virus dan berlangsungnya kira-kira 1-2
minggu.
2. Infeksi Kronis asimtomatik
Setelah infeksi akut berlalu maka selama bertahun-tahun kemudian, umunya sekitar 5 tahun,
keadaan penderita tampak baik saja, meskipun sebenarnya terjadi replikasi virus secara lambat
didalam tubuh. Beberapa penderita mengalami pembengkakkan kelenjar limfe menyeluruh,
disebut limfadenopati generalist persistem (LGP) meskipun ini bukanlah hal yang bersifat

6
prognostic dan tidak berpengaruh bagi hidup penderita. Saat ini sudah mulai terjadi penurunan
sel CD4 sebagai petunjuk menurunnya kekebalan tubuh penderita. Pada fase ini secara spodaris
muncul penyakit-penyakit autoimu, misalnya idiopathic thrombocytopenia (ITP). Juga syndrome
Guillain-Barre akut, mononesuritis multipleks atau polimielitis idiopatik dapat muncul.
3. Infeksi kronis simtomatik
Fase ini dimulai rata-rata sesudah 5 tahun terkena infeksi HIV. Berbagai gejala penyakit ringan
atau lebih berat timbul pada fase ini, tergantung pada tingkat imunitas penderita.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan mengenai makalah ini, yaitu:

1. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia,
yang dapat merusak daya tahan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan
penyakit dari luar.
2. Tanda dan gejala penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada permulaan
umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami
demam selama 3-6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV
tersebut.
3. Hingga saat ini tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat
menyembuhkan manusia dari virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah
pencegahannya saja.

8
Daftar Pustaka

1. Tjokronegoro, Arjatmo. 2003. Penyakit Menular Seksual. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
2. https://www.academia.edu/6373911/MAKALAH_IKM_HIV_AIDS
3. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://siamik.upnjatim.ac.id/polikli
nik/aid.pdf&ved=2ahUKEwjp1bXbiMDjAhXGMY8KHdWnB0QQFjAGegQIARAB&usg=AOvVaw03p
X7OhL7k6fl_XCvqtzQl

Anda mungkin juga menyukai