Anda di halaman 1dari 2

kenangan

Masa lalu adalah kenangan. Kenangan yang tak mungkin terlupakan. Yaaa tidak
akan terlupakan karena dialah yang membuat kita bisa sampai seperti saat ini. Aku
ingat ketika dulu temanku selalu mengejekku, mengatakan aku ini cuek, kuper, dll. Tapi
bagiku itu bukan ejekan, bagiku dia memberikan motivasi kepadaku. Dia juga pernah
bilang bahwa jadi wanita itu harus tangguh. Dia berkata seperti itu karena aku tidak
berani berangkat sendiri ke sekolah. Kata-kata itu membuat aku menjadi semangat dan
aku mulai belajar menjadi wanita yang tangguh. Tidak selalu bergantung dengan orang
lain. Kalu kita bisa mengerjakannya sendiri, kenapa harus dengan orang lain. Terkecuali
itu kalau kerja kelompok. Kita dituntut untuk bekerja sama supaya hasil yang
diinginkan bisa tercapai.

Laki-laki aneh, dia selalu membuat ku tersenyum ketika mengingatnya.


Walaupun kejadian yang kuingat itu sebenarnya membuat aku marah. Tetapi hal itu
menjadi kenangan yang tak terlupakan. Kamu selalu mengejekku dan mengatakan aku
jelek ketika aku bercermin. Aku meresponnya dengan sedikit kesal, terkadang malah
aku tersenyum dan meletakkan cerminnya.

Ketika aku membaca novel. Kamu pasti menggangguku dengan berbagai cara
yang kamu punya. Tapi kamu gagal dan menyerah. Ketika pelajaran dimulai dan
posisinya yang mengajar wali kelas, kamu selalu ajak aku bicara. Entah apa topiknya
pasti kita jadi bergurau. Mungkin karena tempat duduk kita bersebelahan yang
membuat kita bergurau. Ide wali kelas pun muncul. Beliau memindahkan kamu ke
tempat duduk paling depan dekat meja guru. Baru beberapa menit tidak bicara, kamu
pun menoleh ke tempat dudukku dan berbicara dengan teman sebangkuku. Alhasil aku
yang jadi korban. kita akan duduk satu meja.

Aku juga ingat ketika kamu menitip salam ke aku bahwa kamu kangen denganku.
Aku memang tidak membalas salam dari kamu, tetapi aku malah menyapa kamu dengan
suara lantang dari kejauhan ketika aku bertemu denganmu padahal posisi aku itu di
depan kantin yang ramai anak-anak beli makanan. Kamu menoleh dan tersenyum,
tetapi hanya sebentar lalu kembali berjalan menuju kekelas. Mungkin karena kamu
malu, tetapi aku tidak malu sama sekali walaupun banyak teman-temanku.

chatting itu terus berlanjut dan aku bisa mengambil kesimpulan bahwa kamu
tidak ingin aku sapa. Ya aku tahu itu mungkin karena kamu sudah punya teman yang
lain. Beberapa hari selanjutnya aku dan kamu hanya berkomunikasi lewat sms dan
itupun kalau kamu yang sms duluan. Aku juga tidak pernah menyapa kamu, kecuali
kamu yang menyapa duluan dan aku ikut balas menyapa, atau malah hanya dengan
anggukan kepala.

***
Aku bukan wanita yang ahli dalam bidang percintaan. Aku pun bukan wanita
yang bisa memprediksi tentang perasaan seseorang. Tapi kamu kenapa malah curhat ke
aku tentang soal percintaan? Aku mungkin hanya bisa menjelaskan bagian kecilnya saja.

Kamu tanya apa alasan wanita menolak laki-laki jika diajak pacaran. Aku pun
mejawab dengan singkat, mungkin wanitanya sudah punya pacar atau memang
wanitanya tidak suka dengannya. Pertanyaan kamu memang singkat tetapi
mengandeng makna yang besar karena baru kali ini aku mendengar kamu bahas
tentang wanita. Setahuku, kamu pernah bilang kalau sekarang itu bukan waktunya
untuk pacaran. Mungkin kamu sekarang sudah mulai naksir sama wanita.

Aku tahu ternyata orang yang kamu suka adalah adik kelasku. Aku tersenyum-
senyum sendiri karena kamu tidak bilang ke aku kalau wanita yang kamu suka itu adik
kelasku. Pantas saja beberapa hari ini aku sering melihat kamu ke kelas (). Ternyata,
kamu pacaran sama dia.

Pacaran kamu memang tidak aku ketahui sebelumnya. Aku tahu itu semua
karena temanku yang bicara. Mula-mula dia tanya apakah aku kenal sama kamu apa
tidak? Ya aku jawab kenal. Lalu dia bilang ke aku kalau kamu pacaran sama adik
kelasku. Tapi aku tidak boleh bilang ke kamu kalau dialah yang memberi tahu aku. Aku
setujui permintaannya dan hatiku bicara, akhirnya kamu pacaran juga.

Terselip sedikit sedih ketika mengingat kamu. Terlebih ucapan kamu ke aku.
Kamu sering membuat ku marah, kesal, jengkel, tapi aku nyaman dengan kamu. Aku
curhat tentang masalahku ke kamu, tentang cinta ke kamu, walaupun itu hanya
sebagian kecilnya.

Sekarang aku sadar, bahwa setiap ejekan yang kamu berikan ke aku itu
sebenarnya motivasi. Motivasi yang tidak terucap oleh kata-kata secara langsung,
melainkan dengan perbuatan. Kamu mungkin sekarang sedang bekerja keras untuk
mewujudkan cita-cita kamu. Kamu mempunyai semangat tinggi untuk maju dan terus
maju. Terima kasih untuk semuanya yang kau berikan ke hidupku. Kata yang kau
berikan ke aku akan selalu aku ingat “Jadi wanita harus tangguh”. Tapi semua berakhir.
Semua kenangan telah hilang diingatannya.

Aku tahu setiap manusia pasti mempunyai kekurangan. Tetapi manusia akan
dikenal dengan kelebihannya. Karena itu adalah ciri khas manusia tersebut. Aku harus
terus berjuang untuk masa depanku. Masa depan yang sedang menantiku di sana.
Walaupun aku harus melewati banyaknya masalah, rindu, kesepian, yang tak pernah
aku perlihatkan kepada orang.

Anda mungkin juga menyukai