Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MEKANIKA FLUIDA

‘DECANTER’

DISUSUN OLEH:

Kelompok I

 Andy Junianto S (120405034)


 Agus Winarta (120405040)
 Putri Defriska Siagian (120405052)
 Riando Oktavianus Sihombing (120405058)
 Chandra Sitorus (120405060)
 Leonardo Indra (120405068)
 Astri Devi Y. S. (120405072)
 Hagaina Kasih (120405076)
 Anita Tiurmaida (120405080)
 Rory Faham Partogi (120405094)

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga makalah tugas Mekanika Fluida tentang ”Decanter” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada ibu Farida Hanum, ST, MT
yang telah menjadi pembimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan ”Decanter”,
seperti: apa itu defenisi decanter, prinsip kerja decanter Kelebihan dan kekurangan
decanter, serta contoh aplikasi decanter.
Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i yang belum terlalu paham
tentang Decanter agar menjadi lebih mengerti dan lebih mengetahui lagi tentang
Decanter.
Kelompok menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini, oleh sebab itu kelompok kami dengan tangan terbuka selalu menerima
saran-saran yang bersifat membangun dan membantu perbaikan makalah ini.

Medan, September 2013

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
2.1 Defenisi Decanter ...................................................................................... 3
2.2 Prinsip Kerja Decanter............................................................................... 3
2.3 Jenis-Jenis Decanter .................................................................................. 4
2.4 Contoh Aplikasi Penggunaan Decanter...................................................... 8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 9
3.2 Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Decanter adalah alat pemisah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan
menggunakan prinsip sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid atau fase liquid-solid.
Prinsipnya cairan atau suspensi dimasukkan dalam decanter yang biasanya berbentuk
silinder dari bagian porosnya, lalu decanter diputar dengan kecepatan tertentu tergantung
bahan yang akan dipisahkan.
Dengan putaran tersebut akan menciptakan gaya sentrifugal pada cairan atau
suspensi tersebut, dan makin besar massa zat, maka akan makin besar pula gaya
sentrifugal yang diderita, sehingga zat yang yang berat jenisnya lebih besar akan terdesak
ke arah dinding decanter dimana terdapat outlet untuk mengeluarkan zat tersebut. Dan zat
dengan berat jenis yang lebih kecil akan tertahan di bagian poros yang di situ juga
dibuatkan outlet untuk mengeluarkan zat yang lebih ringan tersebut.
Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri
decanter diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah. Secara garis besar kegunaan
decanter adalah untuk memisahkan serat-serat halus (non-oil solid) yang terkandung
dalam minyak kasar (crude oil) dari crude oil tank (COT). Serat halus ini berasal dari
serat atau ampas yang terputus-putus pada waktu pengepresan. Dengan berkurangnya
serat halus ini, cairan minyak tidak akan terlalu kental, sehingga proses pemisahan
didalam CST akan lebih sempurna. Jadi tujuan utama pengoperasian decanter adalah
untuk memisahkan sludge menjadi light phase, heavy phase dan solid.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk melengkapi tugas Mekanika Fluida tentang ‘Decanter’.
2. Menjelaskan defenisi Decanter
3. Menjelaskan prinsip kerja Decanter
4. Menjabarkan tipe-tipe serta kelebihan dan kekurangan Decanter
5. Memberikan contoh aplikasi Decanter

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah adalah:
1. Sebegai pelengkap untuk tugas Mekanika Fluida tentang ‘Decanter’.
2. Memberikan penjelasan mengenai defenisi Decanter
3. Memberikan informasi mengenai prinsip kerja Decanter
4. Menjabarkan tipe-tipe serta kelebihan dan kekurangan Decanter
5. Memberikan contoh aplikasi Decanter

1.4 Rumusan Masalah


Adapun hal-hal yang dibahas adalah mengenai :
1. Apa defenisi dari Decanter?
2. Bagaimanakah prinsip kerja Decanter?
3. Jelaskan tipe-tipe serta kelebihan dan kekurangan Decanter?
4. Jelaskan contoh aplikasi Decanter?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Decanter


Decanter adalah alat yang bertindak sebagai unit pemurnian. Decanter yang
berfungsi memisahkan fase padat, fase minyak dan fase air. Salah satu fungsi dari stasiun
pemurnian adalah untuk memisahkan minyak dari fase lainnya dengan pemurnian supaya
tidak terjadi penurunan mutu. Keberhasilan dalam pengoperasian decanter dipengaruhi
oleh :
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak, air dan lumpur
mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.
b. Fungsi alat Decanter tersebut.
c. Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah Sludge yang diolah.

2.2 Prinsip Kerja Decanter


Fungsinya adalah untuk memisahkan sisa minyak dan air yang masih terdapat
pada sludge untuk dikembalikan ke proses CST.
Decanter bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid atau
fase liquid-solid. Prinsipnya cairan atau suspensi dimasukkan dalam decanter yang
biasanya berbentuk silinder dari bagian porosnya, lalu decanter diputar dengan kecepatan
tertentu tergantung bahan yang akan dipisahkan. Dengan putaran tersebut akan
menciptakan gaya sentrifugal pada cairan atau suspensi tersebut, dan makin besar massa
zat, maka akan makin besar pula gaya sentrifugal yang diderita, sehingga zat yang yang
berat jenisnya lebih besar akan terdesak ke arah dinding decanter dimana terdapat outlet
untuk mengeluarkan zat tersebut. Dan zat dengan berat jenis yang lebih kecil akan
tertahan di bagian poros yang di situ juga dibuatkan outlet untuk mengeluarkan zat yang
lebih ringan tersebut.
Prinsip kerja decanter juga berdasarkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh
bowl yang berputar secara horizontal. Produk yang masuk ke dalam decanter akan masuk
ke dalam bowl melalui distribution chamber. Dengan memanfaatkan gaya sentrifugal
yang muncul dari sistem putaran tinggi dari bowl secara horizontal, proses pemisahan
ketiga unsur ini dapat berlangsung cepat sekali. Setelah terjadi proses pemisahan maka
solid akan disalurkan menuju tempat pembuangan lumpur yang tidak mungkin diproses
lagi melalui decanter solid conveyor, sludge yang merupakan fasa berat akan menuju ke
drain dan tiba di sludge pit yang memiliki temperatur sekitar 90 oC sampai dengan 100
oC, sedangkan minyak yang merupakan fasa ringan akan dipompa kembali menuju
continous settling tank untuk diproses kembali. Sludge yang sebelumnya masih
mengandung sekitar 5 % minyak murni, setelah melalui proses di decanter ini tinggal
menyisakan kadar minyak sekitar 0,85 % sampai dengan 1,2 %.

2.3 Jenis – Jenis Decanter


I. Decanter dibagi atas dua berdasarkan keluarannya, yaitu :
a. Two-Phase Decanter
Alat ini bekerja memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan fraksi padat
atau fraksi padat dengan cairan, dengan penggunaan tersendiri.

Gambar 2.1 Two-Phase Decanter


Cairan minyak yang masuk dari Crude Oil Tank ke dalam Decanter dipisahkan
menjadi dua fraksi yaitu fraksi padat dan cair. Fraksi padat yang berbentuk lumpur padat
diangkut dengan bak trailer ke kebun, sedangkan fraksi cair dipompakan ke dalam
Settling Tank untuk diolah lebih lanjut. Tujuan pengolahan ini merupakan cara
pengurangan bahan padatan dalam cairan dengan maksud agar pemisahan minyak dalam
settling tank.
Decanter dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifier yakni minyak yang
berasal dari Settling Tank atau Buffer Tank diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi minyak
dan fraksi cairan yang masih mengandung Sludge. Karena prinsip kerja alat ini
menggantikan Oil Purifier maka mekanisme pemisahan berpegang kepada kemurnian
minyak, akibatnya Sludge yang keluar masih mengandung minyak, sehingga perlu diolah
lagi dengan menggunakan Sludge Separator atau Decanter, sedangkan fraksi minyak
bersih langsung diolah ke Vacuum Drier.
Decanter sebagai pengganti Sludge Separator, yaitu mengolah cairan yang berasal
dari Sludge Tank dipisahkan. Cairan dipisahkan menjadi cairan minyak dan Sludge.
Cairan minyak yang dipisahkan dipompakan ke Settling Tank, sedangkan fraksi Sludge
dibuang ke Fa tPit untuk diteruskan ke unit pengolah limbah.

b. Three-Phase Decanter
Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase Decanter, hanya
terdapat perbedaan dari fase fraksi. Pada alat ini dihasilkan 3 fraksi yaitu fraksi minyak,
fraksi air (cair) dan fraksi padat.
Alat ini dapat ditempatkan sebagai pengganti Oil Purifier dan akan menghasilkan
fraksi minyak, fraksi air dan padatan. Fraksi air yang masih mengandung minyak
dilanjutkan pengolahannya pada Sludge Separator, dan Sludge dan minyak akan terpisah.
Gambar 2.2 Three-Phase Decanter

II. Berdasarkan Letak Penempatan Dekanter


Decanter yang berfungsi memisahkan fase padat, fase minyak dan fase air
memberikan peluang penempatannya dihulu, tengah dan diakhir proses klarifikasi.
Umumnya penempatan di :
a. Hulu sebelum Settling Tank
Cairan hasil pressan yang keluar melalui Oil Gutter ditampung di Crude Oil Tank,
memiliki kandungan lumpur yang tinggi. lumpur tersebut jika dipisahkan sebelum masuk
kedalam proses klarifikasi akan lebih baik, karena lumpur tersebut tidak lagi mengendap
di dasar tanki klarifikasi yang dapat menurunkan “Retention Time”. Decanter bekerja
memerlukan keseimbangan, maka diperlukan “Buffer Tank” tambahan, yaitu ditempatkan
diatas decanter. Kalau hanya menggantungkan stabilitas tekanan pada pompa dapat
menyebabkan efisiensi pemisahan lumpur yang rendah dan kehilangan minyak yang
tinggi dalam lumpur.
Decanter yang sesuai untuk dikembangkan pada cara ini adalah Decanter 2 phase,
yaitu memisahkan cairan menjadi phase padat (lumpur) dan phase cair. Phase padat
dikirmkan kelapang, sedangkan phase air dipompakan ke settling tank
Gambar 2.3 Penempatan Decanter di Hulu sebelum Settling Tank

b. Tengah sebelum Sludge Separator


Cairan yang keluar dari bagian bawah Settling Tank mengandung lumpur yang
tinggi dan kadar minyak yang mencapai 10%. Cairan ini diolah dalam Decanter akan
menghasilkan : phase padat akan dibuang, phase minyak dipompakan ke Settling Tank
sedangkan phase cair tetap dialirkan ke Sludge Tank. Cara ini akan mengurangi beban
lumpur yang masuk ke dalam Sludge Separator, umumnya digunakan adalah Decanter-3-
phase. Cara ini akan membantu Sludge Separator dan dapat menggantikan “Sand
Cyclone” dan “Strainer”.

c. Hilir Klarifikasi

Penempatan decanter di hilir sebagai pengganti sludge separator yang


memisahkan lumpur minyak dan air. Jika di hulu ditempatkan decanter maka pemisah
lumpur yang ditempatkan diakhir klarifikasi adalah sludge separator. Jenis decanter yang
digunakan mengganti sludge separator adalah decanter 2 phase dan decanter 3 phase.

d. Hilir klarifikasi sebagai pengganti oil purifier


Pemurnian minyak dilakukan dengan alat Oil Purifier yang memisahkan minyak
dan non minyak. Karena sifat-sifat ini dimiliki oleh Decanter-2-phase maka ada pabrik
yang menggunakan Decanter memisahkan minyak dengan lumpur. Metode proses yang
diterapkan ialah cairan minyak yang keluar dari Crude Oil Tank dipompakan ke Buffer
Tank dan dialirkan kedalam Decanter dan akan menghasilkan minyak, lumpur dan cair.
Dalam proses ini yang menjadi tujuan ialah memisahkan minyak yang bersih tanpa
mempertimbangkan kehilangan minyak pada fase padat.

2.4 Contoh Aplikasi Penggunaan Decanter


Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri
decanter diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah.
Secara garis besar kegunaan decanter adalah untuk memisahkan serat-serat halus
(non-oil solid) yang terkandung dalam minyak kasar (crude oil) dari crude oil tank
(COT). Serat halus ini berasal dari serat atau ampas yang terputus-putus pada waktu
pengepresan. Dengan berkurangnya serat halus ini, cairan minyak tidak akan terlalu
kental, sehingga proses pemisahan didalam CST akan lebih sempurna. Jadi tujuan utama
pengoperasian decanter adalah untuk memisahkan sludge menjadi light phase, heavy
phase dan solid.
Dalam pengaplikasian pada pengutipan minyak ada beberapa faktor keberhasilan
dalam pengoperasian decanter ini:
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena rasio antara minyak, air dan lumpur
mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.
b. Fungsi alat decanter tersebut.
c. Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah sludge yang diolah.

Decanter 3-Phase (PANX Alvalafal)


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Decanter adalah alat pemisah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan
menggunakan prinsip sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid atau fase
liquid-solid.
2. Decanter bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, bisa antara fase liquid-liquid
atau fase liquid-solid. Prinsipnya cairan atau suspensi dimasukkan dalam
decanter yang biasanya berbentuk silinder dari bagian porosnya, lalu decanter
diputar dengan kecepatan tertentu tergantung bahan yang akan dipisahkan.
3. Berdasrkan letak keluarannya Decanter terbagi menjadi dua, yaitu Two-Phase
Decanter dan Three-Phase Decanter. Berdasrkan letak penempatannya,
dibedakan menjadi tiga, yaitu: hulu sebelum settling tank, tengah sebelum
sludge separator, Hilir klarifikasi, dan hilir klarifikasi sebagai pengganti oil
purifier.
4. Decanter dapat di gunakan untuk pengolahan minyak juga dan di luar negeri
decanter diaplikasi kan sebagai alat pengolahan limbah.

3.2 Saran
1. Diperlukan adanya suatu penelitian atau peninjauan secara lansung terhadap
alat yang bersangkutan agar dapat dipahami secara teori maupun praktek,
sehingga lebih mudah pemahamannya.
2. Masih banyak terdapat sumber-sumber bacaan lain yang bisa dijadikan
referensi tambahan mengenai Decanter, sebab makalah ini hanyalah
merupakan ringkasan dari beberapa teori yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Antan, Rudy. 2013. Decanter (Equiment Sludge Treatment). http://surgapetani.


blogspot.com /2013/01/decanter-equiment-sludge-treatment.html. Diakses pada
26 September 2013.
Meysari, Rina. 2009. Prinsip Kerja Decanter. http://hijaupabrik.blogspot.com /
2009/09/stasiun-klarifikasi.html. Diakses pada 29 September 2013.
Palm oil. 2012. Jenis-Jenis Decanter dan Fungsinya. http://intisawit.blogspot.com /
2012/07/jenis-jenis-decanter-dan-fungsinya.html Diakses pada 25 September
2013.
Pwidayaka. 2011. Decanter (Stasiun Klarifikasi). http://pwidayaka.wordpress.com /
2011/02/04/decanter-stasiun-klarifikasi. Diakses pada 29 September 2013.
Rendemen. 2012. Pabrik Kelapa Sawit. http://rendemen.wordpress.com /2012/02/08/
pemurnian-klarifikasi/. Diakses pada 29 September 2013.

Anda mungkin juga menyukai