Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Angka kejadian penyakit kronik yang ada di Indonesia dan di dunia

Diabetes Melitus

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia


sejak 2000 meningkat dan pada 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang. "Pada
2000 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta orang. Jumlah
itu terus meningkat, dan pada 2030 diperkirakan mencapai 21,3 juta orang," kata
pakar ilmu kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr Yunani
Setyandrian.

Penyakit jantung koroner

Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit jantung koroner (PJK)


mencapai 26%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional
(SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut cenderung mengalami peningkatan.
Pada tahun 1991, angka kematian akibat PJK adalah 16 %. kemudian di tahun 2001
angka tersebut melonjak menjadi 26,4 %. Angka kematian akibat PJK diperkirakan
mencapai 53,5 per 100.000 penduduk di negara kita.

Komunikasi itu sendii memiliki beberapa tujuan yaitu melakukan tindakan, membuat
kebutuhan dan persyaratan yang diketahui,pertukaran informasi,gagasan,sikap dan
kepercayaan,memberikan pengertian,dan membangun dan memelihara hubungan(US
Office of Disease Prevention dan Promosi Kesehatan,2004). Komunikasi memiliki
peran dalam menyampaikan layanan dan promosi kesehatan. Komunikasi kesehatan
meliputi penelitian dan penggunaaan strategi komunikasi untuk menginformasikan
dan mempengaruhi pengetahuan,sikap dan praktik individu dan masyarakat terkait
kesehatan dan perawatan kesehatan. Komunikasi yang efektif dapat memperbaiki
hasil kesehatan dari kondisi akut dan kronik,mengurangi dampak fakktor

1
rasial,etnis,penyakit spesifik dan sosio ekonomi dalam perawatan,serta meningkatkan
efektivitas pencegahan dan promosi kesehatan.
Komunikasi adalah suatu tansaksi,proses simbolik yang menghendaki orang-
orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama
manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikapdan tingkah
lakuvorang lain, (4)berusaha mengubah sikap dantingkah laku itu.
Jadi kita harus memahami bagaiman teknik-teknik berkomunikasi denga
pasien penyakit kronis dalam keperawatan paliatif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a) Apa yang di maksud dengan komunikasi?
b) Apa yang dimaksud dengan penyakit kronis dan apa penyebab dari penyakit
kronis?
c) Bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien penyakit kronis?
d) Apa prinsip komunikasi terapeutik?
1.3 TUJUAN
a) Mahasiswa dapat mengetahui apa itu komunikasi!
b) Mahasiswa dapat mengetahui apa itu penyakit kronis dan penyebab dari penyakit
kronis!
c) Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien
penyakit kronis!
d) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip komunikasi terapeutik!

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua
atau lebih individu.Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiantannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Menjelang ajal atau sakaratul maut adalah suatu keadaan dimana menurut akal sehat
tidak ada harapan lagi bagi klien untuk sembuh “terminal illings” (wolf/witzel/furngs.
1984 : 661).
2.2 PENGERTIAN PENYAKIT KRONIS
Penyakit kronis di definisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan
yang berkaitan dengan gejala gejala atau kecacatan yang membutuhkan
penatalaksanaan jangka panjang, sebagian dari penatalaksanaan ini mencakup belajar
untuk hidup dengan gejala kecacatan, sementara itu pula ada yang menghadapi segala
bentuk perubahan identitas yang di akibatkan oleh penyakit.
Penyakit kronis dapat di derita oleh semua kalangan maupun kelompok usia, tingkat
sosial,ekonomi dan budaya. Kemajuan dalm teknologi perawatan dan farmakologi
telah memperpanjang rentan kehidupan tanpa harus menyembuhkan penyebab
penyakit kronis yang mendasari. Peningkatan dalam metode skrining dan diagnosa
memungkinkan deteksi dini penyakit, sementara kondisi tersebut masih dapat di obati,
dengan demikian juga meningkatkan umur panjang. Meskipun merupakan penyakit
infeksi AIDS merupakan penyakit kronis karna perkembangan dan penggunaan
medikasi baru untuk mengobati infeksi opotunistik.
Meskipun teknologi dapat menyelamatkan hidup, teknologi juga dapat mengakibatkan
masalah masalah kronis yang hampir sama melemahkannya seperti yang di rancang
untuk menyembuhkannnya. Sebagai cintoh teknologi sangat meningkatkan angka
bertahan hidup bayi bayi yang sangat premature namun pada saat yang sama
teknologi tersebut juga membuat mereka rentan terhadap komplikasi seperti
ketergantungan terhadap ventilator dan kebutaan.

3
2.3 TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
a.Mendengarkan.
Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan menunjukkan bahwa
apa yang dikatakannya adalah penting.
b.Pertanyaan terbuka.
Memberi inisiatif kepada klien,mendorong klien untuk menyeleksi topik yang
akan dibicarakan.
c.Mengulang.
Berguna untuk memvalidasi utuk menguatkan ungkapan klien dan memberi
indikasi perawat untuk mengikuti pembicaraan.
d.Penerimaan.
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan
ketertarikan dan tidak menilai.
e.Klarifikasi.
Merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu,tidak jelas,tidak mendengar
atau klien malu mengemukakan informasi dan perawat mencoba memahami situasi
yang digambarkan klien.
f. Refleksi.
Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasi apa yang
didengar,refleksi perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui
dan menerima perasaannya.
g. Asertif.
Asertif adalah kemampuan dengan cara meyakinkan dan nyaman
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang
lain.
h. Memfokuskan.
Teknik untuk menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih
spesifik,lebih jelas,dan berfokus pada realitas.
i. Membagi persepsi.
Tekni dengan cara meminta pendaapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan
dipikirkan.
j.Identifikasi “tema”.
Teknik dengan mencari latar belakang masalah klien yang muncul dan berguna
untuk meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting.

4
k. Informing.
Teknik yang menyediakan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon
lebih lanjut
l. Humor.
Teknik yang digunakan untuk membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit
yang disebabkan oleh stres,dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam
memberikan dukungan emosional terhadap klien.
m. Saran.
Tekinik yang bertujuan memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah
2.4.CARA KOMUNIKASI
1. Komunikasi verbal
Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis.
Hal yang harus diperhatikan :
Kesederhanaan : Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah dimengerti,
singkat dan jelas.
Kejelasan : Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa
yang diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.
Tepat waktu dan relevan : Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang
sedang dirasakan oleh pasien.
2. Komunikasi non verbal
Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap
tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan :
Sikap tubuh dan cara berjalan : Sikap tubuh dan cara berjalan dapat
menunjukan suasana hati dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang tegak,
aktif, dan jalannya mempunyai tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu
merasa nyaman dan aman secara fisik maupun emosionalnya.
Ekspresi wajah : Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut
dapat mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan,
kesedihan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterunya.
Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan tangan bisa
mengkomunikasikan macam-macam perasaan.

5
2.5 PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK (KELIAT,1996)
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berati menghayati,memahami
dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling percaya dan
saling menghargai.
3. Perawat harus memahami,menghaayati nilai yang dianut pasien.
4. Perawat harus menyadari pentinggnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mental.
5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkahlakunya sehingga
tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
6. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui
dan mengatasi perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun masalah.
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8. Memahami arti empati sebagai tindakan yang terapeutik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka.
10. Mampu berperan sebagai role mode agar dapat menunjukkan dan meyakinkan
orang lain tentang kesehatan.
11. Alturaisme,mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara
manusiawi
12. Bertanggung jawab

6
BAB III
CONTOH KASUS

Anda adalah perawat yang bertugas di bangsal penyakit dalam. Disana


terdapat seorang ibu santi, 35 tahun mempunyai 2 orang anak berumur 4 dan 6 tahun.
Suaminya bapak andi berusia 37 tahun. Ibu santi hari ini sedang menunggu hasil
biopsy tentang keluhan payudara kanannya. Ternyata dari hasil biopsy didapat
keterangan bahwa ibu santi positif terkena kanker dan dari rapat tim medis. Tindakan
operasi adalah tindakan yang menjadi prioritas utamanya.

7
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Berbagi berita
Ada kiasan bahwa kabar adalah seperti bom, yang radiasinya dapat mengenai
berbagai semuanya.
1. Bicara pelan, gunakan kalimat yang jelas dan menggunakan kalimat yang ambigu, atau
mempunyai arti ganda.
2. Berikan peringatan awal. Anda bisa mengatakan, “saya takut saya mempunyai kabar yang
kurang bagus bagi anda….
3. Sampaikan berita yang akan disampaikan. Kalimat hendaknya singkat dan hanya beberapa
kalimat singkat dan hanya beberapa kaliamat pendek saja. “hasil biopsy sepertinya tidak
seperti yang kita harapkan, hal tersebut kanker “
Beberapa akan menolak untuk menyampaikan berita buruk seperti ini, lebih lagi
sangat sedikit training agar perawat mampu menghilangkan kemampuan mereka dalam
menyampaikan berita buruk. Lebih dari itu baik siswa ataupun perawat klinik juga
menyampaikan berita buruk, sehingga ketrampilan dalam menyampaikan berita buruk ini
perlu untuk lebih diasah. Di bawah ini akan di bahas langkah – langkah bagaimana
menyampaikan berita buruk.
Persiapan
1. Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam
informasi dan catatan perawat serta catatan medis tentang pasien.
2. Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu dengan orang
yang kita tuju secara langsung. Akan tetapi kita kadang tidak mempunyai pilihan,
menyampaikan berita buruk melalui telepon. Di tekankan disini, usahakan agar bertemu
secara langsung dengan orang yang kita tuju ketika menyampaikan berita buruk.
Menyampaikan dengan tidak jelas dan menakutkan hendaknya di hindari seperti: ibu lala,
datangilah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada anda!”
Jika mengerjakan pemeriksaan laboratorium dan mempunyai kemungkinan yang besar yang
akan munculnya berita buruk dari test, maka harus di jadwalkan pertemuan secepat mungkin
setelah hasil pemeriksaan tersebut berita buruk atau baik. Diharapkan ada pertemuan baik
dengan pasien atau juga dengan keluarga ketika hasil pemeriksaan di dapatkan.
3. Mencari tempat yang tenang, meminimalkan distraksi dan memberikan waktu yang cukup
dalam menyampaikan berita. Akan lebih bagus jika perawat menyediakan tempat duduk bagi

8
perawat dan orang yang akan di ajak bicara. Duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan
perhatian dan tidak dalam keadaan yang tergesa – gesa. Cegah berbicara sambil berlari atau
tempat yang tidak semestinya, misal koredor, rumah sakit yang banyak orang. Beritahukan
rekan kerja anda tidak terganggu atau diinterupsi selagi anda menyampaikan berita kepada
pasien. Atur suara anda tampak normal, tidak bergetar, atau grogi.

9
BAB V
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara
dua atau lebih individu. Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiantannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien.
Penyakit kronis di definisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang
berkaitan dengan gejala gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan
jangka panjang, sebagian dari penatalaksanaan ini mencakup belajar untuk hidup
dengan gejala kecacatan, sementara itu pula ada yang menghadapi segala bentuk
perubahan identitas yang di akibatkan oleh penyakit.
Dalam berkomonikasi perwat juga harus memperhatikan pasien tersebut berada di
fase mana, sehingga mudah bagi perawat dalam menyesuaikan fase kehilangan yang
di alami pasien.

3.2 SARAN
Dengan makalah ini Mahasiswa dapat menambah ilmu,dapat mengetahui
tentang prinsip daan teknik komunikasi dalam keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI Pusdiknakes. 995. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan dan


Penyakit kronik dan terminal Jakarta: Depkes RI.

Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M.,dan Mubarak, W. I. 2009. Komunikasi Dalam
Keperawatn Teori Dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Nur Salman. 2011. Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Kepuasa Pasien di RS


Haji Medan tahun 2010. Jurnal keperawatan. Medan : Universitas Sumatra Utara.

Damiyanti mukhripah. 2008. Komunikasi terapeutik dalam praktikum keperawatan

11

Anda mungkin juga menyukai