LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
Angka Angkut
Oleh:
Kelompok 10 Off H 2017
1) Misbahul Lail Kadam (170332614585)
2) RR. Sukma Kusumaningtyas( 170332614528)
3) Yuni Puspitasari (170332614508) ***
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2019
A. Tujuan Percobaan
B. Dasar Teori
Penghantaran arus listrik dalam larutan elektrolit dilakukan oleh ion-ion, baik ion positif
maupun ion negatif. Bagian arus yang diangkut oleh kation yang bergerak ke katoda dan oleh
anion yang bergerak ke anoda disebut angka angkut. Jika kation dan anion dalam suatu
larutan bergerak dengan kecepatan yang sama, maka kedua ion tersebut akan mengangkut
jumlah listrik yang sama pada waktu tertentu. Akan tetapi, jika kecepatan ion-ion tidak sama,
maka banyaknya bagian arus yang diangkut oleh kation dan anion pun tidak sama. Ion yang
bergerak lebih cepat akan mengangkut jumlah listrik yang lebih banyak melalui larutan dalam
satuan waktu tertentu atau ion tersebut mengangkut bagian arus yang lebih banyak.
Untuk suatu elektrolit, jika ua dan uc masing-masing adalah mobilitas anion dan kation,
maka angka angkut kation dan anion dirumuskan:
nc = uc / ( uc + ua ) dan na = ua / ( uc + ua )
uc = mobilitas kation
ua = mobilitas anion
nc + na = 1
Sebagai contoh, elektrolisis CuSO4, jika x ekivalen ion Cu2+ dilepaskan di anoda, akan
terjadi peningkatan jumlah ion Cu2+x ekivalen di sekitar anoda, bila tidak terjadi migrasi ion
Cu2+ ke katoda. Karena migrasi Cu2+ dalam ruang anoda, maka hanya terjadi peningkatan
jumlah ion Cu2+ sebesar z ekivalen yang lebih kecil dari x. Besarnya x dapat diketahui dengan
cara menimbang berat anoda sebelum dan setelah elektrolisis atau menentukan jumlah
muatan listrik yang digunakan dalam elektrolisis, sedangkan besarnya z dapat diketahui
dengan cara titrasi larutan di sekitar anoda sebelum dan sesudah elektrolisis. Besarnya angka
angkut ion Cu2+ dihitung dengan menggunakan rumus:
nc = ( x - z) / x
di mana: z = peningkatan jumlah ekivalen ion Cu2+ di ruang anoda
Alat:
1) Sumber arus DC
2) Wadah elektrolisis
3) Buret
4) Erlenmeyer
5) Pipet takar 5 ml
6) Corong
7) Stopwatch
Bahan:
1) Elektroda Cu
2) Larutan CuSO4 0,1M
3) Larutan KI 0,1N
4) Larutan Na2S2O3 0,1M
5) Indikator amilum
E. Prosedur Percobaan
F. Data Pengamatan
= 8,9552 g - 8,9429 g
= 0,0123 g
a) Cara pertama
x = mol x ekv
b) Cara Kedua
Q=Ixt
= 43,2 C
x=F
x = Q/ 96500
x = 43,2 C / 96500
I2 + 2e 2I―
2S2O32― S4O62― + 2e
+
I2 + 2S2O32― 2I― + S4O62―
NI2 = NKI × ekivalen I2
NI2 = 0,1 N × 2
NI2 = 0,2 N
ekivalen CuSO4
NCuSO4 =
VCuSO4
NCuSO4 = 0,058 N
I2 + 2e 2I―
2S2O32― S4O62― + 2e
+
I2 + 2S2O32― 2I― + S4O62―
NI2 = 0,1 N × 2
NI2 = 0,2 N
ekivalen CuSO4
NCuSO4 =
VCuSO4
NCuSO4 = 0,0372 N
= 0,0208 N
nc = −1,2
na = 1 ― nc
na = 1 ―(- 1,2)
na = 2,2
x−z
nc =
x
nc = − 1,06
na = 1 ― nc
na = 1 ― (-1,06)
na = 2,06
Pada percobaan ini, dilakukan percobaan dengan penentuan angka angkut cara
Hittorf. Penentuan angka angkut dengan cara Hittorf didasarkan pada perubahan
konsentrasi elektrolit di sekitar katoda maupun anoda. Penentuan angka angkut
dengan cara Hittorf dilakukan dengan membersihkan elektroda tembaga (Cu) yang
akan digunakan terlebih dahulu dengan cara diamplas menggunakan kertas gosok. Hal
ini dilakukan untuk menghindari adanya zat-zat yang dapat mengganggu proses
pengamatan. Setelah diamplas, elektroda tembaga dibilas dengan aquades dan
dilanjutkan dengan alkohol. Sebelum digunakan untuk elektrolisis, elektroda tembaga
yang akan dijadikan sebagai anoda ditimbang terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui berat anoda sebelum elektrolisis sehingga nantinya dapat digunakan
untuk mengetahui banyaknya elektroda pada anoda yang bereaksi. Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, berat anoda sebelum elektrolisis yaitu 8,9552 gram.
Konsentrasi dari larutan CuSO4 yang akan digunakan untuk elektrolisis harus
diketahui terlebih dahulu, sehingga dilakukan titrasi iodometri dengan larutan
Na2S2O3. Sebelum dilakukan titrasi, larutan CuSO4 ditambahkan dengan KI terlebih
dahulu setelah itu dititrasi menggunakan Na2S2O3. Dalam hal ini dapat diperoleh
jumlah volume yang dibutuhkan saat titrasi, kemudian dilakukan perhitungan
dihasilkan konsentrasi CuSO4 yang digunakan sebesar 0,058 N.
Larutan CuSO4 yang telah diketahui konsentrasi dimasukkan dalam wadah
elektrolisis yang memiliki tiga ruang yaitu ruang anoda, ruang katoda dan ruang
penghubung. Elektroda yang sudah dibersihkan diletakkan dalam sel elektroisis sesuai
dengan ruangannya. Sebelum dialiri dengan arus listrik diukur panjang, lebar dan
tinggi pada ruang anoda untuk menentukan volume larutan di ruang anoda.
Berdasarkan hasil pengamatan ruang anoda terisikan oleh CuSO4 dengan panjang,
lebar dan tinggi secara berturut turut 5,0 cm ; 2,7 cm ; 3,3 cm , Maka diperoleh
volume larutan ruang anoda sebesar 44,55 mL atau 4,455 x 10-2 L.
Elektroda yang telah dipasangkan dalam wadah eletrolisis, dihubungkan
dengan sumber arus DC dan dialiri listrik selama 30 menit. Setiap menit dihitung kuat
arus untuk mengetahui kuat arus rata rata yang digunakan untuk elektrolisis.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan , diperoleh kuat arus rata-rata sebesar
0,024 A.
I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka pada
percobaan yang berjudul “Angka Angkut” dapat ditarik kesimpulan bahwa angka
angkut kation sebesar -1,2 menurut cara pertama dan -1,06 menurut cara kedua
sedangkan angka angkut anion sebesar 2,2 menurut cara pertama dan 2,06 menurut
cara kedua.
J. DAFTAR PUSTAKA
Tim Kimia Fisika. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Universitas Negeri Malang:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia.
K. Pertanyaan dan Jawaban
1. Tuliskan reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda Cu!
Jawab:
Reaksi di anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
Reaksi di katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi larutan CuSO4 pada percobaan ini
Jawab: