Anda di halaman 1dari 21

FINANSIAL STATEMENT

PENGAMPUH:
Dr. H. SUARDI, MM

DISUSUN OLEH KEL 3:


EDI BAHARUDDIN
FAISAL B
FIRMAN PRASETYA

POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR


TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
2.1 Analisis Common Size dan Analisis Rasio
A. Analisis common-size
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan
laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara
penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode
analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang
posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva),yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi
relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi,
investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan
pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
1. Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2. Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3. Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang
telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan
prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari
perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi
batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under

2
investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan -
kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun
terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi
menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study
tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan
perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya
untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga atau diketahui berapa
besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahunnya
akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada
tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data
absolutnya.Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan
dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba,
menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap - tiap
individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income.Oleh karena itu Common Size
percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income
statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi,
sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen
atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau
menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya
prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen
terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan
prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang
lancar dan sebagainya.

3
Contoh Analisis Common-Size:
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
31 Desember Common-Size (%)
NERACA
2009 2010 2009 2010
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 1.300 Rp 1.200 9,29 7,50
Piutang Dagang Rp 1.200 Rp 1.000 8,57 6,25

Persediaan Rp 2.200 Rp 2.600 15,71 16,25


Total Aktiva Lancar Rp 4.700 Rp 4.800 33,57 30,00
Aktiva Tetap
Tanah Rp 2.300 Rp 3.700 16,43 23,13
Gedung Rp 4.000 Rp 4.000 28,57 25,00
Mesin Rp 4.000 Rp 5.000 28,57 31,25

Akumulasi Depresiasi Rp(1.000) Rp(1.500) (7,14) (9,38)


Total Aktiva Tetap Rp 9.300 Rp11.200 66,43 70,00
Total Aktiva Rp14.000 Rp16.000 100% 100%
PASIVA (UTANG & MODAL)
Utang Lancar Rp 2.500 Rp 2.200 17,86 13,75
Utang Jangka Panjang Rp 4.500 Rp 6.000 32,14 37,50
Modal Rp 7.000 Rp 7.800 50,00 48,75
Total Utang & Modal Rp14.000 Rp16.000 100% 100%
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca
dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan
total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada

4
masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva
(kategori).

% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,29%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa
selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnyakas, persediaan)
maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).

PT. BAGAS PERKASA JAYA


Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun Common-Size (%)
LABA-RUGI
2009 2010 2009 2010
Penghasilan Rp 150.000 Rp 200.000 100% 100%
Harga Pokok Penjualan Rp (50.000) Rp (60.000) (33,33) (30,00)
Laba Kotor Rp 100.000 Rp 140.000 66,67 70,00
Biaya Pemasaran Rp (25.000) Rp (34.000) (16,67) (17,00)
Biaya Administrasi Rp (20.000) Rp (28.000) (13,33) (14,00)
Biaya Bunga Rp (10.000) Rp (14.000) (6,67) (7,00)
Laba Sebelum Pajak Rp 45.000 Rp 64.000 30,00 32,00
Pajak (15%) Rp (6.750) Rp (9.600) (4,50) (4,80)
Laba Bersih Rp 38.250 Rp 54.400 25,50 27,20
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi
yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan
dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
= Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
= 30%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.

5
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada
harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya
(pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.

BAnalisis Rasio
1. Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba
rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan
serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan
manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk
memperoleh dana.
2. Manfaat Analisis Rasio
Manfaat Analisis Rasio adalah sebagai berikut :
1. Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan
2. Perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk
perbandingan.Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola
industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
3. Kategori Analisis Rasio
Kategori Analisis Rasio sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas
Menurut Jusuf (2006:50), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban
jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio
likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
2) Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes (2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah suatu rasio yang
menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir (2004:43), rentabilitasatau profitability

6
adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai laba) menurut Aliminsyah dan Padji (2003:206)
adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil dalam dunia usaha dengan perhitungan yang
seksama.
3) Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan perusahaan
untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka
panjang).Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan.
4) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi.Menurut Riyanto (2001:235) adalah
mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
5) Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor),
meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.
4. Macam-macam Analisis Rasio
Dilihat dari sumbernya rasio dibagi menjadi 3 :
a. Rasio-Rasio Neraca
Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya; current ratio, Acid test-
ratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain
sebagainya.
b. Rasio Statemen Rugi-Laba
Rasio-rasio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya gross profit margin, net
operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.
c. Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan
Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg berasal dari income
statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan sebagainya.

7
5. Perhitungan Beberapa Analisis Rasio
Contoh :
Neraca
PT ABC
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Aktiva Lancar Hutang lancar
Kas 200.000 Hutang dagang 300.000
Efek 200.000 Hutang wesel 100.000
Piutang 160.000 Hutang Pajak 160.000
Persediaan 840.000
Jumlah A.L. 1.400.000 Jumlah H.L. 560.000
Aktiva Tetap Hutang jk. Panjang
Mesin 700.000 Obligasi 600.000
Akum. Penyusutan 100.000
600.000 Modal sendiri
Bangunan 1.000.000 Modal saham 1.200.000
Akum. Penyusutan 200.000 Agio saham 200.000
800.000 1.400.000
Tanah 100.000 Laba ditahan 440.000
Intangibles 100.000
Jumlah A.T. 1.600.000 Juml. Modal sendiri 1.840.000
Jumlah Aktiva 3.000.000 Jumlah pasiva 3.000.000

Statemen Laba – Rugi


PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan 3.000.000

8
Laba kotor 1.000.000

Biaya-biaya 570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak 430.000

Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 ) 30.000


Keuntungan sebelum pajak 400.000

Pajak penghasilan 160.000


Keuntungan bersih setelah pajak 240.000

Perhitungan analisis rasio sebagai berikut :


RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
1) RASIO LIKUIDITAS Aktiva Lancar Kemampuan untuk membayar
a) Current Ratio hutang yang segera harus dipenuhi
Hutang Lancar
dengan aktiva lancar. Setiap
1.400.000
hutang Lancar Rp 1,00 dijamin
= 2,5 : 1 = 250%
560.000 oleh oleh aktiva lancar Rp 2,50
Cash Ratio Kas + Efek = 400.000 = Kemampuan membayar utang
dengan segara yang harus
HL 560.000
dipenuhi dengan kas yang
= 0,71 atau 71%
tersedia dalam perusahaan dan
efek yang segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar Rp1,00
dijamin oleh kas dan efek Rp 0,71
Quick ratio Kas +Efek + Hutang Kemampuan untuk membayar
Hutang Lancar
(Acid Test ratio) utang yg segera hrs dipenuhi
200.000 + 200.000 + 160.000 - Dgn aktiva lancar yg lebih likuid
560.000
- Setiap utang lancar Rp 1,00
= 1 : 1 atau 100% dijamin dengan quick assets
1,00

9
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
Working to Aktiva Lancar – Ht Lancar
Capital Likuiditas darin total aktiva dan
Total Assets Ratio Jumlah Aktiva posisi modal kerja neto.
1.400.000 – 560.000 Setiap Rp 1, 00 assets perusahaan
3.000.000 Rp 0,28 terdiri dari modal kerja
= 0, 28 : 1 atau 28 %
(aktiva lancar)
RATIO LEVERAGE H Lancar + H JK Panjang Bagian setiap rupiah modal sendiri
Total Debt to Equity yang dijadikan jaminan untuk
Jml Modal Sendiri
Ratio keseluruhan hutang.
560.000 + 600.000
63% dari setiap rupiah modal
1840.000
= 0,63 : 1 atau 63 % sendiri menjadi jaminan utang.

Utg Lancar + Utg JK PJ


Beberapa bagiam dari keseluruhan
b) Total debt to total Jumlah Modal/Aktiva dana yang dibelanjai dengan
capital Assets utang. Atau
560.000 + 600.000 Berapa bagian dari aktiva yang
3.000.000
digunakan untuk menjamin utang.
= 0,39 : 1 atau 39%
39 % dari setiap aktiva digunakan
untuk menjamin utang
Long Term Debt To Hutag JK Panjang Bagian setiap rupiah modal sendiri
Modal Sendiri
Equity ratio yang dijadikan jaminan untuk
600.000 hutang jk panjang.
--------------- = 0,33 : 1 = 33%
33 % dari setiap rupiah modal
1.840.000
sendiri digunakan untuk menjamin
hutang jangka panjang.
Tangible Assets Jml Aktiva - Intangibles Besarnya aktiva tetap tangible
HLHutang Jk Pjg
Debt Coverage yang digunakan untuk menjamin
3.000.000 – 100.000 –560.000 hutang jangka panjang setiap
600.0000
rupiahnya.Setiap rupiah Hutang
= 2. 340.000 JKPJ dijamin oleh aktiva tangible
600.000
sebesare Rp. 390.
= 3,9 :1 atau 390%

10
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
Times Interest Earned EBIT Besarnya jaminan keuntungan
Bunga HTG JK panjang
Ratio yang digunakan untuk membayar
430.000 = 14,3 X bunga Hutang JK PJG
30.000

3)RASIO AKTIVITAS Penjualan Neto 400.000


Kemampuan dana yang tertanam
a) Total Assts Turn =
Over Jumlah Aktiva 300.000 dlm keseluruhan aktivaberputar
= 1,33
dalam satu periode tertentu, Atau
kemampuan dana yang
diinvestasi- kan untuk
menghasilkan revenue.
Dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva rata-rata dlm
1 thn berputar 1,33X. Atau setiap
1 Rupiah setiap thn dpt meng-
hasilkan Rp1,33
Penjualan Kredit Kemampuan dana yang tertanam
b) Receivable Torn Over Piutang Rata-rata dalam piutang berputar dalam
suatu periode tertentu.
4.000.000 Dalam satu tahun rata-rata dana
= 25 X
yang tertanam dalam piutang
160.000
berputar selama 25X
Average Collection Piutang rata-rata X 360 Periode rata-rata yang dibutuhkan
Penjualan Kredit
Period dalam pengumpulan pihutang
160.000 X 360 Piutang rata-rata dikumpulkan
= 14,4 hari
setiap 15 hari sekali.
4.000.000
Harga Pokok Penjualan Kemampuan dana yang tertanam
Inventory Rata-Rata
d) Inventory Turn Over dalam inventory berputar dalam
3000.000. satu periode tertentu.
= = 3,6 X
Dana yang tertanam dalam
840.000
inventory berputar rata-rata 3,6 X
dalam satu tahun.

11
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
Average Day Inventory Inventory rata-rata X 360
Harga Pokok Penjualan Periode rata-rata persediaan
berada di gudang .
840.000 X 360
= 10 hari Inventory berada di gudang rata-
3.000.000
rata selama 10 hari.
Working Capital Turn Penjualan Netto
over Aktiva lancar – H Lancar Kemampuan modal keja
perusahaan berputar dalam satu
4.000.000 periode siklus kas perusahaan
Dana yang tertanam dalam modal
1.400.000 – 560.000
kerja berputar rata-rata 4,8 X
= 4,76 X atau 4,8 X dalam satu tahun.

4)RASIO Penjualan Neto – Harga Pokok Laba Bruto per rupiah penjualan
KEUNTUNGAN Penjualan
Setiap Penjualan menghasilkan
a) Gross Profit Margin Penjualan Neto laba bruto Rp 0,25.

4.000.000 – 3.000.000
X 100 %
4.000.000
= 25%
Operating Income Ratio Penjualan Neto – Harga pokok Laba sebelum Bunga dan Pajak
Penjualan – Biaya ADM dan
(Operating Profit (net operating income) oleh setiap
Umum
Margin) Penjualan Netto rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan
4.000.000 – 3.000.000 –
570.000 menghasilkan laba operasi Rp
4.000.000
0,11.
= 10, 75%
Operating Ratio Hrg Pokok P enjualan + Biaya Biaya operasi per rupiah penjualan
ADM + Biaya Penj + Biaya Setiap rupiah penjualan
Umum memerlukan biaya Rp 0,89
Penjualan Neto Makin besar rasio makin buruk

3.000.000 + 570.000
= 89,25 %
4.000.000

12
RASIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
Keuntungan Neto sesudah Keuntungan neto per rupiah
Pajak
d) Net Profit Margin penjualan
Penjualan Neto
Setiap rupiah penjualan
240.000
menghsilkan keuntungan neto
=6%
4.000.000 sebesar Rp 0,06
EBIT Kemampuan modal yang
Earning Power of Total diinvestasikan dalam keseluruhan
JML AKTIVA
Investmen rate of Aktiva untuk menghasilkan
return of total assets) keuntungan bagi semua investor.
430.000
= 14,3 % Setiap satu rupiah modal yang
3.000.000
diinvestasikan menghasilkan
keuntungan Rp 0,14 untuk semua
investor.
Net Earning Power Earninf After Tax Kemampuan modal yang
Jumlah Aktiva
ratio / Return On diinvestasikan
Investment (ROI) 240.000 Dalam keseluruhan aktiva untuk
= = 8%
menghasilkan keuntungan neto
3.000.000

Rate of Return for Earning After Tax Kemampuan modal sendiri dalam
the Owners (Rate of ML Modas Sendiri menghasilkan keuntungan bagi
Return on Net Worth) 240.000 pemegang saham preferen dan
= = 13 % biasa.
1.840.0000
Setiap rupiah modal sendiri
menghasilkan keuntungan neto Rp
0,13 yg tersedia bagi pemegang
shm preferen dan biasa

13
Pendekatan lain dalam analisis laporan keuangan
Langkah pertama : Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek
a) Ukuran kinerja
b) Ukuran Efisiensi Operasi
c) Ukuran Kebijakan Keuangan

1. Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:


a) Ratio profitabilitas
b) Ratio pertumbuhan
c) Ratio Penilaian

UKURAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI


KINERJA/RATIO
KEUANGAN
a) RATIO
PROFITABILITAS
Kinerja laba operasi Laba Laba Operasi Bersih Kemampuan penjualan
Operasi Bersih Penjualan untuk menghasilkan laba
(NOI)/Penjualan bersih.
$ 700,8 Setiap satu dollar
= = 15,2 % penjualan mampu
$ 4.620,0 menghasilkan laba operasi
bersih $ 0.13
2. Hasil pengembalian atas Kemampuan penggunaan
total aktiva (ROI) Laba Operasi Bersih aktiva untuk
menghasilkan laba operasi
Aktiva bersih.
Laba operasi terhadap total Setiap satu dollar aktiva
aktiva $ 700,8 mampu menghasilkan
= = 20% laba operasi bersih $
$ 3.390,4 0.20

14
UKURAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
KINERJA/RATIO
KEUANGAN
Laba Operasi Bersih
Kemampuan penggunaan
3. Laba Operasi Bersih
Total Modal modal untuk
terhadap Total Modal (Total Modal / Hutang berbeban menghasilkan laba operasi
bunga atas total modal bunga + bersih.
ekuitas pemegang saham) Setiap satu dollar modal
mampu menghasilkan
$ 700,8 laba operasi bersih $
= = 28,2% 0.28
$ 2.484,0

4. Laba bersih terhadap Laba Bersih Kemampuan penjualan


penjualan / Marjin laba dalam menghasilkan
atas penjualan Penjualan laba bersih.
Setiap satu dollar
$ 470,2 penjualan mampu
= = 10,2% menghasilkan laba bersih
$ 4.620,0 $ 0.28

Laba Bersih Mengukur pengembalian


nilai buku kepada pemilik
5. Hasil pengembalian atas
Equitas pemegang saham perusahaan.
equitas / Return on Equity
$ 470,2 Setiap satu dollar Equitas
hasil pengembalian atas
= = 28,8 % mampu menghasilkan laba
equitas
$ 1.634,4 bersih $ 0,288
6.Tingkat profitabilitas Perubahan NOI Mengukur perubahan
marjinal margin profitabilitas dari
Perubahan total modal beberapa periode.

15
UKURAN METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
KINERJA/RATIO
KEUANGAN
$ 237,6 Margin profitabilitas dari
= = 18,4 % periode (lima tahun
$ 1292,1 terakhir) 18,4%
Hasil pengembalian Perubahan NI Marginal return to equity
Marginal atas Equitas / 15,3%
Marginal return to equity) Perubahan equitas

$ 219,7
= = 15,3 %
$ 1147,2
b) Rasio Pertumbuhan Pertumbuhan penjualan, Laba
Operasi bersih, Laba bersih, Laba
per saham da dividen per saham
c) Rasio Penilaian
Semakin tinggi risiko
Harga pasar per saham tinggi faktor diskonto dan
1. Rasio harga/laba
semakin rendah rasio P/E,
Harga pasar per saham
Laba per saham semakin tinggi P/E, maka
terhadap laba per saham
$ 69.69 semakin bagus sebuah
(price /earning ratio atau
= = 15,9 % perusahaan.
P/E ratio
$ 3,85
Mengukur nilai yang
Harga pasar per saham diberikan pasar keuangan
2. Rasio Harga Pasar
kepada manajemen dan
terhadap nilai Buku
Nilai buku ekuitas organisasi perusahaan
(market –to – book –
$ 69.69 sebagai sebuah perusahaan
value)
= = 5,2 % yang terus tumbuh.
$ 13,41

16
2. Ukuran Efisiensi Operasi
Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif
perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI
Sama dengan di atas
Harga Pokok Penjualan (aspek yang lain)
Perputaran Persediaan

Persediaan

$ 700,8
= = 15,2 %
$ 4.620,0

3. Ukuran Kebijakan Keuangan


Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan
dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.
UKURAN
KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI
Menegukur sampai
Total Aktivitas seberapa jauh investasi
a) Faktor leverage
ekuitas pemegang
Ekuitas saham diperbesar oleh
penggunaan
$ 3.390 penggunaan hutang
= = 2,07 dalam membiaya total
$ 1.6334,4 aktiva.

17
2.2Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
AAnalisis Perbandingan Laporan Keuangan
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar laporan
keuangan bisa diperbandingkan (comparable).
Analisis berdasarkan laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik
terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periodde sebelumnya. Agar
perbandingan bisa konsisten beberapa isu bisa dilihat sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Yang Disesuaikan Kembali

Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan


keuangan periode yang lalu :

a. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis
tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba
atau rugi yang diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan
tersebut.
b. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada
kategori pooling of interests, maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus
menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan teesebut
bergabung sejak dulu.
c. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal , perubahan dari LIFO menjadi FIFO)
mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya
supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut.
2. Perbedaan dan perbandingan dalam laporan keuangan antara lain:
a) Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun)
Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening dalam
laporan keuangan berbeda satu sama lain.sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan
melaporkan biaya depresiasi dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain
mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan.

18
b) Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi
Sumber lain yang menyebabakan data berbeda satu sama lain adalah penggunaan
prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda.dalambatasan yang telah ditentukan prinsip
akuntansi, perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif penggunaan metode atau
prinsip akuntansi yang di pakai uuntuk pelaporan keuangan.
c) Perbedaan Penanggalan Laporan Keuangan
Meskipun kebanyakan laporan keuanganmenggunakan Desesmber sebagai akhir
periode, tetapi ada pula perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode
bulan yang lain.pilihan ini semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan
laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis.
d) Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan Dengan Perusahaan Lain.
Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan
bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keungan perusahaan
lain agar diperolehinterpretasi yang lebih baik.

Dalam analisis semacam itu analisis itu analisis harus memperhatikan faktor-faktor yang
akan berpengaruh besar terhadap peerilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan
perusahaan.contoh:

 Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak
perusahaan. Kejadian semacam ini tentu akan mempengaruhi trendata keuangan dan
akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu.
 Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data time
series.

Analisis laporan keuangan memerlukan perbandingan karena angka yang berdiri sendiri
sulit dikatakan baik/buruk.Perbandingan biasanya menggunakan rata-rata industri.Analisis
perbandingan laporan keuangan menggunakan analisis Common size, analisis rasio, dan analisis
du pont.
Data laporan keuangan sering digunakan dalam model perbandingan, seperti :
 Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas lain pada titik
waktu yang sama
 Aplikasi time-series: perbandingan dari satu entitas pada titik waktu yang berbeda.

19
Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:
a) Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan perusahaan lain
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang undervaluation atau overvaluation dari
target perusahaan atau divisi
b) Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input adalah
profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur perusahaan yang beroperasi
dalam lingkungan kompetitif yang sama
c) Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model berbasis perusahaan dalam satu
industry
d) Keputusan kebijakan publik tentang kelebihan laba pajak perundang-undangan di mana
satu input adalah profitabilitas perusahaan dalam satu industri dibandingkan dengan
perusahaan dalam industri lain.
3. Kriteria yang Digunakan Untuk Memilih Perbandingan
Banyak konteks keputusan menggunakan analisis cross-sectional untuk
membandingkan entitas yang "serupa" setidaknya dalam satu atribut. Pendekatan-
pendekatan alternatif untuk mendefinisikan entitas "serupa" diilustrasikan sebagai berikut :
a. Kesamaan pada sisi penawaran. Perusahaan dapat dikelompokkan atas dasar kesamaan
kepemilikan bahan baku, proses produksi yang serupa, jaringan distribusi yang mirip,
dan sebagainya. Sisi penawaran ini fokus digunakan dalam skema Enterprise Standard
Industrial Classification (SIC) untuk mendefinisikan industri; faktor utama yang
dipertimbangkan adalah "fisik atau teknologi struktur" dan "homogenitas produksi."
Skema The Enterprise SIC bertujuan untuk mengelompokkan seluruh perusahaan
menjadi dua -, tiga-, dan empat digit industri.
b. Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal produk
akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk substitusi. Walaupun fokus
perbandingan sisi permintaan biasanya adalah pada level produk, perbandingan dapat
dibuat antara perusahaan yang memproduksi produk serupa. Perbandingan dapat
memiliki perspektif jangka pendek atau perspektif jangka panjang.
c. Kesamaan pada atribut pasar modal. Dari perspektif investasi, saham yang memiliki
atribut yang sama seperti risiko, rasio price-to-earnings, atau kapitalisasi pasar mungkin
menarik.

20
d. Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan analisis cross-
sectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak perusahaan yang berbeda
(atau jalur bisnis). Anak perusahaan tersebut mungkin sangat beragam dalam
karakteristik sisi penawaran dan sisi permintaan karakteristik.

21

Anda mungkin juga menyukai