DISUSUN OLEH :
dr. ALWI MUARIF KURNIAWAN
PENDAMPING :
dr. WAHYU HAPSARI, MARS
dr. LALENA FARAH NASITA
PROGRAM INTERNSHIP
RUMAH SAKIT KURNIA CILEGON
PERIODE NOVEMBER 2018 – NOVEMBER 2019
CILEGON
LAPORAN KASUS
1. Keluhan Utama :
Demam tinggi sejak 2 hari SMRS
2. Riwayat Kesehatan / Penyakit Sekarang
Demam dirasakan mendadak tinggi, dan menggigil,
disertai nyeri kepala, nyeri belakang mata, pegal di
seluruh tubuh. Pasien mengeluh BAB hitam, namun
mimisan, dan gusi berdarah disangkal. Sesak tidak
ada. Pasien mengeluh mual, hingga muntah sebanyak
4 kali, dan yang dimuntahkan adalah makanan, dan
cairan. Riwayat bepergian disangkal. Pasien merasa
nafsu makan berkurang, sering haus, dan banyak
BAK. Penurunan berat badan disangkal. Pasien
berobat ke rumah sakit 1 hari SMRS, dan diberikan
obat antasida, dan paracetamol namun keluhan tidak
membaik, dan semakin memberat.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat demam tifoid dan dirawat di RS 1,5 bulan
yang lalu. Riwayat maagh (+), DM, hipertensi,
asma, alergi, dan penyakit jantung disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama. Riwayat DM,
hipertensi, asma, dan penyakit jantung pada keluarga disangkal.
5. Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien merupakan seorang PNS. Tetangga pasien ada yang dirawat
di rumah sakit, dikatakan sakit DBD. Pasien suka memakan
makanan yang pedas, dan asam. Pasien merokok sejak 7 tahun yang
lalu, 1 bungkus perhari. Riwayat minum alkohol (-).
6. Pemeriksaan Fisik :
❖
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
❖Tanda Vital
Tekanan darah: Kanan 110/70 mmHg
Nadi: 70x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup
Napas: 20x/menit, reguler
Suhu: 38.6 OC
Berat badan: 54 kg
Tinggi badan:161 cm
BMI: 20.8 kg/m2 (normal)
❖
Mata
- Inspeksi :
Alis mata cukup, warna hitam, enoftalmus (-)/(-), eksoftalmus (-)/(-),
nistagmus (-)/(-), ptosis (-)/(-), lagoftalmus (-)/ (-), edema palpebra (-
)/(-), bulu mata lentik, Konjungtiva Anemis (-)/(-), Sklera Ikterik (-
)/(-), sekret (-)/(-), pterigium (-)/(-), ulkus kornea (-)/(-), pupil isokor
dengan diameter 3 mm/3 mm, RCL (+)/(+), RCTL (+)/(+)
❖
Telinga, Hidung, Tenggorokan
Hidung :
Inspeksi : Deformitas (-), kavum nasi lapang, sekret (-)/(-), deviasi
septum (-)/(-), edema (-)/(-)
Palpasi : Nyeri tekan pada sinus maksilaris (-)/(-), etmoidalis (-)/(-),
frontalis (-)/(-)
Telinga :
Inspeksi :
- Preaurikuler : hiperemis (-)/(-), abses (-)/(-), massa (-)/(-), scar (-
)/(-)
- Aurikuler : normotia, hiperemis (-)/(-), cauli flower (-)/(-),
pseudokista (-)/(-)
- Post aurikuler : hiperemis (-)/(-), abses (-)/(-), massa (-)/(-), scar
(-)/(-)
- Liang telinga : lapang, serumen (-)/(-), Ottorhea (-)/(-)
Tenggorokan dan Rongga mulut :
- Inspeksi :
- Bucal : warna normal, ulkus (-)
- Lidah : pergerakan simetris, massa (-)
- Palatum mole dan uvula simetris pada keadaan diam dan
bergerak, arkus faring simetris, penonjolan (-)
- Tonsil : T1/T1, kripta (-)/(-), detritus (-)/(-), membran (-)/(-)
- Dinding anterior faring licin, hiperemis (-)
- Dinding posterior faring licin, hiperemis (-), Post nasal drip (-)
- Pursed lips breathing (-), karies gigi (-), Kandidiasis oral (-)
❖
Leher
- Inspeksi : bentuk simetris, warna normal, penonjolan vena
jugularis (-), tumor (-), retraksi suprasternal (-), tidak tampak
perbesaran KGB
- Palpasi : pulsasi arteri carotis normal, perbesaran thyroid (-),
posisi trakea ditengah, KGB tidak teraba membesar
- Auskultasi : bruit (-),
- Tekanan vena jugularis tidak meningkat
❖
Thoraks Depan
- Inspeksi : Penggunaan otot bantuan nafas (-)/(-), Retraksi sela iga
(-/-), bentuk dada normal, barrel chest (-), pectus carinatum (-)/(-),
pectus ekskavatum (-)/(-), pelebaran sela iga (-)/(-), tumor (-)/(-),
scar (-), emfisema subkutis (-)/(-), pergerakan kedua paru simetris
statis dan dinamis, pola pernapasan normal.
- Palpasi : massa (-)/(-), emfisema subkutis(-)/(-), ekspansi dada
simetris, vocal fremitus melemah di paru kanan, pelebaran sela
iga (-)/(-)
- Perkusi :
- Batas paru hati : pada garis midklavikula kanan sela iga 6,
peranjakan hati sebesar 2 jari
- Batas paru lambung : pada garis aksilaris anterior kiri sela iga
8
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-
)
❖
Thoraks Belakang
- Inspeksi : Penggunaan otot bantuan nafas (-)/(-), Retraksi sela iga
(-/-), pelebaran sela iga (-)/(-), tumor (-)/(-), emfisema subkutis (-
)/(-), Pergerakan kedua paru simetris statis dan dinamis, pola
pernapasan normal, scar (-), luka operasi (-), massa (-), gibus (-),
kelainan tulang belakang (-)
- Palpasi : massa (-)/(-), emfisema subkutis (-)/(-), ekspansi dada
simetris,vocal fremitus melemah di paru kanan.
- Perkusi : redup di paru kanan dan sonor di paru kiri
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-
/-)
❖
Jantung
- Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terihat
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba 2 jari medial
dari linea midklavikula sinistra ICS V, thrill (-),
heaving (-), lifting (-), tapping (-)
- Perkusi : batas jantung kanan pada ICS IV 1 jari
medial linea parasternal dekstra, batas jantung kiri
pada ICS V 2 jari medial linea midklavikula
sinistra. Pinggang jantung ICS II linea parasternalis
sinistra
- Auskultasi : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-)
❖
Abdomen
- Inspeksi : massa (-),striae (-), scar (-), bekas operasi (-)
- Auskultasi : BU (+) normal
- Palpasi : supel,nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba
- Ginjal : Ballotemen (-)/(-)
- Perkusi : timpani, shifting dullnes (-)
❖
Ekstremitas
Akral teraba hangat, sianosis (-), CRT < 3 detik, edema (-)/(-), jari
tabuh (-), deformitas (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
8. Resume
Pasien Tn. S, usia 45 tahun, datang ke IGD RST Salatiga dengan
keluhan demam tinggi sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit,
disertai demam menggigil, nyeri kepala, nyeri belakang mata, pegal
di seluruh tubuh. Pasien mengeluh BAB hitam, namun mimisan, dan
gusi berdarah disangkal. Pasien mengeluh mual, hingga muntah
sebanyak 4 kali, dan yang dimuntahkan adalah makanan dan cairan.
Pasien merasa nafsu makan berkurang, sering haus, banyak BAK.
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,6oC . Dari hasil
laboratorium didapatkan kesan trombositopenia.
9. Diagnosis
Demam Berdarah Dengue grade II hari ke-2
10. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa:
▪
IVFD RL 30 TPM
▪
Inj. Omeprazole 1 x 40 mg
▪
Inj. Ondansentrn 3 x 4 mg
▪
Inj. Paracetamol 3 x 500 mg
▪
Sucralfat syr 3 x 1 CI
2. Non-Medikamentosa
▪
Tirah baring
▪
Observasi tanda tanda perdarahan
▪
Konsul ke spesialis penyakit dalam
11. Prognosis
− Ad vitam : bonam
− Ad sanationam : dubia ad bonam
− Ad fungsionam : bonam
DISKUSI KASUS
1. Subjektif :
Pasien Tn.S 45 tahun datang dengan keluhan demam tinggi sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, disertai demam menggigil, nyeri kepala, nyeri
belakang mata, pegal di seluruh tubuh. Pasien mengeluh BAB hitam, namun
mimisan, dan gusi berdarah disangkal. Pasien mengeluh mual, hingga muntah
sebanyak 4 kali, dan yang dimuntahkan adalah makanan dan cairan. Pasien
merasa nafsu makan berkurang, sering haus, banyak BAK.
2. Objektif :
a. Keadaan umum
Tampak sakit sedang, compos mentis, GCS E4M6V5
b. Vital Sign
− TD : 110/70 mmhg
− Nadi : 70 x/menit
− Nafas : 20 kali/menit
− Suhu : 38.6 derajat celcius
− SpO2 :98%
− Berat Badan : 54 kg
− Tinggi Badan : 161 cm
c. Pemeriksaan Fisik
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,6oC.
d. Pemeriksaan Laboratorium
Dari hasil laboratorium didapatkan kesan trombositopenia.
3. Assesment :
• Dari anamnesis, pemeriksaan fisik pasien didiagnosis dengan Demam
Berdarah Dengue grade II hari ke-2.
4. Plan
a. Diagnosis
Demam Berdarah Dengue grade II hari ke-2
b. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa:
▪
IVFD RL 30 TPM
▪
Inj. Omeprazole 1 x 40 mg
▪
Inj. Ondansentron 3 x 4 mg
▪
Inj. Paracetamol 3 x 500 mg
▪
Sucralfat syr 3 x 1 CI
2. Non-Medikamentosa
▪
Tirah baring
▪
Observasi tanda tanda perdarahan
▪
Konsul ke spesialis penyakit dalam
c. Observasi
Pemeriksaan KU, tanda-tanda vital, klinis pasien.
d. Edukasi
Untuk mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan, melaksanakan
pengobatan yang maksimal, mencapai aktivitas optimal, dan
meningkatkan kualitas hidup.
e. Konsultasi
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan dokter spesialis
penyakit dalam untuk penanganan utama.
PENDAHULUAN
Warning sign yaitu berupa nyeri abdomen, muntah persisten, akumulasi cairan,
perdarahan mukosa, letargi, kelelahan, pemebesaran hati > 2 cm.5
1. Rani RA, Soegondo S, Nasir AU, Wijaya IP, Nafrialdi, Mansjoer A. Panduan
pelayanan medik. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
Cetakan ketiga. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Interna
Publishing. November ;2009.
2. WHO. Fact sheet dengue and sever dengue. Updated September;2013.
3. Suhendro, Nainggola L, Chen K, Pohan HT. Demam berdarah dengue. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. Hal. 1731-35.
4. Rosita R, Suseno U, Lebang Y, Pohan HT, Suhendro, Satari HI et al.
Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan kesehatan.
Depkes RI. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2005.
5. WHO. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention, and control.
New edition; 2009.
6. Harrison's. Principles Of Internal Medicine. Eighteenth Edition. McGraw-Hill
Companies, Inc. USA.