Anda di halaman 1dari 13

Makalah enzim dan metabolisme

NAMA : AULIA PUTRI

NIM : L01181338

KELAS : DASAR-DASAR BIOKIMIA B

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN


PRODI ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis,02 oktober 2019


Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakan

B. Rumusan Masalah

C.Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ENZIM

B. KLASIFIKASI ENZIM

C. KOMPONEN ENZIM

D. SIFAT-SIFAT ENZIM

E.FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KERJA ENZIM

F.PENGERTIAN METABOLISME

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.Molekul
awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme.Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan
molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik
yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi
karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.

Suatu organisme hidup adalah rakitan menakjubkan dari reaksi kimia. Masing-masing reaksi
seolahberjalan sendiri tapi memberi sumbangan untuk kehidupann organisme sebagai suatu
kesatuan. Seldalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan – lintasan metabolik yang
dikendalikannnya agarterjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara
memproduksi suatu katalisatordalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan.
Katalisator inilah yang disebut dengan enzim. Sebagai contoh proses metabolisme saat
pembentukan urea yang nyatanya membutuhkan suhutinggi yang tidak mungkin manusia miliki.
Namun, karena adanya enzim yang merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi
tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam
menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan
pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali
tidak mengubah ΔG reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan
demikian kerja enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan
energi.Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang
berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah
pengaruh enzim di dalam tubuh.

Sebagai contoh proses metabolisme saat pembentukan urea yang nyatanya membutuhkan
suhu tinggi yang tidak mungkin manusia miliki. Namun, karena adanya enzim yang merupakan
katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh
manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari
yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara
menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi (selisih antara energi bebas
produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak berlawanan dengan Hukum
Hess 1 mengenai kekekalan energi.Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada
kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung
selama beberapa minggu atau bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya
dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.

1.2 Rumusan masalah

1. pengertian Enzim?

2. Klasifikasi Enzim?

3. apa saja komponen enzim ?

4. apa saja sifat-sifat enzim?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim?

6. Apakah yang dimaksud dengan metabolisme enzim ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu enzim

2. mengetahui klasifikasi enzim

3. mengetahui komponen enzim

4. mengetahui sifat-sifat enzim

5. mengetahu metabolisme enzim.


BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ENZIM

Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah senyawa
organic yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan sebagai biokatalisator
dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma,yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein,
berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu
reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.Enzim sangat penting dalam kehidupan,
karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas
enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga
terganggu.Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai
substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda,
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon
sebagai promoter.Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai
gugus bukan protein (kofaktor), jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini
(holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein (kofaktor). Apoenzim
adalah bagian enzim yang tersusun atas protein, dan merupakan bagian yang paling utama dari
enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat pada protein (protestik), ada pula yang tidak begitu kuat
ikatannya (koenzim). Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan ferriprotorfirin. Ada
juga enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya askorbat oksidase adalah protein yang
mengikat tembaga.

B. Klasifikasi Enzim

a. Berdasarkan tipe reaksi yang diketahui, enzim dibagi menjadi enam kelompok :

1. Oksidureduktase Enzim oksidureduktase adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau
reduksi suatu bahan. Dalam golongan enzim ini terdapat 2 macam enzim yang paling utama yaitu
oksidase dan dehidrogenase. Oksidase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi antara substrat dengan
molekul oksigen. Dehidrogenase adalah enzim yang aktif dalam pengambilan atom hidrogen dari
substrat.

2. Transferase Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer) suatu
gugus.
3. Hidrolase Enzim hidrolase merupakan kelompok enzim yang sangat penting dalam pengolahan
pangan, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan substrat dengan
pertolongan molekul air. Enzim-enzim yang termasuk dalam golongan ini diantaranya adalah amilase,
invertase, selulase dan sebagainya.

4. Liase Enzim liase adalah enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan C-O dengan tidak
menggunakan molekul air.

5. Isomerase Enzim isomerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan konfigurasi molekul
dengan cara pengaturan kembali atom-atom substrat, sehingga dihasilkan molekul baru yang
merupakan isomer dari substrat atau dengan perubahan isomer posisi misalnya mengubah aldosa
menjadi ketosa.

6. Ligase Enzim ligase adalah enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatanikatan tertentu, misalnya
pembentukan ikatan C-C, C-O dan C-S dalam biosintesis koenzim A serta pembentukan ikatan C-N dalam
sintesis glutamin (Winarno, 2002).

b. Berdasarkan tempat bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Endoenzim, disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerja di dalam sel.

2. Eksoenzim, disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerja di luar sel.

c. Berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Enzim konstitutif, yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim
amilase.

2. Enzim adaptif, yaitu enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat, contohnya enzim
β-galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E. Coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang
mengandung laktosa (Lehninger, 2005)

C. Komponen Enzim

Enzim dalam tubuh memiliki dua komponen penyusun. Komponen penyusun tersebut
terdiri dari protein dan non-protein. Komponen penyusun enzim yang berupa protein
dikenal dengan istilah apoenzim.Apoenzim merupakan komponen paling dominan
dalam struktur enzim. Ternyata, apoenzim ini bersifat labil karena mudah dipengaruhi
oleh perubahan suhu dan pH, apoenzim ini tidak tahan panas.Komponen penyusun
enzim yang berupa non-protein dikenal sebagai gugus prostetik. Gugus prostetik ini
terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks. Ion anorganik dalam gugus
prostetik dikenal sebagai kofaktor.Kofaktor berfungsi sebagai katalis yang mampu
meningkatkan kerja enzim, contohnya antara lain ion Klor (Cl) dan Kalsium (Ca) yang
bertugas mengoptimalkan kerja enzim ptyalin pada mulut untuk menguraikan molekul
gula kompleks..
D. Sifat-sifat enzim

Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Substrat adalah reaktan yang diolah pada reaksi
yang dikatalisasi oleh enzim (enzimatik). Enzim memiliki sifat khas terhadap suatu substrat tertentu,
kekhasan inilah yang menjadi ciri suatu enzim. Adapun sifat-sifat khas yang dimiliki suatu enzim tersebut
antara lain:

1. Sebagai katalisator

Sifat-sifat enzim yang pertama ialah ia berperan sebagai katalisator. Enzim adalah katalis yang dapat
mengubah laju reaksi tanpa ikut bereaksi. Tanpa kehadiran enzim, suatu reaksi itu sangat sukar terjadi,
sementara dengan kehadiran enzim kecepatan reaksinya dapat meningkat 107 - 1013 kali.

Sebagai contoh enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu menguraikan 5.000.000 molekul
hidrogen peroksida (H2O2) permenit pada 00C. H2O2 hanya dapat diuraikan oleh atom besi, tetapi satu
atom besi akan memerlukan waktu 300 tahun untuk menguraikan sejumlah molekul H2O2 yang oleh satu
molekul katalase yang mengandung satu atom besi diuraikan dalam satu detik.

2. Enzim bekerja secara spesifik dan selektif


Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim tertentu hanya dapat mengadakan pengubahan
pada zat tertentu pula. Dengan kata lain, enzim hanya dapat mempengaruhi satu reaksi dan
tidak dapat mempengaruhi reaksi lain yang bukan bidangnya. Satu enzim khusus untuk satu
substrat, misalnya enzim katalase hanya mampu menghidrolisis H2O2 menjadi H2O dan O2.

3. Enzim bersifat bolak-balik


Sifat-sifat enzim selanjutnya adalah bekerja bolak-balik karena dapat ikut bereaksi tanpa
mempengaruhi hasil akhir dan akan terbentuk kembali pada hasil reaksi sebagai enzim. Ketika
ikut bereaksi, struktur kimia enzim berubah, tetapi pada akhir reaksi struktur kimia enzim akan
terbentuk kembali seperti semula.

Misalnya enzim lipase dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sebaliknya,
lipase juga mampu menyatukan gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim tidak hanya
menguraikan molekul kompleks, tetapi juga dapat membentuk molekul kompleks dari molekul-
molekul sederhana penyusunnya (reaksi bolak-balik).

4. Seperti protein
Enzim memiliki sebagian besar sifat protein yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada suhu
rendah protein enzim akan mengalami koagulasi dan pada suhu tinggi akan mengalami
denaturasi.

5. Enzim bersifat termolabil


Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja enzim akan lambat. Semakin
tinggi suhu reaksi kimia yang dipengaruhi enzim semakin cepat, tetapi jika suhu terlalu tinggi,
enzim akan mengalami denaturasi.

6. Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit


Oleh karena enzim berfungsi sebagai katalisator, tetapi tidak ikut bereaksi, maka jumlah yang
dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali,
selama molekul tersebut tidak rusak.

7. Merupakan koloid
Karena enzim tersusun atas komponen protein, maka sifat-sifat enzim tergolong koloid. Enzim
memiliki permukaan antar partikel yang sangat besar sehingga bidang aktivitasnya juga besar.

8. Enzim mampu menurunkan energi aktivasi


Suatu reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup energi internal untuk
membawanya ke puncak bukit energi menuju bentuk reaktif yang disebut tahap transisi. Energi
aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan untuk membawa semua
molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas
energi. Apabila suatu reaksi kimia ditambahkan katalis -yaitu enzim, maka energi aktivasi dapat
diturunkan dan reaksi akan berjalan dengan lebih cepat.

Demikianlah artikel mengenai sifat-sifat enzim yang kita bahas pada kesempatan ini. Pada
artikel selanjutnya, kita akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim. Silakan lanjutkan membaca untuk memperdalam pengetahuan Anda mengenai bab
enzim.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ENZIMU

1. Suhu (Temperatur)

Sifat Sifat Enzim seperti Enzim bersifat termolabil, artinya aktivitas enzim dipengaruhi oleh
suhu. Aktivitas enzim akan terus meningkat sampai batas suhu tertentu. Batas suhu tersebut
dinamakan suhu optimum. Jika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan
terhambat. Enzim pada suhu 0oC atau di bawahnya brsifat nonaktif. Akan tetapi pada suhu
tersebut enzim tidak rusak.

Kenaikan suhu dapat meninkatkan akivitas enzim. Namun, jika suhu melebihi batas optimum
enzim dapat mengalami denaturasi atau kerusakan. Hal ini, akan mengakibatkan enzim tidak
dapat berfungsi sebagai katalis lagi. Contoh, enzim manusia memiliki suhu optimum 35oC –
40oC, enzim pada bakteri yang hidup di air panas memiliki suhu optimum 70oC atau lebih.

2. Derajat Keasaman (pH)


Karena molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk dan fungsinya dapat
dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya. Enzim memiliki pH optimum yang dapat
bersifat basa maupun asam. Sebagian besar enzim memiliki pH optimum antara 6 – 8.
Perubahan pH mengakibatkan sisi aktif enzim berubah keefektifannya dalam membentuk
kompleks enzim – substrat, sehingga dapat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif
enzim.

Selain itu, perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi (kerusakan) pada enzim.
Denaturasi oleh pH yang ekstrim biasanya bersifat bolak-balik, tetapi tidak bolak-balik pada
denaturasi yang terjadi karena suhu panas. Peningkatan suhu akan meningkatkan laju
tumbukan antara enzim dan molekul substrat, sehingga akan meningkatkan laju pembentukan
kompleks enzim-substrat dan meningkatkan keceptan reaksinya.

Hal ini bertentangan dengan peningkatan denaturasi enzim pada suhu optimum karena reaksi
itu teralampaui. Akhirnya reaksi itu berhenti, kadang – kadang hanya pada temperatur lebih dari
100oC. Contoh enzim ptialin di mulut hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin di
lambung bekerja pada pH asam, sedangkan enzim tripsin di usus bekerja pada pH basa.

3. Konsentrasi Enzim dan Substrat


Semakin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi. Peningkatan
kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yakni jika semua
substrat sudah terikat oleh enzim. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan
reaksi.

Bertambahnya konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi
jika jumlah enzim dalam reaksi tersebut tetap. Namun, ketika semua sisi aktif enzim sedang
bekerja, penambahan konsentrasi substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi. Keadan
demikian menunjukkan bahwa kecepatan reaksi telah mencapai titik maksimum. Peningkatan
kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yakni jika semua
enzim mengikat substrat.

Pada setiap saat, proporsi molekul – molekul enzim yang terikat pada substrat akan tergantung
pada konsentrasi substratnya. Karena konsentrasi meningkat, kecepatan awal dari reaksi (Vo)
pada saat penambahan enzim akan meningkat sampai suatu nilai maksimum, Vmax, pada
tingkat substrat, enzim tersebut dikatakan jenuh (seluruh sisi aktif maksimum), dan
penambahan jumlah substrat tidak akan menaikkan Vo. Nilai konsentrasi substrat pada saat
Vo = ½ Vmax dikenal dengan tetapan MICHAELS (Km) untuk reaksi substrat-enzim. Rendahnya
nilai Km menunjukkan afinitas tinggi dari enzim untuk substratnya.

Beberapa enzim (misalnya aspartase) hanya mengikat satu molekul substrat yang sangat
khusus; enzim yang lain dapat mengikat berbagai substrat lain yang khusus untuk enzim
tersebut (misalnya semua ikatan peptida terminal dalam kasus eksopeptidase). Perbedaan itu
timbul dari derajat stereospesifitas enzimnya. Banyak yang memerlukan gugus prostetik yang
menempel atau koenzim yang dapat melebur untuk menjalankan aktivitasnya. Pada enzim –
enzim itu komponen proteinnya dinamakan apoenzim dan seluruh kompleks enzim-kofaktor
fungsional dinamakan holoenzim.

4. Zat – zat Penggiat (Aktivator)


Aktivator merupakan zat atau molekul yang berfungsi untuk memacu atau mempercepat reaksi
enzim. Contoh dari aktivator antara lain garam – garam dari logam alkali dalam kondisi encer
(2% – 5%), dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Dan ini juga merupakan Faktor yang
Mempengaruhi Kerja Enzim.

5. Zat – zat Penghambat (Inhibitor)


Inhibitor merupakan sutau molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim. Terdapat dua
macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.

 Inhibitor Kompetitif

Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) merupakan molekul penghambat kerja enzim yang bekerja
dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) berikatan secara
kuat pada sisi aktif enzim. Pengikatan ini berlangsung bolak-balik sehingga persentase penghambatan
untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang kalau substratnya ditambah.

Jadi, inhibitor kompetitif ini dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat. Contoh yang
teramat penting dari pengikatan ini adalah melibatkan enzim yang paling berlimpah, ribulose bifosfat
karboksilase, enzim –penambat CO2 pada C3 fotosintesis, dalam proses ini molekul – molekul O2 bersaing
dengan molekul – molekul CO2 untuk sisi aktif dan contoh lainnya adalah sianida yang terlarut dalam
darah bersaing dengan oksigen untuk berikatan dengan sisi aktif hemoglobin.

 Inhibitor Nonkompetitif

Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim (selain sisi aktif enzim) disebut inhibitor nonkompetitif.
Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan
diri pada luar sisi aktif enzim, yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat
berfungsi lagi. Sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak dapat
dihilangkan walaupun dengan menambahkan substrat. Contoh inhibitor nonkompetitif yaitu Ag +, Hg2+, dan
Pb2+.

F. METABOLISME

Metabolisme (dari bahasa Yunani, metabole = ‘berubah’), merupakann suatu rangkaian atau
proses yang terarah dan teratur di dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi, sehingga
diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul, senyawa, atau energi.
Berdasarkan proses dan hasilnya, metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu katabolisme
dan anabolisme. Sebagaimana telah kalian ketahui bahwa katabolisme adalah proses
perombakan senyawa-senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui
reaksireaksi kimiawi, sehingga dihasilkan energi. Sementara itu, anabolisme adalah proses
pembentukan senyawa-senyawa kompleks dari senyawasenyawa yang lebih sederhana melalui
reaksi-reaksi kimiawi sehingga diperlukan adanya energi.

Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
Metabolisme terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Katabolisme : Proses penguraian senyawa kompleks menjadi molekul sederhana dengan


menghasilkan energi (Exergonik). Yang termasuk katabolisme adalah: Respirasi Aerob dan
Respirasi Ananerob

2. Anabolisme : proses penyusunan senyawa kompleks dari molekul sederhana dengan


membutuhkan energi (Endergonik). Yang termasuk anabolisme adalah : Fotosintesis dan
Kemosintesis.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.Molekul
awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme.Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan
molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik
yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi
karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.

Metabolisme (dari bahasa Yunani, metabole = ‘berubah’), merupakann suatu rangkaian atau
proses yang terarah dan teratur di dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi, sehingga
diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul, senyawa, atau energi.
Berdasarkan proses dan hasilnya, metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu katabolisme
dan anabolisme. Sebagaimana telah kalian ketahui bahwa katabolisme adalah proses
perombakan senyawa-senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui
reaksireaksi kimiawi, sehingga dihasilkan energi. Sementara itu, anabolisme adalah proses
pembentukan senyawa-senyawa kompleks dari senyawasenyawa yang lebih sederhana melalui
reaksi-reaksi kimiawi sehingga diperlukan adanya energi.
DAFTAR PUSTAKA

http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/viewFile/186/201

https://caridokumen.com/download/makalah-enzim-dan-metabolisme-
_5a465059b7d7bc7b7a0167d6_pdf

Anda mungkin juga menyukai