Anda di halaman 1dari 18

MANUSIA DAN KEPRIBADIAN

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan Islam
Yang Diampu Oleh :
Prof. Muhtarom, M. H

Kelompok 4

1. USMAN LATIF ( 18200011051 )

2. MIFTAHUDIN ( 18200011048 )

3. KAMIL AZIZI ( 18200011049 )

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, atas limpahan

rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami kelompok empat dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia dan Kepribadian” pada mata

kuliah Psikologi Pendidikan Islam.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, dan banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Maka dengan segala

bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindaklanjuti pada karya-

karya yang akan datang.

Kendal, Juni 2019

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................1


A. Latar Belakang Masalah ....................................................2
B. Rumusan Masalah .............................................................2
C. Tujuan ..............................................................................2

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ...............................................................3


A. Pengertian Kepribadian .....................................................3
B. Teori Kepribadian Manusia...............................................3
C. Tahapan-Tahapan Perkembangan Kepribadian ................5
D. Unsur-Unsur Kepribadian .................................................8
BAB III : PENUTUP...............................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan ke muka bumi ini membawa berbagai aspek
baik secara naluri maupun insting yang dianugrahkan Tuhan kepada kita
semua. Berpangkal pada kenyataan bahwa kepribadian manusia itu sangat
bermacam-macam sekali, mungkin sama banyaknya dengan banyaknya
orang, segolongan ahli berusaha menggolong-golongkan manusia ke
dalam tipe-tipe tertentu, karena mereka berpendapat bahwa cara itulah
paling efektif untuk mengenal sesama manusia dengan baik. Pada sisi lain,
sekelompok ahli berpendapat, bahwa cara bekerja seperti dikemukakan di
atas itu tidak memenuhi tujuan psikologi kepribadian, yaitu mengenal
sesama manusia menurut apa adanya, menurut sifat-sifatnya yang khas,
karena dengan penggolongan ke dalam tipe-tipe itu orang justru
menyembunyikan kekhususan sifat-sifat seseorang.1
Kepribadian adalah gambaran dari jiwa yang membangun
keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam
fungsi-fungsi. Kepribadian dapat juga dipahami sebagai gambaran cara
seseorang bertingkah laku terhadap lingkungan sekitanya, yang terlihat
dari kebiasaan berfikir, sikap dan minat, serta pandangan hidupnya yang
khas untuk mempunyai keajegan. Karena dalam kehidupan manusia
sebagai individu ataupun makhluk social, kepribadian senantiasa
mengalami warna-warni kehidupan.Ada kalanya senang, tentram, dan
gembira.Akan tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga
kadang-kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan

1
Nurodin, Teori Psikologi Kepribadian, ( Bandung : Refika Aditama, 2019 ), hlm. 1.

4
sebagainya.Ini menunjukan bahwa manusia mengalami dinamika
kehidupan.2
Kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang. Kita bisa
tahu apa yang sedang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu
berdasarkan dpengalamn diri kita sendiri. Hal ini karena dalam banyak
segi, setiap orang adalah unik, khas. Oleh karena itu kita membutuhkan
sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku
diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami definisi kepribadian serta
bagaiman kepribadian itu terbentuk.Untuk itu kita membutuhkan teori-
teori tingkah laku, teori kepribadian agar gangguan-gangguan yang biasa
muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari. Mempelajari
kepribadian merupakan hal yang menarik karena dinamika pengetahuan
mengenai diri kita sendiri secara otomatis akan bertambah. Hal ini karena
hakikatnya manusia adalah yang ada dan tumbuh berkembang dengan
kepribadian yang menyertai setiap langkah dalam hidupnya
Sehingga dalam pembahasan makalah ini, lebih menekankan
pembahasan pada psikologi pendidikan dalam perspektif Islam sesuai
dengan judul makalah yang sedang saya bahas " Manusia dan Kepribadian

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kepribadian manusia ?
2. Bagaimanakah struktur kepribadian manusia?
3. Bagaimanakah tahapan-tahapan perkembangan kepribadian manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud kepribadian manusia.
2. Untuk mengetahui struktur kepribadian manusia
3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan kepribadian manusia

2
Alwisol, Psikologi Kepribadian, ( Malang : UMM Press, 2016 ), hlm. 3.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kepribadian Manusia


Defenisi mengenai kepribadian itu tidak hanya berbeda dengan arti
yang melekat pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam bahasa
populer istilah “kepribadian” juga berarti ciri ciri watak yang konsisten,
sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas. Kalau
dalam bahasa sehari hari kita mengatakan bahwa seseorang memiliki
kepribadian, yang dimaksudkan ialah bahwa individu tersebut memilik
beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen,
yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang berbeda dari individu
individu lainnya.
Sedangkan menururt beberapa ahli sebagai berikut :
1. MenurutKoetjaraningrat, Pengertian Kepribadian adalah beberapa ciri
watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan
konsekuen dalam bertingkah laku, sehigga individu memiliki identitas
khusu yang berbeda dengan orang lain.
2. Menurut Cuber, Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-
sifat yang tamapak dan dapat dilihat oleh seseorang. Menurut
M.A.W.Browen,Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang
meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap
seseorang.
3. MenurutTheodore R. New Combe, Kepribadian adalah organisasi
sikap-sikap/ prespositons) yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku. MenurutYinger, Kepribadian adalah
keseluruhan perilaku dari seseorang individu dengan sistem
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.3
B. Teori Kepribadian Manusia
Manusia memiliki rasa keingintahuan tentang dirinya sendiri.
Keingintahuan tersebut berkisar antara apa yang dirasakan, perilaku yang
3
https://www.dosenpendidikan.com/10-pengertian-kepribadian-menurut-para-ahli/

6
muncul, ataupun pemikiran. Sejak dahulu, banyak sekali teori dan
penelitian yang menyingkap tabir mengenai kejelasan perilaku manusia,
sebut saja Sigmund Freud yang bisa disebut sebagai “bapak psikologi”,
dimana dia meneliti manusia dengan pendekatan psikoanalisis. Freud
menganalisi sistem kepribadian manusia, dimana kepribadian adalah
keseluruhan cara manusia bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain dan
kepribadian tersebut dapat dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa
diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Ada 4 teori kepribadian yang
masing-masing berasal dari pakar psikologi berbeda, yaitu:
1. Teori kepribadian psikoanalisis
Teori ini dibangun oleh Sigmund Freud didasarkan pada keyakinan
bahwa masalah-masalah psikologis adalah akibat dari adanya konflik
psikologis di luar alam sadar yang dapat dilacak pada masa kecil
(Nevid; Rathus; Green, 2003). Freud meyakini bahwa banyak
perilaku manusia yang terjadi karena konflik diluar alam sadar dan
konflik yang tidak disadari.
2. Teori kepribadian behaviorisme
Perspektif ini fokus pada peran belajar dalam menjelaskan perilaku
manusia. Beda dengan psikoanalisis yang menyatakan tentang
ketidaksadaran, perspektif ini menyatakan bahwa kepribadian dapat
diamati karena termanifestasi pada perilaku. Contoh paling mudah
dapat kita pelajari dari kehidupan sehari-hari, apabila seorang anak
biasa diberi hukuman oleh orang tuanya tanpa ada kejelasan
kesalahan, maka seorang anak belajar bahwa apapun yang dilakukan
adalah salah dan pasti mendapat hukuman. Teori ini meyakini bahwa
perilaku manusia merupakan bawaan genetis dan pengaruh
lingkungan. Psikolog Rusia bernama Ivan Pavlov membuat sebuah
eksperimen yang mendasari teori behaviorisme. Pavlov menggunakan
anjing untuk mempelajari respon air liur anjing pada makanan, dan
Pavlov berkesimpulan bahwa air liur anjing dapat keluar bahkan
sebelum anjing melihat makanan. Dalam eksperimennya Pavlov
membawa makanan anjing sambil membunyikan bel, pada saat anjing

7
melihat makanan air liurnya menetes. Setelah dilakukan terus
menerus, Pavlov mencoba membunyikan bel tanpa membawa
makanan, ternyata air liur anjing tetap menetes. Teori ini dinamkan
dengan respon terkondisi (conditional response), dimana peristiwa
terjadi karena sudah dikondisikan.4
3. Teori kepribadian humanistik
Teori ini berpendapat bahwa manusia adalah aktor dalam kehidupan,
bukan reaktor. Carl Rogers sebagai tokoh psikologi humanistik
berpendapat bahwa manusia memiliki kecenderungan bawaan
melakukan aktualisasi diri yaitu berjuang menjadi apa yang mereka
mampu. Manusia akan berpikir dan mencari mana hal yang terbaik
bagi dirinya berupaya jujur pada diri sendiri, tidak sekedar mengikuti
lingkungan atau termanipulasi oleh keadaan. Tetapi sayangnya, tidak
semua manusia mampu melakukan aktualisasi diri dengan baik. Hal
tersebut dianggap Rogers karena manusia gagal melakukan evaluasi
diri. Rogers meyakini bahwa orang tua dapat membantu seorang anak
mengembangkan kepercayaan diri yang akhirnya menjadikannya
mampu mengaktualkan diri dengan baik.
4. Teori kepribadian kognitif
Kognitif berasal dari bahasa latin cognito yang artinya pengetahuan.
Albert Ellis dan Aaron Back merupakan dua teoritikus kognitif yang
mempelajari bahwa kognisi pikiran, keyakinan, harapan, dan sikap
adalah hal yang nantinya mendasari perilaku manusia. Mereka
menyatakan bahwa kognisi merupakan setir bagi perilaku yang
diperlihatkan oleh manusia dan sekaligus menentukan keadaan emosi.
Contoh saja, jika seseorang beranggapan buruk atau negatif terhadap
peristiwa yang dialami maka wajar jika orang tersebut dilanda depresi,
kecemasan, dan ketakutan.5

4
Nurodin, Teori Psikologi Kepribadian, ( Bandung : Refika Aditama, 2019 ), hlm. 57.
5
https://datarental.blogspot.com/2008/04/teori-teori-dalam-psikologi-kepribadian.html

8
C. Tahapan-Tahapan Perkembangan Kepribadian Manusia
Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat
disamakan satu dengan yang lainnya. Meliputi masa Kanak-kanak, masa
muda, usia setengah baya dan individuasi. Secara terperinci dapat diperinci
menjadi tiga fase sebagai berikut :6
1. Fase Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun,
ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri.
2. Fase Kedua
Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk
dan mengembangkan bakat- bakat yang ada pada diri seorang anak.
Fase ini berlangsung relative panjang hingga anak menjelang masa
kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai tampak dengan
tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut.
a. Dorongan-dorongan (Drives)
Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk
melakukan suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk
motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
b. Naluri (Insting)
Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati
yang melekat dengan hakikat makhluk hidup.
c. Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak
yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi
pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia, seperti senang,
sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
d. Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati
dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka maupun gerak-
gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsure dari

6
Ibid, hlm 10.

9
kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan
oleh orang lain.
e. Inteligensi (Intellegence Quetient-IQ)
Intelegensi adalah tingkat kemampuan berpikir yang
dimiliki oleh seseorang.
f. Bakat (Talent)
Bakat pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak
yang diperoleh seseorang karena warisan biologis yang diturunkan
oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang,
berpolitik, dan lainnya
3. Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini
merupakan fase terkhir yang ditandai dengan semakin stabilnya
perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase ketiga
terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu dengan terbentuknya
perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang
bersifat abstrak. Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka
dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian
normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1. Kepribadian normative
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadianyang ideal,
dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk
menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil
sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian
normative apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan
terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan
tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan
kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat
menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2. Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)

10
Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih
mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan
orang lain
3. Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di
mana cirri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali
mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah seseorang
itu mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang
dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang ini
memiliki dualism budaya, misalnya karena proses perkawinan atau
karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua
struktur budaya yang berbeda
D. Unsur-Unsur Kepribadian
Unsur-unsur kepribadian terdiri dari
1. Pengetahuan
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alama jiwa orang yang sadar,
terkandung didalam otaknya secara sadar. Dalam alam sekitar manusia
terdapat berbagi hal yang diterimanya melalui panca indranya serta
melalui alat penerima yang lain, misalnya getaran eter (cahaya dan
warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal
(berat/ringan), tekanan termikal (panas/dingin), dan lain lain, yang
masuk kedalam berbagai sel di bagian bagian tertentu dari otaknya.
Disana berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan pisikologi terjadi,
sehingga getaran getaran dan tekanan tekanan tadi diolah menjadi satu
susunan yang dipancarkan atau di proyeksikan oleh individu yang
bersangkutan menjadi suatu gambaran tentang lingkungan sekitarnya.
Dalam ilmu Antropologi, seluruh proses akar manusia yang sadar itu
tersebut “prsepsi”.
Ada kalanya suatu presepsi yang diproyeksikan kembali menjadi
suatu pengambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung
bagian bagian yang menyebabkan bahwa ia tertarik kepada bagian
bagian tertentu, individu itu akan memusatkan akalnya secara lebih

11
intensif terhadap bagian bagian yang khusus. Pengambaran yang
terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan secara
lebih intensif itu, dalam pisikologi itu disebut “pengamatan”.
Cara pengamatan seperti itu menyebabkan bahwa pengambaran
tentang lingkungan mungkin ada yang ditambah tambah atau dibesar
besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil pada bagian
bagian tertentu. Ada pula yang digabung gabungkan dengan
pengambaran pengambaran lain sehingga menjadi pengambaran yang
baru sama sekali, yang secara nyata sebenarnya tidak akan pernah ada.
Pengambaran baru yang sering ali tidak realistik itu dalam pisikologi
disebut “fantasi”.
Seorang dapat juga mengabungkan dan membandingkan-
bandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-
bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten
berdasarkan asas asas tertentu. Dengan proses akal itu ia memiliki
kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak,
yang dalam kenyataannya tidak mirip dengan salah satu dari sekian
macam bahan kongkret dari penggambaran yang baru. Dengan
demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang
tempat-tempat tertentu di muka bumi bahkan juga diluar bumi, padahal
ia belum pernah melihat, atau mempresepsikan tempat-tempat tadi.
Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosisal disebut “konsep”.
Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan
fantasi merupakan unsur unsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki
seorang individu. Sebaliknya banyak pengetahuan atau bagian bagian
dari seluruh pengetahuan yang berhasil dihimpun seseorang selama
hayatnya, dapat hilang dari akalnya yang sadar yang disebabkan oleh
berbagai sebab, yang banyak dipelajar ilmu pisikologi. Walaupun
demikian perlu diperhatikan bahwa unsur-unsur pengetahuan
sebenarnya tidak hilang atau lenyap begitu saja akan tetapi hanya
terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu pisikologinya disebut
“alam bawah sadar”.

12
Dalam alam bawah sadar itu, berbagai pengetahuan larut dan
terpecah pecah menjadi bagian bagian yang tidak teratur. Proses itu
terjadi karena akal sadar individu yang bersangkutan tidak lagi
menyusun dan menatanya dengan rapi, walaupun bagian bagian
tertentu dari pengetahuan tadi ada kalanya muncul ke alam
sadarnya.setiap orang tentu pernah tiba tiba teringat akan suatu hal
baik dalam keadaan utuh atau sepotong potong atau bahkan tercampur
campur dengan berbagai pengetahuan atau pengalaman lain yang telah
dilupakannya.
Pengetahuan seseorang karena berbagai sebab juga dapat terdesak
atau dengan sengaja dibuat terdesak oleh individu yang bersangkutkan,
kedalam bagian dari jiwanya yang lebih dalam, yaitu bagian yang
dalam ilmu pisikologi disebut “alam tak sadar”. Dalam alam tak sadar
itu pengetahuan larut dan terpecah pecah kedalam bagian bagian yang
tercampur aduk. Bagian bagian dari pengetahuan yang tercampur aduk
itu ada kalanya muncul kembali terutama pada saat saat akal yang
mengatur alam kesadaran berada dalam keadaan relaks atau tak
berfungsi.
Proses proses pisikologi yang terjadi dalam alam bahwa sadar dan
tak sadar, yang banyak dipelajari oleh bagian dari pisikologi yang
dikembangkan oleh S. Freud, yaitu ilmu pisikoanalisa, tidak akan kita
perhatikan lebih lanjut dalam buku ini untuk mendapatkan pengertian
mengenai asas asas kehidupan masyarakat dan kebeudayaan manusia,
untuk sementara kita hanya akan memperhatian bagian kesadaran dari
alam jiwa manusia saja.
2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung
berbagi macam “perasaan”. skalau pada suatu hari yang luar biasa
panasnya kita melihat papan iklan bergambar minuman coca cola yang
tampak sejuk dan nikmat, maka presepsi itu menyebabkan bahwa kita
membayangkan gelas coca cola yang dingin dan pengambaran itu
dihubungkan oleh akal kita dengan penggambaran lain yang muncul

13
kembali sebagai kenangan dalam kesadaran kita, menjadi suatu
apresepsi tentang diri sendiri yang sedang menikmati coca cola dingin,
manis, dan menyegarakan pada saat hari sangat panas, yang
menyebabkan air liur keluar dengan sendirinya.apresepsi orang yang
menggambaran dirinya sendiri tengah menikmati coca cola dingin itu
menimbulkan suatu “perasaan” yang positif dalam kesadarannya yaitu
perasaan nikmat, sampai sampai air liurnya itu benar benar keluar.
Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan individu yang melihat
suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan,
mencium bau busuk, dan sebgainya. Presepsi presepsi seperti itu dapat
menimbukan kesadarannya perasaan negatif, karena ia terkenang
bagaimana ia menjadi muak setelah mencium ikan yang busuk dimasa
lampau. Apresepsi itu mungkin dapat menyebabkan menjadi benar
benar muak pada waktu ia mencium ikan busuk lagi.
Dalam kedua contoh diatas, kita menjumpai suatu konsep baru,
yaitu “perasaan”, yang disamping segala macam pengetahuan agaknya
juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya.
Apabila kita perhatikan kedua contoh diatas dengan seksama,
“perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau
negatif. Suatu perasaan yang selalu bersifat sunbyektif karena adanya
unsur penilaian tadi, biasanya menimbulkan “kehendak” dalam
kesadaran individu. Kehendak itu mungkin positif yaitu individu yang
bersangkutan ingin mendapatkan hal yang dirasakannya memberi
kenikmatan atau mungkin juga negatif yaitu individu yang
bersangkutan ingin menghindari hal yang dirasakannya membawa
perasaannya tidak nikmat.
3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli pisikologi juga mengandung
berbagai perasaan lain yang tidak ditimbukan karena dipengaruhi oleh
pengetahuannya, tetapi karena memang sudah terkandung didalam

14
organismenya, khusunya dlam gennya sebagai naluri. Kemauan yang
sudah merupakan naluri disebut “dorongan”.
Walaupun diantara para ahli pisikologi ada perbedaan paham
mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam
naluri manusia, mereka semua sependapat bahwa ada sendikitnya 7
macam dorongan naluri :
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan ini memang
merupakan suatu kekuatan biologis yanga ada pada setiap
makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup.
2. Dorongan sex, dorongan ini telah banyak menari perhatian para
ahli antropologi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan
berbagai teori. Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk
membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya didunia ini
muncul pada setiap individu yang normal yang tidak dipengaruhi
oleh pengetahuan apapun.
3. Dorongan untuk berupaya mencari makan, Dorongan inin tidak
perlu dipelajari, dan sejak baru dilahirkanpun manusia telah
menampakkannya dengan mencari puting susu ibunya atau botol
susunya tak perlu diajari.
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia,
yang memang merupakan landasan biologi dari kehidupan
masyarakat manusia sebagai makhluk kolektif
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, Dorongan ini
merupakan asal mua dari adanya beragam kebudayaan manuia,
yang menyebabkan bahwa manuia mengembangkan adat. Adat
sebaliknya memaksa perbuatan yang seragam dengan manusia-
manuia disekelilingnya.
6. Sorongan untuk berbakti, Dorongan ini mungkin ada karena
manusia adalah makhluk kolektif . agar manusia dapat hidup serasi
bersama manusia lain diperlukan suatu landasan biologi untuk
mengembangkan altruisme, simpati, cinta, dan sebagainya

15
7. Dorongan untuk keindahan yang berbentuk warna, suara, dan
gerak, Dorongan ini sering kali sudah tampak dimiliki bayi, yang
sudah dimulai tertarik pada betuk-bentuk, warna-warna, dan suara-
suara, irama, dan gerak-gerk. Ini berdasarkandari unsur kesenian

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian kajian pustaka diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepribadian adalah gambaran dari jiwa yang membangun

keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah

dalam fungsi-fungsi.

2. Teori kepribadian dibagi menjadi 4 yaitu Teori kepribadian

psikoanalisis, behaviorisme, humanistik dan kognitif

3. Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat

disamakan satu dengan yang lainnya. Meliputi masa Kanak-kanak,

masa muda, usia setengah baya dan individuasi

4. Unsur unsur kepribadian terdiri dari pengetahuan, perasaan dan

dorongan naluri

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya berharap pembaca dapat memberikan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan dari makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan
pembelajaran bagi saya khususnya dan pembaca

17
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2016)

Nurodin, Teori Psikologi Kepribadian, ( Bandung : PT Refika Aditama,

2019 )

https://datarental.blogspot.com/2008/04/teori-teori-dalam-psikologi-
kepribadian.html

https://www.dosenpendidikan.com/10-pengertian-kepribadian-menurut-
para-ahli/

18

Anda mungkin juga menyukai