A. Metode Lagrange
Permasalahan sistem pegas dengan massa yang ada di ujung pegas dapat
diselesaikan dengan menggunakan πΉ = π π yang dapat dituliskan dengan π π₯Μ =
βπ π₯ . Solusi persamaan ini adalah fungsi sinusoidal. Diyakini bahwa untuk
menyelesaikan soulusi ini ada metode selain menggunakan πΉ = π π adalah hanya
memperhatikan kuantitas fisik energi kinetik dan energi potensial.
Solusi umum Lagrangian adalah
β =π+π ... (1)
dengan, T = energi kinetik ; V = energi potensial
πβ
= βππ₯
ππ₯
πβ = βππ₯ ππ₯
β« πβ = βπ β« π₯ ππ₯
1
β = βπ (2 π₯ 2 )
1
π = β ππ₯ 2
2
ππ¦ ππ¦
πΏπ¦ = πΏπ1 + πΏπ2 + β¦ (10)
ππ1 ππ 2
ππ§ ππ§
πΏπ§ = πΏπ1 + πΏπ2 + β¦ (11)
ππ1 ππ 2
ππ¦
turunan parsial dan seterusnya adalah fungsi dari π.
ππ1
ππ¦ ππ¦
πΏπ¦ = πΏπ1 + πΏπ2 = sin π πΏπ + π cos π πΏπ (15)
ππ1 ππ 2
ππ₯π
= βπ (βπ πΉπ ππ πΏππ ) (21)
π
ππ₯
= βπ (βπ πΉπ ππ π ) πΏππ
π
Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah partikel dalam sebuah medan
gaya konservatif, besarnya gaya tersebut dinyatakan oleh persamaan
ππ
πΉπ = β (24)
ππ₯π
dimana V menyatakan sebuah fungsi energi potensial. Oleh karena itu perumusan
gaya umum dapat dinyatakan
ππ ππ₯π
ππ = β ( ) (25)
ππ₯π πππ
π πβ ππ¦
( )=
ππ‘ ππΜ ππ
π
(π(π + π₯)2 πΜ) = ππ(βπ πππ)(π + π₯)
ππ‘
π(π + π₯)πΜ + 2ππ₯Μ πΜ = βππ π πππ
ο¨ ο©
T ο½ 12 mv 2 ο½ 12 m x 2 ο« y 2 ο½ 12 m r 2 ο« r 2ο±2 ο¨ ο©
Energi potensial gaya sentral
k k
Vο½ο ο½ο
ο¨x ο©
1/ 2
2
ο«y 2 r
L ο½ T ο V ο½ 12 m r 2 ο« r 2ο±2 ο«ο¨ ο© k
r
d ο¦ οΆL οΆ οΆL
ο§ ο·ο ο½0
dt ο¨ οΆq k οΈ οΆq k
substitusi q1 = r dan q2 = ο±, diperoleh:
d ο¦ οΆL οΆ οΆL
ο§ ο·ο ο½0
dt ο¨ οΆr οΈ οΆr
d ο¦ οΆL οΆ οΆL
ο§ ο·ο ο½0
dt ο¨ οΆο± οΈ οΆο±
Dari kedua persamaan di atas diperoleh
οΆL
ο½ mr
οΆr
d ο¦ οΆL οΆ
ο§ ο· ο½ mr
dt ο¨ οΆr οΈ
οΆL k
ο½ mrο±2 ο 2
οΆr r
k
mr 2 ο mrο±2 ο½ ο
r2
Untuk partikel yang bergerak dalam gaya konservatif
οΆV(r) οΆο¦ kοΆ
F(r) ο½ ο ο½ ο ο§ο 2 ο·
οΆr οΆr ο¨ r οΈ
jadi,
mr 2 ο½ mrο±2 ο« Fr
2mrrο± ο« mr 2ο± ο½ 0
atau,
d
dt
ο¨
mr 2 ο± ο½ο©dJ
dt
ο½0
Hal ini berarti bahwa J merupakan momentum sudut yang nilainya konstan.
Integrasi persamaan di atas menghasilkan
J ο½ mr 2 ο± = konstan
Berdasarkan persamaan di atas dapat dikatakan bahwa dalam medan konservatif
momentum sudut J, merupakan tetapan gerak.
3. Osilator Harmonik
Sebuah osilator harmonik 1-dimensi, dan misalkan padanya bekerja
sebuah gaya peredam yang besarnya sebanding dengan kecepatan. Oleh karena itu
sistem dapat dipandang tidak konservatif. Jika x menyatakan pergeseran
koordinat, maka fungsi Lagrangiannya adalah
L=T-V= 1
2
mxο¦ 2 ο 12 kx 2
mx ο« cx ο« kx ο½ 0
Ini tak lain adalah persamaan gerak osilator harmonik satu dimensi dengan gaya
peredam.
ο¨ ο©
L ο½ 12 m rο¦ 2 ο« r 2 ο±ο¦ 2 ο Vο¨r ο©
mο¦rο¦ ο½ mr ο±ο¦ 2 ο« f (r )
d
dt
ο¨
mr 2 ο± ο½ 0ο©
5. Pesawat Adwood
Sebuah pesawat Atwood yang terdiri dari dua benda bermassa m1 dan
m2 dihubungkan oleh tali homogen yang panjangnya l m dan dilewatkan pada
katrol (lihat gambar). Sistem ini memiliki satu derajat kebebasan. Kita ambil
variabel x untuk menyatakan konfigurasi sistem, dimana x adalah jarak vertikal
dari katrol ke massa m1 seperti yang ditunjukkan pada gambar.
a
l-x
x
m1
m2
m1 l'-xβ
m2
m3
dimana M adalah massa bidang miring dengan sudut kemiringan ο±, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 2.6. dan m adalah massa partikel. Energi potensial
sistem tak terkait dengan x oleh karena bidangnya horisontal, sehingga kita dapat
tuliskan :
V=mgx'sin ο± + tetapan
dan
L ο½ 12 m(x 2 ο« x '2 ο« 2xx 'cos ο±) ο« 12 Mx 2 ο« mgx 'sinο± ο« tetapan
Persamaan geraknya
d οΆL οΆL d οΆL οΆL
ο½ ο½
dt οΆxο¦ οΆx dt οΆxο¦ ' οΆx'
Sehingga
m( ο¦xο¦ ο« ο¦xο¦' cosο±) ο« Mο¦xο¦ ο½ 0 ; m(ο¦xο¦' ο« ο¦xο¦cosο±)ο« ο½ mgsin ο±
x'
m
x M
Sehingga
d οΆL
ο½ I 3ο·
ο¦3
dt οΆοΉ
ο¦
Dengan menggunakan lagi aturan rantai, kita peroleh
οΆT οΆο· οΆο·
ο½ I1ο·1 1 ο« I 2ο·2 2
οΆοΉ οΆοΉ οΆοΉ
ο½ I1ο·1 (οο±ο¦ sin οΉ ο« ο¦ο¦ sin ο± cos οΉ) ο« I 2ο·2 (οο±ο¦ cos οΉ ο ο¦ο¦ sin ο± sin οΉ)
ο½ I1ο·1ο·2 ο I2ο·2ο·1
Dapat diperoleh
I 3ο·
ο¦ 3 ο½ ο·1ο·2 (I1 ο I 2 )
ο¨ ο© ο ο¨ ο© ο¨
T ο½ 12 m xο¦ 2 ο« yο¦ 2 ο½ 12 ma 2 ο·2 ο« ο±ο¦ ο« ο· ο« 2ο· ο±ο¦ ο« ο· cos ο±
2
ο© ο
οΆT
ο¦
ο¨
ο½ ma 2 ο±ο¦ ο« ο· ο« ο· cos ο± ο©
οΆο±
dan,
d ο¦ οΆT οΆ
ο¨
ο§ ο¦ ο· ο½ ma ο¦ο±ο¦ ο ο·ο±ο¦ sin ο±
dt ο¨ οΆο± οΈ
2
ο©
οΆT
οΆο±
ο¨
ο½ οma 2 ο· ο±ο¦ ο« ο· sin ο± ο©
d ο¦ οΆT οΆ οΆT
ο§ ο·ο ο½ Q1
dt ο§ο¨ οΆqο¦ 1 ο·οΈ οΆq1
Dalam hal ini Q1 = 0 dan q1 = ΞΈ, maka persamaan yang dihasilkan :
ο¨ ο© ο¨
ma 2 ο¦ο±ο¦ ο ο·ο±ο¦ sin ο± ο« ma 2 ο±ο¦ ο« ο· sin ο± ο½ 0ο©
ο¦ο±ο¦ ο« ο·2 sin ο± ο½ 0
yang tak lain adalah gerak bandul sederhana. Bandingkan dengan persamaan
berikut :
ο¦ο±ο¦ ο« g ο± ο½ 0
l
dan diperoleh
g g
ο·2 ο½ atau lο½
l ο·2
Benda bermassa m berosilasi di sekitar garis berputar OA sebagai bandul
sederhana yang panjangnya l ο½ g / ο·2 . Persamaan tersebut selanjutnya dapat juga
digunakan untuk menghitung kecepatan dan posisi benda bermassa m.
ο ο¨ ο©
R ο½ m ο¦rο¦ ο« aο·ο±ο¦ cos ο± ο r ο±ο¦ ο« ο· ο aο· ο±ο¦ ο« ο· cos ο±
2
ο¨ ο© ο
rο½a , rο¦ ο½ 0 , dan ο¦rο¦ ο½ 0
ο
R ο½ ο ma ο· 2 cos ο± ο« ο±ο¦ ο« ο· ο¨ ο©ο
2
Tο½
1 2 1
2 2
ο 1
ο ο ο¨ ο©
mv ο½ m rο¦ 2 ο« r 2ο±ο¦ 2 ο« zο¦ 2 ο½ m rο¦ 2 1 ο« cot 2 ο¦ ο« r 2ο±ο¦ 2
2
ο
ο½
1
2
ο¨
m rο¦ 2 csc 2 ο¦ ο« r 2ο±ο¦ 2 ο©
atau
Energi potensial massa m (anggap V = 0 dan z = 0) :
V ο½ mgz ο½ mgr cot ο¦
Kemudian Lagrangian L sistem :
L ο½ T οV ο½
1
2
ο¨ ο©
m rο¦ 2 csc 2 ο¦ ο« r 2ο±ο¦ 2 ο mgr cot ο¦
d ο¦ οΆL οΆ οΆL
ο§ ο·ο ο½0
dt ο§ο¨ οΆ rο¦ ο·οΈ οΆ r
οΆL d ο¦ οΆL οΆ οΆL
ο½ mrο¦ csc 2 ο¦ , ο§ο§ ο·ο· ο½ mο¦rο¦ csc 2 ο¦ , ο½ mrο±ο¦ 2 ο mg cot ο¦
οΆr
ο¦ dt ο¨ οΆ r οΈ
ο¦ οΆr
d
dt
ο¨ ο©
mr 2ο±ο¦ ο½ ο¨ J z ο© ο½ 0
d
dt
Artinya
J z ο½ mr 2ο±ο¦ ο½ kons tan
seperti yang diperlihatkan dalam contoh di atas. Dalam kasus ini ο± adalah
koordinat terabaikan dan
οΆL
pο± ο½ ο½ mr ο±ο¦ 2 ο½ tetapan (38)
οΆο±
yang sebagaimana telah kita ketahui dari bab terdahulu adalah momentum sudut
di sekitar titik asal.
Contoh
Bandul sferis, atau potongan sabun dalam mangkuk. Suatu persoalan klasik dalam
mekanika adalah bahwa partikel yang terbatasi untuk berada pada permukaan
sferis yang licin di bawah pengaruh gravitasi, seperti sebuah massa kecil meluncur
pada permukaan mangkuk yang licin. Kasus ini juga digambarkan oleh bandul
sederhana yang berayun dengan bebas dalam sembarang arah, Gambar 2.9. Ini
dinamakan bandul sferis, yang dinyatakan sebelumnya dalam bagian terdahulu.
z
ο± l
mg
ο¦ y
Gambar 2.9
Bandul sferis
Dalam hal ini terdapat dua derajat kebebasan, dan kita akan
menggunakan koordinat umum ο± dan ο¦ seperti yang ditunjukkan. Hal ini
kenyataannya ekivalen dengan koordinat bola dengan r = l = tetapan dimana l
adalah panjang tali bandul. Kedua komponen kecepatan adalah vο± = lο±ο¦ dan vο¦ =
l sin ο±ο¦ο¦ . Ketinggian bola bandul, dihitung dari bidang-xy, adalah (l - l cos ΞΈ) ,
sehingga fungsi Lagrangian adalah
1 2 ο¦2
Lο½ ml (ο± ο« sin 2 ο±ο¦ο¦ 2 ) ο mgl (1 ο cos ο±) (39)
2
Koordinat ο¦ dapat diabaikan, sehingga diperoleh
οΆL
p ο± ο½ ο¦ ο½ ml 2 sin 2 ο±ο¦ο¦ ο½ tetapan (37)
οΆο±
Ini adalah momentum sudut di sekitar sumbu tegak atau sumbu z. Kita akan
menundanya untuk persamaan dalam ο±:
d οΆL οΆL
ο½ (40)
dt οΆο±ο¦ οΆο±
yang dapat juga dinyatakan sebagai:
ml 2ο±ο¦ ο½ ml 2 sin ο± cos ο±ο¦ο¦ 2 ο mgl sin ο± (41)
Mari kita perkenalkan tetapan h, yang didefinisikan dengan:
p
h ο½ sin ο±ο¦ο¦ ο ο¦2 (42)
ml
Selanjutnya persamaan diferensial gerak dalam ο± menjadi
ο¦=ο¦1
Gambar 2.10
Gerak pada permukaan bola
G. Mekanika Hamilton
Hο½ ο₯ qο¦ p
k
k k οL (48)
Hο½ ο₯ qο¦ p
k
k k ο L ο½ 2T ο (T ο V) ο½ T ο« V (51)
Persamaan ini tak lain adalah energi total dari sistem yang kita tinjau. Selanjutnya,
pandang n buah persamaan yang ditulis sebagai :
οΆL
pk ο½ (k = 1,2, β¦n) (52)
οΆq k
dan nyatakan dalam qο¦ dalam p dan q
qο¦ k ο½ qο¦ k (p k , q k ) (53)
Dengan persamaan di atas, kita dapat nyatakan fungsi H yang bersesuaian dengan
variasi ο€p k , ο€q k sebagai berikut :
ο© οΆL οΆL οΉ
ο€H ο½ ο₯k
οͺp k ο€qο¦ k ο« qο¦ k ο€p k ο ο¦ ο€qο¦ k ο
ο« οΆq k οΆq k
ο€q k οΊ
ο»
(54)
Suku pertama dan suku kedua yang ada dalam tanda kurung saling meniadakan,
oleh karena menurut defenisi pο¦ k ο½ οΆL / οΆq k , oleh karena itu:
ο€H ο½ ο₯ οqο¦ ο€p
k
k ο pο¦ k ο€q k ο (55)
Akhirnya diperoleh :
οΆH
ο½ qο¦ k (57)
οΆp k
οΆH
ο½ οpο¦ k
οΆq k
(105)
Dua persamaan terakhir ini dikenal dengan persamaan kanonik Hamilton untuk
gerak. Persamaan-persamaan ini terdiri dari 2n persamaan defernsial orde-1
(bandingkan dengan persamaan Lagrange yang mengandung n persamaan
diferensial orde-2. Persamaan Hamilton banyak dipakai dalam mekanika kuantum
(teori dasar gejala atomik).
Contoh pemakaian.
1. Gunakan persamaan Hamilton untuk mencari persamaan gerak osilator
harmonik satu dimensi.
Jawab : Energi kinetik dan energi potensial sistem dapat dinyatakan sebagai :
1 1
Tο½ mxο¦ 2 dan V ο½ Kx 2 (58)
2 2
Momentumnya dapat ditulis
οΆT p
pο½ ο½ mxο¦ atau xο¦ ο½ (59)
οΆxο¦ m
Hamiltoniannya dapat ditulis :
1 2 K 2
Hο½Tο«Vο½ p ο« x (60)
2m 2
Persamaan geraknya adalah :
οΆH οΆH
ο½ xο¦ ο½ οpο¦ (61)
οΆp οΆx
dan diperoleh :
p
ο½ xο¦ Kx ο½ ο pο¦
m
Persamaan pertama menyatakan hubungan momentum-kecepatan. Dengan
menggunakan kedua persamaan di atas, dapat kita tulis :
mο¦xο¦ ο« Kx ο½ 0 (62)
yang tak lain adalah persamaan osilator harmonik.
Selanjutnya:
pr
ο½ rο¦ (68)
m
οΆV(r ) p ο±2
ο 3 ο½ οpο¦ r (69)
οΆr mr
pο±
2
ο½ ο±ο¦ (70)
mr
ο pο± ο½ 0 (71)
Dua persamaan yang terakhir menunjukkan bahwa momentum sudut tetap,
pο± ο½ kons tan ο½ mr 2ο± ο½ mh (72)
Sedangkan dua persamaan sebelumnya memberikan,
mh 2 οΆV(r )
mο¦rο¦ ο½ pο¦ r ο½ ο (71)
r3 οΆr
untuk persamaan gerak dalam arah radial.