Anda di halaman 1dari 5

Metode pemecahan masalah (Problem Solving adalah penggunaan metode dalam

kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah


kelompok baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.Penyelesaian masalah merupakan proses
dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikan sampai menemukan
penyelesaian.
Menurut Djamara (2006:103) bahwa Metode Problem Solving (metode
pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu
metode berfikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan metode lain yang
dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. “Menyatakan bahwa
metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada
terselesainya suatu masalah secara menalar”.
Pembelajaran sehari –hari metode pemecahan masalah banyak digunakan guru
bersama dengan pengguna metode lainnya. Dengan metode ini guru tidak memberikan
informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan masalahnya.
Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari dari masalah yang harus dipecahkan
melalui pratikum atau pengamatan Gullo (2002:11).
Dipandang sebagai “masalah “ merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang
dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan
hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu hati-hati dalam menentukan soal
yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagain besar guru untuk
memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bekan merupakan masalah rutin bagi
siswamungkin termasuk pekerjaan yang sulit. akan tetapi hal ini akan dapat diatasi
antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi baik bentuk,
tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan intelektual yang ingi dicapai
atau dikembangkangkan pada siswa, Pembelajaran Problem Solving merupakan bagian
dari pembelajaran berbasis masalah (PBL), pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran diman siswa mengerjakan permasalahan
yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri Arends
(2008:405).
Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan
masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya,
kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari
permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa
dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang
berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek
yang ada lingkungannya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan model pembelajaran berbasis masalah
adalah suatu penyajian materi pembelajaran materi pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada persoalan yang harus di pecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa diharuskan melakukan penyelidikan
otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka
menganalisis mengidenfikasikan masalah. Mengengbangkan hipotesis informasi dan
membuat kesimpulan.

Penyelesaian masalah menurut Dewey (2002 : 48) dalam bukunya Gulo (2002 :
155) dapat dilakukan melalui lima tahap yaitu :

Tabel 2.1 Langkah metode problem solving


No Tahap-Tahap Kemampuan Yang Diperlukan
1 Menelaah masalah Mengetahui dan merumuskan masalah
dengan secara jelas
2 Merumuskan hipotesis Menggunakan pengetahuan untuk
memperinci menganalisa masalah dari
berbagai sudut
3 Mengumpulkan dan Kecakapan mencari dan menyusun data
mengelompokkan data dalam bentuk diagram, gambar adan
sebagai bahan tabel
pembuktian hipotesis
4 pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas
data, kecakapan menghubung-ubungkan
dan menghitung ktrampilan mengambil
keputusan dan kesimpulan
5 Menentukan.pilihan Kecakapan membuat alternatif
penyelesaian penyelesaian kecakapan dengan
memperhitungkan akibat yang terjadi
pada setiap pilihan

Menurut Jhonson (2002:115) Penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui


kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut:

langkah-langkah yang harus diperhatiakan oleh guru dalam memberikan


pembelajaran metode Problem Solving.

1. Merumuskan masalah
Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemapuan
mengetahui dan merumuskan suatu masalah.
2. Menelaah masalah
Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan
merinci masalah yang teliti dari berbagai sudut .
3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan hipotesis
Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam
bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hiotesis.
4. Pembuktian hipotesi Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah
kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul.
5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan Dalam menetukan pilihan
pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan
membuat alternatif pemecahan dan ketrampilan pemecahan dan ketrampilan
mengambil keputusan.
Pembelajaran Problem Solving ini memiliki keunggulan dan kelemahan.
Adapun keunggulan model pembelajaran Problem Solving diantaranya yaitu melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan
masalah yang dihadapi secara realitis, mengedenfikasikan dan melakukan
penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasikan hasil pengamatan, merangsang
perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat, serta dapatmembuat pendidikan sekolah lebih relavan dengan kehidupan
khususnya dunia kinerja.
5. Manfaat dari penggunaan metode Problem Solving
Menurut Dhajirin (1985 : 133) metode Problem Solving disertai Hand Uot
memberikan beberapa mamfaat antara lain :
1. pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih
menarik.
2. Mengembangkan sikap ketrampilan siswa dalam memecahkan permasalah, serta
dalam mengambil keputusan secara objektif dan mandiri.
3. Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan
bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah.
4. Melalui inkuiri atau Problem Solving disertai Hand Uot kemampuan berpikir tadi
diproses dalam situasi atau keadaan yang benar-benar dihayati, diminati siswa serta
dalam berbagai macam ragam alternatif.
5. Membina pengembangan sikap perasaan (rasa tahu lebih jauh) dan caraberpikir
objektif-mandiri, krisis-analisis baik secara individual maupun kelompok.

6. Tujuan dari pembelajaran Problem Solving disertai Hand Uot


Adapun tujuan dari Problem Solving disertai Hand Uot adalah sebagai
berikut :
1. Siswa menjadi trampil menyeleksi informasi yang relavan kemudian
menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3. Potensi intelektual siswa meningkat.
4. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan
penemuan.
7. Keunggulan dan kelemahan Problem Solving
Sanjaya (2006) menyatakan keunggulan dan kelemahan Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Solving) adalah sebagai berikut:
1. Keunggulan
a. Pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan teknik yang cukup bagus
untuk memahami isi pembelajaran.
b. Pemecahan masalah (Problem Solving) dapat menantang kemampuan siswa
serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah (Problem Solving) dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah (Problem Solving) dapat untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah (Problem Solving) dapat membantu siswa mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
f. Pemecahan masalah (Problem Solving) dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa.
g. Pemecahan masalah (Problem Solving) mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa.

2. Kelemahan
a. Persiapan guru lebih lama karena menyiapkan informasi apa yang dapat
disampaikan.
b. Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat pemecahan masalah dan
penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih sedikit.
c. Siswa akan berkejar keras dalam menyelesaikan masalah.

Anda mungkin juga menyukai