Definisi
a) Pre eklamsia
Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia
umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus
ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
b) Eklampsia
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa
nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma
dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre eklampsia.
Patofisiologi
1. Pre-Eklampsia
9. Udem
10. Hipertensi
11. Proteinuria
Pre-eklampsia ringan
Tanda dan gejala :
1. Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg; diastole
90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein dalam air seni
> 3 g / L)
6. Nyeri ulu hati
7. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
8. Perdarahan di retina (bagian mata)
9. Edema (penimbunan cairan) pada paru
10. Koma
Tanda Eklampsia
Seluruh kejang eklamsia didahului dengan pre eklamsia. Eklamsi digolongkan
menjadi kasus antepartum, intrapartum dan post partum, adapun tanda dan gejalanya sebagai
berikut:
a. Eklamsia ringan
Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
Keluarnya protein melalui urine (proteinuria) dengan hasil lab proteinuria kuantitatif
(esbach) >=300mg/24 jam
Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu
Bengkak kedua kaki, lengan dan kelopak mata
b. Eklamsi berat
Tekanan darah 160/110 mmHg
Proteinuria kuantitatif > = 2 gr/24 jam
terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang signifikan
Trombosit kurang dari 100.000/mm3
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan pre eklampsia
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-tanda sedini
mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit
tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre
eklampsia kalau ada faktor-faktor peredisposisi. Berikan penerangan tentang manfaat
istirahat dan tidur, ketenangan, dan pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak,
karbohidrat, tinggi protein dan menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
a. Untuk mencegah terjadinya PE dan E
b. Hendaknya janin lahir hidup
c. Trauma pada janin seminimal mungkin
b. Penatalaksanaan eklampsia
Prinsip penataksanaan eklamsi sama dengan pre-eklamsi berat dengan tujuan
menghentikan berulangnya serangan konvulsi dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan
cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan
1. Penderita eklamsia harus di rAwat inap di rumah sakit
2. aat membawa ibu ke rumah sakit, berikan obat penenang untuk mencegah kejang-
kejang selama dalam perjalanan. Dalam hal ini dapat diberikan pethidin 100 mg atau
luminal 200mg atau morfin 10mg.
3. Tujuan perawatan di rumah sakit;
o Menghentikan konvulsi
o Mengurangi vaso spasmus
o Meningkatkan diuresis
o Mencegah infeksi
o Memberikan pengobatan yang tepat dan cepat
o Terminasi kehamilan dilakukan setelah 4 jam serangan kejang terakhir dengan
tidak memperhitungkan tuannya kehamilan.
4. Sesampai di rumah sakit pertolongan pertama adalah:
o Membersihkan dan melapangkan jalan pernapasan
o Menghindari lidah tergigit
o Pemberian oksigen
o Pemasangan infus dekstrosa atau glukosa 10 %-20%-40%
o Menjaga jangan terlalu trauma
o Pemasangan kateter tetap(dauer kateter)
5. Observasi ketat penderita:
o Dalam kamar isolasi: tenang, lampu redup- tidak terang, jauh dari kebisingan
dan rangsangan.
o Dibuat daftar catatan yang dicatat selama 30 menit: tensi, nadi, respirasi, suhu
badan, reflek, dan dieresis diukur. Kalau dapat dilakukan funduskopi sekali
sehari. Juga dicatat kesadaran dan jumlah kejang.
o Pemberian cairan disesuaikan dengan jumlah diuresis, pada umumnya 2 liter
dalam 24 jam.
o Diperiksa kadar protein urine 24 jam kuantitatif
Pemeriksaan Penunjang
Pre Eklampsia
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
o Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr% )
o Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
o Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
o Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
o LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
o Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
o Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat (N= 15-45 u/ml)
o Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat (N= <31 u/l )
o Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
2. Radiologi
a. Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
b. Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
o Eklampsia
Urine : Protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin.
Darah : Trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH dan bilirubin
LETAK SUNGSANG
Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian
rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri). Letak sungsang dimana
janin yang memanjang (membujur) dalam rahim kepala di fundus. Letak sungsang pada
persalinan justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir.
Klasifikasi Letak Sunsang
Letak sungsang sendiri dibagi menjadi:
1. Letak bokong Murni : presentasi bokong murni, dalam bahasa Inggris “Frank
Breech“. Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke
atas.
2. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) disamping bokong teraba kaki dalam
bahasa Inggris “Complete Breech”. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak
sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3. Letak lutut (presentasi lutut) dan letak kaki (presentasi kaki) dalam bahasa Inggris
kedua letak tersebut disebut “Incomplete Breech”.
1) Lebih dahulu bokong dilepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi Trendelm Burg
4) Lalu putar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kelainan his adalah
suatu keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya maupun sifatnya sehingga
menghambat kelancaran persalinan. His yang normal atau adekuat adalah his persalinan
yang menyebabkan kemajuan persalinan. His persalinan tersebut meliputi secara klinis
yaitu minimal 3 kali kontraksi dalam 10 menit, biasanya selama 40 – 60 detik, sifatnya
kuat. Bila melalui KTG yaitu 3 kali kontraksi dalam 10 menit, biasanya selama 40 – 60
detik dengan tekanan intrauterine 40 – 60 mmHg.
Klasifikasi HIS
Menurut Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo (2010) :
1. His hipotonik
His hipotonik disebut juga inersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus
berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu daripada bagian lain. Kelainan terletak pada
kontraksinya yang singkat dan jarang.
His Yang Tidak Terkordinasi Adalah his yang berubah-ubah. His jenis ini disebut
Ancoordinat Hypertonic Urine Contraction. Tonus otot meningkat diluar his dan
kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara
kontraksi.
Etiologi
1. Inersia hipotonik
a. Primigravida terutama pada usia tua
b. Anemia
c. Perasaan tegang dan emosional
d. Ketidak tepatan pengunaan analgetik seperti saat pemberian oksitosin atau obat
penenang
e. Salah pimpinan persalinan
f. Kelinan uterus seperti bikornis unikolis
g. Peregangan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau hidramion
h. Kehamilan postmatur
2. Inersia hipertonik
a. Ketuban pecah dini disertai adanya infeksi
b. Infeksi intrauteri
c. Pemberian oksitosin yang berlebihan
Gejala
1. Inersia hipotonik
a. Waktu persalinan memanjang
b. Kontraksi uterus kurang dari normal, lemah atau dalam jangka waktu pendek
c. Dilatasi serviks lambat
d. Membran biasanya masih utuh
e. Lebih rentan terdapatanya plasenta yang tertinggal
2. Inersia hipertonik
a. Persalinan menjadi lebih singkat (partus presipitatus)
b. Gelisah akibat nyeri terus menerus sebelum dan selama kontraksi
c. Ketuban pecah dini
d. Distres fetal dan maternal
e. Regangan segmen bawah uterus melampaui kekuatan jaringan sehingga dapat
terjadi ruptura
Pemeriksaan Penunjang
Kelainan his dapat didukung oleh pemeriksaan
1. KTG (Kardiotokografi )
2. USG
KB
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah
serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut.
2. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan
bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda
kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak
manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.
3. Tujuan KB
Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama
dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan
kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari
satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk
tercapainya keluarga bahagia.
4. Efek samping pemakaian KB
Sakit Kepala dan Rasa Tidak Nyaman Pada Bagian Dada
Mual
Berat Badan Meningkat
Suasana Hati Tidak Menentu
Menurunnya Gairah Seks
Pendarahan di Luar Masa Datang Bulan
5. Macam-macam KB
KB Suntik
Pil KB
IUD / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Implan
Kontrasepsi Mantap Tubektomi
Kontrasepsi Mantap Vasektomi
Ligasi tuba