Sebagaimana dinyatakan oleh Teuku Jacob (2000) bahwa perkembangan IPTEK dewasa ini
dan di masa yang akan datang sangat cepat, makin menyentuh inti hayati dan materi di satu
pihak serta menggapai angkasa luas dan luar angkasa di lain pihak, lagi pula memasuki dan
mempengaruhi makin dalam segala aspek kehidupan dan institusi budaya. Akibat yang baik
adalah mengamankan, menyejahterakan dan menyelamatkan manusia, menambah atau
mengurangi jumlah manusia, memperluas cakrawalanya, menggeser umur matinya, serta
mengatasi halangan-halangan temporospasial. Akibatnya yang buruk adalah mendesak manusia
secara temporospasial, menjadikan usang kelompok yang kurang mujur, merusak lingkungan
kerak bumi dan atmosfer, bahkan membinasakan dirinya, secara individual maupun massal.
Selanjutnya T. Jacob dalam Kaelan (2010, hlm. 228-229) berpendapat bahwa Pancasila yang
masing-masing sila merupakan satu kesatuan yang sistematis dan menjadi sistem etika dalam
pengembangan ilmu dan teknologi.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini menempatkan manusia dalam di alam semesta bukan
sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya.
b. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Iptek bukan untuk kesombongan, kecongkakan,
dan keserakahan manusia namun harus diabadikan demi peningkatan harkat dan martabat
manusia.
c. Sila Persatuan Indonesia, Pengembangan Iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasionalisme, kebesaran bangsa serta keseluruhan bangsa sebagai bagian dari umat manusia
di Dunia.
d. Sila Kerakyatan, Pengembangan Iptek setiap ilmuwan harus menghormati dan menghargai
kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbuka untuk dikritik,
dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.
e. Sila Keadilan Sosial, Pengembangan Iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya
sendiri, manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan masyarakat bangsa dan negara
serta alam lingkungannya.