Anda di halaman 1dari 2

A.

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ilmu dan Teknologi


Upaya manusiamewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka
manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi, di
masa sekarang memang merupakan kebutuhan tersendiri. Bagi kelompok manusia yang
menginginkan kemajuan mutlak harus memiliki dua hal tersebut. Kepemilikan iptek untuk
memudahkan kehidupan manusia dan mengangkat derajat manusia, oleh karena itu kepemilikan
tersebut harus diiringi dengan cara menggunakan yang tepat. Realitas yang didapatkan,
kepemilikan terhadap iptek sering disalahgunakan, sehingga justru mendehumanisasikan
manusia itu sendiri. Hal ini justru sering dilakukan oleh para ilmuwan dan teknokrat. Padahal
apapun hasil dari iptek mestinya dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu,
masa sekarang, maupun masa depan.
Dalam kondisi seperti di atas maka diperlukan suatu platform yang mampu dijadikan sebagai
rohnya dagi perkembangan iptek di Indonesia. Bangsa Indonesia, dalam seluruh dimensi
hidupnya, termasuk di bidang iptek, tergantung pada kuat tidaknya memegang ruh bangsanya,
yaitu Pancasila. Pada persoalan di atas, Pancasila berperan memberikan beberapa prinsip etis
kepada ilmu, sebagai berikut ;
a. Martabat manusia sebagai pribadi, sebagai subjek tidak boleh diperalat untuk kepentingan
IPTEK, riset.
b. Prinsip “tidak merugikan”, harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.
c. Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan dari kesulitan-kesulitan
hidupnya.
d. Harus dihindari adanya monopoli iptek.
e. Diharuskan adanya kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan, yaitu bahwa iman
memancar dalam ilmu sebagai usaha memahami “sunnatullah”, dan ilmu menerangi jalan
yang telah ditunjukkan oleh iman.

Sebagaimana dinyatakan oleh Teuku Jacob (2000) bahwa perkembangan IPTEK dewasa ini
dan di masa yang akan datang sangat cepat, makin menyentuh inti hayati dan materi di satu
pihak serta menggapai angkasa luas dan luar angkasa di lain pihak, lagi pula memasuki dan
mempengaruhi makin dalam segala aspek kehidupan dan institusi budaya. Akibat yang baik
adalah mengamankan, menyejahterakan dan menyelamatkan manusia, menambah atau
mengurangi jumlah manusia, memperluas cakrawalanya, menggeser umur matinya, serta
mengatasi halangan-halangan temporospasial. Akibatnya yang buruk adalah mendesak manusia
secara temporospasial, menjadikan usang kelompok yang kurang mujur, merusak lingkungan
kerak bumi dan atmosfer, bahkan membinasakan dirinya, secara individual maupun massal.
Selanjutnya T. Jacob dalam Kaelan (2010, hlm. 228-229) berpendapat bahwa Pancasila yang
masing-masing sila merupakan satu kesatuan yang sistematis dan menjadi sistem etika dalam
pengembangan ilmu dan teknologi.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini menempatkan manusia dalam di alam semesta bukan
sebagai pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya.
b. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Iptek bukan untuk kesombongan, kecongkakan,
dan keserakahan manusia namun harus diabadikan demi peningkatan harkat dan martabat
manusia.
c. Sila Persatuan Indonesia, Pengembangan Iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasionalisme, kebesaran bangsa serta keseluruhan bangsa sebagai bagian dari umat manusia
di Dunia.
d. Sila Kerakyatan, Pengembangan Iptek setiap ilmuwan harus menghormati dan menghargai
kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbuka untuk dikritik,
dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.
e. Sila Keadilan Sosial, Pengembangan Iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya
sendiri, manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan masyarakat bangsa dan negara
serta alam lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai