DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
1. CITRA LORENSA
5. WIRDA SALSABILA
JURUSAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalur vena di pakai khususnya untuk tujuan agar obat yang diberikan dapat bereaksi
dengan cepat misalnya pada situasi gawat darurat, obat dimasukkan ke vena sehinnga obat
langsung masuk sistem sirkulasi menyebabkan obat dapat beraksi lebih cepat di banding
dengan cara enternal atau parental yang lain yang memerlukan waktu absorbsi.
Pemberian obat intervena dilakukan dengan berbagai cara. Pada pasien yang tidak
dipasang infus, obat di injeksikan langsung pada vena. Biasanya di cari vena besar yaitu vena
basilika atau vena sefalika pada lengan. Pada pasien yang di pasanginfus, obat dapat di
berikan melalui botol infus atau melalui karet pada selang infus yang dibuat untuk
memasukkan obat.
Untuk memasukkan obat melalui vena, perawat harus mempunyai pengetahuan dan
keterampilan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan. Jangan lakukan penusukan
sebelum yakin mendapatkan vena yang mudah di tusuk. Pengulangan tusukan dapat
menyebabkan rasa sakit pada pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah
yang menghantarkan darah ke jantung. ( Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996 )
Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien
yang sedang gawat darurat.
Digunakan pada pasien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang di berikan dapat
menimbulkan efek langsung. Contoh pada pasien epilepsi atau kejang-kejang.
Digunakan pada pasien yang tidak dapat diberi obat melalui oral, contoh pada pasien
terus menerus muntah – muntah
Digunakan pada pasien yang tidak di perbolehkan memasukkan obat apapun melalui
mulutnya.
Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak – obat masuk ke
pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
1. Pada lengan
- Vena basilica
2. Pada tungkai
- Vena saphenous
3. Pada leher
- Vena jugularis
4. Pada kepala
- Vena frontalis
- Vena temporalis
Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana
cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher ),
vena frontalis / temporalis ( kepala ), yang bertujuan agar reaksi cepat dan
langsung masuk pada pembuluh darah.
2. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan
obat ( ada sumbatan disaluran cerna atas ).
4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui
injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi
obat dalam darah tercapai.
- Kontraindikasi
Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi injeksi intravena.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, kerana lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri – vena (A – V shunt) pada tindakan hemodaliasis (cuci
darah).
Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembulah vena di tungkai dan kaki).
G. CONTOH OBAT
1. Kelebihan
Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi karena obat
tersebut langsung masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.
2. Kekurangan
c. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki
Rumus:
Clue: kita harus tahu dulu sediaan dan pelarut obat yg diminta dokter
Jawab: 15 : 50 X 2 = 0.6 cc
Kebanyakan obat vial adalah serbuk. Tapi ingat tidak semua obat vial berbentuk serbuk. Ini
adalah rumus pemberian obat vial yg berbentuk serbuk:
Rumus:
Dosis yg diminta : Sediaan X Pelarut
Clue:
*1g= 1000mg
Jawab:
K. Prosedur kerja
1). Pemberian Obat Melalui Intravena ( Secara Langsung )
Persiapan alat :
1. buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. kapas alkohol
3. sarung tangan
4. obat yang sesuai
5. spuit 2ml – 5 ml
6. bak spuit
7. baki obat
8. plester
9. perlak pengalas
10. karet pembendung ( tourniquet )
11. kasa steril ( bila perlu )
Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Siapkan obat dengan prinsip enam benar
- Indentifikasi klien
- Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
- Atur klien pada posisi yang nyaman
- Pasang perlak pengalas
- Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
- Letakkan karet pembendung ( torniquet )
- Pilih area penususkan yang bebas dari tangda kekakuan, peradangan atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorpsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol , dengan gerakan
sirkuler dari arah dalah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metodr oni dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme
- Pegang kapas alkohol dengan jari - jari tengah pada tangan non dominan
- Buka tutup jarum
- Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penususkan dengan tangan non
dominan. Membuat kulit lebih kencang dan vena tidak befrgeser, memudahkan
penusukan
- Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akn ditusuk perlahan pasti
- Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
- Lakukan aspirasi dengan tangan nono dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger
- Observasi adanya draah dalam spuit
- Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan – lahan
- Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (300) , sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
- Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
- Kembalikan posisi klien
- Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
- Buka sarung tangan
- Cuci tangan
- Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat berlahan – lahan ke dalam kantong atau wadah cairan.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan
secara perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Perikasa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.
6. Lakukan penyuntikan denagn memasukan jarum spuit hinnga menembus bagian
tengah dan masukan obat secara perlahan – lahan ke dalam selang intravena.
7. Setelah selesai, tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA