Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7

1. CITRA LORENSA

2. GINA ADHANI AZMI

3. MUHAMMAD KAFFIN MUJADDID

4. SANG AYU MADE WAHYUDIANI

5. WIRDA SALSABILA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jalur vena di pakai khususnya untuk tujuan agar obat yang diberikan dapat bereaksi
dengan cepat misalnya pada situasi gawat darurat, obat dimasukkan ke vena sehinnga obat
langsung masuk sistem sirkulasi menyebabkan obat dapat beraksi lebih cepat di banding
dengan cara enternal atau parental yang lain yang memerlukan waktu absorbsi.
Pemberian obat intervena dilakukan dengan berbagai cara. Pada pasien yang tidak
dipasang infus, obat di injeksikan langsung pada vena. Biasanya di cari vena besar yaitu vena
basilika atau vena sefalika pada lengan. Pada pasien yang di pasanginfus, obat dapat di
berikan melalui botol infus atau melalui karet pada selang infus yang dibuat untuk
memasukkan obat.
Untuk memasukkan obat melalui vena, perawat harus mempunyai pengetahuan dan
keterampilan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan. Jangan lakukan penusukan
sebelum yakin mendapatkan vena yang mudah di tusuk. Pengulangan tusukan dapat
menyebabkan rasa sakit pada pasien.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah
yang menghantarkan darah ke jantung. ( Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996 )

Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga


obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah.Injeksi dalam pembuluh darah
menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah,
obat sudah tersebar ke seluruh jaringan.Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya
singkat.Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya,
atau efek yang sangat cepat dan kuat.Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.( Smeltzer, Suzanne C. 2001
)

Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat


koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung
dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan
timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga
kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap
injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.(
Potter, Perry. 2006 )

B. Tujuan Pemberian Obat Dengan Injeksi Intravena

Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :

 Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien
yang sedang gawat darurat.

 Menghindari kerusakan jaringan.

 Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.

C. Kegunaan Injeksi Intravena

 Digunakan pada pasien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang di berikan dapat
menimbulkan efek langsung. Contoh pada pasien epilepsi atau kejang-kejang.
 Digunakan pada pasien yang tidak dapat diberi obat melalui oral, contoh pada pasien
terus menerus muntah – muntah
 Digunakan pada pasien yang tidak di perbolehkan memasukkan obat apapun melalui
mulutnya.
 Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak – obat masuk ke
pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.

D. Tempat injeksi intravena

1. Pada lengan

- Vena mediana cubiti/ vena sefalika

- Vena basilica

2. Pada tungkai

- Vena saphenous

3. Pada leher

- Vena jugularis

4. Pada kepala

- Vena frontalis

- Vena temporalis

5. Pada mata kaki

- Vena dorsal pedis

E. Macam – macam injeksi intravena

1. Pemberian Obat melalui intravena (Secara Langsung)

Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana
cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher ),
vena frontalis / temporalis ( kepala ), yang bertujuan agar reaksi cepat dan
langsung masuk pada pembuluh darah.

2. Pemberian Obat melalui intravena (Secara Tidak Langsung)

Merupakan cara pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan obat


kedalam media (wadah atau selang), yang bertujuan untuk meminimalkan efek
samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.

F. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PEMBERIAN OBAT MELALUI


INTRAVENA

Indikasi pemberian obat melalui intravena:


1. Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian obat melalui intravena langsung
masuk ke dalam jalur peredaran darah.

2. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan
obat ( ada sumbatan disaluran cerna atas ).

3. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi ( tersedak-obat masuk ke pernapasan


), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.

4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui
injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi
obat dalam darah tercapai.

- Kontraindikasi
 Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi injeksi intravena.
 Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, kerana lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri – vena (A – V shunt) pada tindakan hemodaliasis (cuci
darah).
 Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembulah vena di tungkai dan kaki).

G. CONTOH OBAT

1. Ranitidin :Mengurangi keasaman lambung pada persalinan beresiko tinggi.


2. Petidin Hidroklorida: Untuk nyeri sedang sampai berat, analgesia obstetri.
3. Eritromisin: Digunakan pada klien yang sensitif terhadap penisilin,
organismeyang resistan terhadap penisilin, sifilis, klamidia, gonorea, infeksi
pernapasan, pengobatan infeksi yang sensitif terhadap eritromisin, profilaksis
dalam penatalaksanaan pecah ketuban saat kurang bulan. Juga untuk pasien yang
sensitif terhadap penisilin yang membutuhkan antibiotik guna mengobati penyakit
jantung dan katup jantung.
4. ProtaminSulfat: Untukmelawankerja heparin.
5. Fitomenadion( Vitamin K ) : Mencegah dan mengobati hemorag

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan

Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi karena obat
tersebut langsung masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.

2. Kekurangan

a. Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi di lokasi pemasangan infuse


b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena ( A-V shunt ) pada tindakan
hemodialisis ( cuci darah ).

c. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki

I. Hal yang harus diperhatikan


- Jarum suntik harus dalam keadaan steril
- Dilakukan dengan hati-hati dan tidak tergesa-gesa
- Kaji obat yang akan diberikan, karena obat harus tepat dan sesuai untuk jenis
penyakitnya. Apabila terjadi kesalahan dalam pemberian obat, obat tidak dapat ditarik
kembali
- Dosis yang diberikan harus tepat
- Tepat lokasi injeksi, artinya injeksi harus tepat pada vena

J. Rumus Pemberian Obat melalui IV

1. Rumus Pemberian Obat ampul

Rumus:

Dosis yg diminta : Sediaan X Isi

Contoh: Dokter menjadwalkan obat Ranitidine 3 X 15 mg per IV

Clue: kita harus tahu dulu sediaan dan pelarut obat yg diminta dokter

**Ranitidine Sediaan 50 mg. Isi 2ml

Jawab: 15 : 50 X 2 = 0.6 cc

Jadi kita ambil Ranitidin sebanyak 0.6 cc untuk diberikan per IV

2. Rumus Pemberian Obat Vial

Kebanyakan obat vial adalah serbuk. Tapi ingat tidak semua obat vial berbentuk serbuk. Ini
adalah rumus pemberian obat vial yg berbentuk serbuk:

Rumus:
Dosis yg diminta : Sediaan X Pelarut

Contoh: Dokter menjadwalkan obat Cefotaxime 2x 450 mg

Clue:

*Harus tahu sediaan obat tersebut.

*1g= 1000mg

*Sediakan pelarut tergantung kebutuhan

Jawab:

Cefotaxime dengan 10cc.

Jadi 450 : 1000 X 10 = 4.5 cc

K. Prosedur kerja
1). Pemberian Obat Melalui Intravena ( Secara Langsung )
Persiapan alat :
1. buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. kapas alkohol
3. sarung tangan
4. obat yang sesuai
5. spuit 2ml – 5 ml
6. bak spuit
7. baki obat
8. plester
9. perlak pengalas
10. karet pembendung ( tourniquet )
11. kasa steril ( bila perlu )

Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Siapkan obat dengan prinsip enam benar
- Indentifikasi klien
- Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
- Atur klien pada posisi yang nyaman
- Pasang perlak pengalas
- Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
- Letakkan karet pembendung ( torniquet )
- Pilih area penususkan yang bebas dari tangda kekakuan, peradangan atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorpsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol , dengan gerakan
sirkuler dari arah dalah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metodr oni dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme
- Pegang kapas alkohol dengan jari - jari tengah pada tangan non dominan
- Buka tutup jarum
- Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penususkan dengan tangan non
dominan. Membuat kulit lebih kencang dan vena tidak befrgeser, memudahkan
penusukan
- Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akn ditusuk perlahan pasti
- Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
- Lakukan aspirasi dengan tangan nono dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger
- Observasi adanya draah dalam spuit
- Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan – lahan
- Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (300) , sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
- Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
- Kembalikan posisi klien
- Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
- Buka sarung tangan
- Cuci tangan
- Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

2). Pemberian Obat Melalui Intravena ( Secara Tidak Langsung )


a) Pemberian obat melalui wadah intravena
Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena. Tujuannya :
untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan ( kantong atau botol )
4. Kapas alcohol.

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat berlahan – lahan ke dalam kantong atau wadah cairan.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan
secara perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Perikasa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.

b) Pemberian obat melalui selang intravena.


Persiapan Alat dan Bahan :
1. Spuit dan jarum yang sesui dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intra vena
4. Kapas alkohol

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.
6. Lakukan penyuntikan denagn memasukan jarum spuit hinnga menembus bagian
tengah dan masukan obat secara perlahan – lahan ke dalam selang intravena.
7. Setelah selesai, tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya.
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai