Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG SIDIK JARI

Pada bab kedua ini, peneliti akan membahas tentang sidik jari

secara umum. Pembahasan dalam bab ini meliputi pengertian, sejarah,

bentuk atau pola, serta penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

sidik jari.

A. Pengertian Sidik Jari\

Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tak ada satu orang pun

memiliki sidik jari yang sama. Sidik jari adalah hasil dari reproduksi

tapak-tapak jari, baik yang sengaja diambil atau dicapkan dengan tinta

maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah terpegang

atau tersentuk dengan kulit telapak (friction skin) tangan atau kaki.1

Sidik jari dihasilkan dari lemak atau keringat yang terdapat pada

kulit telapak yang kemudian membekas pada objek. Bekas yang dimaksud

adalah bekas yang ditinggalkan oleh jari telapak tangan, telapak kaki, dan

jari kaki yang memiliki garis papiliar (friction ridges). Garis papiliar

adalah garis-garis halus yang muncul pada kulit telapak yang berpori-pori

dan mengeluarkan keringat.2

Sidik jari seseorang tidak akan pernah sama dengan orang lain dan

tidak akan pernah berubah walaupun jari seseorang tersebut mengalami

luka bakar atau luka goresan. Bahkan, sidik jari seseorang tidak akan

1
Yudhayana, Penuntun Daktiloskopi (Jakarta: Pusat Identifikasi POLRI, 1993), h. 2.
2
Ibid, h.83.

21
22

pernah berubah selama hidupnya. Hal ini terjadi karena sidik jari memiliki

karakteristik khusus, di antaranya adalah:

1. Perennial Nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat

pada kulit manusia seumur hidup.

2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak akan pernah berubah,

kecuali mengalami kecelakaan yang serius.

3. Individuality, yaitu pola sidik jari berbeda pada setiap manusia.3

B. Sejarah Sidik Jari

Kesadaran manusia akan garis-garis yang terdapat pada telapak

tangan telah ada sejak zaman batu. Hal tersebut dibuktikan dengan

adanya sejumlah cap tangan manusia di dalam gua-gua prasejarah.

Demikian juga dengan penemuan arkeologis yang berupa gambar atau

pahatan tangan yang dibuat dari batu, kayu, dan gading.4

Sejarah mencatatat bahwa kaisar dari China menggunakan cap

jempolnya untuk menyegel dokumen pada tahun 3.000 SM. Kemudian

Aristoteles (w. 322 SM) menemukan sebuah risalah pada palmistri (ilmu

garis telapak tangan) di sebuah persembahan untuk dewa Hermes. Salah

satu dokter yang banyak mengetahui seputar penggunaan palmistri

sebagai pengobatan adalah Hypocrites dan Galen (w. 200 M). Namun

kemudian pihak gereja Katolik menentang praktik palmistri dan

3
Djalu Ranadhi, Wawan Indarto, “Implementasi Learning Vector Quantization (LVQ)
untuk Mengenal Pola Sidik Jari pada Sistem Informasi Narapidana”, dalam Jurnal Informatika,
Vol. 04, No. 1, Juni 2006, h. 53.
4
Yudhayana, Penuntun Daktiloskopi, h. 9.
23

menyebutnya sebagai praktik pemujaan setan. Hal tersebut dilakukan

karena masyarakat mulai meninggalkan gereja.

Adanya pertentangan dari gereja tentang palmistri tidak

mengurangi minat para ahli untuk meneliti tentang garis tangan.

Penelitian ini kemudian dilakukan oleh Paracelsus (w. 1541 M) dan Fludd

(w. 1637 M) untuk mengangkat kehormatan palmistri melalui tulisan

mereka. Kemudian pada abad ke-19 M, Dr. Carl Carus mencoba

mencocokkan telapak tangan dengan kepribadian seseorang. Seiring

berjalanya waktu, ilmu palmistri telah diterima dengan baik di seluruh

dunia. Ilmu ini kemudian berkembang dan memiliki konsentrasi sendiri,

seperti ilmu genetik, psikologi, forensik, dan sidik jari.5

Para peneliti menemukan bahwa pola garis pada sidik jari

seseorang memiliki hubungan yang bersifat ilmiah dengan kode genetik

dari sel otak dan potensi kecerdasan seseorang. Berikut adalah penelitian-

penelitian sidik jari;

1. Tahun 1686 M, Marcelle Malpighy, seorang guru besar anatomi

Universitas Bologna mengamati garis-garis tertentu pada permukaan

telapak tangan menggunakan mikroskop. Ia menemukan bahwa pada

bagian ujung jari terdapat garis yang berbentuk loop dan spiral.

2. Tahun 1823 M, John Purkinye, seorang guru besar Univesitas Breslau,

mengatakan bahwa terdapat 9 jenis keanekaragaman corak lukisan

yang dibentuk oleh jalannya garis-garis papilair pada ujung jari.

5
Fikri Abdillah, Menyikap Rahasia Sidik Jari, h. 12.
24

3. Tahun 1858 M, Sir William Herschel adalah orang pertama yang

menggunakan sidik jari secara resmi untuk keperluan tertentu.

Kemudian pada tahun 1877 M, Herschel memperluas penggunaan

sidik jari sebagai sarana identifikasi.

4. Tahun 1880 M, dr. Henry Faulds menyarankan penggunaan sidik jari

untuk keperluan identifikasi di masa yang akan datang.

Ia menyarankan untuk menggunakan tinta dalam alat pengambilan

sidik jari. Kemudian ia juga mengatakan bahwa sidik jari yang

tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP), dapat digunakan untuk

mengidentifikasi pelaku.6

5. Tahun 1882 M, penggunaan sidik jari telah resmi digunakan sebagai

surat pemesanan barang untuk menghindari pemalsuan di USA oleh

Gilbert Homson dari U.S. Geological Survey di New Mexico.

6. Tahun 1901 M, Sir Edward Henry, seorang Inspektur Jendral

Kepolisian di Bengal dan seorang komisaris polisi di London,

menyederhanakan metodologi perumusan Galton dan membuatnya

mudah digunakan untuk keperluan polisi.

7. Tahun 1902 M, pemerintahan kota New York mulai mengambil sidik

jari terhadap para pelamar kerja, untuk mencegah seorang penjahat

diterima sebagai pegawai negeri, sekaligus mencegah para pelamar

diwakili orang lain yang lebih pandai dalam menjalankan test dan

interview.

6
Ibid, h. 14.
25

8. Tahun 1904 M, kepolisian di St. Loius merupakan kepolisian di USA

yang pertama membentuk biro sidik jari.

9. Tahun 1969 M, sejumlah 193.500.000 kartu sidik jari telah tersimpan

oleh Federal Bureu of Investigation (FBI). Terdiri dari 135.000.000

sidik jari umum, 58.000.000 sidik jari pejabat. Selain itu, 31.000 kartu

sidik jari diterima setiap harinya dari 14.800 kantor untuk

pengambilan sidik jari di seluruh USA.

10. Tahun 1970 M, tercipta peralatan komputer khusus yang membaca

dan mengklasifikasikan sidik jari. Alat tersebut telah dipasang dan

dioprasikan pada bulan Agustus 1972 M di FBI Identifikasi Divisium,

Washington DC, USA.7

C. Pola Dasar Pada Sidik Jari

1. Pola Garis dan Titik Pada Sidik Jari

Dalam ilmu sidik jari, pola garis dan titik pada sidik jari

disebut dengan minutiae. Minutiae memiliki berbagai pola

di antaranya:

7
Yudhayana, Penuntun Daktiloskopi , h. 9.
26

Gambar 1: Pola Sidik Jari dengan Keterangan Pola Garis atau Titik

a. Crossover (persilangan dua garis)

b. Core (putar-balik sebuah garis)

c. Bifurcation (percabangan sebuah garis)

d. Ridge ending (berhentinya sebuah garis)

e. Island (sebuah garis yang sangat pendek)

f. Delta (pertemuan dari tiga buah garis yang membentuk sudut)

g. Pore (percabangan sebuah garis yang langsung diikuti dengan

menyatunya kembali percabangan tersebut, sehingga membuat

lingkaran kecil)

2. Pola Bentuk Pada Sidik Jari

a. Whorl (lingkaran)

Whorl (lingkaran) merupakan bentuk pokok sidik jari yang

memiliki paling sedikit dari dua delta, dengan satu atau lebih garis

melingkar dihadapan kedua delta atau pattern area. Whorl dapat

berbentuk spiral, bulls-eye. Bentuk ini memiliki titik yang

menonjol dan dapat dilihat dengan mudah.8

Whorl terdiri dari empat bentuk, yaitu:

1) Plain Whorl, merupakan bentuk pokok sidik jari yang

memiliki dua delta atau satu garis melingkar penuh berbentuk

spiral, oval, sirkular atau variasi dari lingkaran yang berjalan

di depan kedua delta.

8
Fikr Abdillah, Menyingkap Bahasa Rahasia Sidik Jari, h. 17.
27

2) Central Pocket Loop Whorl, merupakan bentuk pokok sidik

jari yang memiliki dua delta atau satu garis melingkar atau

satu garis rintangan yang berbentuk sudut siku-siku pada

aliran garis terdalam.

3) Double Loop Whorl, merupakan bentuk pokok sidik jari yang

terdiri dari dua loop yang terpisah. Masing-masing loop

memiliki bahu sendiri dan memiliki dua delta.

4) Accidental Whorl, merupakan bentuk pokok sidik jari yang

terdiri dari campuran dua atau lebih bentuk pokok sidik jari

kecuali plain arch dan memiliki dua delta atau lebih.9

Gambar 2: Pola Whorl

b. Arch (busur)

Arch atau busuk merupakan bentuk pokok sidik jari yang

semua garisnya datang dari satu sisi yang mengalir ke sisi lain

9
Patmasari, Mohamad Ramadhani, Achmad Rizal, “Perancangan Perangkat Lunak
Rumus Sidik Jari Pada Bentuk Sidik Jari Jenis Whorl”, dalam Jurnal Informatika, Vol. 03, No. 1,
Juni 2005, h. 12.
28

dengan gelombang naik di tengah-tengahnya.10 Bentuk ini terbagi

menjadi dua bagian, yaitu:

1) Plain Arch, yaitu bentuk pokok sidik jari semua garisnya dari

satu sisi yang mengalir ke sisi lain dengan sedikit

bergelombang naik di tengah.

2) Tented Arch, yaitu bentuk pokok sidik jari yang memiliki

garis tegak, sudut, dan melengkung.11

Gambar 3\: Pola Arch

c. Loop (sangkutan)

Loop (sangkutan) merupakan bentuk sidik jari yang semua

garisnya datang dari satu sisi yang melengkung dan menyentuh

suatu baris bayangan yang ditarik antara delta dan core dan

10
Fikr Abdillah, Menyingkap Bahasa Rahasia Sidik Jari, h. 18.
11
Ahmad Fahrudi Setiawan, Alam Katon Agung, “Klasifikasi untuk Analisa
Karakteristik Seseorang”, dalam Jurnal Antivirs, Vol. 10. No. 02 November 2016, h. 52.
29

berhenti atau cenderung kembali ke sisi datangnya semula.12

Bentuk Loop terbagi menjadi dua bentuk, di antaranya adalah:

1) Common Loop, yaitu semua garisnya datang dari satu sisi

yang melengkung ke arah kelingking dan memiliki lengkungan

di tengah, kemudian kembali ke arah searah sisi semula.

2) Radial Loop, yaitu semua garisnya datang dari satu sisi yang

melengkung ke arah jempol dan memiliki lengkungan

di tengah, kemudian kembali ke arah sisi semula.13

Gambar 4: Pola Loop

D. Penelitian yang Berkaitan dengan Sidik Jari

1. Pengenalan Potensi Seseorang

Menurut Roger W. Sperry otak manusia terbagi menjadi

belahan (hemisphere) kiri dan kanan. Belahan otak kiri berfungsi

untuk mengkoordinasikan seluruh organ tubuh bagian kanan,

12
Fikr Abdillah, Menyingkap Bahasa Rahasia Sidik Jari,, h, 19.
13
Riry Verawati, Pengenalan Sidik Jari Berdasarkan Struktur Minutiae dengan Metode
Back Propagatio, dalam Pelita Informatika Budi Darma, Vol. 7, No. 1 (Juli 2014), h. 124-125.
30

sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk mengkoordinasikan

seluruh tubuh bagian kiri.14

Pembentukan pola sidik jari ketika janin dalam kandungan

sangat berkaitan dengan pembentuka struktur otak dan pembentukan

seluruh organ di dalamnya. Maka dapat dikatakan pembentukan sidik

jari sangat berkaitan dengan perkembangan sel-sel saraf otak.

Pada tahun 1986 M, dr. Rita Levi Montalcini dan Stanley

Cohen melakukan penelitian korelasi antara NGF (Nerve Growth

Factor) dengan EGF (Epidermal Growth Factor). Penelitian ini

menemukan, bahwa

a. Sidik jari pada ibu jari berkorelasi dengan bagian otak prefrontal.

Hal ini berhubungan dengan persepsi seseorang terhadap diri

sendiri dan orang lain. Pada ibu jari kanan menunjukkan proses

sistem kerja otak yang berhubungan dengan kemampuan

intrapersonal untuk manajemen diri dan perencanaan diri.

Sedangkan ibu jari menunjukkan kemampuan interpersonal

seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

b. Sidik jari pada jari telunjuk berkolerasi dengan bagian otak

frontal. Hal ini berhubungan dengan proses analisis berpikir

seseorang untuk mengambil sebuah keputusan. Pada jari telunjuk

kanan menunjukkan proses analisis pengambilan keputusan secara

14
Saparudin, Errisya Rasywir, “Pengenalan Potensi Anak Melalui Sidik Jari
Menggunakan Algoritma Voting Feature Intervals”, dalam Journal of Research in Computer
Science and Application, Vol. 1, No. 1 (Juli 2012), h. 28.
31

obyektif dan logis berdasarkan fakta. Sedangkan jari telunjuk kiri

menunjukkan proses analisis perasaan dan intuisi.

c. Sidik jari pada jari tengah berkolerasi dengan bagian otak parietal.

Hal ini berhubungan dengan ekspresi dalam melakukan suatu

tindakan. Pada jari tengah kanan menunjukkan tindakan

terstruktur yang terencana dan logis. Sedangkan jari tengah kiri

menunjukkan tindakan yang dipengaruhi oleh unsur flesibilitas

perasaan.

d. Sidik jari pada jari manis berkolerasi dengan bagian otak

temporal. Hal ini berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi

dan pendengaran. Pada jari manis kanan menunjukkan respon

dalam menangkap ketepatan isi komunikasi bahasa dan pola irama

secara obyektif. Sedangkan jari manis kiri menunjukkan

ketajaman dan kepekaan dalam menangkap irama atau bunyi suara

secara subyektif.

e. Sidik jari pada jari kelingking berkolerasi dengan bagian otak

occipital. Hal ini menunjukkan perilaku adaptasi dalam obervasi

visual. Pada jari kelingking kanan menunjukkan respon terhadap

sesuatu berdasarkan simbol atau bentuk yang bersifat logis.

Sedangkan jari kelingking kiri menunjukkan respon terhadap

sesuatu berdasarkan perasaan.15

2. Metode Analisis Sidik Jari

a. Dermatoglyphic
15
Fikr Abdillah, Menyingkap Bahasa Rahasia Sidik Jari, h. 105-106.
32

1) Dermatoglyphic Multiple Intelligence (DMI)

Dermatoglyphic Multiple Intelligence atau DMI adalah

suatu metode untuk menggali bakat yang berkaitan dengan

potensi otak kanan, otak kiri serta kecerdasan yang dimiliki

seseorang. Metode ini merupakan suatu usaha untuk

menemukan bakat dan potensi yang berbasis ilmu dan

teknologi.

Metode ini juga memudahkan seseorang untuk lebih

yakin dalam memilih pendidikannya. Karena ia akan lebih

fokus dalam menguasai suatu bidang pengetahuan dengan

bakat dan potensi yang ia miliki.16 Maka dari itu, tes DMI

sangat cocok untuk anak usia pra sekolah, anak usia sekolah

dan para mahasiswa.

2) Dermatoglyphic Intelligence Capacity (DIC)

DIC merupakan suatu sistem analisa sidik jari yang

bertujuan untuk mengungkapkan potensi genetik seseorang

dalam hal bakat, kecerdasan, dan kecenderuangan karakter.

Metode ini cocok untuk pengembangan dunia pendidikan dan

masa kanak-kanak.17

b. STIFIn

STIFIn adalah sebuah tes kecerdasan yang memetakan

kecerdasan dan kepribadian seseorang hanya dengan menggunakan

16
Fikr Abdillah, Menyingkap Bahasa Rahasia Sidik Jari, h. 28-29.
17
Ibid, h. 33.
33

sidik jari. STIFIn merupakan singkatan dari sensing (S), thinking

(T), intuiting (I), felling (F) dan insting (In). Konsep ini

diperkenalkan oleh Farid Poniman dengan mengkompilasikan

beberapa teori psikologi, neuro science, dan SDM dengan

menggunakan mengacu kepada konsep kecerdasan tunggal dari

C.G. Jung.18

Penggunaan sidik jari pada tes STIFIn dapat

mencerminkan bakat secara genetik, yaitu mencerminkan mesin

kecerdasan otak dan kepribadian. Kedua hal tersebut merupakan

bakat genetika yang tidak dapat diubah seumur hidup. Pada mesin

kecerdasan terdapat dua kemudi, yaitu kemudi intovert (i) dan

kemudian ekstrovet (e). Mesin kecerdasan dengan kemudi i dan e

tersebut kemudian disebut dengan personality atau kepribadian.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki mesin kecerdasan

yang dominan. Karena hal ini dapat menjadi kekuatan utama

untuk meningkatkan prestasi belajar, mengetahui potensi/

kekuatan diri serta dapat mengoptimalkan kemampuan yang

dimiliki. Namun, terdapat beberapa kepribadian yang tidak

genetik dan dapat berubah, yaitu kepribadian secara sifat.19

c. Dactyloscope

Pada tahun 1880, dr. Henry Faulds menemukan sidik jari

merupakan tanda yang sangat penting untuk mengidentifikasi dan

18
Farid Poniman, Indra Nugroho dan Jamil Azzaini, Kubik Leadership, cet. 1 (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 4.
19
Ibid, h. 6-7.
34

menyelidiki tindak kejahatan seseorang.20 Maka dari itu,

muncullah ilmu dactyloscope. Dactyloscope adalah sebuah metode

analisis sidik jari yang digunakan untuk mengenali dan

mengidentifikasi pelaku tindak kejahatan.

Berdasarkan buku Petunjuk Teknis POLRI dalam Bidang

Identifikasi Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Pusat Identifikasi POLRI, sidik jari terbagi menjadi tiga jenis,

yaitu:

1) Visible Impression, yaitu sidik jari yang langsung dapat

terlihat tanpa menggunakan alat-alat tambahan. Seperti sidik

jari yang diambil dengan tinta, bekas darah, bekas cat basah,

dan lain sebagainya yang tertinggal di tempat kejadian perkara

(TKP).

2) Latent Impression, yaitu sidik jari yang biasanya tidak

langsung dapat terlihat dan memerlukan beberapa cara

pengembangan terlebih dahulu untuk membuatnya nampak

jelas. Seperti sidik jari yang selalu ada kemungkinan untuk

tertinggal di TKP.

3) Plastic Impression, yaitu sidik jari yang berbekas pada benda-

benda lunak seperti sabun, lilin, permen, dan lain sebagainya.21

20
Sarah Lee, Rahasia Garis Tangan (Jakarta: Wahyu Media, 2007), h. 117.
21
Buku Petunjuk Teknis POLRI di Bidang Identifikasi,cet. 2 (Jakarta: Departemen
Pertahanan MABES POLRI, 2000), h. 6.

Anda mungkin juga menyukai