Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU

(JUST IN TIME)

OLEH:

KELOMPOK 2

Anggriani Saparuddin
Hastriani Syam
Nengsih Lolo Allo
Tri Nurul Fauziah

JURUSAN AKUNTANSI
STIE NOBEL INDONESIA
MAKASSAR
2019

1
BAB I

LATAR BELAKANG

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang barang

milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha

yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses

ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset

paling mahal (40% dari total investasi). Harus ada keseimbangan antara

investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.

Maka dari itulah timbul yang namanya Konsep Just In Time adalah

suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas

produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan

itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat

bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan

barang/stocking cost. Tujuan utama Just In Time adalah untuk

meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai

melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan

kinerja pengiriman.

Just In Time atau JIT adalah sebuah sistem yang dikembangkan

oleh bos produksi Toyota Taiichi Ohno untuk merevolusi proses

manufaktur. Sistem ini diakui secara internasional dan telah diadopsi oleh

hampir semua industri di seluruh dunia karena sistem tersebut efisien,

efektif, dan tentu saja ekonomis.

Just In Time memiliki proses yang sederhana, Anda tidak perlu

mengeluarkan biaya lebih untuk persediaan barang untuk kemudian

2
sekedar menumpuknya selama berminggu-minggu di pabrik. JIT

berprinsipkan motonya “buatlah hanya produk yang diminta, ketika

diminta, dan dalam jumlah yang diminta”. Berdasarkan pemaran

sebelumnya, penjelasan lebih lengkap terkait Just In Time akan disajikan

pada bab selanjutnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Just In Time

Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi

atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh

perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya

memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan

dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.

Konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang

digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier

tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga

akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan

barang/penyimpanan barang/stocking cost.

Just In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk

menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari

proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota

mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: ”Segala sesuatu yang

berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen,

tempat dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah

suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih sederhana,

pengertian pemborosan: ” Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah

pemborosan.

Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:

4
a. Over produksi
b. Waktu menunggu
c. Transportasi
d. Pemrosesan
e. Tingkat persediaan barang
f. Gerak
g. Cacat Produksi

B. Konsep Dasar Just In Time

Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu

metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya

gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua

proses dapat menghasilkan produk ynag diperlukan, pada waktu yang

diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas

dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua

proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini

rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang

yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya

proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya.

Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam

melaksanakan Just In Time (JIT):

a. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang

dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang

diperlukan.
b. Autonomasi merupaka suatu unit pengendalian cacat secara otomatis

yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.


c. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah

pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.


d. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.

5
Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan

metode sebagai berikut:

a. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).


b. Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan permintaan.
c. Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan

produksi.
d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja

yang fleksibel.
e. Aktivitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk

meningkatkan moril tenaga kerja.


f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian

mutu ke seluruh bagian perusahaan.

C. Elemen-elemen Just In Time


a. Pengurangan waktu set up

Kegiatan set up bisa dipilih menjadi :

1) Kegiatan eksternal set up: Persiapan cetakan dan alat bantu,

pemindahan cetakan dll.


2) Kegiatan internal set up: Bongkar pasang pada mesin, penyetelan

mesin dll.
3) Langkah mengurangi waktu set up:
4) Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi

mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat

dikerjakan selagi mesin beroprasi (eksternal set up).


5) Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak

eksternal set up, contohnya: Persiapan cetakan, pemindahan

cetakan, peralatan dll.


6) Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan

penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan

kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu dll.

6
7) Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik

internal maupun eksternal.

Contoh:

Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat

menjadi 6 menit. Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000

buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu

produksinya =1 jam + (3000 x 1 menit)= 3060 menit= 51 jam.

Setelan waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu

produksinya menjadi= 6 menit + (3000 x 1 menit)= 3006 menit.

Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot

sebanyak 300 buah dari berbagai jenis yang diulang sebanyak 10

kali, yaitu: (6 menit + (300 x 1 menit) x 10= 3060 menit= 51 jam.

b. Aliran produksi lancar (layout)


1) Pemborosan yang berkaitan dengan proses Layout

Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:


2) Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
3) Pemborosan transportasi dan material handling
4) Akumulasi persediaan dalam proses
5) Penanganan material berganda bahkan beberapa kali
6) Lead time produksi yang sangat panjang
7) Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi
8) Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan
9) Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
10)Menuju ke Product Layout

Berikut aliran produksi:

1) Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan

tinggi dan prioritas kerja sulit ditentukan.


2) Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka

komponen akan terakumulasi sebagai persediaan dan pengaturan

kerja akan sulit dilakukan

7
3) Set up/ penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen

akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda


4) Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan

terjadi penumpukan barang dalam proses


5) Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses

selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk


6) Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan

penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.


c. Produksi tanpa kerusakan mesin

Sebagai bentuk Preventive Maintenance:

1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin


2) Faktor penyebab gangguan mesin
3) Gangguan mesin dan penanggulannya
4) Total Productive Maintenance
5) Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya:

Pelumasan, pengencangan baut dan sebagainya. Guna mencegah

penurunan daya kerja mesin


6) Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar
7) Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-

tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan

perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan dll

sementara karyawan bagian pemeliharaan, bisa melakukan antara lain:

1) Membantu operator produksi mempelajari kegiatan perawatan yang

dapat dilakukan sendiri


2) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi

berkala, bongkar pasang dan penyesuaian/penyetelan kembali


3) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin,

merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan, menentukan

kondisi wajar operasi mesin


4) Membantu operator menaikkan kemampuan perawatan dll
d. Produksi tanpa cacat
e. Peranan operator

8
f. Hubungan yang harmonis dengan pemasok
g. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali
h. Sistem kanban

9
BAB III

KESIMPULAN

Konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang

digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier

tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga

akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan

barang/penyimpanan barang/stocking cost.

Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu

metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya

gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua

proses dapat menghasilkan produk yANGg diperlukan, pada waktu yang

diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

10

Anda mungkin juga menyukai