Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Konseling GUSJIGANG

Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF


MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU
TERLAMBAT MASUK SEKOLAH
(Studi Pada Siswa Kelas X SMA 1 Gebog Tahun 2014/2015)

Nurdjana Alamri
SMA 1 Gebog Kudus
e-mail: alamrinurdjana@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena keterlambatan siswa
Diterima April 2015 Kelas X SMA 1 Gebog yang semakin sering terjadi. Tujuan penelitian
Disetujui Mei 2015
ini adalah mengetahui efektifitas layanan bimbingan kelompok
Dipublikasikan Juni 2015
dengan teknik self management untuk mengurangi terlambat masuk
Kata Kunci:
sekolah pada siswa Kelas X SMA 1 Gebog. Ada 8 siswa sebagai
Bimbingan Kelompok,
Self Management, subjek penelitian yang dipilih berdasarkan frekuensi keterlambatan
Terlambat Masuk masuk sekolah. Penelitian ini dirancang dalam dua siklus dan di
Sekolah masing-masing siklus terdapat 3 kali pertemuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pra siklus skor rata-rata adalah 41 menurun
Keywords: pada siklus I menjadi 28,63 dengan kategori cukup, dan pada siklus II
Gruop Guidance, Self menjadi 13,13 atau sangat rendah dengan kategori sangat baik. Ada
Management, penuruanan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 15,5 atau secara
keseluruhan 27,88. Sehingga hipotesis tindakan dapat diterima, karena
ada peningkatan dari indikator keberhasilan.
Abstract
This research is motivated by the phenomenon of delay Class X
students SMA 1 Gebog are becoming more frequent. The purpose of
this study was to determine the effectiveness of guidance services
group with self management techniques to reduce late to school at
students of Class X SMA 1 Gebog. There are 8 students as research
subjects were selected based on the frequency of delay in school. This
study was designed in two cycles and in each cycle there are three
meetings. The results showed that the pre cycles the average score was
41 decreased in the first cycle to 28.63 with enough categories, and
the second cycle into 13.13 or very low with very good category. There
penuruanan from the first cycle to the second cycle that is equal to
15.5 or overall 27.88. So that action can be accepted hypothesis,
because there is an increase of indicators of success.
© 2015 Universitas Muria Kudus
ISSN 2460-1187

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

PENDAHULUAN kurang baik, sehingga perlu upaya untuk


Kebiasaan siswa terlambat mengatasi supaya sikap perilaku yang
masuk sekolah merupakan siswa tidak baik itu bisa berkurang melalui
tersendiri mengenai karakteristik bimbingan dan konseling.
kepribadian, nilai kehidupan, prinsip Salah satu strategi layanan yang
kehidupan, moralitas, kelemahan dan dapat diterapkan dalam mengatasi
segala yang terbentuk dari segala masalah seringnya siswa terlambat adalah
pengalaman dan interaksinya dengan bimbingan kelompok. Prayitno (2004: 1)
orang lain. Siswa yang berperilaku menjelaskan bahwa layanan bimbingan
demikian karena pada dasarnya siswa kelompok merupakan proses pemberian
dapat memandang diri, serta hal itu informasi dan bantuan pada sekelompok
mempengaruhi tidak hanya siswa orang dengan memanfaatkan dinamika
berperilaku saja, tetapi juga tingkat kelompok guna mencapai suatu tujuan
kepuasan yang diperoleh dalam tertentu. Layanan bimbingan kelompok
hidupnya. Setiap siswa pasti memiliki yang diberikan dalam suasana kelompok
perilaku yang tidak baik, tetapi mereka selain itu juga bisa dijadikan media
tidak tahu apakah perilaku yang tidak penyampaian informasi sekaligus juga
baik dimiliki itu negatif atau positif. bisa membantu siswa menyusun rencana
Dalam hal ini siswa dapat menerima dalam membuat keputusan yang tepat
dirinya secara apa adanya dan mampu sehingga diharapkan berdampak positif
melihat dirinya atau lebih mengenal bagi siswa yang nantinya dapat
dirinya, serta kelemahan dan kelebihan mengubah perilaku yang menyimpang.
yang dimiliki. Namun siswa yang Selain itu apabila dinamika kelompok
memiliki perilaku yang tidak baik, siswa dapat terwujud dengan baik, maka
tidak memiliki perasaan kestabilan dan anggota kelompok saling menolong,
keutuhan diri, juga tidak mengenal diri menerima dan berempati dengan tulus.
baik dari segi kelebihan maupun Sedangkan Wibowo (2005: 31)
kekurangannya atau sesuatu yang siswa menjelaskan bimbingan kelompok
hargai dalam hidupnya. merupakan suatu proses intervensi yang
SMA 1 Gebog Kudus sebagai bersifat membantu individu untuk
salah satu sekolah yang ada di Kota meningkatkan pemahaman tentang diri
Kudus. Berdasarkan hasil dari observasi sendiri dan hubungannya dengan orang
dan wawancara dengan Konselor kelas di lain.
sekolah tersebut bulan Agustus- Berdasarkan pengertian tersebut
September 2014 diperoleh data bahwa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian kecil siswa kelas X 20% nya layanan bimbingan kelompok merupakan
mempunyai kebiasaan siswa terlambat layanan bimbingan yang dilaksanakan di
masuk sekolah. Gejala yang nampak dalam suasana kelompok. Pada
yaitu masih adanya siswa yang terlambat pelaksanaan bimbingan kelompok ada
datang ke sekolah. Siswa yang demikian konselor, yaitu Konselor, dan anggota
itu dapat dikatakan sikap perilaku yang kelompok yaitu klien (yang jumlahnya

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

lebih dari satu orang). Terjadi hubungan development. Selain itu self-
konseling dalam suasana hangat, terbuka, management juga dikenal sebagai
permisif, dan penuh keakraban. Adanya proses eksekusi (pengambilan
pengungkapan dan pemahaman masalah keputusan). Self management atau
klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya pengelolaan diri adalah suatu strategi
masalah (jika perlu dengan menerapkan pengubahan perilaku yang dalam
metode-metode khusus), kegiatan prosesnya konseli mengarahkan
evaluasi dan tindak lanjut. Tahapan- perubahan perilakunya sendiri dengan
tahapan layanan bimbingan kelompok suatu teknik atau kombinasi teknik
menurut Prayitno (2004: 40) ada empat teurapetik (Cormier&Cormier, 1985:
tahap yaitu tahap pembentukan, tahap 519).
peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan, Self-management merupakan
dan tahap pengakhiran kegiatan. salah satu model dalam cognitive-
Penggunaan tehnik dalam behavior therapy. Self-management
kegiatan bimbingan kelompok meliputi pemantauan diri (self-
mempunyai banyak fungsi selain dapat monitoring), reinforcement yang positif
lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan (self-reward), kontrak atau perjanjian
kelompok terhadap tujuan yang ingin dengan diri sendiri (self-contracting),
dicapai tetapi juga dapat membuat dan penguasaan terhadap ransangan
suasana yang terbangun dalam kegiatan (stimulus control) (Gunarsa, 1996: 225-
bimbingan kelompok agar lebih bergairah 226). Selanjutnya dinyatakan bahwa self-
dan tidak cepat membuat siswa jenuh instructional merupakan teknik kognitif
mengikutinya, seperti yang dikemukakan yang mempunyai peranan penting atau
oleh Romlah (2001) menjelaskan bahwa sebagai penyokong terhadap self-
teknik bukan merupakan tujuan tetapi management. “Cognitive theory suggests
sebagai alat untuk mencapai tujuan. that some problems in self-management
Pemilihan dan penggunaan masing- may be caused by faulty constructs or
masing teknik tidak dapat lepas dari other cognitions about the world or
kepribadian konselor atau pemimpin people around us, or of ourselves”
kelompok. Salah satu teknik yang dapat (Yates, 1985: 63). Pengaruh teori
diterapkan dalam layanan bimbingan kognitif pada masalah-masalah self-
kelompok adalah self management. management disebabkan oleh kesalahan
Self-management (Wikipedia, konstruksi-konstruksi atau kognisi-
2014) dalam terminologi pendidikan, kognisi yang lain tentang dunia atau
psikologi, dan bisnis adalah metode, orang-orang di sekitar kita atau diri kita
keterampilan dan strategi yang dapat sendiri. Self- instructional atau
dilakukan oleh individu dalam menginstruksi diri sendiri pada
mengarahkan secara efektif pencapaian hakikatnya adalah bentuk restrukturisasi
tujuan aktivitas yang mereka lakukan, aspek kognitif. Urgensi dari hal
termasuk di dalamnya goal setting, tersebut terungkap bahwa pernyataan
planning, scheduling, task tracking, self- terhadap diri sendiri sama pengaruhnya
evaluation, self-intervention, self- dengan pernyataan yang dibuat orang

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

lain terhadap dirinya (Meichenbaum; hubungan antar siswa. Diharapkan


dalam Gunarsa, 1996: 228). Hasil suatu bimbingan kelompok dengan teknik self
penelitian ditunjukkan bahwa self- management dijadikan wahana
instructions dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai menjadi positif
prosedur reinforcement (MacPherson, bagi siswa, khususnya perilaku yang
Candee, & Hohman, 1974; dalam negative menjadi perilaku yang positif
Yates, 1985:71) dan pada suatu dibentuk yang tidak hanya dengan teknik
eksperimen berhasil meningkatkan self management namun dengan
kreativitas (Meichenbaum, 1975; dalam pendekatan bimbingan kelompok yang
Yates, 1985:72). akan lebih optimal, karena terkadang
Anggapan dasar Self siswa dapat mengungkapkan dalam
management merupakan teknik kognitif kegiatan kelompok dan para siswa tidak
behavioral adalah bahwa setiap manusia merasa terhakimi oleh keadaan sendiri,
memiliki kecenderungan-kecenderungan mereka juga merasa mendapat pembinaan
positif maupun negatif. Setiap perilaku dan informasi menjadi yang positif untuk
manusia itu merupakan hasil dari proses mengubah perilaku yang kurang baik
belajar (pengalaman) dalam merespon merupakan masalah yang banyak dialami
berbagai stimulus dari lingkungannya. oleh siswa.
Namun self management juga menolak Oleh karena itu untuk membantu
pandangan behavioral radikal yang siswa agar dapat mengubah perilaku yang
mengatakan bahwa manusia itu kurang baik dan semakin stabil, maka
sepenuhnya dibentuk dan ditentukan oleh peneliti mencoba menyusun penelitian
lingkungannya. tindakan bimbingan dan konseling
Bimbingan kelompok dengan dengan judul “Layanan Bimbingan
teknik self management merupakan Kelompok dengan Teknik Self
lingkungan yang kondusif yang Management untuk Mengurangi Perilaku
memberikan kesempatan bagi anggotanya Terlambat Masuk Sekolah Pada Siswa
untuk menambah penerimaan diri dan Kelas X SMA 1 Gebog Kudus
orang lain, memberikan ide, perasaan, Semester 1 Tahun Pelajaran
dukungan bantuan alternatif pemecahan 2014/2015“.
masalah dan mengambil keputusan yang
tepat, dapat berlatih tentang perilaku baru METODE PENELITIAN
dan bertanggung jawab atas pilihan yang Penelitian ini didesain dengan
ditentukan sendiri. Suasana ini dapat penelitian tindakan bimbingan dan
menumbuhkan perasaan berarti bagi konseling. Pelaksanaan penelitian
anggota yang selanjutnya dapat tindakan bimbingan dan konseling ini
mengubah perilaku yang kurang baik dan menggunakan prosedur penelitian kelas
mampu berfikir secara jernih. (classroom action research). Penelitian
Asumsi yang dipakai dalam tindakan bimbingan dan konseling
penelitian ini adalah bahwa dalam diartikan sebagai bentuk kajian yang
bimbingan kelompok dengan teknik self bersifat refleksi oleh pelaku tindakan,
management akan terjadi proses yang dilakukan untuk meningkatkan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

kemantapan rasional dari tindakan dalam penelitiannya adalah layanan bimbingan


melaksanakan tugas, memperdalam kelompok dan terlambat masuk sekolah.
pemahaman terhadap tindakan yang Rancangan penelitian tindakan
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di bimbingan dan konseling direncarakan
mana praktek konseling yang dilakukan. dilakukan dalam 2 siklus menurut
Adapun sebagai subjek Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008:
penelitian adalah siswa kelas kelas X 16) dengan tahapan 1) perencanaan/
SMA 1 Gebog Kudus tahun pelajaran planning, 2) tindakan/ acting, 3)
2014/2015 yang berjumlah 8 siswa yaitu observasi/ observing), dan 4) refleksi/
siswa putra sebanyak 6 siswa dan siswa reflection.
putri sebanyak 4 siswa, dan objek

Kondisi Awal Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling


Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2015. Jadwal pelaksanaan secara
bulan Oktober 2014 sampai dengan rinci adalah sebagai berikut:
Tabel. 1. Rencana Kegiatan Penelitian
NO. KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
1. Penyusunan rancangan usulan Penelitian Minggu II Oktober 2014
2. Analisis Bahasan dan Media Minggu I-IV Nopember 2014
3. PBM dengan Pelatihan Minggu I Desember 2014 s.d
Minggu IV Desember 2014
4. Evaluasi Minggu II Januari 2015
5. Merancang Penelitian PTBK Minggu II Januari 2015
6. Melaksanakan Penelitian PTBK Minggu III Januari s.d Minggu ke
IV Pebruari 2015
7. Penyusunan Laporan Penelitian Minggu I Maret 2015

Metode pengumpulan data dalam Gudnanto (2011: 47) metode observasi


penelitian ini adalah wawancara dan sebagai alat pengumpul data adalah
observasi. Menurut Rahardjo dan kegiatan pengamatan (secara inderawi)
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

yang direncanakan, sistematis, dan Aspek-aspek tersebut di atas,


hasilnya dicatata serta dimaknai dapat dicapai dengan memberikan proses
(diinterpretasikan) dalam rangka bimbingan yang direncanakan secara
memperoleh pemahaman tentang subjek baik, sehingga proses bimbingan menjadi
yang diamati. Dalam penelitian ini, efisien dan efektif. Bimbingan yang
tujuan observasi untuk memperoleh data efisien dan efektif dapat dilaksanakan
tentang peneliti dan subjek penelitian jika Konselor dapat memberdayakan
dengan cara mengamati aktifitas dalam dinamika kelompok pada setiap tahapan
pelaksanaan layanan bimbingan bimbingan kelompok yang harus
kelompok. Pedoman observasi tersebut dijalankan. Untuk itu maka penelitian ini
ada dalam lampiran. bergerak pada area bimbingan
Wawancara adalah suatu cara pengembangan pribadi dan sosial dengan
pengumpulan data yang digunakan untuk menggunakan layanan Bimbingan
memperoleh informasi langsung dari Kelompok pada siklus I dan siklus II.
sumbernya dimana pertanyaan yang Data penelitian tindakan
diajukan berdasarkan jawaban responden bimbingan dan konseling ini dianalisis
lalu diadakan pencatatan. Kegiatan ini dengan menggunakan teknik tabulasi data
dimaksudkan untuk memperoleh secara kuantitatif dan kualitatif
informasi tentang keterampilan siswa berdasarkan hasil tindakan yang
dalam bimbingan kelompok setelah dilaksanakan pada setiap siklus. Data
dilakukan pelatihan. hasil kualitatif berupa pemerian makna
Indikator kinerja keberhasilan sangat baik, baik, sedang, kurang baik,
tindakan perbaikan adalah menurunnya dan sangat tidak baik. Hasil tindakan
siswa terlambat masuk sekolah yang pada setiap siklus untuk mengetahui
ditandai dengan semakin rajin masuk persentase peningkatan kegiatan layanan
sekolah, memahaminya kemampuan yang bimbingan kelompok. Pada setiap siklus
dimiliki, memahami perasaan yang dideskripsikan semua perubahan sikap
dialami, memahami kondisi fisik dirinya siswa pada saat mengikuti layanan
maupun lingkungan terdekatnya pada diri bimbingan kelompok pada setiap siklus.
siswa, serta efektifnya layanan bimbingan
kelompok untuk tidak terlambat masuk HASIL DAN PEMBAHASAN
sekolah siswa kelas X SMA 1 Gebog Kondisi Awal Keterlambatan Siswa
Kudus Semester I tahun pelajaran Peneliti melakukan observasi awal
2014/2015. Proses keberhasilan upaya pada tanggal 1 Mei 2014. Peneliti
menurunnya siswa terlambat masuk mengacu pada indikator observasi pada
sekolah melalui layanan bimbingan siswa sering terlambat masuk sekolah
kelompok dengan teknik rileksasi untuk selanjutnya diberikan tindakan oleh
penekanan pada indikator memahami peneliti melalui layanan bimbingan
kemampuan yang dimiliki, memahami kelompok dengan teknik self
perasaan yang dialami, memahami management. Dari hasil observasi dan
kondisi fisik dirinya maupun lingkungan wawancara tersebut, peneliti bersama
terdekatnya pada diri siswa. guru pembimbing (kolaborator)

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

memutuskan 8 siswa yang mengikuti terlambat bisa mengantuk bahkan ada


layanan bimbingan kelompok untuk juga yang tertidur di kelas, selain itu
mengurangi keterlambatan siswa masuk dampaknya juga bisa menyebabkan siswa
sekolah. Delapan siswa tersebut adalah tidak konsentrasi dalam menerima
MDN, IBP, EB, KAM, MFF, GSC, pelajaran atau tidak focus dalam
NNA, dan NDS. Keterlambatan siswa pelajaran.
sangat berpengaruh terhadap prestasi Rekapitulasi indikator
siswa seperti: malas dalam proses keterlambatannya adalah sebagai berikut:
kegiatan belajar mengajar, siswa yang

Tabel 2. Rekapitulasi Keterlambatan Siswa Sebelum Perlakuan


Singkatan Kepanjangan Jumlah %
ST Sangat Tinggi 8 100,0%
T Tinggi 0 0,0%
C Cukup 0 0,0%
R Rendah 0 0,0%
SR Sangat Rendah 0 0,0%

Siklus I b) Mengurangi begadang tanpa ada


Perencanaan manfaat.
Berdasarkan hasil temuan pada c) Tips agar bisa bangun pagi.
survei awal diketahui terdapat 8 siswa
kelas X SMA 1 Gebog yang memiliki Pelaksanaan Tindakan
terlambat masuk sekolahnya yang rendah, Pelaksanaan layanan bimbingan
sehingga peneliti menjadikan 8 siswa kelompok dengan teknik self
tersebut sebagai subjek penelitian. Materi management pada siklus I diadakan 3 kali
layanan bimbingan kelompok disesuaikan pertemuan yaitu pada hari Kamis 2
dengan kebutuhan siswa untuk Oktober 2014, Rabu 8 Oktober 2014 dan
meningkatkan terlambat masuk sekolah. Senin 13 Oktober 2014. Setiap tindakan
Topik yang dibahas peneliti diambilkan dilaksanakan selama 45 menit dan
dari indikator-indikator sehubungan diharapkan dapat meningkatkan terlambat
dengan terlambat masuk sekolah serta masuk sekolah.
dari hasil pengamatan dan wawancara
sebelum pelaksanaan layanan bimbingan Observasi
kelompok dengan teknik self Observasi atau pengamatan
management. Dalam satu siklus diadakan terhadap aktivitas peneliti oleh
3 kali bimbingan kelompok dengan kolaborator dalam memberikan layanan
teknik self management, dengan topik bimbingan kelompok dengan teknik self
sebagai berikut : management yaitu pada setiap
a) Mengatur waktu belajar dan tahapannya yang bertugas sebagai
manfaatnya bagi siswa. pemimpin kelompok, aktivitas siswa
sebagai anggota kelompok dalam
mengikuti layanan, serta terlambat masuk
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

sekolah sebelum dan sesudah bimbingan kelompok masih bersifat


diberikannya layanan bimbingan tekstual.
kelompok dengan teknik self Pada pertemuan kedua, aktivitas
management tersebut. peneliti mendapatkan hasil 62% ada
Pelaksanaan bimbingan kelompok peningkatan 2%. Selanjutnya pada
dengan teknik self management, pada pertemuan ketiga mendapatkan hasil
pertemuan pertama kegiatan peneliti sebanyak 65%, ada peningkatan 3% dari
mendapatkan skor 60% dengan kategori pertemuan sebelumnya. Peneliti dalam
cukup hal ini dikarenakan peneliti dalam menguasai materi, menyimpulkan hasil
memberikan layanan bimbingan diskusi dan membahas kegiatan lanjutan
kelompok dengan teknik self bimbingan kelompok sudah cukup baik.
management sudah bisa dikatakan cukup Dibandingkan dengan pertemuan pertama
baik namun masih perlu adanya dan kedua, tindakan bimbingan kelompok
perbaikan lagi yang sekiranya bisa jauh teknik self management pertemuan ketiga
lebih baik dalam memberikan layanan cukup baik meskipun belum mencapai
tersebut. Hal ini karena pada tahap awal keberhasilan.
peneliti belum mampu menyesuaikan diri Hasil pengamatan pada
dengan anggota kelompok, perkenalan keterlambatan siswa menunjukkan hasil
masih bersifat kaku dan permainan sangat sebagai berikut:
monoton dan membosankan. Pada tahap
peralihan, peneliti menjelaskan
pengertian, tujuan, fungsi dan asas-asas

Tabel 3. Rekapitulasi Keterlambatan Siswa Setelah Siklus I


Singkatan Kepanjangan Jumlah %
ST Sangat Tinggi 0 0,0%
T Tinggi 1 12,5%
C Cukup 7 87,5%
R Rendah 0 0,0%
SR Sangat Rendah 0 0,0%

Refleksi teknik self management. Akan tetapi dari


Berdasarkan hasil observasi setiap pertemuan mengalami
diperoleh data bahwa pelaksanaan peningkatan, hal itu dapat dilihat dari
layanan bimbingan kelompok dengan jumlah skor dari pertemuan pertama
teknik self management sebagai upaya sampai dengan pertemuan ketiga pada
meningkatkan terlambat masuk sekolah siklus I.
pada siswa kelas X SMA 1 Gebog belum
sepenuhnya berhasil. Hal ini disebabkan Siklus II
oleh beberapa faktor, baik dari peneliti, Perencanaan
siswa, maupun situasi dan kondisi dari Sama dengan yang dilakukan pada
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan siklus pertama, penelitian pada siklus

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

kedua dilakukan dalam tiga pertemuan. kelompok dengan teknik self


Pada pertemuan-pertemuan siklus kedua management tersebut.
dilakukan perbaikan-perbaikan sessuai Pelaksanaan bimbingan kelompok
dengan hasil observasi dan refleksi pada dengan teknik self management, pada
siklus pertama. Hasil refleksi pada siklus siklus II pertemuan pertama diperoleh
pertama menunjukan masih terdapat hasil 70% dalam kategori baik, hal ini
beberapa kelemahan dari peneliti dan dikarenakan peneliti sudah dapat
siswa pada pelaksanaan layanan sehingga membuka kegiatan bimbingan kelompok
menyebabkan hasil yang diperoleh pada dengan baik tidak terlihat grogi, peneliti
tindakan siklus I kurang maksimal dan sudah dapat menjelaskan pengertian dan
belum mencapai indakator keberhasilan, tujuan dengan baik. Selain itu sudah
maka peneliti memutuskan untuk mengidentifikasi topik permasalahan
melakukan tindakan selanjutnya pada dengan baik, dan menyimpulkan topik
siklus II. Dengan demikian, diharapkan permasalahan dengan baik. Pada
dari rencana tindakan yang akan pertemuan kedua diperoleh hasil 74%
dilakukan oleh peneliti pada siklus II dalam kategori baik, terjadi peningkatan
dapat memberikan dampak yang postif 4%, hal ini dikarenakan peneliti
sehingga dapat tercapai hasil yang memberikan permainan dengan cara
maksimal. permainan yang tidak monoton dan dapat
menghidupkan dinamika kelompok
Pelaksanaan Tindakan siswa, selain itu peneliti dapat dengan
Pelaksanaan layanan bimbingan baik menjelaskan pengertian, tujuan,
kelompok dengan teknik self fungsi dan asas-asas bimbingan
management pada siklus I diadakan 3 kali kelompok dengan baik tanpa tekstual,
pertemuan yaitu pada hari Rabu 15 peneliti dapat membahas topik
Oktober 2014, Kamis 16 Oktober 2014 permasalahan dengan baik dapat
dan Selasa 21 Oktober 2014. Setiap membuat anggota kelompok aktif, dan
tindakan dilaksanakan selama 45 menit selain itu peneliti juga sudah dapat
dan diharapkan dapat meningkatkan menguasai materi topik permasalahan
terlambat masuk sekolah. yang dibahas dalam kegiatan bimbingan
kelompok sehingga dapat menyimpulkan
Observasi dengan baik. Sedangkan pada pertemuan
Observasi atau pengamatan ketiga aktivitas peneliti mendapatkan
terhadap aktivitas peneliti oleh hasil 80% dalam kategori baik, ada
kolaborator dalam memberikan layanan peningkatan sebesar 6%, hal ini
bimbingan kelompok dengan teknik self dikarenakan peneliti sudah dapat
management yaitu pada setiap memimpin bimbingan kelompok dengan
tahapannya yang bertugas sebagai baik dan peneliti dapat menciptakan
pemimpin kelompok, aktivitas siswa dinamika kelompok dengan baik.
sebagai anggota kelompok dalam Hasil pengamatan pada
mengikuti layanan, serta terlambat masuk keterlambatan siswa menunjukkan hasil
sekolah sebelum dan sesudah sebagai berikut:
diberikannya layanan bimbingan
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Tabel 3. Rekapitulasi Keterlambatan Siswa Setelah Siklus II


Singkatan Kepanjangan Jumlah %
ST Sangat Tinggi 0 0,0%
T Tinggi 0 0,0%
C Cukup 0 0,0%
R Rendah 1 12,5%
SR Sangat Rendah 7 87,5%

Refleksi Secara umum layanan bimbingan


Hasil refleksi pada siklus pertama kelompok dengan teknik self
mendorong peneliti melakukan perbaikan management mampu mengurangi
layanan pada siklus II. Hasilnya layanan perilaku terlambat masuk sekolah siswa
bimbingan kelompok dengan teknik self kelas X SMA 1 Gebog Kudus. Hal ini
management mampu mengurangi bisa dilihat dari grafik berikut:
perilaku terlambat siswa.

Pembahasan

Gambar 2. Grafik Penurunan Perilaku Terlambat Siswa

Dalam layanan BK memerlukan Situasi dan tuntutan belajar yang


strategi bimbingan dan konseling yang kompleks, memerlukan pemilihan teknik
efektif.Terdapat beragam teori, strategi, BK yang efektif, memerlukan layanan
model dalam layanan BK. Karsau yang memandirikan (Peraturan
(McLeod, 2007: 11) menyebut ada 400 Mendiknas, No 27 tahun 2008), dengan
model konseling dan psikoterapi. melibatkan keaktifan siswa secara penuh.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Salah satu strategi yang demikian adalah
tidak ada satu teori, teknik, strategi yang strategi manajemen-diri (self-
terbukti efektif untuk semua orang dan management).Dalam strategi ini, siswa
semua situasi.Secara kusus belum ada secara aktif merancang dan melaksanakan
model BK yang kusus untuk kegiatan belajar.Straegi ini mendasarkan
meningkatkan efikasi dalam belajar. behaviorisme kontemporer (Corey,
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

1995), sedangkan McLeod (2007) Teknik Self management Dapat


menyebut kognitif behavioral. Mengurangi Keterlambatan Siswa
Dalam penelitian ini, teknik self Masuk Sekolah Pada Siswa Kelas X
management yang diterapkan dalam SMA 1 Gebog Tahun Ajaran
bimbingan kelompok dapat membantu 2014/2015, dapat diterima, karena
siswa melatyih diri untuk lebih teratur ada peningkatan dari indikator
dalam menjalankan kewajiban belajar, keberhasilan.
mengatur waktu luang untuk bermain,
meningkatkan motovasi belajar dan DAFTAR PUSTAKA
mengelola waktu agar tidak terlambat Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi.
bangun dan akhirnya terlambat masuk 2008. Penelitian Tindakan
sekolah. Pada akhirnya angka Kelas: Panduan Untuk Guru.
Jakarta: Rineka Cipta.
keterlambatan siswa kelas X SMA 1
Corey, G. 1995. Theory and Practice of
Gebog dapat menurun. Group Counseling. Canada :
Brooks/Cole.
SIMPULAN Cormier, W. H. dan Cormier L. S. 1985.
Berdasarkan hasil penelitian dan Interviewing Strategies For
pembahasan diatas dapat disimpulkan Helpers Fundamental Skill and
bahwa: Behavioral Interventions. 2 ed.
Monterey. California: Publishing
1. Hasil yang diperoleh dari observasi
Company.
terhadap indikator keterlambatan Gunarsa, S. D. 1996. Konseling dan
siswa masuk sekolah. Pada pra siklus Psikoterapi. Jakarta: BPK
skor rata-rata adalah 41 menurun Gunung Mulia.
pada siklus I menjadi 28,63 dengan McLeod, J. 2007. Pengantar Konseling
kategori cukup, dan pada siklus II Teori dan Studi Kasus. Jakarta:
menjadi 13.13 atau sangat rendah Prenanda Media Group.
Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan
dengan kategori sangat baik. Ada
dan Konseling. Depdikbud:
penuruanan dari siklus I ke siklus II Rineka Cipta.
yaitu sebesar 15,5 atau secara Rahardjo, S. dan Gudnanto. 2011.
keseluruhan 27,88. Pemahaman Individu
2. Hasil yang diperoleh dari observasi Pendekatan Non Test. Kudus:
terhadap siswa selama mengikuti Nora Enterprise.
Romlah, T. 2001. Teknik-Teknik
kegiatan bimbingan kelompok. Pada
Bimbingan dan Konseling
siklus I memperoleh rata-rata 60% Kelompok. Malang: Universitas
dengan kategori cukup, dan pada Negeri Malang.
siklus II memperoleh skor rata-rata Wibowo, M.E. 2005. Konseling
88% dengan kategori sangat baik. Kelompok Perkembangan.
Ada peningkatan dari siklus I ke Semarang: UNNES Press.
siklus II yaitu sebesar 28%.
3. Jadi hipotesis yang berbunyi
“Bimbingan Kelompok dengan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus

Anda mungkin juga menyukai