Anda di halaman 1dari 6

Rangkaian Paralel

1. Tujuan Percobaan
Setelah selesai percobaan pelajar dapat menghitung besarnya tahanan total dari rangkaian
paralel dan menerangkan hubungan antara arus yang mengalir pada masing-masing tahanan
dengan arus totalnya serta tegangan pada masing-masing tahanan.

2. Pendahuluan
Pada rangkaian paralel tahanan dihubungkan secara paralel, dimana sumber tegangan
dihubungkan langsung dengan tahanan pada rangkaian tersebut. Tegangan pada masing-
masing tahanan pada rangkaian adalah sama, sedangkan arus yang melalui pada masing-
masing tahanan ditentukan oleh besarnya nilai tahanan tersebut.
Kita mengetahui bahwa:
𝐼𝑡𝑜𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + ⋯ + 𝐼𝑁 (I)
Dari gambar dibawah ini kita ketahui bahwa :

𝐼1 A 𝑅1

𝐼𝑇 𝐼2 A 𝑅2

𝐼3 A 𝑅3
V

E
𝐸 𝐸1 𝐸2 𝐸3
= + + ; dimana ; 𝐸 = 𝐸1 = 𝐸2 = 𝐸3 (II)
𝑅𝑇 𝑅1 𝑅2 𝑅3
𝐸 1 1 1
= 𝐸( + + )
𝑅𝑇 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 1
= + + (III)
𝑅𝑇 𝑅1 𝑅2 𝑅3

Page | 1
3. Peralatan yang Diperlukan
Alat :- 1 Power Suply 0 – 60 V DC
- 2 Multi Meter Analog dan 1 Multi Meter Digital
- 16 Leads / Kabel Penghubung

Bahan : Tahanan 82 Ω, 100 Ω, 150 Ω, 220 Ω, 390 Ω, 470 Ω, 680 Ω.

4. Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini:
𝑅1 = 150 Ω A

𝑅2 = 100 Ω A A

𝑅3 = 82 Ω A

2. On kan power supply DC, atur tegangan power supply selangkah demi selangkah dari
3 sampai 12 volt. Pada setiap langkah amati nilai tegangan power supply, arus yang
melalui pada tahanan dan arus total (tabel 1).
3. Ganti nilai tahanan masing-masing dengan nilai tahanan yang sama yaitu 150 Ω dan
ulangi langkah 2 (tabel 2).
4. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini:
𝑅1 = 680 Ω

𝑅2 = 680 Ω

𝑅3 = 680 Ω

Page | 2
5. Ukur besarnya tahanan total dari rangkaian tersebut diatas dengan mempergunakan
multi tester.
6. Beri tegangan pada rangkaian atas, atur tegangan power supply pada 7 volt; 14 volt;
dan 18 volt, dan ukur besarnya arus total pada rangkaian tersebut untuk masing-masing
nilai tegangan. (Tabel 3). Tahanan total (𝑅𝑇 ) dapat ditentukan dari tabel tersebut.
7. Ganti ketiga tahanan pada rangkaian diatas dengan tahanan yang nilainya sama, yaitu
220 Ω. Ukur besarnya tahanan total dari rangkaian dengan mempergunakan multitester.
8. Beri tegangan pada rangkaian diatas, atur tegangan power supply dari 6 volt; 12 volt
dan 17 volt, dan ukur besarnya arus total (tabel 4). Tahanan total (𝑅𝑇 ) dapat ditentukan
dari tabel 4.
9. Setelah selesai percobaan, letakkan alat-alat tersebut diatas ke tempat semula.

5. Tabel Hasil Praktikum


1. Tabel 1:
Tegangan Arus yang melalui tahanan (mA) & tegangan pada tahanan (V)
Power 𝑅1 = 150Ω 𝑅2 = 100Ω 𝑅3 = 82Ω Arus Total
Supply V I V I V I (mA)
3 volt 2,7 17,8 2,7 13 2,7 40 71
4 volt 3,78 24,2 3,78 29 3,78 52,5 104
5 volt 4,7 30,7 4,7 42,5 4,7 67 135
7 volt 6,8 43 6,8 62,5 6,8 92 195
8 volt 7,73 49,2 7,73 74,8 7,73 105 224
9 volt 8,71 55,2 8,71 84,8 8,71 117,5 250
10 volt 9,72 62,1 9,72 95 9,72 131 277
11 volt 10,77 67,9 10,77 105 10,77 143 290
12 volt 11,77 74,2 11,77 115,3 11,77 162 320

2. Tabel 2
Tegangan Arus yang melalui tahanan (mA) & tegangan pada tahanan (V)
Power 𝑅1 = 82Ω 𝑅2 = 82Ω 𝑅3 = 82Ω Arus Total
Supply V I V I V I (mA)
3 volt 2,72 19,4 2,72 19,4 2,72 19,4 56
4 volt 3,92 25 3,92 25 3,92 25 74
5 volt 4,86 31,3 4,86 31,3 4,86 31,3 93
7 volt 6,9 44,4 6,9 44,4 6,9 44,4 131
8 volt 7,9 51,5 7,9 51,5 7,9 51,5 151
9 volt 8,9 58,4 8,9 58,4 8,9 58,4 167,7

Page | 3
10 volt 9,9 66 9,9 66 9,9 66 189,5
11 volt 10,9 72,4 10,9 72,4 10,9 72,4 210
12 volt 11,9 79,7 11,9 79,7 11,9 79,7 230

3. Tabel 3:
Tegangan Arus yang melalui tahanan (mA) Arus total
Power Supply 𝑅1 = 680Ω 𝑅2 = 470Ω 𝑅3 = 390Ω (mA)
5 volt 10,25 14,5 17 42,2
10 volt 19,5 29 37,5 86
15 volt 26 40 47,5 113,5

4. Tabel 4:
Tegangan Arus yang melalui tahanan (mA) Arus total
Power Supply 𝑅1 = 220Ω 𝑅2 = 220Ω 𝑅3 = 220Ω (mA)
5 volt 25 25 25 76
10 volt 52,5 52,5 52,5 155,4
15 volt 77,5 77,5 77,5 220

6. Analisa

1. Pada Tabel 1,
 Tegangan jatuh pada tiap-tiap tahanan yang dipararelkan adalah sama nilainya
dengan tegangan sumber ;
VS = VR1 = VR2 = VR3
 Jumlah arus yang keluar pada percabangan ke masing - masing tahanan adalah
sama dengan jumlah arus masuk ke percabangan tersebut ;
IS = IR1 + IR2 + IR3
 Arus yang mengalir melalui tahanan yang dipararelkan dipengaruhi oleh resistansi
tahanan tersebut. Semakin besar resistansi dari sebuah tahanan maka semakin
sedikit arus yang mengalirinya.
2. Pada step 5, untuk tahanan 680Ω, 470Ω dan 390Ω yang dihubungkan pararel, hasil
pengukuran kami untuk tahanan totalnya adalah ±170Ω. Hal ini membuktikan bahwa
untuk hubungan pararel berlaku :
1 1 1 1
= + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅𝑇 𝑅1

3. Pada tabel 2, cara menghitungnya tegangan dan kuat harus hampir sama dengan tabel 1
akan tetapi ada sedikit perbedaan dimana masing – masing tahanannya adalah sama yaitu

Page | 4
150 Ω, sehingga kuat arus tiap masing – masing tahanan harus sama akan tetapi hasil
pengukuran data kami tidak sama yang disebabkan oleh toleransi alat dan bahan.
4. Kondisi diatas diperkuat oleh data pengukuran pada tabel 3 dan 4. Dari data tersebut kita
lihat kembali bahwa arus terbagi kepada tiap tiap tahanan yang dipararelkan. Pada tabel 3
dengan resistansi yang berbeda-beda, maka arus yang mengalir pada masing-masing
tahanan berbeda pula, dimana dalam hal ini arus berbanding terbalik dengan resistansi.
Pada tabel 4 kita lihat kembali dengan resistansi yang sama maka arus yang mengalir akan
sama juga nilainya.

7. Pertanyaan
1. Apakah nilai tahanan total dari rangkaian paralel berdasarkan teori sama dengan nilai
tahanan total rangkaian menurut pengukuran dengan memepergunakan multi tester?
Jelaskan pendapat saudara mengenai keadaan tersebut.
2. Bagaimana hubungan antara nilai tahanan total dengan nilai tahanan yang paling kecil
(bila nilai tahanan-tahanan yang paralel itu berbeda).
3. Berikan kesimpulan saudara mengenai rangkaian paralel minimal 4 keadaan.

Jawab:
1. Jumlah dari nilai tahanan pada rangkaian paralel di percobaan tersebut tidak sama
dengan nilai pada teorinya. Hal tersebut bisa dikarenakan terdapat rugi-rugi pada
kabel, kelas ketelitian alat ukur, cara melihatnya yang kurang tepat sehingga salah
perhitungan pada skalanya. Setiap alat ukur memiliki tingkat kesalahan yang dizinkan
dalam pengukurannya. Maka dari itu nilai hasil pengukuran menggunakan multi tester
tidak akan sama dengan nilai pada teorinya. Misal kita ambil contoh Pada step 5,
untuk tahanan 680Ω, 470Ω dan 390Ω yang dihubungkan pararel, nilai tahanan
totalnya secara teori adalah :
1 1 1 1
= + 470 + 390
𝑅𝑇 680

680.470.390
RT = 470.390+680.390+680.470

RT = 162,27Ω
Namun pada hasil pengukuran yang kami dapat adalah 170 Ω

Page | 5
2. Hubungan antara nilai tahanan total dengan nilai tahanan yang paling kecil bila nilai
tahanan-tahanan yang paralel itu berbeda adalah bila nilai tahanan yang paling kecil di
paralel kan dengan tahanan yang lebih besar darinya akan membuat nilai tahanan
totalnya menjadi semakin kecil bahkan lebih kecil dari tahanan-tahanan tersebut.
Contoh:
𝑅1 = 1 Ω
𝑅2 = 8 Ω
1×8 8
Maka 𝑅𝑇 = 1+8 = 9 = 0,888 Ω

3. Kesimpulan:
a) Pada rangkaian pararel, jumlah arus yang mengalir pada masing-masing tahanan
merupakan jumlah arus masuk yang dibagi-bagi pada rangkaian tersebut, sehingga
:
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 + ⋯ + 𝐼𝑅𝑛
b) Arus yang mengalir pada masing-masing tahanan berbanding terbalik dengan
resistansinya.
1
𝐼~ 𝑅

c) Tegangan sumber akan sama dengan tegangan yang jatuh pada tiap – tiap tahanan
𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 𝑉𝑅1 = 𝑉𝑅2 = 𝑉𝑅3 = ⋯ = 𝑉𝑅𝑛
d) Dari keadaan diatas dapat kita simpulkan bahwa rangkaian pararel merupakan
kebalikan dari rangkaian seri untuk kondisi arus dan tegangannya.

Medan, 10 Juni 2019

Arif Fadillah

Page | 6

Anda mungkin juga menyukai