hall
Lidya E. Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan.
Aspek ini meliputi 5 proses keperawatan yaitu:
1. Penilaian
Tahap pertama yaitu penilaian, meliputi tentang status kesehatan
individu atau pasien. Menurut teori Lidya E. Hall proses pengumpulan
data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien dibandingkan demi
kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah pada
peningkatan kesehatan individu.
2. Diagnosis / diagnosa
Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat
mengamati penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang
dideritanya. Sehingga proses penyembuhannya akan lebih mudah dan
lebih cepat.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah tahap yang ketiga, melibatkan prioritas utama
pada pasien. Peran perawat adalah membantu pasien menjadi sadar dan
mengerti akan pentingnya kesehatan bagi kehidupannya. Inti dari
perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih mengerti dengan
kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan pasien
untuk mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis.
4. Implementasi
Tahap keempat Implementasi, melibatkan institusi rencana kerja yang
nyata. Pada tahap ini merupakan tahap pemberian pelayanan yang nyata
antara perawat dengan pasien yang meliputi memandikan pasien,
membalut luka, makan, memberikan kebutuhan kenyamanan dan lain-lain.
Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk memahami dan
menerapkan rencana medis untuk kesembuhannya.
5. Evaluasi.
Tahap terakhir, Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan
kondisi kesehatan pada pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan untuk
melihat hasil dari perawatan, condong kepada berhasil atau tidaknya
pasien dalam mencapai suatu kesehatan atau
kesembuhan.(Andika,jovanly,christy)
1. TAHAP PENGKAJIAN
Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status
perkembangan, orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan
pengobatan, faktor sistem keluarga), Pola hidup, Faktor
lingkungan.Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan
masalah keperawatan berdasarkan self-care defisit, maka
perawat perlu melakukan pengkajian kepada klien melalui
observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien
yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total
Care.Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis.
Secara rinci pengembangan teori Orem mengenai kebutuhan
dasar adalah sebagai berikut:Pemenuhan kebutuhan
udara/oksigen.Pemeliharaan kebutuhan air/cairan.Pemeliharaan
kebutuhan makanan/nutrisi.Perawatan proses eliminasi dan
ekskresi.Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan
istirahat.Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi
sosial.Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan,
kesehatan, dan kesejahteraan.Peningkatan kesehatan dan
pengembangan potensi dalam hubungan sosial.
2. TAHAP DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang
dialami oleh klien. Mengacu pada diagnosa keperawatan yang
aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih lebih
berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat
dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar
yang dikembangkan Maslow.
3. TAHAP INTERVENSI
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self
care demand dan meningkatkan kemampuan self care.
Membuat nursing system yaitu Wholly compensatory,
Partly compensatory, atau supportive-educative.Membuat
metode yang sesuai untuk membantu klien.
4. TAHAP IMPLEMENTASI
Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung
pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan
keperawatan. Membimbing dan mengarahkan.Memberi
dukungan fisik dan psikologis. Memberikan dan
mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
individu. Pendidikan berespon terhadap permintaan, keinginan
dan kebutuhan klien akan kontak bantuan keperawatan.
Kalaborasi, pelimpahan wewenang. Melibatkan anggota
masyarakat dan lingkungan
5. TAHAP EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien
atas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan
apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau belum. Menilai
keefektifan tindakan perawatan dalam meningkatkan
kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan
menurunkan self care
deficitnya.(Regina,chendi,jovanly,sefania)
1. Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nighitngale lebih menitiberatkan
pada kondisi lingkungan(lingkungan fisik,psikhis,social)
2. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan
mental yang berkaitan pada kondisi klient yang berhubungan
dengan lingkungan keseluruhan.
3. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya
4. Diagnosa Keperawatan
Berbagai masalah klient yang berhungan dengan lingkungannya,
misalnya faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
efektivitas asuhan, penyesuaian terhadap lingkungan.
5. Implementasi
Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang
mempengaruhi kehidupan pertumbuhan fisik dan
perkembangan individu.
6. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap
kesehatan individu.(Andika,sefania,jovanly)
KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian
nyata terhadap proses perawatan tergantung pada pemahaman
seseorang, interpretasi, perpaduan, dan penggunaannya.
Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai
keperawatan tidak secara langsung sesuai dengan langkah –
langkah dalam proses perawatan, tetapi terdapat hubungan
antara kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat harus
memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut normal
dalam kesehatan dan adanya penyakit. Berdasarkan
pengetahuan ilmiah ini, perawat dapat mengambil kesimpulan
dari data-data yang ada. Henderson menyatakan, bahwa,
keperawatan dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh
usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional,dan
kapasitas fisik, serta intelektualnya. Semua ini akan
dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil perawatan yang
dibutuhkan oleh pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian
hasil analisa tersebut dipergunakan untuk menentukan diagnosa
keperawatan.Henderson tidak secara spesifik membahas
mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah
yang akan membuat diagnosa, dan perawat melakukan
tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut. Diagnosa
Keperawatan berhubungan dengan bagaimana mengidentifikasi
kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya dengan
atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan kemampuan,
keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada data-data yang
tersedia, dan analisa terhadap data tersebut, perawat dapat
mengidentifikasi secara actual berbagai masalah, seperti
pernafasan yang tidak normal. Sebagai tambahannya, juga
masalah-masalah potensial lainnya dapat teridentifikasi.
3. Perencanaan (intervensi) keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat
akan menyusun rencana perawatan. Berdasarkan rencana
perawatan ini, Henderson menyatakan: dengan rencana
perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan
lebih baik. Suatu rencana yang tertulis akan mendorong
munculnya ide-ide tentang kebutuhan individu, kecuali jika
terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh individu
tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya perencanaan dapat
dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Selanjutnya suatu
rencana perawatan membutuhkan modifikasi secara
berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan individu.
Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat
diikuti dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia
menekankan bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai
dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter.
Henderson menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai
jalan untuk membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan
individu. Perencanaan yang selalu diperbaharui harus
didasarkan pada kebutuhan individu tersebut, lebih dispesifikan,
dan dapat diimplementasikan, serta disesuaikan dengan adanya
terapi medis. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya
adalah hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu.
Walaupun Henderson tidak menggunakan istilah-istilah seperti
saat ini, tetapi intinya adalah sama.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang
dibuat. Bagi Henderson, implementasi keperawatan harus
tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan
kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai contoh:
dalam membantu individu terhadap kebutuhan istirahat dan
tidur, perawat akan mencoba untuk lebih mengetahui metoda-
metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat dan tidur
sebelum diberikan obat-obatan. Henderson juga menyatakan,
bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan
untuk mendukung rencana terapi medis, sehingga perawat perlu
melakukan tidakan-tindakan yang disarankan medis dalam
perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam
pembahasan Henderson adalah hubungan antara perawat dan
pasien . Perawat harus menjadi pihak luar yang memahami
kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi
pemenuhan ukuran tersebut . Henderson juga berbicara
mengenai kualitas dari keperawatan, perawat yang berkompeten
akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi
selama memberikan perawatan .
5. Evaluasi
Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat
didasarkan pada kecepatan atau derajatnya dalam mendorong
kegiatan pasien secara independent kembali seperti hari-hari
normal . Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi yang unik
dari perawat. Untuk tujuan evaluasi, perubahan pada level
fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan
diperhitungkan . Sebuah data perbandingan mengenai
kemampuan fungsional individu dilakukan sebelum dan
sesudah proses perawatan . Semua perubahan akan dicatat
untuk dievalusi.(jantika,andika,vinky)
1. observasi,
2. bantuan pertolongan dan
3. validas
(Vinky,jantika)