Anda di halaman 1dari 36

JENIS-JENIS PENYAKIT KANDUNGAN

OLEH :

NAMA : SITI FITRIA


JURUSAN : S1 KEPERAWATAN / SEMESTER V
DOSEN PEMBIMBING : RIA LUCY UTAMI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas yang diberikan dosen guna memenuhi nilai. Makalah ini tidak dapat terwujud
tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tentunya tidak
terlepas dari segala kekurangan maupun kelebihannya. Oleh karena itulah, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan
penyusunan makalah ini.

Pematangsiantar, 12 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Kandungan ....................................................................................... 3
2.2 Macam-Macam penyakit Kandungan ...................................................... 3
2.2.1 Radang Genetelia Eksterna .................................................................. 3
2.2.2 Radang Genetelia interna ..................................................................... 11
2.3 Pemeriksaan Gynecologi ................................................................................ 25

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 32
3.2 Saran ............................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Wanita adalah makhluk yang paling rawan terkena berbagai macam penyakit
terutama penyakit pada organ kandungan dan reproduksinya. Semakin banyaknya wanita
yang terkena penyakit atau masalah pada organ kandungan dan reproduksi yang
membuat kita lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan diri. Karena salah satu penyebab
penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan tersebut ialah karena infeksi jamur ataupun
virus.
Sebagian masyarakat moderen saat ini banyak yang sukan mengkonsumsi makanan
yang tinggi kadar lemaknya, dan kurang mengkonsumsi serat alami. Hal ini dapat
dibuktikan dengan marak dan larisnya berbagai restoran yang menyajikan hidangan fast
food ala luar negeri. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang diawetkan juga dapat
memicu kanker. Demikian juga kebiasaan minum alcohol dan merokok.
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tak asing lagi ditelinga
kita. Berbagai jenis kasus baru ditemukan khususnya di kalangan perempuan. WHO
melaporkan bahwa didunia ini setiap tahunnya ada 6,25 juta penderita kanker dan dalam
20 dekade terakhir ini ada 9 juta manusia mati karena kanker. Dan perlu diketahui bahwa
2/3 kejadian ini terjadi dinegara yang sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan 100
penderita kanker dari 100.000 penduduk. Memasuki era milenium, secara umum
prevalensi penyakit cenderung meningkat.
Ditambah lagi masalah-masalah dari penanggulangan kanker yang masih ada
seperti kebijaksanaan kanker secara nasional belum ada, koordinasi dalam
penaggulangan penyakit kanker masih kurang, sistem pencatatan atau registrasi belum
memadai, penderita sudah dalam keadaan stadium lanjut, jumlahnya pun juga sangat
tinggi, penyebaran dan jumlah fasilitas pelayanan belum memadai dan pengetahuan
faktor risiko dan cara hidup yang sehat belum diketahui secara merata.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai gejala
orang yang terkena kanker rahim, pengobatannya, dan pencegahannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari penyakit kandungan ??
2. Apa saja macam-macam penyakit kandungan??
3. Bagaimanakah pemeriksaan Gynecologi??
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penyakit kandungan
2. Untuk mengetahui macam-macam penyakit kandungan
3. Untuk mengetahui pemeriksaan Gynecologi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyakit Kandungan


2.1.1 Definisi Penyakit kandungan
Penyakit kandungan adalah penyakit yang menyerang Organ kandungan
yang disebabkan oleh infeksi jamur maupun virus.
2.2 Macam-macam Penyakit Kandungan
2.2.1 Radang Genetelia Eksterna
1. Bartolinitis
Pengertian
Glandula Bartholini adalah suatu kelenjar yang letaknya di seputar bibir
kemaluan (vulva) tepatnya di kiri dan kanan bawah dekat fossa navikulare.
Kelenjar Bartholini memiliki diameter lebih kurang 1 cm, terletak dibawah
otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5 – 2 cm yang
bermuara di vulva. Pada koitus, kelenjar bartholini mengeluarkan getah lendir.
Bartholinitis merupakan infeksi kelenjar Bartholini (nama diambil dari
seorang ahli anatomi belanda) yang letaknya bilateral pada bagian dasar labia
minor. Kelenjar ini bermuara pada posisi kira2 jam 4 dan jam 8. Ukurannya
sebesar kacang dan tidak melebihi 1 cm, dan pada pemeriksaan dalam keadaan
normal tidak teraba. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat
bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah.

Penyebab
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang
terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea,
dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat
diproduksinya cairan pelumas vagina.
Tanda dan Gejala
1) Pada Vulva terjadi perubahan warna, kulit, membengkak, timbunan nanah
dalam kelenjar, nyeri tekan
2) Kalenjar Bartolin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan
atau duduk, juga dapat disertai demam.
3) Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS dengan
keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami,
rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
4) Terdapat abses pada daerah kelamin
5) Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur
dengan darah. Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan
memeriksa hapusan urethra dan vulva dengan metode blue atau gram,
positif bila dijumpai banyak sel nanah dan diplokokkus intra maupun
ekstraseluler.
Pengobatan
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan:
1) Antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan,
selama sedikitnya 5-7 hari,
2) Asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1
untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut
mengempis,
3) Eritromisin 4 x 0,5 gram perhari selama 5-10 hari, suntikan 1.000.000 S
Depot penisilin sehari selama 6-7 hari, atau jika ada alergi terhadap
penisilin dapat diberi chlorampenicol 1 gr intravena (i.v.) atau
intramuskuler (i.m.).
4) Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan memeriksa hapusan
urethra dan vulva dengan metode blue atau gram, positif bila dijumpai
banyak sel nanah dan diplokokkus intra maupun ekstraseluler. Jika sudah
bernanah mencari jalan sendiri atau harus dikeluarkan dengan sayatan
karena jika tidak akan menjadi kista.
2. Vaginitis
Pengertian
Radang pada vagina yang disebabkan karena flora vagina telah terganggu
oleh adanya mikroorganisme pathogen atau perubahan lingkungan vagina yang
memungkinkan mikroorganisme pathogen berkembangbiak/berproliferasi.
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri
parasit dan jamur.

Beberapa keadaan yang dapat memudahkan infeksi:


1) Coitus terutama kalau smegma prepurtiium mengandung kuman-kuman
2) Tampon-tampon dalam vagina misalnya untuk menampung darah haid
3) Hygiene yang kurang
4) Atrofi efitel vagina pada masa senil (ketuaan) dimana epitel vagina kurang
mengandung glycogen dan menjadi tipis.
Penyebab
1) Pada anak-anak disebabkan gonorea dan corpus allinneum
2) Pada orang tua terjadi karena pertahanan terhadap infeksi pada vagina
menurun sehubungan dengan “aging process”
3) Vaginitis pada masa reproduksi sering terjadi pada martubasi, corpus
allineum (pressarium, obat atau alat kontrasepsi, kapas), dan rangsangan
termis.
Gejala
Gejala umum vaginitis adalah :
1) Pengeluaran keputihan berlebihan, dapat seperti nanah
2) Terasa panas dan gatal
3) Suhu badan dapat meningkat
4) Bagian luar terjadi pembengkakan
5) Pada vagina terdapat bintik merah, mudah berdarah
6) Terasa nyeri saat hubungan seks.
Pengobatan
Memberikan konseling kepada klien :
1) Informasikan tentang etiologi dan arah infeksi.
2) Hindari masukan alkohol selama perawatan dan selama 24 jam setelah
perawatan dilengkapi.
3) Jika sedang menyusui, hentikan selama perawatan dan selama setidaknya
24 jam setelahnya.
4) Jika meminum regimen multiple dosis, minum seluruh obat, walaupun
gejalanya mereda.
5) Gunakan hanya pakaian dalam dari katun untuk mengurangi gejala.
6) Hindari baju ketat : baju longgar akan meningkatkan sirkulasi udara untuk
meringankan gejala.
7) Jangan cebok dengan menggunakan produk hygiene kewanitaan.
8) Jangan melakukan hubungan seksual sampai anda dan patner anda
menjalani perawatan dan tanpa gejala.
9) Buat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Therapi :
1) Metronidazole 2 gr per oral dosis tunggal, atau 2 x 500 mg (Flagyl,
Protostat). Regimen yang direkomendasikan oleh CDC (Centers for Disease
Control dan Prevention) adalah 500 mg per oral untuk 7 hari.
Metronidazole dikontraindikasikan pada kehamilan trimester pertama dan
wanita melahirkan.
2) Clotrimazole (Gyne-Lotrimin) krim vaginal (aplikator intravaginal untuk 7
hari) dapat digunakan untuk meringankan gejala.
3) Patner seksual wanita tersebut harus secara simultan dirawat dengan
metronidazole.
3. Vulvovaginitis
Pengertian
Vulvovaginitis berasal dari kata :
- Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina.
- Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita).
- Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.

Penyebab
1) Infeksi
2) Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
3) Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil
dan pemakai antibiotik
4) Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
5) Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
6) Zat atau benda yang bersifat iritatif
7) Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
8) Sabun cuci dan pelembut pakaian
9) Deodoran
10) Zat di dalam air mandi
11) Pembilas vagina
12) Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap
keringat
13) Tinja
14) Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
15) Terapi penyinaran
Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah :
1) Keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika
jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan
nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan
cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa
seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan. Infeksi vagina karena
bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau
keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual
atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat
karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin
banyak yang tumbuh.
2) Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi. Infeksi jamur menyebabkan
gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina.
Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental
seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita
yang mengkonsumsi antibiotik. Infeksi karena Trichomonas
vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau
keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.Gatal-gatalnya
sangat hebat.
3) Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan
oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
4) Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah
melakukan hubungan seksual.
5) Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi
virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal
yang belum menyebar ke daerah lain). Luka terbuka yang menimbulkan
nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka
terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu
kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah
vulva.
Pengobatan
1) Jika cairan yang keluar dari vagina normal, pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan.
2) Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan
penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan :
a. Antibiotic
b. Anti-jamur
c. Anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. \
3) Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan
campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan
terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya
peradangan panggul.
4) Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra)
menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-
10 hari. Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam
propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi
pertumbuhan bakteri.
5) Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua
pasangan seksual diobati pada saat yang sama.
6) Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih
estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit
maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.

Pengobatan Umum Untuk Vaginitis & Vulvitis


Jenis infeksi Pengobatan
- Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau
terconazole (krim, tablet vagina atau
Jamur
supositoria)
- Fluconazole atau ketoconazole< (tablet)

- Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet


Bakteri vagina) atau metronidazole (tablet).
- Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan
suntikan ceftriaxon & tablet doxicyclin

Klamidia - Doxicyclin atau azithromycin (tablet)


Trikomonas - Metronidazole (tablet)
Virus papiloma - Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk
manusia (kutil infeksi yg berat digunakan larutan nitrogen atau
genitalis) fluorouracil (dioleskan ke kutil)
Virus herpes - Acyclovir (tablet atau salep)

7) Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam


yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara
tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun)
8) Menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin).
9) Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres
dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
10) Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa
dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral(tablet).
Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan
memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa
diberikan obat pereda nyeri.
Pencegahan
1) Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah
genital Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk
mencegah iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang
dengan deodoran atau antibakteri.
2) Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
3) Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari
penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.
4) Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain
dari mandi biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme
normal yang berada di vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko
infeksi vagina. Douche tidak menghilangkan sebuah infeksi vagina.
5) Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
6) Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya.
Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur.
Ragi tumbuh subur di lingkungan lembab.
2.2.2 Radang Genetalia Interna
1. Cervicitis
Pengertian
Cervicitis ialah radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Karena epitel
selaput lendir cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah
terkena infeksi dibandingkan dengan selaput lendir vagina (Sarwono,
2008). Pada seorang multipara dalam keadaan normal canalis cervikalis bebas
kuman, pada seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih
terbuka, batas atas dari daerah bebas kuman ostium uteri internum.
Walaupun begitu canalis cervicalis terlindung dari infeksi oleh adanya
lendir yang kental yang merupakan barier terhadap kuman-kuman yang ada
didalam vagina. Terjadinya cervisitis dipermudah oleh adanya robekan serviks,
terutama yang menimbulkan ectropion.(Sarwono, 2008)
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis.
karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel
selindris sehingga lebih mudah terinfeksi disbanding selaput lendir vagina. (
gynekologi . FK UNPAD, 1998 )Juga merupakan :
1) Infeksi non spesifik dari serviks
2) Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi
folikuler ( kistik )
3) Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior
Infeksi ini terjadi pada sebagian besar wanita yang telah melahirkan.
Terdapat perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejala infeksi ini adalah leukorea
yang kadang sedikit atau banyak, dapat terjadi perdarahan (saat hubungan seks).
Pengobatan terhadap infeksi ini dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari
persalinan atau sebelum hubungan seks dimulai. Pada mulut rahim luka lokal
disembuhkan dengan cairan albutil tingtura, cairan nitrasargenti tingtura,
dibakar dengan pisau listrik, termokauter, mendinginkannya (cryosurgery).
Penyembuhan servisitis menahun sangat penting karena dapat menghindari
keganasan dan merupakan pintu masuk infeksi ke alat kelamin bagian atas.

Penyebab
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis,
kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen
vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . Kuman-
kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan
inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan
ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi,
dan lain-lain.
Servicitis dapat disebabkan oleh salah satu dari sejumlah infeksi, yang
paling umum adalah :
1) Klamidia dan gonore, klamidia dengan akuntansi untuk sekitar 40%
kasus. Gonorroe, sediaan hapus dari fluor cerviks terutama purulen.
2) Trichomonas vaginalis dan herpes simpleks adalah penyebab yang kurang
umum dari cervicitis.
3) Peran Mycoplasma genitalium dan vaginosis bakteri dalam menyebabkan
servisitis masih dalam penyelidikan.
4) Sekunder terhadap kolpitis.
5) Tindakan intra dilatasi dll.
6) Alat-alat atau obat kontrasepsi.
7) Robekan serviks terutama yang menyebabkan ectroption/ extropin
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu:
1) Usia.
2) Jumlah perkawinan
3) Hygiene dan sirkumsisi
4) Status sosial ekonomi
5) Pola seksual
6) Terpajan virus terutama virus HIV
7) Merokok
Tanda dan Gejala
1) Keputihan hebat, biasanya kental dan biasanya berbau, sering menimbulkan
erosi pada portio yang tampak seperti daerah merah menyala.Pada
pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat keputihan yang kental
keluar dari kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion
(mukosa kanalis servikalis tampak dari luar), maka harus diingat
kemungkinan gonorroe.
2) Gejala-gejala non spesifik seperti nyeri punggung, dan gangguan kemih,
perdarahan saat melakukan hubungan seks.
3) Perdarahan
4) Cepat Lelah
5) Kehilangan berat badan
6) Anemia
Pencegahan
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program
skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah
mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melaluipap smear. Vaksin
HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan
sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang
dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja
putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.
Pengobatan
Luka yang terinfeksi seperti halnya luka bedah yang terinfeksi lainnya,
harus diatasi dengan pemasangan brainase. Salah satu terapi kombinasi
antibiotik berspektrum luas. Harus diberikan kepada keadaan ini. Rasa nyeri
diringankan dengan penggunaan preparat analgesik yng efektif dan bila terjadi
retensi urin, pemasangan indwelling catheter harus dilakukan.
2) Endometritis
Pengertian
Endometritis adalah keradangan pada dinding uterus yang umumnya
disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai
inflamasi dari endometrium. Derajat efeknya terhadap fertilitas bervariasi
dalam hal keparahan radang, waktu yang diperlukan untuk penyembuhan lesi
endometrium, dan tingkat perubahan permanen yang merusak fungsi dari
glandula endometrium dan/atau merubah lingkungan uterus dan/atau oviduk.
Organisme nonspesifik primer yang dikaitkan dengan patologi endometrial
adalah Corynebacterium pyogenes dan gram negatif anaerob.
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim).
Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi
tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.

Penyebab
Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio
plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa pathogen, radang terbatas pada
endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi
nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keeping-keping
nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah yang
sehat terdapat lapisan yang terdiri atas leukosit-leukosit. Pada infeksi yang
lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
Terjadinya infeksi endometrium pada saat:
a. Persalinan, dimana bekas implantasi plasenta masih terbuka, terutama pada
persalinan terlantar dan persalinan dengan tindakan.
b.Pada saat terjadi keguguran.
c. Saat pemasangan alat rahim (IUD) yang kurang legeartis.
Diduga uterus dan isinya steril selama kehamilan normal dan lebih dulu
melahirkan. Kemudian waktu kelahiran atau setelah itu lumen uterus
terkontaminasi mikroorganisme dari lingkungan, mikroorganisme, kulit dan
feses melalui relaksasi peritoneum, vulva dan dilatasi cervik.
Ada berbagai macam faktor predisposisi dari endometritis. Ada
sinergisme antara A. pyogenes, F. necrophorum, dan Prevotella
melaninogenicus, menyebabkan lebih beratnya kasus endometritis. Gangguan
mekanisme pertahanan uterus seperti involusi uterus atau fungsi neutrofil akan
menunda fungsi eliminasi kontaminasi bakteri. Distosia, kelahiran kembar atau
kematian janin dan inseminasi buatan meningkatkan kesempatan untuk
kontaminasi pada traktus genital. Retensi membrane fetus adalah faktor
predisposisi endometritis dan berhubungan dengan peningkatan endometritis
berat.
Gejala
1) Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
2) Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
3) Kemandulan
4) Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).
Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih
bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar,
perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah
ketika berkemih.
Pengobatan
Pilihan pengobatan untuk endometriosis:
1) Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat
pertumbuhan jaringan endometrium
2) Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
3) Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
4) Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba
falopii dan ovarium.
Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar
ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma).
Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul
secara tiba-tiba.Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali.

3) Myometritis
Pengertian
Miometritis / Metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi
uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian
ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari
endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.

Faktor Predisposisi
a. Infeksi abortus dan partus
b. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
c. Infeksi post curettage
Gejala – gejala
1) Demam
2) Keluar lochea berbau / purulent, keputihan yang berbau
3) Sakit pinggang
4) Nyeri abdomen
5) Nyeri saat berhubungan seksual
6) Nyeri di daerah pelvic
7) Nyeri di punggung kaki (betis)
8) Gangguan kesuburan
9) Gangguan buang air besar (sembelit atau kembung)
Penatalaksanaan
Terapi miometritis :
1) Antibiotika spektrum luas
a. Ampisilin 2 g iv / 6 jam
b. Gentamisin 5 mg kgbb
c. Metronidasol 500 mg iv / 8 jam
2) Profilaksi antitetanus
4) Parametritis
Pengertian
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig.latum.
Radang ini biasanya unilatelar. Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang
dapat terjadi beberapa jalan:
Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara
yaitu:
1) Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari
endometritis
2) Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar
ligamentum
3) Penenyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggal
terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke
semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut
sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.
Radang paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral akan
tetapi bisa juga ke depan dan ke belakang, radang bisa juga menjahi abses.
Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan
mencari jalan keluar yaitu di atas ligamentum pouparty, ke daerah ginjal,
melalui foramina obturatorium ke paha bagian dalam, dan sebagianya.
Parametritis dapat juga menahun dan di tempat radang terjadi fibrosis.
Kalau terjadi infeksi parametrium, maka timbulah pembengkakan
yang mula-mula lunak tetapi kemudian menjadi keras sekali. Infiltrasi ini
dapat terjadi hanya pada dasar lig. Latum tetapi dapat juga bersifat luas
misalnya dapat menempati seluruh parametrium sampai ke dinding panggul
dan dinding perut depan di atas lig. Inguinale.
Kalau filtrat menjalar ke belakang dapat menimbulkan pembengkakan
di belakang cervix. Eksudat ini lambat laun direasorpsi atau menjadi abses.
Abses dapat memecah di daerah lipat paha di atas lig. Inguinale atau ke
dalam cavum douglas. Parametritis biasanya unilateral dan karena biasanya
sebagai akibat luka cervix, lebih sering terdapat pada primipara daripada
multipara.

Penyebab
Parametritis dapat terjadi:
1) Dari endometritis dengan 3 cara :
a. Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis.
b. Lymphogen.
c. Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
2) Dari robekan serviks
3) Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
Tanda dan gejala
1) Suhu tinggi dengan demam tinggi
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam
nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di
kiri atau kanan ada nyeri sebelah atau kedua belah di perut bagian bawah,
sering memancar pada kaki.
Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala
parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba
tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan
erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-
tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu
yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik turun disertai dengan
menggigil.
2) Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
3) Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah
Penatalaksanaan
1) Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam
pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan
waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Terapi
pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum luas.
Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika
dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain.
Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk
mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik
sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan
hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita,
dan bila perlu transfusi darah dilakukan.
Jika keadaan sudah tenang dapat diberi terapi diatermi dalam
beberapa seri dan penderita dinasehatkan agar jangan melakukan pekerjaan
yang berat- berat. Dengan terapi ini biar pun sisa- sisa peradangan masih
ada, keluahan- keluhan penderita sering kali hilang atau sangat berkurang.
Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan
seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus
dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga
peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai. Jika
ditemukan abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor dan
drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke jaringan
tubuh yang lain. Kalau ada fluktasi perlu dilakukan insici. Tempat insici
ialah di atas lipat paha atau pada cavum douglas.
2) Penanganan
Beri antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan
metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap
6 jam. Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa
ke rumah sakit daerah.

5. Adnexitis
Pengertian
Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah
jaringan yang berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan ovarium.Istilah
lain dari adnexitis antara lain: pelvic inflammatory disease, salpingitis,
parametritis, salpingo-oophoritis.

Penyebab
Radang atau infeksi ini biasanya akibat infeksi yang menjalar ke atas dari
uterus, tetapi juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau
menjalar dari jaringan-jaringan di sekitarnya. Diantara sebab yang paling
banyak adalah infeksi gonorrhea(kencing nanah) dan Chlamidia, serta infeksi
setelah aborsi dan masa nifas. Selain itu juga sebagai akibat dari beberapa
tindakan, seperti kerokan, laparotomi, pemasangan IUD dan perluasan radang
dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri
masuk melalui vagina dan bergerak ke rahim lalu ke tuba falopii. 90-95% kasus
PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan terjadinya penyakit
menular seksual (misalnya klamidia, gonore, mikoplasma, stafilokokus,
streptokokus).
Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah
menopause maupun selama kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui
hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah
prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan,
keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).
Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah:
a. Aktinomikosis (infeksi bakteri)
b. Skistosomiasis (infeksi parasit)
c. Tuberkulosis.
d. Penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus.
Gejala
1) Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan dengan
haid(bukan pre menstrual syndrome)
2) Menorrhagia
3) Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
4) Nyeri saat berhubungan intim
5) Demam
6) Nyeri punggung
7) Keluhan saat buang air kecil
Pengobatan
Terapi :
Penyakit ini dapat diterapi dengan pemberian antibiotika. Tergantung
dari derajat penyakitnya, biasanya diberikan suntikan antibiotik kemudian
diikuti dengan pemberian obat oral selama 10-14 hari. Beberapa kasus
memerlukan operasi untuk menghilangkan organ sumber infeksi, ini dilakukan
jika terapi secara konvensional (pemberian antibiotik) tidak berhasil. Jika
terinfeksi penyakit ini melalui hubungan seksual, maka pasangannya juga harus
mendapat terapi pengobatan, sehingga tidak terinfeksi terus menerus.
Pembedahan perlu dilakuan jika :
a. Jika terjadi ruptur atau abses ovarium
b. Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatan
c. Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta dan
adneksitis akuta
6. Peritonitis
Pengertian
Peritonitis adalah peradangan dinding kavum abdomen atau peritoneum.

Penyebab
Secara umum peritonitis biasanya disebabkan oleh :
1) Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi.
Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus,
kandung empedu, appendiks, buli-buli dan pankreas. Sebenarnya
peritoneum sangat kebal terhadap infeksi, jika pemaparan tidak berlangsung
terus-menerus, tidak akan terjadi peritonitis dan peritoneum cenderung
mengalami penyembuhan jika diobati.
2) Luka tusuk karena bakteri dari pisau atau benda tajam yang masuk ke
rongga abdomen.
3) Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa terkumpul di perut
(asites) dan mengalami infeksi.
4) Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang ditempatkan
di dalam perut
5) Iritasi tanpa infeksi
Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau bubuk bedak pada
sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis tanpa
infeksi.
6) Infeksi dari rahim dan saluran telur yang mungkin disebabkan oleh
beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonorrhoe dan infeksi
chlamidia).
Tanda Dan Gejala Klinik
Gambaran klinis bervariasi sesuai dengan jenis dan luasnya agen penyebab,
kondisi umum penderita dan respon tubuh penderita terhadap inflamasi dan
infeksi.
1) Nyeri abdomen, nyeri abdominal akut merupakan gejala khas, nyeri ini
terjadi tiba-tiba, hebat, dapat terlokalisir ataupun difus
2) Muntah, pada awalnya merupakan refleks visceral. Muntah kemudian
menetap sebagai tanda peritonitis dan ileus.
3) Peningkatan denyut nadi, temperatur, dan frekuensi pernafasan.
4) Iritasi diafragma sehingga pernafasan menjadi cepat dan dangkal.
5) Nyeri tekan abdomen dan spasme otot. Nyeri lepas mungkin ditandai
dengan tidak adanya nyeri tekan.
6) Bising. usus menghilang dan ini merupakan tanda yang paling penting dari
peritonitis.
7) Distensi abdomen dalam berbagai tingkatan.
Pengobatan
Terapi:
Terapi pada peritonitis primer adalah dengan pemberian antibiotika bila
diagnosa telah ditegakkan. Sedangkan untuk peritonitis sekunder, terapi
bergantung pada penyakit dasarnya memerlukan tindakan bedah.
Langkah - langkah penatalaksanaan peritonitis :
1) Mengistirahatkan traktus gastrointestinal dengan puasa dan pemasangan
selang nasogastrik yang bertujuan untuk pengontrolan dekompresi terhadap
distensi usus akibat ileus paralitik.
2) Atasi syok dan koreksi cairan dan elektrolit.
Resusitasi hebat dengan larutan salin isotonik adalah penting. Pengembalian
volume intravaskular memperbaiki perfusi jaringan dan pengantaran
oksigen, nutrisi, dan mekanisme pertahanan. Defisit kalium bertanggung
jawab terhadap inhibisi ileus setelah peritonitis sembuh. Pengeluaran urin
dan tekanan pengisian jantung harus dipantau.
3) Antibiotika berspektrum luas diberikan secara empirik dan kemudian
diubah jenisnya setelah hasil pembiakan laboratorik keluar. Pilihan
antibiotika didasarkan pada organisme mana yang dicurigai menjadi
penyebab. Antibiotika ini merupakan tambahan bagi drainase bedah,
walaupun drainase sendiri tidak mutlak harus dilakukan. Harus tersedia
dosis yang cukup pada saat pembedahan karena bakteremia akan
berkembang selama operasi.
4) Oksigen dan dukungan ventilasi. Sepsis yang sedang berlangsung
membawa ke hipoksemia yang disebabkan oleh pintas dan splinting dinding
dada. Penghantaran oksigen yang cukup adalah penting.
5) Obat - obat yang menstimulasi aktivitas usus tidak boleh diberikan.
6) Penyakit yang berhubungan dan akibat umum peritonitis harus diobat
7) Pembedahan
8) Perawatan pasca bedah harus sangat seksama pada penderita yang
keadaannya gawat. Antibiotika harus diberikan dan bila perlu diganti. Ahli
bedah harus waspada terhadap pembentukan abses. Posisi setengah duduk
(semi - Fowler) dapat mengumpulkan pus yang terbentuk pada rongga
pelvik, tetapi kegunaan posisi ini tidak sebesar yang dibayangkan.

2.3 Pemeriksaan Gynecologi


1. Pengertian
Pemeriksaan gynekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara bimanual
untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ ginetalia,berkaitan dengan upaya
pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelaian pada bagian tersebut.Pemeriksaan ini
merupakan rangkaian dari suatu prosedur pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil
pemeriksaan ini merupakan temuan dari adanya gejala-gejala sistemik maupun lokal.
(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2006.Hal : 422)
2. Indikasi
1) Pemeriksaan bentuk,arah,besar,dan konsistensi uterus.
2) Pemeriksaan adneksa dan parametrium.
3) Pemeriksaan ballotement.
4) Konfirmasi kehamilan intra atau ekstrauterin.
5) Konfirmasi peradangan atau infeksi.
6) Pemeriksaan flour albus,perdarahan,tumor pelviks.
3. Prosedur Pemeriksaan Gynecologi
Langkah dan Kegiatan
1) Persetujuan pemeriksaan
a. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
b. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
c. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan
khawatir atau kurang menyenangkan,tetapi pemeriksa berusaha
menghindarkan hal tersebut
d. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan
e. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
2) Persiapan bahan dan peralatan
a. Pasien
- Kapas dan larutan antiseptik
- Cateter nelaton
- Spekulum cocor bebek (Grave’s speculum)
- Meja instrumen
- Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
- Lampu sorot
b. Pemeriksa
- Sarung tangan DTT
- Baju periksa (skort)
- Sabun dan air mengalir
- Handuk bersih dan kering
3) Mempersiapkan Pasien
a. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepaskan
pakaian dalam.
b. Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi.
c. Atur pasien pada posisi litotomi.
d. Hidupkan lampu sorot,arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa.
4) Memakai sarung tangan
a. Cuci tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih
b. Buka lipatan sarung tangan,ambil sarung tangan dengan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang sesuai dengan jari-
jari tangan kiri.Tarik pangkal /gelang sarung tangan untuk mengencangkannya.
c. Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri ( yang telah menggunakan
sarung tangan) dengan menyelipkan jari- jari tangan kiri di bawah lipatan
sarung tangan,kemudian tahan pangkal sarung tangan tersebut dengan ibu jari
tangan kiri di bawah lipatan sarung tangan,kemudian tahan pangkal sarung
tangan tersebut dengan ibu jari tangan kiri.
d. Pasang sarung tanung tangangan tersebut pada tangan ,sesuaikan dengan alur
masing-masing jari tangan,kemudian kencangkan dengan cara menarik
pangkal/gelang sarung tangan.
5) Pemeriksaan
a. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan,menghadap ke aspektus
genitalis.
b. Ambil kapas,basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah
vagina,vulva dan perineum.
c. Lakukan periksa pandang ( inspeksi )pada daerah vulva dan perineum.
d. Buka celah antara kedua labium mayus,perhatikan muara uretra dan introitus (
bila kandung kemih belum dikosongkan ,lakukan pemasangan kateter untuk
mengeluarkan air kemih ).
e. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri ( terutama di kelenjar bartolin
)dengan ibu jari dan ujung telunjuk ( perhatikan dan catat kelain-kelain yang
ditemukan).
f. Ambil spekulum dengan tangan kanan,masukkan ujung telunjuk kiri pada
introitus (agar terbuka),masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar
introitus(yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit)lalu dorong bila
kedalam lumen vagina.
g. Setelah masuk setengah panjang bilah,putar spekulum 90ohingga tangkainya
ke arah bawah.
h. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah
(hingga masing-masing bilah menyentuh dinding atas dan bawah vagina )
i. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
(perhatikan ukuran dan warna portio,dinding dan sekret vagina atau forniks)
j. Setelah periksa pandang selesai ,lepaskan pengungkit dan pengatur jarak
bilah,kemudian keluarkan spekulum.
k. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan.
l. Pemeriksa berdiri untuk melakukan tuse vaginal,bukan labium mayus kiri dan
kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri ,masukkan jari telunjuk dan
tengah tangan kanan ke dalam vagina (vaginal toucher)
m. Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimpisis ,tentukan
tinggi ungan fundus uteri.(apabila besar kandungan memungkinkan untuk
diraba dari luar).
- Tangan dalam memeriksa dinding vagina ,kemudian secara bimanual
tentukan besar uterus,konsisitensi dan arahnya.Periksa konsistensi serviks
dan keadaan parametrium.
- Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus(tentukan
apakah ada tanda hegar ,dengan mencoba untuk mempertemukan kedua
ujung jari tangan luar dan dalam.
m. Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimphisis,keluarkan jari tengah
dan telunjuk tangan kanan.
n. Angkat tangan kiri dan dinding perut ,usapkan larutan antiseptik pada bekas
sekret atau cairan didinding perut dan sekitar vulva /perineum.
o. Beri tahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk
mengambil ibu untuk mengambil tempat duduk.
6) Pencegahan infeksi
a. Kumpulkan semua peralatan yang telah dipergunakan kemudian masukkan
dalam wadh yang berisi larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
b. Masukkan sampai bahan sampai habis pakai pada tempat yang telah
disediakan.Seka bagian-bgian yang dicemari sekret atau cairan-cairan tubuh
dengan larutan klorin 0,5%.
c. Masukkan tangan ke dalam larutan clorin 0,5 %,bersihkan dari sekret /cairan
tubuh,kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam
larutan tersebut selama 10 menit.
d. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
e. Keringkan dengan handuk yang bersih.
7) Penjelajahan hasil pemeriksaan
a. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan
b. Jelaskan diagnosis dan rencana pengobatan
c. Pastikan pasien telah mengerti apa yang telah dijelaskan
d. Minta persetujuan tertulis (apabila akan dilakukan pemeriksan atau tindakan
lanjutan )
e. Persilahkan ibu ke ruang tunggu ( apabila pemeriksaan selesai )atau keruang
tindakan (untuk proses tindakan lanjutan)
4. Keluhan – Keluhan Yang Berhubungan Dengan Gynekologi
1) Perdarahan
Perdarahan yang sifatnya tidak normal sering dijumpai .Perlu ditanyakan
apakah perdarahanitu ada hubungannya dengan siklus haid atau tidak,banyak dan
lamanya perdarahan.Jadi,perlu diketahui apakah yang sedang dihadapi itu
menoregia,hipermenoria,polimenoria,ataukah hipomenorea,oligomenorea,ataukah
metroragia.
Perdarahan yang diikuti oleh haid yang terlambat biasanya disebabkan oleh
abortus,kehamilan mola,atau kehamilan ektopik.Walaupun demikian
,kemungkinan perdarahan karena polipus servivis uteri ,erosio persionis uteri dan
karsinoma servivis uteri tidak dapat disingkirkan begitu saja tanpa pemeriksaan
yang teliti.
Perdarahan sewaktu atau setelah koitus dapat merupakan gejala dini
karsinomi servivis uteri,walaupun hal itu dapat pula oleherosio porsionis uteri
atau vulnus traumatikum postkoitum.
Perdarahan dalam meanopause perlu mendapatkan perhtian khusus karena
gejala ini mempunyai arti klinikyang penting.Penderita harus diperiksa secara
sistematis dan lengkap untuk menyingkirkan kemungkinan tumor ganas,baikyang
berasal dari vagina,serviks uteri ,korpus uteri maupun yang berasal dari
ovarium.metrorargi merupakan gejala penting karsinoma servik dan karsinoma
korpus uteri.juga sarkoma uteri yang bertukak dapat menyebabkan
perdarahan.tumor ganas ovarium jarang disertai perdarahan,kecuali kadang-
kadang pada tumor granulosa dan tumor sel teka.
Selain oleh tumor ganas,perdarahan dalam menaupause dapat pula
disebabkan oleh kelainan lain,seperti karunkula uretralis,vaginitis atau
endometritis senilis,perlukaan vagina karena pemakaian pessarium terlampau
lama,polipus servis uteri atau erosis porsionis uteri.pemberian estrogen dalam
klimakterium dan menapouse dapat pula menyebabkan perdarahan
abnormal.apabila diduga hal ini yang terjadi,maka kemungkinan keganasan
senantiasa harus dipikirkan dan disingkirkan.
2) Flour Albus (Leukorea)
Flour albus (keputihan),walaupun tidak mengandung bahaya maut (kecuali
pada karsinoma servis uteri ),cukup mengganggu penderita,baik fisik maupun
mental.sifat dan banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk ke arah
etiologinya.perlu ditanyakan sudah berapa lama keluhan itu,terus-menerus atau
pada waktu tertentu saja ,banyaknya,warnanya,baunya disertai rasa gatal /nyeri
atau tidak.
Secara fisiologik keluarnya getah yang berlebihan dari vulva ( biasanya
lendir )dapat dijumpai pada 1.waktu ovulasi ; 2.waktu menjelang dan setelah haid
; 3. Rangsangan seksual;dan (4) dalam kehamilan.Akan tetapi,apabila wanita
merasa terganggu dirinya,berganti celana beberapa kali sehari,lebih-lebih apabila
keputihan itu disertai rasa gatal dan atau nyeri,maka pasti yang dihadapi itu suatu
keadaan patologik yang memerlukan pemeriksaan dan penanganan yang seksama.
Flour albus karena trikomoniasis dan kandidiasis hampir selalu disertai rasa
gatal.Demikian pula halnya dengan flour albus karena diabetes melitus,sedang
vaginitiis senilis disertai rasa nyeri.Adanya radang pelvis menahun dan infeksi
virus dapat menimbulkan keputihan pula.
3) Rasa nyeri
Rasa nyeri di perut,panggul,pinggang,atau alat kelamin luar dapat merupakan
gejala dari beberapa kelainan ginekologik.Dalam menilai gejala ini dapat di alami
kesulitan karena faktor subyektifitas memegang peranan penting.walaupun
biasanya hebatnya rasa nyeri sesuai dengan beratnya penderitaan,namun dokter
selalu harus waspada.Sukar kiranya untuk memastikan derajat nyeri itu,lebih-
lebih apabila si penderita mempunyai maksud atau kecenderungan untuk berpura-
pura (simulasi) dengan tujuan untuk menarik perhatian atau untuk menghindari
keadaan atau kewajiban yang tidak disenangi.
Dismenorea yang dapat dirasakan di perut bawah atau di pinggang,dapat
bersifat seperti mulas-mulas,seperti ngilu atau seperti ditusuk-tusuk.Mengenai
hebatnya rasa nyeri yang di derita, perlu ditanyakan apakah wanita dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari ataukah ia sampai harus berbaring dan minum
obat- obatan anti nyeri. Rasa nyeri itu bisa timbul menjelang haid, sewaktu dan
setelah haid,selama satu-dua hari, atau lebih lama. Endometriosis hampir selalu
disertai dismenorea.
Dispareunia rasa nyeri waktu bersenggama,dapat disebabkan oleh kelainan
organik atau oleh faktor psikologik.Karena itu,perlu dicari sebab-sebab
organik,seperti inroitus vagina atau vagina terlampau sempit ,peradangan atau
perlukaan dan kelainan yang letaknya lebih dalam,misalnya adneksitis
,parametritis,atau endometriosis di ligamentum sakrouterium dan kavum
dauglasi.Apabila semua kemungkinan itu dapat disingkirkan ,baru dapat
dipertimbangkan bahwa faktor psikologik mungkin pegang peranan ,dan
pemeriksaan dilengkapi dengan pendekatan psikonalitik,jikalau perlu oleh
seorang psikolog atau psikoater.
Nyeri perut sering menyertai kelinan ginekologi,yang dapat disebabkan oleh
kelainan letak uterus,neoplasma,dan terutama peradangan ,baik yang mendadak
maupun yang menahun .Perlu ditanyakan lamanya ,terus-menerus atau
berkala,sifatnya ( seperti ditusuk – tusuk,seperti mulas,ngilu),hebatnya dan
lokalisasinya.
Kadang – kadang penderita dapat menunjuk secara tepat dengan jari tempat
yang dirasa nyeri .Perasaan nyeri hebat diderita pada ruptur tuba salpingo-
ooforitis akuta,dan putaran tangkai pada kistoma ovarii dan mioma
subserosum.Pada abortus tuba biasanya nyeri dirasakan seperti mulas-mulas dan
berkala.Mioma uteri tanpa putaran tangkai dapat disertai rasa nyeri apabila terjadi
degenerasi dan infeksi.Penjalaran rasa nyeri ke bahu sering dijumpai pada
kehamilan ektopik yang tergannggu.
Nyeri pinggang bagian bawah diderita oleh wanita yang pernah mengalami
parametritis sebelumnya dengan akibat fibrosis di ligamentum kardinale dan
ligamentum sakrouterinum .Lebih sering nyeri pinggang disebabkanoleh
sebablain,biasanyaoleh kelainan yang sifatnya ortopedik ,terutama apabila
nyerinya dirasakan agak tinggi di atas vertebra sakralis pertama,misalnya pada
hernianukleopulposus.Persalinan dengan forcep dalam letak litotomia dan
persalinan lama dalam kala dua sering mengakibatkan nyeri pinggang yang
disebabkan keletihan otot-otot iliosakral dan lumbosakral.
4) Pembengkakan atau benjolan
a. Pemeriksaan Payudara
Riwayat penyakit yang diambil secara sistematis dan teliti sebenarnya sudah
separuh dari diagnosis.Biasanya pasien wanita datang pada dokter karena
pada waktu mandi merasa di kelenjar payudaranya ada suatu benjolan .Nyeri
adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sewaktu haid dan dirasakan pada
kedua payudara.Tumor-tumor jinak,seperti kista retensi atau tumor jinak lain
,hampir tidak menimbulkan nyeri .Malahan kanker payudara dalam taraf
permulaan pun tidak menimbulkan rasa nyeri.Nyeri baru terasa kalau
infiltrasi ke sekitar sudah mulai.
b. Pemeriksaan Perut
Pembesarn perut sangat penting pada setiap penderita ginekologi,tidak boleh
diabaikan dan harus lengkap ,apapun keluhan penderita .Perlu diperhatikan
bentuk ,pembesaran/cekungan, pergerakan, pernapasan,kondisi kulit
(tebal,mengtiae,pigmentasi,kilat,kriput,gambar vena), parut, operasi,dan lain
sebagainya.Masing-masing kelainan tersebut di atas memberi petunjuk ke
arah mana pikiran kita harus ditujukan .
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wanita adalah makhluk yang paling rawan terkena berbagai macam penyakit terutama
penyakit pada organ kandungan dan reproduksinya. Semakin banyaknya wanita yang terkena
penyakit atau masalah pada organ kandungan dan reproduksi yang membuat kita lebih
berhati-hati dan menjaga kebersihan diri. Karena salah satu penyebab penyakit-penyakit atau
kelainan-kelainan tersebut ialah karena infeksi jamur ataupun virus.
Sebagian masyarakat moderen saat ini banyak yang suka mengkonsumsi makanan yang
tinggi kadar lemaknya, dan kurang mengkonsumsi serat alami. Hal ini dapat dibuktikan
dengan marak dan larisnya berbagai restoran yang menyajikan hidangan fast food ala luar
negeri. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang diawetkan juga dapat memicu kanker.
Demikian juga kebiasaan minum alcohol dan merokok.
3.2 Saran
Sebaiknya para wanita memulai kebiasaan hidup sehat dimulai sejak dini,dengan
menjaga kebersihan diri dan menjalankan pola hidup sehat maka setidaknya dapat
mengurangi resiko berkembangnya suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono dan Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 2008. Ginekologi. Bandung :
Elstar-offset.

http://medicastore.com/penyakit/95/Vaginitis_&_Vulvitis.html

http://www.f-buzz.com/2008/07/10/vaginitis-vulvitis/

http://www.kesrepro.info/?q=node/315

Anda mungkin juga menyukai