Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

IKATAN KIMIA

“Mekanika Gelombang dan Atom”

Disusun Oleh : Kelompok 1

- Anjeli Robot (185010)

- Julieta Soputan (18501019)

- Virginia Katupayan (185010)

- Novi Due (185010)

- Esri Gomes (185010)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Mekanika Gelombang

dan Atom” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami

sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai Ikatan Kimia.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya

kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat

tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Tondano, 8 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………...... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………..……………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….... 2

1.3 Tujuan Penulisan …….……..…………………………………......… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Schrodinger dan Atom Hidrogen.………………………. 3


2.2 Atom Berelektron Banyak ………………….………………………. 6
2.3 Atom dan Ion Dari Deret Transisi Pertama ….……………………… 11
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Mekanika Geoombang …………… 13
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………….....…………….... 15

3.2 Saran ………………………………………................……….……... 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gelombang zat, atau gelombang pengarah (pemandu) telah menjadi bagian
khasanah ilmu Fisika pada tahun 1925 dengan ditandai oleh munculnya hipotesa
de-Broglie. Hipotesa tentang gelombang pengarah sangat diilhami oleh studi
mengenai gerak elektron dalam atom Bohr. Gelombang zat yang senantiasa
menyertai gerak suatu zarah melengkapkan pandangan tentang dualisme zarah
gelombang. Dengan demikian perbedaan antara cahaya dan zarah, atau lebih
tegasnya antara gelombang dan zarah menjadi hilang. Gelombang cahaya dapat
berperilaku sebagai zarah, sebaliknya zarah dapat berperilaku sebagai gelombang.
Pandangan semacam itu sangat berbeda dengan persepsi manusia tentang gejal-
gajal fisik konkret yang dialami nya sehari-hari.
Sejak abad ke-20 teori-teori klasik mulai dipertanyakan kesahihannya untuk
dipergunakan di tingkat atom yang sub-atom. Satu tahun setelah postulat de-Broglie
disebarluaskan seorang ahli fisika dari Austria, Erwin Schrodinger berhasil
merumuskan suatu persamaan diferensial umum untuk gelombang de-Broglie dan
dapat ditunjukkan pula kesahihannya untuk berbagai gerak elektron. Persamaan
diferensial ini yang selanjutnya dikenal sebagai persamaan gelombang Schrodinger
sebagai pembuka jalan ke arah perumusan suatu teori mekanika kuantum yang
komprehensip dan lebih formalistik.
Pada tahun 1927, satu tahun setelah Schrodinger merumuskan persamaan
gelombangnya, Heisenberg merumuskan suatu prinsip yang bersifat sangat
fundamental. Prinsip ini dirumuskan pada waktu orang sedang sibuk mempelajari
persamaan Schrodinger dan berusaha keras untuk dapat memahami maknanya.
Pada tahun 1926, Heisenberg juga muncul dengan suatu cara baru untuk
menerangkan garis-garis spektrum yang dipancarkan oleh sistem atom.
Pendekatannya sangat lain, karena yang digunakannya adalah matriks. Hasil yang
diperoleh dengan cara ini sama dengan apa yang diperoleh melalui persamaan
Schrodinger. Mekanika kuantumnya Heisenberg dikenal sebagai mekanika matriks.

1
Secara kronologis prinsip Heisenberg muncul sesudah dirumuskannya persamaan
Schrodinger. Tetapi sebagai suatu prinsip teoritik hal itu merupakan suatu hal yang
fundamental, dan dapat disejajarkan dengan teori kuantum Einstein, postulat de-
Broglie, dan postulat Bohr. Oleh karenanya dalam pembahasannya prinsip
Heisenberg ditampilkan lebih dahulu dari persamaan Schrodinger. Teori Planck
tentang radiasi thermal, teori einstein tentang foton, teori Bohr tentang atom
Hidrogen, dan postulat de-Broglie tentang gelombang zat, serta prinsip Heisenberg
dikenal sebagai teori kuantum lama. Dalam teori kuantum lama terkandung hampir
semua landasan bagi suatu teori yang dapat menguraikan perilaku sistem-sistem
fisika pada tingkat atom dan sub-atom.
Meskipun dapat menjelaskan dengan tepat tentang spektrum atom hidrogen,
tetapi teori atom bhor tidak dapat menjelaskan spektrum atom berelektron banyak.
Meskipun demikian, teori atom Bhor merupakan tonggak perkembangan teori
mekanika gelombang dan mekanika kuantum. Perkembangan teori gelombang
berkembang sangat cepat setelah muncul teori kuanta planck, efek foto listrik
einstein, dan teori gelombang partikel louis de brouglie. Sedangkan teori kuantum
berkembang sangat pesat setelah muncul teori (persamaan) gelombang schrodinger.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Persamaan Schrodinger ?
2. Apa-apa saja bilangan-bilangan atom yang berelektron banyak ?
3. Apa saja azas atau aturan yang ada di dalam konfigurasi elektron?
4. Bagaimana cara mendiskripsikan pengertian dari unsur-unsur transisi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian persamaan Schrodinger
2. Untuk mengetahui bilangan-bilangan atom yang berelektron banyak
3. Untuk mengetahui azas atau aturan yang ada di dalam konfigurasi elektron
4. Untuk mendiskripsikan pengertian dari unsur-unsur transisi
BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Schrodinger dan Atom Hidrogen


Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger
(1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip
ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum
suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan
elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin
Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan
fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya
elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger :

x,y dan = Posisi dalam tiga dimensi


z = Fungsi gelombang
Y = massa
m = h/2p dimana h = konstanta plank dan p
ђ = 3,14
E = Energi total
V = Energi potensial
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada
gambar berikut ini.

3
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron.
Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat
energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit
bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit
dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi
posisi orbitalnya belum tentu sama
Ukuran dan bentuk awan orbital bergantung pada fungsi ψ yang sedang
dibahas. Sebagai akibat dari penyelesaian persamaaan Schrodinger, setiap orbital ψ
berhubungan dengan tiga ciri bilangan kuantum yang saling berkaitan yaitu n, l, dan
m. Bilangan kuantum utama n menentukan ukuran awan orbital dan juga mengatur
tingkat energi terizinkan dalam atom, n dapat dianggap bilangan 1, 2, 3,
4,...(bilangan bulat apa saja kecuali nol).
Bilangan kuantum azimut l menentukan bentuk awan orbital dan untuk
setiap nilai n dapat dianggap nilai 0, 1, 2, 3, -, n-1, dengan kata lain, semua nilai
bulat dari nol sampai maksimum n-1. Misalnya jika n=4, nilai l yang dikaitkan
dengan n ini ialah 0, 1, 2, dan 3. Nilai l yang berbeda diartikan dengan momen
sudut elektron yang berbeda jika elektron bergerak mengelilingi inti.
Bilangan kuantum ml, berkaitan dengan arah awan orbital dalam ruang.
Untuk nilai l tertentu, ml dapat berkisar dari –l sampai +l dalam lompatan bilangan
bulat. Misalnya, untuk l= 2, ml dapat -2, -1, 0, +1, +2. Ini berarti bahwa untuk setiap
l dapat diberikan 2l +1 nilai m1 yang berbeda, atau 2l + 1 awan orbital yang saling
berbeda arahnya dalam ruang.
Semua orbital l = 0 disebut orbital s dan semua dihubungkan dengan gambar
awan bulat. Inti atom berada pada pusat sistem koordinat. Karena mekanika
gelombang menyatakan bahwa ada probabilitas (sekalipun sangat kecil) untuk
menemukan elektron pada jarak beberapa kolimeter dari inti, gambar tepi awan
seharusnya kabur atau tidak jelas.

4
Jika l=1, orbitalnya disebut orbital p. Karena untuk l = 1, ml = 0, 1, -1
dengan kata lain ada tiga jenis orbital p untuk setiap n yang arahnya semua berbeda.
Bertepinya serupa cuping dan tidak seperti orbital s yang bulat dan simetri, orbital
p memiliki arah. Ketiganya dinamai px, py, pz, karena cuping dengan probabilitas
maksimumya terletak masing-masing pada sumbu x, y, z. Elektron pada orbital p
dapat dijumpai pada salah satu cuping dengan probabilitas yang sama. Kedua
cuping menunjukkan satu orbital p.

Jika l =2, orbital disebut orbital d. Untuk n tertentu, ada lima nilai ml yang
berbeda, dengan demikian ada lima orbital d yang berbeda.

5
Orbital dz2 memiliki bentuk sedikit berbeda dengan empat lainnya, yaitu orbital ini
lebih berpusat disekeliling sumbu z, bagian terbesar dari isinya sedikit menyerupai
orbital p dengan awan berbentuk kue cincin yang mengelilingi bagian tengahnya.
Sedangkan empat orbital d berbentuk daun semanggi yang masing-masing dengan
empat cuping.

2.2 Atom Berlektron Banyak


Teori atom Bohr yang merupakan pengembangan dari teori atom Rutherford
telah dapat menjelaskan secara meyakinkan tentang spktrum hidrogen. Telah anda
ketahui bahwa atom hidrogen hanya mempunyai satu elektron. dalam keadaan dasar
(pada kulit atom pertama, n=1), elektron mempunyai energi dasar sebesar – 13,6
eV. Tanda negatif menunjukkan bahwa elektron terikat oleh inti. Apabila tidak
berada pada keadaan dasar (pada n=2,3,4,…), elektron berada dalam keadaan
eksitasi. Artinya, elektron cenderung melepaskan energi dalam bentuk cahaya atau
foton untuk kembali ke keadaan stabil, yaitu keadaan dasar.

Meskipun dapat menjelaskan dengan tepat tentang spektrum atom hidrogen,


tetapi teori atom bhor tidak dapat menjelaskan spektrum atom berelektron banyak.
Meskipun demikian, teori atom Bhor merupakan tonggak perkembangan teori

6
mekanika gelombang dan mekanika kuantum. Perkembangan teori gelombang
berkembang sangat cepat setelah muncul teori kuanta planck, efek foto listrik
einstein, dan teori gelombang partikel louis de brouglie. Sedangkan teori kuantum
berkembang sangat pesat setelah muncul teori (persamaan) gelombang schrodinger.

2.2.1 Bilangan kuantum

Menurut model Bohr untuk atom hidrogen, lintasan elektron dalam atom
hidrogen berbentuk lingkaran. Dengan model ini kita telah menurunkan
rumus tingkat-tingkat energy electron atom hydrogen yang dinyatakan dalam
bilangan kuantum n. Aggapan bahwa lintasan elektron berbentuk lingkaran
terlalu sederhana. Gerakan elektron mengelilingi atom dipengaruhi oleh gaya
yang merupakan fungsi 1/. Telah dipelajari hokum Keppler bahwa gaya jenis
ini akan memberikan lintasan elips. Itulah sebab nya lasan elektron lebih
tepat mengatakan bahwa lintasan elektron berupa elips bukan lingkaran.

Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom secara


teoretis dilakukandengan menggunakan bilangan kuantum. Ada empat
bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantumutama bilangan kuantum azimut
(l), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantumspin ( s). Bilangan
kuantum utama, azimut, dan magnetik menyatakan posisi suatu elektron
dalamatom, sedangkan bilangan kuantum spin menyatakan arah putaran
elektron.

7
3. bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik menyatakan di


orbital manaelektron berada. Nilai bilangan
kuantum magnetik (m) tergantung pada harga
bilangan kuantum azimut (l ), yaitu dari
–l sampai dengan +l . Orbital biasanya
digambarkandalam bentuk segi empat.

2.2.2 Konfigurasi elektron


Konfigurasi elektrn adalah menunjukkan letak elektron di dalam suatu atom.
Aturan penentuan Konfigurasi Elektron digunakan :

8
a. Diurutkan berdasarkan Tingkat Energi nya menurut aturan Aufbau :

Elektron akan menempati posisi di dalam


kulit / sub kulit dari tingkat energi yang
paling rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi.

b. Menggunakan Azas Larangan Pauli :


Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900-1958) mengemukakan bahwa
tidak ada dua elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat
bilangan kuantum yang sama. Orbital yang sama akan mempunyai bilangan
kuantum n, l, m yang sama. Dengan demikian, yang dapat membedakan
hanya bilangan kuantum spin (s). Setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron
dengan spin (arah putar) yang berlawanan.
Dengan adanya larangan Pauli ini, maka elektron yang dapat
menempati suatu subkulit terbatas hanya dua kali dari jumlah orbitalnya.
Jumlah maksimum elektron adalah sebagai berikut :

c. Menggunakan aturan Hund


Elektron akan mengisi orbital dengan arah tegak sampai seluruh orbital
terisi penuh baru arah ke bawah mengisi dari awal ( tingkat energi yang
paling rendah ).

9
d. Menggunakan Aturan Penuh – Setengah Penuh :

Orbital setengah penuh dapat terjadi karena setiap unsur memiliki


kecenderungan untuk stabil. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sifat
unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu atom unsur terisi elektron tepat
½ penuh atau tepat penuh, terutama orbital-orbital d dan f (5 elektron atau
10 elektron untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14 elektron untuk
orbital-orbital f). Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan
konfigurasi elektron dalam pengisian elektron. Penyimpangan pengisian
elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f.
Apabila elektron pada orbital d dan f kurang 1 elektron dari setengah
penuh/penuh, maka untuk menggenapinya, diambil 1 elektron dari orbital s
yang terdekat. Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4,
d8 atau d9 tersebut, maka satu atau semua elektron pada orbital s (yang
berada pada tingkat energi yang lebih rendah dari d) pindah ke orbital
subkulit d. Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan
ini menyatakan bahwa : “suatu elektron mempunyai kecenderungan untuk
berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang lebih
stabil. Untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku
aturan penuh/ setengah penuh.”
Pada orbital f , seperti penyimpangan konfigurasi dalam orbital d, juga
mengalami penyimpangan. Penyimpangan dalam pengisian elektron dalam
orbital ini disebabkan oleh tingkat energi orbital saling berdekatan hampir
sama. Penyimpangan ini berupa berpindahnya satu atau dua elektron dari
orbital f ke orbital d.

10
Aturan orbital setengah penuh ini berlaku pada golongan I B dan VI B.

Contoh:

24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p66 4s1 3d5

29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

2.3 Atom dan Ion dari Deret Transisi Pertama


Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d
atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas
56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri
dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai
Au, dan blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari
Ac sampai Lr. Kimia unsur blok d dan blok f sangat berbeda.
Perhatikan gambar dibawah ini, gambar tersebut merupakan energi orbital
untuk atom di dekat deret transisi pertama.

11
Dalam daerah A, yaitu daerah yang meliputi unsur H sampai Ar, konfigurasi
tahanan dasar atom tidak mencakup elektron 3 d atau 4 s, jadi garis dalam gambar
tersebut menyatakan energi elektron yang tereksitasi pada teras jika kita beranjak
dari H ke Ar. Secara serentak kita meningkatkan muatan inti dan menambah
elektron ke daam teras. Elektron 4s, yang menusuk, mengalami peningkatan muatan
ini dan menjadi terikat lebih erat, dan energi tingkat 4s melosot. Elektron 3d yang
hanya sedikit menusuk, mengalami perubahan kecil dalam muatan inti sewaktu
teras membesar, energi atau kemantapannya tetap.
Sedangkan argon berada didaerah B, yang elektron 4s-nya ditambahkan dari
luar bersamaan dengan bertambahnya muatan inti. Elektron 4s tersebut mempunyai
rapatan tinggi di dalam ruang yang sama dengan elektron 3d. Jadi, karena tidak lagi
berada di antara elektron 3d dan inti, elekron 4s tambahan tidak memerisai elektron
3d dari bertambahnya muatan inti, dan tingkat 3d sekarang mulai merosot energinya
sebab tarikan ini bertambah besar. Penurunan ini menjadi cepat dengan
bertambahnya elektron pada tingkat d sehingga akhirnya 3d mempunyai energi
yang lebih rendah dibanding 4s.
Titik silang menandai dimulainya daerah C. Secara percobaan tampaknya
persilangan terjadi sesudah atom nikel [(teras Ar) 4s2 3d8], dengan demikian untuk
atom selanjutnya, Cu, 3d jauh lebih rendah energinya dibandingkan 4s, dan 11
elektron di luar kulit Ar mengambil konfigurasi elektron 3d10 4s1.
Perkecualian yang nyata masih ada pada Cr (4s1 3d5), karena dalam daerah B, 4s
lebih rendah dibandingkan 3d. Tetapi untuk Cr, tingkat 3d dan 4s cukup berdejatan
sehingga atran Hund berlaku, dan enam elektron nyata memiliki orbital 4s (satu
elektron) dan 3d (lima elektron) dengn spin yang tidak berpasangan. Elektron tidak
merupakan pasangan dalam konfigurasi 4s2 3d4. Konfigurasi tahanan dasar semua
atom dari argon sampai zink disajikan pada table berikut :

Unsu Nomor Atom Konfiguasi Elektron Konfigurasi


r Elektron

Ar 18 1s2 2p2 2p6 3s2 3p6


K 19 (Ar) 4s1 K+ (Ar)18

12
Ca 20 (Ar) 4s2 Ca2+ (Ar)18
Sc 21 (Ar) 4s2 3d1 Sc2+ (Ar) 3d1
Ti 22 (Ar) 4s2 3d2 Ti2+ (Ar) 3d2
V 23 (Ar) 4s2 3d3 V2+ (Ar) 3d3
Cr 24 (Ar) 4s1 3d5 Cr2+ (Ar) 3d4
Mn 25 (Ar) 4s2 3d5 Mn2+ (Ar) 3d5
Fe 26 (Ar) 4s2 3d6 Fe2+ (Ar) 3d6
Co 27 (Ar) 4s2 3d7 Co2+ (Ar) 3d7
Ni 28 (Ar) 4s2 3d8 Ni2+ (Ar) 3d8
Cu 29 (Ar) 3d10 4s1 Cu2+ (Ar) 3d9
Zn 30 (Ar) 4d10 4s2 Zn2+ (Ar) 3d10

Untuk tahanan dasar ion dari semua unsur tersebut tidak ditemui
ketidaksinambungan dalam pengisian tingkat d. Secara normal, atom kehilangan
paling sedikit 2 elektron dalam proses pengionan, dan konfigurasi ion
mencerminkan pengisian berangsur-angsur orbital d. Untuk semua ion tersebut,
elektron 4s yang hilang, bukan elektron 3d, terutama karena untuk kebanyakan
atom netral elektron 4s lebih rendah energinya dan lebih mantap dibandingkan 3d.
Akan tetapi hasil percoban demikian tegas dan menyatakan bahwa di dalam ion
tingkat 3d harus merosot lebih dulu dibandingkan kemerosotannya dalam atom
netral.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Mekanika Gelombang


Teori Atom Mekanika Gelombang selain mempunyai kelebihan juga mempunyai
kekurangan. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan teori atom mekanika
gelombang dijelaskan seperti berikut ini:

Kelebihan Teori Atom Mekanika Gelombang

1. Dapat menerangkan posisi kebolehjadian ditemukannya elektron.

2. Dapat menerangkan posisi elektron saat mengorbit.

3. Dapat mengukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya.

13
4. Mengidentifikasi proton dan netron pada inti sedangakan elektron pada
orbitalya.

Kekurangan Teori Atom Mekanika Gelombang

1. Rumusan persamaan gelombang hanya bisa diterapkan secara eksak untuk


partikel dalam kotak atom dengan elektron tunggal

2. Model atom mekanika atom sulit diterapkan untuk sistem makroskopis (skala
besar) dengan kumpulan atom contohnya pada hewan, tumbuhan dan manusia.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari isi makalah ini, yaitu :
1. persamaan gelombang pada atom hydrogen, dapat dicari dengan menggunakan
persamaan scrodinger tiga dimensi. Persamaan ini meninjau pada bilangan
kuantum utama,bilangan kuantum azimuth dan bilangan kuantum
magnetiknya. Berikut adalah persamaan gelombang pada atom hydrogen
sampai pada 3 bilangan kuantum utama : Untuk n= 1, l=0, m=0.
2. Bilangan-bilangan atom berelektron banyak terdiri dari:
a. Bilangan kuantum utama
b. Bilangan kuantum azimut
c. Bilangan kuantum magnetik
d. Bilangan kuatum spin
3. Azas/aturann yang terdapat pada konfigurasi elektron adalah :
a. Aturan Aufbau
b. Azas Larangan Pauli
c. Aturan Hund
d. Aturan Penuh-Setengah Penuh

4. Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d


atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri
atas 56 dari 103 unsur. Logam-logam transisi diklasifikasikan dalam blok d,
yang terdiri dari unsur-unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan
5d dari Hf sampai Au, dan blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La
sampai Lu dan aktinoid dari Ac sampai Lr. Kimia unsur blok d dan blok
f sangat berbeda.

15
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini semoga pembaca dapat memahami isi dari
makalah ini dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta penulis
memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan, semoga makalah ini dapat disempurnakan untuk waktu yang akan datang
agar tersusun menjadi makalah yang lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Companion, Audrey L.1991. IKATAN KIMIA Edisi Kedua. Bandung : ITB


Bandung.

“Persamaan Scrodinger Pada Atom Hidrogen” http://noercollest.


blogspot.com/2010/10/persamaan-scrodinger-pada-atom-hidrogen.html.
(diunduh pada tanggal 27 september 2014).

Perkembangan Teori Atom. http://id.scribd.com/doc/208706345/10-


Perkembangan-Teori-Atom. (diakses pada tanggal 27 September 2014).

Teori Atom dan Bilangan Kuantum. http://id.scribd.com/doc/78746684/Teori-


Atom-Dan-Bilangan-Kuantum. (diakses pada tanggal 27 Sepetember 2014).

Atom Berelektron Banyak. http://puji91rzf.wordpress.com/2012/01/24/atom-


berelektron-banyak. (diakses pada tanggal 25 September 2014).

Mekanika Gelombang. https://sekitarkita0.blogspot.com/2018/09/materi-teori-


atom-m& ekanika-gelombang-terlengkap.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai