IKATAN KIMIA
JURUSAN KIMIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
dan Atom” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Secara kronologis prinsip Heisenberg muncul sesudah dirumuskannya persamaan
Schrodinger. Tetapi sebagai suatu prinsip teoritik hal itu merupakan suatu hal yang
fundamental, dan dapat disejajarkan dengan teori kuantum Einstein, postulat de-
Broglie, dan postulat Bohr. Oleh karenanya dalam pembahasannya prinsip
Heisenberg ditampilkan lebih dahulu dari persamaan Schrodinger. Teori Planck
tentang radiasi thermal, teori einstein tentang foton, teori Bohr tentang atom
Hidrogen, dan postulat de-Broglie tentang gelombang zat, serta prinsip Heisenberg
dikenal sebagai teori kuantum lama. Dalam teori kuantum lama terkandung hampir
semua landasan bagi suatu teori yang dapat menguraikan perilaku sistem-sistem
fisika pada tingkat atom dan sub-atom.
Meskipun dapat menjelaskan dengan tepat tentang spektrum atom hidrogen,
tetapi teori atom bhor tidak dapat menjelaskan spektrum atom berelektron banyak.
Meskipun demikian, teori atom Bhor merupakan tonggak perkembangan teori
mekanika gelombang dan mekanika kuantum. Perkembangan teori gelombang
berkembang sangat cepat setelah muncul teori kuanta planck, efek foto listrik
einstein, dan teori gelombang partikel louis de brouglie. Sedangkan teori kuantum
berkembang sangat pesat setelah muncul teori (persamaan) gelombang schrodinger.
2
PEMBAHASAN
3
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron.
Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat
energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit
bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit
dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi
posisi orbitalnya belum tentu sama
Ukuran dan bentuk awan orbital bergantung pada fungsi ψ yang sedang
dibahas. Sebagai akibat dari penyelesaian persamaaan Schrodinger, setiap orbital ψ
berhubungan dengan tiga ciri bilangan kuantum yang saling berkaitan yaitu n, l, dan
m. Bilangan kuantum utama n menentukan ukuran awan orbital dan juga mengatur
tingkat energi terizinkan dalam atom, n dapat dianggap bilangan 1, 2, 3,
4,...(bilangan bulat apa saja kecuali nol).
Bilangan kuantum azimut l menentukan bentuk awan orbital dan untuk
setiap nilai n dapat dianggap nilai 0, 1, 2, 3, -, n-1, dengan kata lain, semua nilai
bulat dari nol sampai maksimum n-1. Misalnya jika n=4, nilai l yang dikaitkan
dengan n ini ialah 0, 1, 2, dan 3. Nilai l yang berbeda diartikan dengan momen
sudut elektron yang berbeda jika elektron bergerak mengelilingi inti.
Bilangan kuantum ml, berkaitan dengan arah awan orbital dalam ruang.
Untuk nilai l tertentu, ml dapat berkisar dari –l sampai +l dalam lompatan bilangan
bulat. Misalnya, untuk l= 2, ml dapat -2, -1, 0, +1, +2. Ini berarti bahwa untuk setiap
l dapat diberikan 2l +1 nilai m1 yang berbeda, atau 2l + 1 awan orbital yang saling
berbeda arahnya dalam ruang.
Semua orbital l = 0 disebut orbital s dan semua dihubungkan dengan gambar
awan bulat. Inti atom berada pada pusat sistem koordinat. Karena mekanika
gelombang menyatakan bahwa ada probabilitas (sekalipun sangat kecil) untuk
menemukan elektron pada jarak beberapa kolimeter dari inti, gambar tepi awan
seharusnya kabur atau tidak jelas.
4
Jika l=1, orbitalnya disebut orbital p. Karena untuk l = 1, ml = 0, 1, -1
dengan kata lain ada tiga jenis orbital p untuk setiap n yang arahnya semua berbeda.
Bertepinya serupa cuping dan tidak seperti orbital s yang bulat dan simetri, orbital
p memiliki arah. Ketiganya dinamai px, py, pz, karena cuping dengan probabilitas
maksimumya terletak masing-masing pada sumbu x, y, z. Elektron pada orbital p
dapat dijumpai pada salah satu cuping dengan probabilitas yang sama. Kedua
cuping menunjukkan satu orbital p.
Jika l =2, orbital disebut orbital d. Untuk n tertentu, ada lima nilai ml yang
berbeda, dengan demikian ada lima orbital d yang berbeda.
5
Orbital dz2 memiliki bentuk sedikit berbeda dengan empat lainnya, yaitu orbital ini
lebih berpusat disekeliling sumbu z, bagian terbesar dari isinya sedikit menyerupai
orbital p dengan awan berbentuk kue cincin yang mengelilingi bagian tengahnya.
Sedangkan empat orbital d berbentuk daun semanggi yang masing-masing dengan
empat cuping.
6
mekanika gelombang dan mekanika kuantum. Perkembangan teori gelombang
berkembang sangat cepat setelah muncul teori kuanta planck, efek foto listrik
einstein, dan teori gelombang partikel louis de brouglie. Sedangkan teori kuantum
berkembang sangat pesat setelah muncul teori (persamaan) gelombang schrodinger.
Menurut model Bohr untuk atom hidrogen, lintasan elektron dalam atom
hidrogen berbentuk lingkaran. Dengan model ini kita telah menurunkan
rumus tingkat-tingkat energy electron atom hydrogen yang dinyatakan dalam
bilangan kuantum n. Aggapan bahwa lintasan elektron berbentuk lingkaran
terlalu sederhana. Gerakan elektron mengelilingi atom dipengaruhi oleh gaya
yang merupakan fungsi 1/. Telah dipelajari hokum Keppler bahwa gaya jenis
ini akan memberikan lintasan elips. Itulah sebab nya lasan elektron lebih
tepat mengatakan bahwa lintasan elektron berupa elips bukan lingkaran.
7
3. bilangan Kuantum Magnetik (m)
8
a. Diurutkan berdasarkan Tingkat Energi nya menurut aturan Aufbau :
9
d. Menggunakan Aturan Penuh – Setengah Penuh :
10
Aturan orbital setengah penuh ini berlaku pada golongan I B dan VI B.
Contoh:
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p66 4s1 3d5
29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
11
Dalam daerah A, yaitu daerah yang meliputi unsur H sampai Ar, konfigurasi
tahanan dasar atom tidak mencakup elektron 3 d atau 4 s, jadi garis dalam gambar
tersebut menyatakan energi elektron yang tereksitasi pada teras jika kita beranjak
dari H ke Ar. Secara serentak kita meningkatkan muatan inti dan menambah
elektron ke daam teras. Elektron 4s, yang menusuk, mengalami peningkatan muatan
ini dan menjadi terikat lebih erat, dan energi tingkat 4s melosot. Elektron 3d yang
hanya sedikit menusuk, mengalami perubahan kecil dalam muatan inti sewaktu
teras membesar, energi atau kemantapannya tetap.
Sedangkan argon berada didaerah B, yang elektron 4s-nya ditambahkan dari
luar bersamaan dengan bertambahnya muatan inti. Elektron 4s tersebut mempunyai
rapatan tinggi di dalam ruang yang sama dengan elektron 3d. Jadi, karena tidak lagi
berada di antara elektron 3d dan inti, elekron 4s tambahan tidak memerisai elektron
3d dari bertambahnya muatan inti, dan tingkat 3d sekarang mulai merosot energinya
sebab tarikan ini bertambah besar. Penurunan ini menjadi cepat dengan
bertambahnya elektron pada tingkat d sehingga akhirnya 3d mempunyai energi
yang lebih rendah dibanding 4s.
Titik silang menandai dimulainya daerah C. Secara percobaan tampaknya
persilangan terjadi sesudah atom nikel [(teras Ar) 4s2 3d8], dengan demikian untuk
atom selanjutnya, Cu, 3d jauh lebih rendah energinya dibandingkan 4s, dan 11
elektron di luar kulit Ar mengambil konfigurasi elektron 3d10 4s1.
Perkecualian yang nyata masih ada pada Cr (4s1 3d5), karena dalam daerah B, 4s
lebih rendah dibandingkan 3d. Tetapi untuk Cr, tingkat 3d dan 4s cukup berdejatan
sehingga atran Hund berlaku, dan enam elektron nyata memiliki orbital 4s (satu
elektron) dan 3d (lima elektron) dengn spin yang tidak berpasangan. Elektron tidak
merupakan pasangan dalam konfigurasi 4s2 3d4. Konfigurasi tahanan dasar semua
atom dari argon sampai zink disajikan pada table berikut :
12
Ca 20 (Ar) 4s2 Ca2+ (Ar)18
Sc 21 (Ar) 4s2 3d1 Sc2+ (Ar) 3d1
Ti 22 (Ar) 4s2 3d2 Ti2+ (Ar) 3d2
V 23 (Ar) 4s2 3d3 V2+ (Ar) 3d3
Cr 24 (Ar) 4s1 3d5 Cr2+ (Ar) 3d4
Mn 25 (Ar) 4s2 3d5 Mn2+ (Ar) 3d5
Fe 26 (Ar) 4s2 3d6 Fe2+ (Ar) 3d6
Co 27 (Ar) 4s2 3d7 Co2+ (Ar) 3d7
Ni 28 (Ar) 4s2 3d8 Ni2+ (Ar) 3d8
Cu 29 (Ar) 3d10 4s1 Cu2+ (Ar) 3d9
Zn 30 (Ar) 4d10 4s2 Zn2+ (Ar) 3d10
Untuk tahanan dasar ion dari semua unsur tersebut tidak ditemui
ketidaksinambungan dalam pengisian tingkat d. Secara normal, atom kehilangan
paling sedikit 2 elektron dalam proses pengionan, dan konfigurasi ion
mencerminkan pengisian berangsur-angsur orbital d. Untuk semua ion tersebut,
elektron 4s yang hilang, bukan elektron 3d, terutama karena untuk kebanyakan
atom netral elektron 4s lebih rendah energinya dan lebih mantap dibandingkan 3d.
Akan tetapi hasil percoban demikian tegas dan menyatakan bahwa di dalam ion
tingkat 3d harus merosot lebih dulu dibandingkan kemerosotannya dalam atom
netral.
13
4. Mengidentifikasi proton dan netron pada inti sedangakan elektron pada
orbitalya.
2. Model atom mekanika atom sulit diterapkan untuk sistem makroskopis (skala
besar) dengan kumpulan atom contohnya pada hewan, tumbuhan dan manusia.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari isi makalah ini, yaitu :
1. persamaan gelombang pada atom hydrogen, dapat dicari dengan menggunakan
persamaan scrodinger tiga dimensi. Persamaan ini meninjau pada bilangan
kuantum utama,bilangan kuantum azimuth dan bilangan kuantum
magnetiknya. Berikut adalah persamaan gelombang pada atom hydrogen
sampai pada 3 bilangan kuantum utama : Untuk n= 1, l=0, m=0.
2. Bilangan-bilangan atom berelektron banyak terdiri dari:
a. Bilangan kuantum utama
b. Bilangan kuantum azimut
c. Bilangan kuantum magnetik
d. Bilangan kuatum spin
3. Azas/aturann yang terdapat pada konfigurasi elektron adalah :
a. Aturan Aufbau
b. Azas Larangan Pauli
c. Aturan Hund
d. Aturan Penuh-Setengah Penuh
15
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini semoga pembaca dapat memahami isi dari
makalah ini dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta penulis
memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan, semoga makalah ini dapat disempurnakan untuk waktu yang akan datang
agar tersusun menjadi makalah yang lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
17