Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENENTUAN HAMBATAN LISTRIK DENGAN HUKUM OHM

Oleh Kelompok 1 shift 1


1.Rosyanda Fisel Koyasa (141810401019)
2.Nur Aisah Septiana (141810401020)
3.Lailia Intan Andini (141810401021)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum ohm merupakan rapat arus sebanding dengan kuat medan listrik E. Fenomena
listrik yang paling penting dipandang dari segi pemakaian. Pemakaian praktisnya adalah
gerakan muatan listrik melalui zat dan hasil membangkitkan arus listrik. Unit SI untuk arus
listrik adalah ampere. Himpunan konduktor-konduktor dan sumber-sumber medan listrik
yang melalui zat-zat medan listrik yang diperlukan untuk menjaga agar muatan-muatan
bergerak melaluinya membentuk suatu rangkaian listrik.
Sebuah rangkaian listrik dapat terjadi jika sebuah penghantar dapat dialiri dengan
elektron bebas secara terus menerus. Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang
berbeda diantara kedua ujungnya maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Nilai
hambatan dalam rangkaian dapat dilakukan dengan cara menyusun rangkaian listrik tersebut,
selanjutnya dengan menaikkan tegangan dari tegangan minimum sampai ketegangan
maksimum secara bertahap, kemudian catat perubahan yang terjadi pada voltmeter dan
amperemeter.
Praktikum ini memiliki 4 tahap percobaan. Tahap pertama adalah menduga nilai
hambatan dalam rangkaian seri,kemudian tahap kedua adalah menduga panas diteruskan pada
hambatan berangkaian seri. Adapun tahap ketiga yaitu menduga nilai hambatan dalam
rangkaian parallel,dan yang keempat adalah menduga besar panas dalam hambatan
berangkaian parallel.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum
ohm adalah:
1. Bagaimana perbandingan besarnya energi kalor yang disipasikan oleh hambatan dalam
setiap pengukuran yang berbeda?
2. Bagaimana pengaruh nilai hambatan pengganti yang sama pada praktikum?
3. Bagaimana besar perbandingan dari ralat hambatan pada rangkaian seri dan rangkain
pararel?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum ohm adalah:
1. Untuk mengetahui perbandingan besarnya energi kalor yang disipasikan oleh hambatan
dalam setiap pengukuran yang berbeda.
2. Untuk mengetahui pengaruh nilai hambatan pengganti yang sama pada praktikum.
3. Untuk mengetahui besar perbandingan dari ralat hambatan pada rangkaian seri dan
rangkaian paralel.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil pada praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum
ohm dalam kehidupan sehari-hari adalah menentukan suatu hambatan beban listrik,
penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, TV, kulkas dan sebagainya harus disesuaikan
dengan tegangan, kegunaan lampu redup yaitu bila alat listrik diberi tegangan yang lebih kecil
dari tegangan yang seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat itu tidak bekerja normal.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar. Selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan dan tahanan
berhubungan(Rusdianto,1999).
Kesebandingan antara arus dengan beda potensial pada penghantar tersebut dapat
diubah menjadi persamaan dengan memberikan konstanta kesebandingan yang disebut
konduktansi. Kebalikan konduktansi disebut resistansi ( R ), satuannya ohm (W). Fungsi dari
hukum ohm yaitu untuk mengetahui hukum antara tegangan dan kuat arus serta dapat
digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan ohmmeter.
Hambatan listrik dipengaruhi oleh tiga factor, yaitu panjang, luas, dan jenis
bahan(Alonso,1979).
Rangkaian listrik banyak menggunakan resistor, yaitu suatu komponen yang dibuat
agar mempunyai harga resistansi antara logam dan isolator disebut semi konduktor. Dalam
semi konduktor jumlah elektron bebas bergantung pada besar temperatur. Jika temperatur
atau suhu makin tinggi maka makin banyak pula elektron bebasnya, sedangkan temperatur
rendah maka makin sedikit electron bebasnya(Sutrisno,1983).
Resistor merupakan elemen pasif paling sederhana. Resistror adalah komponen elektronika
dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan
tegangan diatara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya.Resistansi atau
hambatan suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan
temperatur. Untuk material-material yang memenuhi hukum ohm resistansi tidak bergantung
pada arus, yaitu perbandingan tidak bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada
kebanyakan logam, disebut material ohmmik(Alonso,1979).
Suatu penghantar bila diberikan potensial yang berbeda diantara kedua ujungnya,
maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Besarnya kuat arus yang melewati
penghantar ini tergantung pada besar kuat medan listriknya (E). Sedangkan sifat hantaran
bahan dinyatakan dengan hambatan jenis(r). Kedua medan listrik diberikan kepada sebuah
dielektrik, akan terjadi polarisasi terhadap dielektrik tersebut(Giancoli,2011).
Muatan bebas ketika ditunjukkan pada sebuah benda seperti electron-elektron dalam
suatu logam, yang gerakannya merintangi interaksinya terhadap ion-ion positif sehingga
membentuk lattice Kristal logam. Elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik, gerakan
tersebut seringkali disebarkan oleh medan. Ketika tidak terdapatmedan listrik eksternal,
electron tersebut bergerak kesegala arah dan tidak ada transportasi muatan netto atau arus
listrik. Tetapi jika digunakan medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-
gerakan electron sembarang sehingga terjadi arus listrik(Priyambodo,2008).
Hukum ohm dapat pula diterapkan dalam rangkaian tahanan seri, yang dimaksud
rangkaian tahanan seri adalah tahanan dihubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian
keujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri
dengan tahanan lebih dari satu, diperlukan jumlah total nilai tahan tersebut. Hal ini dapat
dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan
bagi arus untuk mengalir (Rusdianto,1999).
BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan hambatan listrik
dengan hukum ohm ini, yaitu:
1. Catu daya DC berfungsi sebagai konduktor arus listrik.
2. Voltmeter DC berfungsi sebagai pengukur beda potensial dalam rangkaian listrik.
3. Amperemeter DCberfungsi sebagai pengukur arus listrik pada rangkaian.
4. R 100 W/5W, 100 W/5W berfungsi sebagai bahan yang akan diukur.
5. Connector berfungsi sebagai penghubung rangkaian dengan arus listrik.
6. Kabel-kabel berfungsi sebagai penghantar arus listrik.
7. Stopwatch berfungsi sebagai alat pengukur waktu.

3.2 Desain Percobaan


Adapun desain percobaan yang digunakan dalam praktikum penentuan hambatan listrik
dengan hukum ohm adalah:

Gambar 3.2 Rangkaian Seri


(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar).
Gambar 3.3 Rangkaian Paralel
(Sumber: Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 2014).

3.3 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja yang ditempuh untuk menyelesaikan praktikum penentuan hambatan
listrik dengan hukum ohm yaitu:
3.3.1 Menduga Nilai Hambatan dalam Rangkaian Seri
1 Rangkaian listrik disususn seperti gambar (3.1)
2. Tegangan dinaikkan dari tegangan minimum sampai dengan tegangan maksimum secara
bertahap pada sumber tegangan untuk mengatur besar arus yang diluar.
3. Besar tegangan dicatat dan arus pada voltmeter dan amperemeter dicatat setiap terjadi
perubahan,sehingga didapatkan minimal 5 pasang data tegangan dan arusnya (Diusahakan
menimbulkan interval waktu pengamatan untuk memenuhi asumsi bahwa nilai hambatan
yang diukur adalah konstan).
4. Percobaan diulangi seperti diatas untuk gambar (3.2b), dengan memakai hambatan yang
sama.
3.3.2 Menduga Besar Panas Disipasi pada Hambatan Berangkaian Seri
1. Rangkaian listrik disusun seperti gambar (3.2b).
2. Tegangan listrik pada sumber tegangan berada pada posisi maksimum.
3. Nilai tegangan (V) dan arus (I) pad voltmeter dan amperemeter dicatat setiap interval 3
menit , sehingga didapat 3 pasang data pengamatan.
3.3.3 Menduga Nilai Hambatan dalam Rangkaian Paralel
1. Rangkaian listrik disusun disusun seperti gambar (3.3a) dengan tetap memakai hambatan
yang sama seperti pada percbaan 3.3.1.
2. Prosedur (2) dan (3) diulangi seperti pada percobaan 3.3.1.
3. Percobaan pada gambar (3.3b) diulangi dengan tetap memakai hambatan yang sama,
hanya mengubah posisi voltmeter dan amperemeter.
3.3.4 Menduga Bebas Panas Disipasi pada Hambatan Berangkaian Paralel
1. Rangkaian listrik disusun seperti gambar (3.2b).
2. Selanjutnya prosedur dilakukan seperti pada percobaan 3.3.2.

3.4 Analisis Data


1.Ralat tak langsung hokum ohm
𝑉
V= I.R R=
𝐼

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅 2
∆𝑅 = √ ∆𝑉 + ∆𝐼
𝜕𝑉 𝜕𝐼
𝜕𝑅 𝜕 𝑅
= ×
𝜕𝑉 𝜕𝐼 𝐼
𝐼−0 𝐼 1
= 𝐼2 =
𝐼2 𝐼

𝜕𝑅 𝜕 𝑉
= ×
𝜕𝐼 𝜕𝐼 𝐼
−𝑉
𝐼2

∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡
2.Panas Disipasi
𝑤 𝜕𝑝 𝜕 𝑤
P= 𝑡 w=𝐼 2 Rt = 𝜕𝑡 =
𝜕𝑡 𝑡
1
∆𝑡 = 2 𝑛𝑠𝑡

𝜕𝑃2
∆𝑃 = √ × ∆𝑡 2
𝜕𝑡
I=∆𝑅 × 100%
K=100%-1
AP=1-Log∆𝑅
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum penentuan hambatan dengan hokum ohm adalah
a)Menduga nilai hambatan pada rangkaian seri(percobaan a)
No I(A) V R ∆𝑅 R±∆𝑅 I K AP
1 0,0035 6 1714 69 1714±69 0.035 99,96% 2
2 0,0045 10 2222 53 2222±53 0.027 99,97% 3
3 0,0065 13 2000 36 2000±36 0.018 99,98% 3
4 0,0070 14 2000 33 2000±33 0.016 99,98% 3
5 0,0075 15 2000 30 2000±30 0.015 99,98% 3
b)Menduga nilai hambatan pada rangkaian seri dengan merubah posisi amperemeter dan
voltmeter
No I(A) V R ∆𝑅 R±∆𝑅 I K AP
1 0,004 8 20 0,59 20±0,59 0.029 99,97% 3
2 0,005 10 20 0,47 20±0,47 0.023 99,96% 3
3 0,006 13 20 0,35 20±0,35 0.016 99,98% 3
4 0,007 14 21,4 0,29 20±0,29 0.0145 99,98% 3
5 0,0075 15 20 0,65 20±0,65 0.031 99,96% 3
c)Menduga panas disipasi pada rangkaian seri dengan merubah posisi amperemeter dan
voltmeter
No Prbh I(A) V P ∆𝑃 P±∆𝑃 I K AP
waktu
1 3menit 0.0075 15 4500 7,5 4500±7,5 1% 99,9% 2
2 6menit 0.0075 15 4500 3,7 4500±3,7 0,08 99,2% 1
3 9menit 0.0075 15 4500 2,5 4500±2,5 0,5 99,5% 1
4 12menit 0.0075 15 4500 1,8 4500±1,8 0,4 99,6% 1
5 15menit 0.0075 15 4500 1,5 4500±1,5 0,3 99,7% 1

.d)Menduga nilai hambatan pada rangkaian pararel


No I(A) V R ∆𝑅 R±∆𝑅 I K AP
1 0,001 6 6000 242 6000±69 0.05 99,95% 2
2 0,002 9 4500 199 4500±53 0.024 99,97% 3
3 0,0024 11 4583 98 4583±36 0.02 99,98% 3
4 0,0026 12 4615 90 4615±33 0.018 99,98% 3
5 0,0025 15 4800 93 4800±30 0.019 99,98% 3
e)Menduga nilai hambatan pada rangkaian pararel dengan merubah posisi amperemeter dan
voltmeter
No I(A) V R ∆𝑅 R±∆𝑅 I K AP
1 0,001 4 4 0,15 4±0,15 0.94 99,96% 1
2 0,0018 9 4,8 0,12 4,8±0,12 0.45 99,95% 1
3 0,0024 11 5 0,10 5±0,10 0.03 99,97% 2
4 0,0024 12 58,3 1,11 58,3±1,11 4 96% 0,4
5 0,0025 15 60 0,6 60±0,6 2,4 97,6% 0,7
f)Menduga panas disipasi pada rangkaian pararel dengan merubah posisi amperemeter dan
voltmeter
No Prbh I(A) V P ∆𝑃 P±∆𝑃 I K AP
waktu
1 3menit 0.0025 15 13500 22,5 13500±22,5 0,16 99,84% 2
2 6menit 0.0025 15 13500 11,2 13500±11,2 0,18 99,92% 2
3 9menit 0.0025 15 13500 7,5 13500±7,5 0,05 99,95% 2
4 12menit 0.0025 15 13500 5,6 13500±5,6 0,04 99,96% 2
5 15menit 0.0025 15 13500 4,5 13500±4,5 0,03 99,97% 2
4.2 Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan kali ini telah diketahui bahwa hukum ohm
menyatakan kuat arus listrik yang sebanding dengan beda potensial yang diberikan dan juga
berbanding terbalik dengan hambatan suatu benda .Pada percobaan pertama yaitu rangkaian
seri.Alat disusun sesuai dengan rangkaian seri. Percobaan satu yaitu menduga nilai hambatan
pada rangkaian seri yang dilakukan sebanyak 5 kali. Percobaan dua yaitu menduga panas
disipasi pada hambatan rangkaian seri yang dilakukan sebanyak 5 kali.Hubungan antara kuat
arus dan tegangan maupun hambatan rangkaian saling mempengaruhi satu sama
lain.Besarnya nilai I sangat mempengaruhi besarnya nilai V.Semakin besak kuat arus suatu
rangkaian listrik maka semakin besar pula teganganya.
Percobaan hukum ohm selain mengukur nilai suatu hambatan dengan rangkaian seri
juga mengunakan rangkaian pararel.Percobaan pertama yaitu menduga nilai hambatan pada
rangkaian pararel yang dilakukan sebanyak 5 kali.Percobaan kedua yaitu menduga panas
disipasi pada hambatan yang berangkaian pararel yang dilakukan sebanyak 5 kali.Pemakaian
kuat arus yang berbeda pada rangakaian pararel dan seri menimbulkan perbedaan pada
tegangan yang dihasilkan.Semakin besar kuat arus maka tegangan yang dihasilkan juga
semakin bertambah ,rangkaian seri dan pararel tidak berbanding terbalikatau sama artinya
sama artinya pada rangkaian seri hubungan I dan V pada rangkaian pararel juga mengalami
peningkatan .
Besar nilai ralat hambatan pada rangkaian seri maupun pararel sangatlah
berbeda,karena nilai dari besar kuat arus dan beda potensial sangatlah berbeda. Menyebabkan
nilai ralat semakin besar dari rata-rata hambatan sehingga membuat nilai ralat semakin
besar.Hasil percobaan nilai besar panas disipasi disetiap pengukuran dan pengamatan berbeda
karena besar dari panas disipasi dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu dan masing-
masing rangkaian,karena semakin banyak atau besar waktu yang dikeluarkan maka semakin
besar pula pasnas disipasinya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dalam praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum
ohm adalah
1.Panas disipasi pada waktunya ,semakin besar waktu yang dikeluarkan maka semakin besar
pula nilai panas disipasi.
2.Hambatan yang dihasilkan semakin kecil dengan energy kalor yang diubah dari energy
listrik semakin besar apabila kuat arus dengan tegangan besar
3.Semakin besar arus listrik maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan

5.2 Saran
Praktikum hendaknya melakukan praktikum dengan serius.Terutama dalam
menghitung nilai hambatan.Agar dapat diperoleh data yang valid dan tidak mengalami
penyimpangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso ,M.1979.Dasar-Dasar Fisika Universitas.Jakarta:Erlangga
Giancolli,D.2011.Fisika Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga
Pryambodo,T.2008.Fisika Dasar 1.Yogyakarta:ANDI
Rusdianto ,E.1999.Penerapan Konsep Dasar Listrik Dasar Fisika.Yogyakarta:Kaniskus
Sutrisno.1983.Fisika Dasar Listrik.Bandung:ITB
Tim Fisika Dasar .2014.Petnjuk Praktikum Fisika Dasar .Jember:Tim Fisika Dasar

Anda mungkin juga menyukai