Hukum Ohm
Hukum Ohm
Hukum ohm merupakan rapat arus sebanding dengan kuat medan listrik E. Fenomena
listrik yang paling penting dipandang dari segi pemakaian. Pemakaian praktisnya adalah
gerakan muatan listrik melalui zat dan hasil membangkitkan arus listrik. Unit SI untuk arus
listrik adalah ampere. Himpunan konduktor-konduktor dan sumber-sumber medan listrik
yang melalui zat-zat medan listrik yang diperlukan untuk menjaga agar muatan-muatan
bergerak melaluinya membentuk suatu rangkaian listrik.
Sebuah rangkaian listrik dapat terjadi jika sebuah penghantar dapat dialiri dengan
elektron bebas secara terus menerus. Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang
berbeda diantara kedua ujungnya maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Nilai
hambatan dalam rangkaian dapat dilakukan dengan cara menyusun rangkaian listrik tersebut,
selanjutnya dengan menaikkan tegangan dari tegangan minimum sampai ketegangan
maksimum secara bertahap, kemudian catat perubahan yang terjadi pada voltmeter dan
amperemeter.
Praktikum ini memiliki 4 tahap percobaan. Tahap pertama adalah menduga nilai
hambatan dalam rangkaian seri,kemudian tahap kedua adalah menduga panas diteruskan pada
hambatan berangkaian seri. Adapun tahap ketiga yaitu menduga nilai hambatan dalam
rangkaian parallel,dan yang keempat adalah menduga besar panas dalam hambatan
berangkaian parallel.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil pada praktikum penentuan hambatan listrik dengan hukum
ohm dalam kehidupan sehari-hari adalah menentukan suatu hambatan beban listrik,
penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, TV, kulkas dan sebagainya harus disesuaikan
dengan tegangan, kegunaan lampu redup yaitu bila alat listrik diberi tegangan yang lebih kecil
dari tegangan yang seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat itu tidak bekerja normal.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar. Selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan dan tahanan
berhubungan(Rusdianto,1999).
Kesebandingan antara arus dengan beda potensial pada penghantar tersebut dapat
diubah menjadi persamaan dengan memberikan konstanta kesebandingan yang disebut
konduktansi. Kebalikan konduktansi disebut resistansi ( R ), satuannya ohm (W). Fungsi dari
hukum ohm yaitu untuk mengetahui hukum antara tegangan dan kuat arus serta dapat
digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan ohmmeter.
Hambatan listrik dipengaruhi oleh tiga factor, yaitu panjang, luas, dan jenis
bahan(Alonso,1979).
Rangkaian listrik banyak menggunakan resistor, yaitu suatu komponen yang dibuat
agar mempunyai harga resistansi antara logam dan isolator disebut semi konduktor. Dalam
semi konduktor jumlah elektron bebas bergantung pada besar temperatur. Jika temperatur
atau suhu makin tinggi maka makin banyak pula elektron bebasnya, sedangkan temperatur
rendah maka makin sedikit electron bebasnya(Sutrisno,1983).
Resistor merupakan elemen pasif paling sederhana. Resistror adalah komponen elektronika
dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan
tegangan diatara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya.Resistansi atau
hambatan suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan
temperatur. Untuk material-material yang memenuhi hukum ohm resistansi tidak bergantung
pada arus, yaitu perbandingan tidak bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada
kebanyakan logam, disebut material ohmmik(Alonso,1979).
Suatu penghantar bila diberikan potensial yang berbeda diantara kedua ujungnya,
maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Besarnya kuat arus yang melewati
penghantar ini tergantung pada besar kuat medan listriknya (E). Sedangkan sifat hantaran
bahan dinyatakan dengan hambatan jenis(r). Kedua medan listrik diberikan kepada sebuah
dielektrik, akan terjadi polarisasi terhadap dielektrik tersebut(Giancoli,2011).
Muatan bebas ketika ditunjukkan pada sebuah benda seperti electron-elektron dalam
suatu logam, yang gerakannya merintangi interaksinya terhadap ion-ion positif sehingga
membentuk lattice Kristal logam. Elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik, gerakan
tersebut seringkali disebarkan oleh medan. Ketika tidak terdapatmedan listrik eksternal,
electron tersebut bergerak kesegala arah dan tidak ada transportasi muatan netto atau arus
listrik. Tetapi jika digunakan medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-
gerakan electron sembarang sehingga terjadi arus listrik(Priyambodo,2008).
Hukum ohm dapat pula diterapkan dalam rangkaian tahanan seri, yang dimaksud
rangkaian tahanan seri adalah tahanan dihubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian
keujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri
dengan tahanan lebih dari satu, diperlukan jumlah total nilai tahan tersebut. Hal ini dapat
dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan
bagi arus untuk mengalir (Rusdianto,1999).
BAB 3. METODE PERCOBAAN
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅 2
∆𝑅 = √ ∆𝑉 + ∆𝐼
𝜕𝑉 𝜕𝐼
𝜕𝑅 𝜕 𝑅
= ×
𝜕𝑉 𝜕𝐼 𝐼
𝐼−0 𝐼 1
= 𝐼2 =
𝐼2 𝐼
𝜕𝑅 𝜕 𝑉
= ×
𝜕𝐼 𝜕𝐼 𝐼
−𝑉
𝐼2
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡
2.Panas Disipasi
𝑤 𝜕𝑝 𝜕 𝑤
P= 𝑡 w=𝐼 2 Rt = 𝜕𝑡 =
𝜕𝑡 𝑡
1
∆𝑡 = 2 𝑛𝑠𝑡
𝜕𝑃2
∆𝑃 = √ × ∆𝑡 2
𝜕𝑡
I=∆𝑅 × 100%
K=100%-1
AP=1-Log∆𝑅
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum penentuan hambatan dengan hokum ohm adalah
a)Menduga nilai hambatan pada rangkaian seri(percobaan a)
No I(A) V R ∆𝑅 R±∆𝑅 I K AP
1 0,0035 6 1714 69 1714±69 0.035 99,96% 2
2 0,0045 10 2222 53 2222±53 0.027 99,97% 3
3 0,0065 13 2000 36 2000±36 0.018 99,98% 3
4 0,0070 14 2000 33 2000±33 0.016 99,98% 3
5 0,0075 15 2000 30 2000±30 0.015 99,98% 3
b)Menduga nilai hambatan pada rangkaian seri dengan merubah posisi amperemeter dan
voltmeter
No I(A) V R ∆𝑅 R±∆𝑅 I K AP
1 0,004 8 20 0,59 20±0,59 0.029 99,97% 3
2 0,005 10 20 0,47 20±0,47 0.023 99,96% 3
3 0,006 13 20 0,35 20±0,35 0.016 99,98% 3
4 0,007 14 21,4 0,29 20±0,29 0.0145 99,98% 3
5 0,0075 15 20 0,65 20±0,65 0.031 99,96% 3
c)Menduga panas disipasi pada rangkaian seri dengan merubah posisi amperemeter dan
voltmeter
No Prbh I(A) V P ∆𝑃 P±∆𝑃 I K AP
waktu
1 3menit 0.0075 15 4500 7,5 4500±7,5 1% 99,9% 2
2 6menit 0.0075 15 4500 3,7 4500±3,7 0,08 99,2% 1
3 9menit 0.0075 15 4500 2,5 4500±2,5 0,5 99,5% 1
4 12menit 0.0075 15 4500 1,8 4500±1,8 0,4 99,6% 1
5 15menit 0.0075 15 4500 1,5 4500±1,5 0,3 99,7% 1
5.2 Saran
Praktikum hendaknya melakukan praktikum dengan serius.Terutama dalam
menghitung nilai hambatan.Agar dapat diperoleh data yang valid dan tidak mengalami
penyimpangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso ,M.1979.Dasar-Dasar Fisika Universitas.Jakarta:Erlangga
Giancolli,D.2011.Fisika Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga
Pryambodo,T.2008.Fisika Dasar 1.Yogyakarta:ANDI
Rusdianto ,E.1999.Penerapan Konsep Dasar Listrik Dasar Fisika.Yogyakarta:Kaniskus
Sutrisno.1983.Fisika Dasar Listrik.Bandung:ITB
Tim Fisika Dasar .2014.Petnjuk Praktikum Fisika Dasar .Jember:Tim Fisika Dasar