Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tesis
Bonus demografi merupakan sebuah fenomena dimana struktur penduduk
sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena proporsi penduduk usia
produktif (rentang 15-64) lebih banyak, sedangkan proporsi usia muda (15 tahun ke
bawah) semakin kecil, dan proporsi usia lanjut (65 tahun keatas) belum banyak.
Fenomena bonus demografi terjadi karena adanya proses transisi demografi yang
berkembang sejak beberapa tahun lalu. Transisi demografi dipercepat dengan adanya
keberhasilan kebijakan kependudukan dalam menurunkan angka fertilitas,
meningkatkan kualitas kesehatan, dan suksesnya program-program pembangunan
sejak ORBA hingga saat ini (Noor, 2015). Proses transisi demografi berdampak
terhadap penurunan angka ketergantungan penduduk usia muda yang memunculkan
bonus demografi (window of opportunity), yang menjadi dasar pemicu pertumbuhan
ekonomi. Keadaan penurunan rasio ketergantungan hingga dibawah 50% disebut
dengan ‘Jendela Kesempatan’ (window of opportunity). Dengan adanya window of
opportunity akan menciptakan keadaan ideal untuk menghasilkan potensi terjadinya
bonus demografi. Window of opportunity diperkirakan hanya akan terjadi sekali dalam
sejarah dan dalam rentang waktu yang singkat, yakni sekitar 5 tahun atau 10 tahun,
dengan persyaratan bahwa angka kelahiran dapat dikendalikan (SUPAS, dalam Noor,
2015). Oleh karena itu, adanya window of opportunity yang menyediakan kondisi
ideal ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
B. Argumentasi
Keberhasilan pembangunan dari suatu negara, ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia (SDM) yang dimiliki. Sumber daya manusia menyangkut manusia yang
mampu bekerja, artinya mampu melakukan kegiatan yang bernilai ekonomis seperti
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara fisik,
kemampuan kerja diukur dengan usia. Masyarakat yang termasuk dalam rentang usia
15-64 merupakan kelompok usia produktif, sehingga sudah dapat disebut sebagai
tenaga kerja (man power). Dalam rentang waktu 10-30 tahun yang akan datang,
hampir 60% penduduk Indonesia akan berada dalam rentang usia produktif. Dengan
kata lain, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Bonus demografi akan
membawa dampak positif jika pemerintah mampu mengambil peluang-peluang yang
ada dari bonus demografi, dan sebaliknya akan membawa dampak negatif jika
pemerintah tidak menyiapakan SDM yang ada dengan baik. Apalagi jika tidak
diinvestasi dengan kesehatan, pendidikan, dan karakter, maka penduduk dengan usia
produktif yang banyak akan menjadi liability,bukan aset (Media Keuangan, 2017).
Menurut Nur’aini pada tahun 2008, dalam rangka merealisasikan bonus
demografi, maka harus ada 4 mekanisme penting yang harus terpenuhi. Ke empat
mekanisme tersebut adalah, adanya pasokan tenaga kerja (labor supply), peranan
perempuan (women role), tabungan (savings), dan sumber daya manusia (human
resources). Pertama, tenaga kerja (labor supply) berarti suplay tenaga kerja produktif
yang besar harus diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai,
agar meningkatan pendapatan perkapita. Kedua, peranan perempuan (women role)
berarti dengan sedikitnya jumlah anak, akan ada peningkatan masuknya perempuan
ke pasar kerja untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Ketiga, tabungan (savings)
berarti adanya kekuatan menabung secara kolektif dapat menjadi sumber daya untuk
investasi yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keempat, SDM (human
resources), berarti usia produktif harus memiliki keahlian agar tidak selalu bergantung
pada lapangan pekerjaan, tetapi mampu menciptkan lapangan pekerjaan. Setelah
keempat hal tersebut terpenuhi, maka bonus demografi akan terwujud. Ada pula
strategi yang dapat dilakukan untuk mengelola bonus demografi yakni dengan strategi
pendidikan dan pelatihan, strategi ketenagakerjaan dan pembangunan sumber daya
manusia, strategi kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan, dan strategi
jaminan perlindungan sosial.
Melihat dari data indeks IPM, kekuatan ekonomi Indonesia berada di urutan
108 di dunia, dan dalam negara ASEAN berada di urutan ke 5 bahkan dibawah
Malaysia. Hal tersebut harus menjadi pemacu Indonesia untuk fokus pada program
pembangunan SDM yang berwujud intelektual kapital. Tantangan terberat bagi
Indoensia saat puncak demografi adalah tingginya jumlah usia produktif berakibat
setiap orang membutuhkan lapangan pekerjaan yang cukup untuk pemenuhan
kebutuhan hidup dan peningkatan kualitas SDM, baik dalam pendidikan maupun
pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai. Jika negara tidak mampu
mengantisipasi, maka akan terjadi ledakan pengangguran dan terbatasnya kesempatan
kerja. Bonus demografi pun dapat menjadi anugerah dan harapan, karena bonus
demografi merupakan saat yang tepat untuk menggali puncak keemasan
pembangunan bangsa. Harapan besar bahwa Indonesia akan menjadi negara yang
memilikip pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti negara-negara lainnya. Bonus
demografi akan menjadi anugerah untuk Indonesia, jika pemerintah telah
mempersiapkan sejak dini SDM yang berkualitas. Indonesia perlu memanfaatkan
masa keemasan pembangunan ketika puncak bonus demografi, dan berkaca dari
negara-negara asia yang berhasil mengatasi puncak bonus demografi ditandai dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi sekitar 10-15% seperti negara Thailand,
Tiongkok, Taiwan dan Korea.
C. Penegasan Ulang / Kesimpulan
Bonus demografi merupakan fenomena struktur penduduk sangat
menguntungkan dari sisi pembangunan karena proporsi penduduk usia produktif
(rentang 15-64) lebih banyak, sedangkan proporsi usia muda (15 tahun ke bawah)
semakin kecil, dan proporsi usia lanjut (65 tahun keatas) belum banyak. Karena bonus
demografi hanya terjadi sekali dalam kurun waktu 5-10 tahun, maka Indonesia harus
menyiapkan diri untuk mendapatkan bonus demografi. Bonus demografi akan
memberikan dampak positif jika pemerintah mampu membaca peluang untuk
meningkatkan pembangunan dan akan memberikan dampak negatif, jika pemerintah
tidak menyiapkan SDM yang berkualitas. Terdapat 4 mekanisme yang yang harus
dipenuh agar bonus demografi terwujud, diantaranya; pasokan tenaga kerja (labor
supply), peranan perempuan (women role), tabungan (savings), dan sumber daya
manusia (human resources). Tantangan yang akan didapatkan jika Indonesia
mendapatkan bonus demografi adalah adanya ledakan usia produktif tidak diimbangi
dengan lapangan pekerjaan akan memunculkan pengangguran. Oleh karena itu,
pemerintah harus bisa mengantisipasi dengan meningkatkan kualitas SDM Indonesia
melalui pendidikan, pelatihan ketrampilan, dan kesehatan. Bonus demografi juga
akan menjadi anugerah bagi Indonesia, jika Indonesia memanfaatkan masa keemasan
pembangunan ketika puncak bonus demografi, dan berkaca dari negara-negara asia
yang berhasil mengatasi puncak bonus demografi ditandai dengan peningkatan
pertumbuhan ekonomi sekitar 10-15% seperti negara Thailand, Tiongkok, Taiwan dan
Korea.
Daftar Pustaka :
Nur’aini, S.R.D. 2008. Menyiapkan Tenaga Kerja dalam Menghadapi Bonus Demografi.
Thesis. Jakara : UI. Diakses dari : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/120831-T
%2025621%20-menyiapkan%20tenaga-literatur.pdf