Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Bagaimana Jarak Tanam Mempengaruhi Pertumbuhan Pohon dan


Kualitas Kayu
Jarak tanam dimaksudkan untuk mengatur banyaknya pohon dalam satu
bidang lahan guna mendapatkan produktivitas yang tinggi serta membentuk
batang bebas cabang tinggi dan lurus sehingga kualitasnya meningkat. Jarak
tanam mengatur populasi tanaman dan koefisien penggunaan cahaya, terjadi
kompetisi antar individu tanaman dalam penggunaan air dan hara (Kosasih dan
Mindawati, 2011). Menurut penelitian Soebiakto et al (2002) pada tanaman
Shorea di Leuwiliang, Bogor dari jarak tanam 3 m x 2 m ; 3 m x 3 m, 3m x 4 m, 4
m x 4 m dan 5 m x 5 m ternyata jarak tanam 3 m x 2 m memilikii pertumbuhan
yang terbaik.
Jarak tanam yang kurang sesuai untuk suatu jenis dapat memengaruhi
kompetisi antar tanaman dalam pengambilan unsur hara dan cahaya, sebagai
akibat dari tajuk pohon yang saling menutup. Selanjutnya jarak tanam dapat
menentukan jumlah populasi, daya dukung lahan dan kualitas kayu yang
dihasilkan. Pengaturan jarak tanam yang tepat penting bagi sistem pengelolaan
hutan tanaman, kerapatan jarak tanam sangat memengaruhi pertumbuhan awal
tanaman dan kualitas kayu yang akan dihasilkan.
Kerapatan tegakan memengaruhi besarnya nilai rataan diameter tegakan,
yaitu semakin lebar jarak tanam maka nilai rataan diameter tegakan akan
bertambah besar demikian pula sebaliknya. Jarak tanam yang sesuai untuk
diterapkan di lapangan harus memenuhi persyaratan yaitu, tidak berpengaruh
negatif terhadap kualitas dan kuantitas hasil kayu dan dapat menunjang
peningkatan produktivitas tegakan. Pengaturan jarak tanam termasuk bagian dari
aspek pemeliharaan hutan, jarak tanam yang rapat dapat menyebabkan rataan
diameter pohon menjadi lebih kecil, tetapi jumlah pohonnya lebih banyak per
satuan luas. Lahan sebagai tempat tumbuh perlu diperhatikan kebutuhan hara dan
pengaturan jarak tanamnya, agar tidak terjadi kompetisi yang menyebabkan
pertumbuhan terganggu (Abadi et al., 2013).
Jarak tanam yang optimum dapat memberikan pertumbuhan vegetatif yang
lebih baik, sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak cahaya matahari. Cahaya
berperan untuk kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan, besarnya cahaya matahari
yang masuk dalam sela tanaman dapat meningkatkan laju fotosintesis (Muslimin
dan Suhartati, 2016).
Fujimori (2001) menyatakan pertumbuhan pohon dan kualitas kayu secara
individu dapat diatur melalui penerapan teknik pemangkasan dan penjarangan.
Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam yang tepat perlu dilakukan uji coba
penanaman dengan perlakuan jarak tanam yang berbeda.
Pengaturan jarak tanam berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya
dan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman. Semakin lebar jarak
tanam, semakin besar intensitas cahaya dan semakin banyak ketersediaan unsur
hara bagi individu tanaman, karena jumlah pohonnya lebih sedikit. Sebaliknya
semakin rapat jarak tanam semakin banyak jumlah pohonnya dan persaingan
semakin ketat (Mawazin dan Suhaendi, 2008).
Diameter setinggi dada dan riap dapat dijadikan petunjuk kecepatan
pertumbuhan suatu tanaman. Kerapatan, dimensi serat terutama panjang serat
serta MFA merupakan parameter kualitas kayu yang sangat berhubungan dengan
kekuatan dan kestabilan dimensi. Jarak tanam yang lebar menghasilkan pohon-
pohon yang berdiameter besar sedangkan jarak tanam yang sempit akan mencegah
pembentukan cabang-cabang besar dan mengurangi besarnya ukuran mata kayu
(Yunianti et al., 2011).
Hasil penelitian Wahyudi et al (2014) jarak tanam lebih memengaruhi
karakteristik pertumbuhan pohon terutama diameter batang, tinggi pohon total,
tinggi pohon bebas cabang dan jumlah percabangan. Tebal kulit relatif tidak
dipengaruhi oleh jarak tanam, meski jarak yang lebih lebar cenderung
menghasilkan kulit batang yang lebih tipis.
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, I. J., H.T. Sembayang, dan E.Widayarti. 2013. Pengaruh Jarak Tanam Dan
Teknik Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar.
Jurnal Produksi Tanaman. 1 (2): 8 - 16.

Fujimori, T. 2001. Ecological and Silvicultural Strategis for Sustainable Forest


Management. Paris. Shannon. Tokyo. 121-161.

Kosasih, A. S., dan Mindawati, N. 2011. Pengaruh Jarak Tanam Pada


Pertumbuhan Tiga Jenis Meranti Di Hutan Penelitian Haurbentes. Jurnal
Penelitian Dipterokarpa. 5 (2).

Subiakto, A, Sunaryo dan H.S. Nurohniah. 2002. Pengembangan Meranti Bintang


oleh Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam. Silvatropika. Balitbang
Kehutanan. Jakarta. Hal 5 – 6.

Mawazin dan Suhaendi, H. 2008. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan


Diameter Shorea parvifolia Dyer. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam.
5 (4) : 381-388.
Muslimin, I. Dan Suhartati. 2016. Uji Jarak Tanam Pada Tanaman Eucalyptus
pellita F. Muel Di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Info
Teknis Eboni. 13 (2): 119 – 130.

Yunianti, A. D., Wahyudi, I. Siregar, I. Z., dan Pari, G. 2011. Kualitas Kayu Jati
Klon dengan Jarak Tanam yang Berbeda. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu
Tropis. 9 (1).

Wahyudi, I., Sinaga, D. K. D., Muhran, dan Jasni, L. B. 2014. Pengaruh Jarak
Tanam Terhadap Pertumbuhan Pohon dan Beberapa Sifat Fisis-Mekanis
Kayu Jati Cepat Tumbuh. JIPI. 19 (3): 204 210.

Anda mungkin juga menyukai