Anda di halaman 1dari 25

JARINGAN TRANSMISI

PENGERTIAN
Saluran Transmisi adalah sistem penyaluran tenaga listrik yang beroperasi pada TT
(tegangan Tinggi), TET (Tegangan Ekstra Tinggi), dan TUT (Tengangan Ultra Tinggi). Kemampuan
sistem transmisi dengan tegangan yang lebih tinggi akan menjadi jelas jika dilihat pada
kemampuan transmisi dari suatu saluran transmisi, kemampuan ini biasanya dinyatakan dalam
Mega Volt Ampere (MVA). Transmisi dapat menyalurkan tenaga listrik dari GI Pembangkitan ke
GI Tegangan Tinggi dan dari GI Tegangan Tinggi ke GI Distribusi.

GAMBAR
SINGLE LINE DIAGRAM

KOMPONEN
 TOWER
Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara pada umumnya
menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi
antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya, dan untuk menyanggah
/ merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia
dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu
konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut menara / tower. Antara menara /
tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh isolator. Konstruksi tower besi baja
merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran
transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak digunakan di jaringan PLN,
karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari
jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran
bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah.
Jenis-Jenis Menara / Tower Listrik
• Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara / tower listrik dibagi atas 4 macam,
yaitu:
1. Lattice tower
2. Tubular steel pole
3. Concrete pole
4. Wooden pole

Gambar 1. Lattice tower Gambar 2. Tubular steel pole

• Menurut fungsinya, menara / tower listrik dibagi atas 7 macam yaitu:


1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini
hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.
2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan
sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan
(penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung
gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.
4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih
besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.
5. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan
perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi.
6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua
Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing.
7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang
berbeda tegangan operasinya.

Gambar 3. Tower 2 sirkit tipe suspensi (kiri) dan tension (kanan).


Gambar 4. Tower 4 sirkit tipe suspensi (kiri) dan tension (kanan).

• Menurut susunan / konfigurasi kawat fasa, menara / tower listrik dikelompokkan atas:
1. Jenis delta, digunakan pada konfigurasi horizontal / mendatar.
2. Jenis piramida, digunakan pada konfigurasi vertikal / tegak.
3. Jenis Zig-zag, yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower.

Dilihat dari tipe tower, dibagi atas beberapa tipe seperti ditunjukkan pada tabel 1 dan
tabel 2.

Tabel 1. Tipe tower 150 Kv Tabel 2. Tipe Tower 500 kV

 ISOLATOR
Isolator mempunyai peranan penting untuk mencegah terjadinya aliran arus dari
konduktor phasa ke bumi melalui menara pendukung. Dengan demikian, isolator
merupakan bagian penting dalam sistem transmisi energi listrik. Beberapa persyaratan
penting yang harus dimiliki suatu isolator adalah:
- Isolator harus mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi.
- Memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi.
- Mempunyai nilai resistivitas yang tinggi untuk memperkecil arus bocor yang terjadi.
- Tidak mudah keropos dan tahan terhadap masuknya gas-gas ataupun cairan-cairan
ke dalam bahan isolator.
- Tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Bahan-bahan Isolator :
 Isolator Porselen
Porselen berasal dari tanah liat yang mengandung aluminium silikat, kemudian
aluminium silikat ini direaksikan dengan plastik kaolin, felspar, kwarsa dan
campuran ini dipanaskan pada tempat pembakaran dengan suhu yang diatur.
Komposisi bahan bakunya adalah: 50% tanah liat, 25% felspar, 25% kwarsa. Isolator
yang dihasilkan harus keras, permukaannya halus/licin dan bebas dari sifat
perembesan. Kehalusan bahan pada permukaan akan membebaskan isolator dari
jejak air. Sifat menyerap pada bahan isolator akan menurunkan kekuatan dielektrik,
dan adanya kotoran ataupun gelembung udara di dalam bahan isolator juga akan
mengakibatkan penurunan kekuatan dielektrik.
Jika bahan isolasi diproduksi pada suhu yang rendah maka sifat mekaniknya
akan menjadi lebih baik, tetapi bahan tersebut bersifat menyerap air dan ketika
bahan tersebut digunakan, kondisinya mungkin akan memburuk. Sebaliknya jika
bahan isolasi diproduksi pada suhu yang lebih tinggi, sifat menyerapnya akan
berkurang, tetapi bahan isolasi tersebut menjadi rapuh. Jadi di dalam membuat
isolator perlu dirancang sedemikian rupa antara kekuatan dielektrik, sifat rembesan
terhadap air dan suhu tempat pengeringannya. Secara mekanis isolator porselen
memiliki kekuatan dielektrik ± 60.000 V/cm, tekanan dan kuat regangannya adalah
70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.
 Isolator Gelas
Sering kali gelas digunakan sebagai bahan isolasi. Gelas diproduksi dengan
proses penguatan yaitu dipanaskan dulu lalu didinginkan. Isolator yang terbuat dari
bahan gelas ini memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
– Kekuatan dielektriknya tinggi kira-kira 140 kV/cm
– Dengan pemanasan yang tepat akan diperoleh resistivitas yang tinggi.
– Koefisien muai panasnya rendah.
– Karena kekuatan dielektriknya tinggi, maka isolator gelas memiliki bentuk yang
lebih sederhana dan bahkan dapat digunakan satu lapis sebagai bahan isolator.
– Bersifat transparan (lebih jelas dibandingkan porselen), sehingga sedikit cacat,
ketakmurnian gelembung udara, retak-retak, kotoran-kotoran yang lain dapat
dideteksi dengan mudah dan bersifat homogen.
– Daya rentanganya lebih besar dari porselen.
– Lebih murah dari pada porselen
Kelemahan dari isolator gelas antara lain :
– Uap-uap air mudah mengembun di sepanjang permukaan isolator, sehingga hal ini
dapat menyebabkan penumpukan kotoran-kotoran pada permukaan isolator dan
mempercepat terjadinya arus bocor.
– Pada tegangan yang lebih tinggi, gelas tidak dapat dituang (casting) dalam bentuk
atau model yang tidak beraturan, karena pendingin yang tidak teratur akan
menyebabkan terjadinya kegentingan-kegentingan didalam isolator dan keadaan ini
dapat mempercepat terjadinya arus bocor.
 Isolator Steatite
Steatite adalah magnesium silikat dan dijumpai pada berbagai bagian dari oksida
magnesium dengan silikat. Daya rentang dari isolator steatite jauh lebih besar
dibandingkan dengan isolator porselen, dan dapat menguntungkan jika digunakan
pada keadaan dimana isolator mengalami regangan sempurna misalnya ketika
jaringan saluran transmisi mengalami belokan tajam.
Klasifikasi Isolator Transmisi Hantaran Udara. Isolator transmisi hantaran udara
diklasifikasi menurut penggunaan dan konstruksinya menjadi isolator
gantung (suspension), jenis pasak (pin-type), jenis batang panjang (long-rod) dan
jenis pos-saluran (line post). Gandengan isolator gantung pada umumnya dipakai
pada saluran transmisi tegangan tinggi, sedang isolator batang panjang dipakai
ditempat-tempat dimana pengotoran udara karena garam dan debu banyak terjadi.
Kedua jenis yang lain dapat dipakai pada saluran transmisi yang relatip rendah
(kurang dari 22-33 kV).
 Isolator Gantung,
Pada isolator gantung dikenal dua jenis, yakni clevis type dan ball-and-socket
type,yang masing-masing terbuat dari porselen dengan tutup (cap) dari besi
tempaan (malleable iron), yang keduanya diikatkan pada porselennya dengan
semen berkualitas baik.

Keuntungan-keuntungan dari isolator gantung :


1. Setiap unit dirancang untuk tegangan 11 kV sehingga dengan menghubungkan
beberapa buah isolator secara seri, maka sederetan isolator tersebut dapat
digunakan untuk setiap tegangan yang diinginkan.
2. Bila didalam deretan isolator yang telah dihubungkan tersebut salah satu isolator
rusak, maka proses penggantiannya lebih mudah dan harganya relatif lebih murah.
3. Tekanan mekanis pada rangkaian isolator akan berkurang karena tempat
pengikat kawat penghantarnya fleksibel.
4. Apabila deretan isolator tersebut digantungkan pada menara yang terbuat dari
baja maka konduktor tegangan tinggi hanya sedikit berpengaruh terhadap
sambaran kilat, karena penghantar kawat tersebut posisinya lebih rendah dari pada
lengan menara yang ditanahkan dan mempunyai sifat sebagai penangkal petir.
5. Jika beban yang diberikan pada transmisi bertambah, maka potensial jaringan
yang ada dapat diperbesar lagi dengan menambahkan sejumlah deretan atau
rangkaian isolator.

 Isolator Pasak,
Isolator jenis pasak dan jenis pos-saluran terbuat dari porselen, yang bagian
bawahnya diberi tutup (thimble, cap) besi cor yang disemenkan pada porselen serta
pasak baja yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini dipakai secara sendirian
(tidak dalam gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah, maka tidak dibuat
dalam ukuran-ukuran yang besar.

Jenis batang-panjang mempunyai sedikit bagian logam sehingga tidak mudah


menjadi rusak. Oleh karena rusuknya yang sederhana maka ia mudah tercuci oleh
hujan, sehingga jenis ini sesuai sekali untuk penggunaan pada tempat-tempat yang
banyak dikotori garam dan debu
 KONDUKTOR

Fungsi Konduktor

Konduktor berfungsi untuk memindahkan energi listrik dari suatu tempat yang lain.

Jenis Bahan Konduktor

Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan


sebagai berikut :
- Konduktifitasnya cukup baik.
- Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
- Koefisien muai panjangnya kecil.
- Modulus kenyalnya (modulus elastisitet)cukup besar.

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain :


- Logam biasa seperti tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya
- Logam campuran (alloy) adalah tembaga atau aluminium yang diberi campuran
dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain yang gunanya untuk menaikkan
kekuatan mekanisnya.
- Logam paduan (composite) yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
Klasifikasi Konduktor.

a. Klasifikasi Konduktor Menurut Bahannya :


 Kawat Logam Biasa
Contoh :
 BBC (Bare Copper Conduktor)

 AAC (All Aluminium Alloy Conduktor)

 Kawat Logam Campuran (Alloy)


Contoh :
 AAAC (All Aluminium Alloy Conduktor)
 Kawat Logam Paduan (composite)
Contoh :
- Copper Clad Steel (Kawat baja berlapis tembaga)
- Aluminum Clad Steel (Kawat baja berlapis Aluminium)

 Kawat Lilit Campuran


Yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih.
Contoh :
 ASCR (Aluminium Cable Steel Reinforced)

b. Klasifikasi Konduktor Menurut Konstruktsinya :

 Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.


 Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang
dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
 Kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat
untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
c. Klasifikasi Menurut Bentuk Fisiknya.

 Konduktor telanjang.
 Konduktor berisolasi.
Konduktor berisolasi adalah konduktor telanjang yang pada bagian luarnya
diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja.
Contoh :
 Kabel twisted.
 Kabel NYY.
 Kabel NYCY.
 Kabel NYFGBY.

Karakteristik Konduktor

Ada 2 (dua) jenis karateristik konduktor, yaitu :

a. Karakteristik Mekanik
b. Karakteristik Listrik.

Karakteristik Mekanik.
Karakteristik mekanik menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor.
Dari SPLN 41-8:1981 untuk konduktor 70 mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30 C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275
A.

Karakteristik Listrik
Karakteristik listrik menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang
melewatinya.
Dari SPLN 41-10 : 1991 untuk knduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275
A.
Karakteristik Hantaran
a. Karakteristik Mekanik
- Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium (A2C)
Tabel.

Luas Luas Jumlah Diameter Diameter Berat Kuat tarik


Penampang Penampang Kawat Kawat Hantaran Hantaran Putus
Nominal Sebenarnya Aluminium Nominal Kira-kira Hantaran
Nominal (secara
(mm2) (mm) (mm) (mm) (kg/km) hitungan)
(kp) *)

1 2 3 4 5 6 7

16 15,89 7 1,7 5,1 44 290


25 24,25 7 2,1 6,3 67 425
35 34,36 7 2,5 7,5 94 585
50 49,48 7 ,30 9,0 135 810
50 48,36 19 1,8 9,0 133 860
70 65,82 19 2,1 10,5 181 1150
95 93,27 19 2,5 12,5 256 1595
120 117,0 19 2,8 14,0 322 1910
150 147,1 37 2,25 15,7 406 2570
185 181,6 37 2,5 17,5 501 3105
240 242,5 61 2,25 20,2 670 4015
300 299,4 61 2,5 22,5 827 4850
400 400,1 61 2,89 26,0 1105 6190
500 499,8 61 3,23 29,1 1381 7600
625 626,2 91 2,96 32,6 1733 9690
800 802,1 91 3,35 36,8 2219 12055
1000 499,7 91 3,74 41,1 2766 14845
- Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium campuran (A3C)
Tabel
Konstruksi Penghantar Udara Campuran Aluminium Telanjang (AAAC)

Luas Luas Jumla Diameter Diameter Berat Kuat tarik


Penampan Penampan h Kawat Penghanta Penghanta Putus
g g Kawat Aluminium r r Penghant
Nominal Sebenarny Nominal Nominal Nominal ar
a (mm)
(mm2) (mm) (kg/km) (N)
(mm2)

1 2 3 4 5 6 7

16 16,84 7 1,75 5,25 46 4,700


25 27,83 7 2,25 6,75 76 7,750
35 34,36 7 2,5 7,5 94 9,600
50 49,48 7 3,0 9,0 135 13,850
50 45,7 19 1,75 8,75 126 12,750
70 75,55 19 2,25 11,25 208 21,100
95 93,27 19 2,5 12,5 256 26,100
120 112,85 19 2,75 13,75 310 31,550
150 147,11 37 2,25 15,75 406 41,100
185 181,62 37 2,5 17,5 501 50,750
240 242,54 61 2,25 20,25 670 67,750
300 299,43 61 2,5 22,5 827 83,700
400 431,18 61 3,0 27,0 1195 120,550
500 506,04 61 3,25 29,25 1402 141,400
630 643,24 91 3,0 33,0 1782 179,750
800 754,91 91 3,25 35,75 2092 211,000
1000 1005,06 91 3,75 41,25 2785 280,85
- Karakteristik mekanis hantaran udara tembaga (BCC)

Luas Luas Jumlah Diameter Diameter Berat Kuat tarik


Penampang Penampang Kawat Kawat Hantaran Hantaran Putus
Nominal Sebenarnya Tembaga Nominal Kira-kira Hantaran
Nominal (secara
(mm2) (mm2) (mm) (mm) (kg/km) hitungan)
(kp) *)

1 2 3 4 5 6 7

6 6,16 1 2,8 2,8 54,8 246


10 10,02 7 1,35 4,05 90 410
16 15,89 7 1,7 5,1 143 650
25 24,25 7 2,1 6,3 219 990
35 34,36 7 2,5 7,5 310 1405
50 49,48 7 3,0 9,0 447 2020
50 48,36 19 1,8 9,0 438 1980
70 65,82 19 2,1 10,5 597 2690
95 93,27 19 2,5 12,5 846 3810
120 117,0 19 2,8 14,0 1061 6010
150 147,1 37 2,25 15,7 1337 7420
185 181,6 37 2,5 17,5 1651 7420
240 242,5 61 2,25 20,2 2208 9910
300 299,4 61 2,5 22,5 2726 12235
400 400,1 61 2,89 26,0 3643 16345
500 499,8 61 3,23 29,1 4551 20420
- Karakteristik mekanik kabel Twisted TR
Penampang nominal Diameter Berat kabel
Fasa Netral Penerangan kabel Per kg
(mm2) (mm2) (mm2) (mm) (kg)
3 x 25 54,6 30,8 550
3 x 35 54 33,8 670
3 x 50 54 36,2 780
3 x 70 54 40,6 1010
3 x 35 54 2 x 16 33,8 810
3 x 30 54 2 x 16 36,2 910
3 x 70 54 2 x 16 40,6 1230
b. Karakteristik Listrik
- Karakteristik listrik hantaran tembaga (CU)
Luas Penampang KHA terus menerus
(mm2) A
10 90
16 125
25 160
35 200
50 250
70 310
95 380
120 440
150 510
185 585
240 700
300 800
400 960
500 1.110
- Karakteristik listrik hantaran aluminium (AAC)
Luas Penampang KHA terus menerus
(mm2) A

16 110
25 145
35 180
50 225
70 270
95 340
120 390
150 455
185 520
240 625
300 710
400 855
500 990
625 1.140
800 1.340
1000 1.540

- Karakteristik listrik hantaran udara aluminium campuran (A3C)


Luas Penampang
KHA terus menerus)
Nominal
A
(mm2)

16 105
25 135
35 170
50 210
50 210
70 255
95 320
120 365
150 425
185 490
240 855
300 670
400 810
500 930
625 1.075
800 1.255
1.000 1.450

- Karakteristik listrik kabel Twisted TR


Tabel

Arus yang diizinkan


Penampang Penahan Reaktansi pada
nominal Ohm Frekwensi 50 Hz
20C 30C 40C
(mm2) Ohm / Km Ohm / Km Amper Amper Amper

16 2,41 0,10 85 80 70
25 1,52 0,10 110 100 95
35 1,10 0,10 135 125 110
50 0,81 0,10 160 145 135
70 0,54 0,10 200 185 170
Tabel. Konstruksi & KHA Penghantar Berselubung AAAC – S

1 2 3 4 5 6 7

Luas Konsruksi Jumlah Diameter Tebal Kuat hantar


penampang Kawat Kawat Selubung arus diudara
penghantar penghantar nominal nominal pada suhu
nominal sekitar mak-
S 30C 40C

(mm2) Buah mm mm A A

35 Rm 7 2,5 3,0 167 150


50 Rm 19 1,75 3,0 200 180
70 Rm 19 2,25 3,0 275 246
95 Rm 19 2,5 3,0 315 282
120 Rm 19 2,75 3,0 356 319
150 Rm 19 3,25 3,0 423 378
150 Rm 37 2,25 3,0 423 378
185 Rm 37 2,5 3,0 484 423
240 Rm 61 2,25 3,0 586 523

 PENGAMAN

Pemisah – Disconnecting Switch (DS)


Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemisah
hanya dapat dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban.

Pemutus beban – Load Break Switch (LBS)


Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus
beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel masuk
atau keluar gardu distribusi. Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian yang
bekerja secara interlock dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak jauh (remote control),
Remote Terminal Unit (RTU) harus dilengkapi catu daya penggerak.

Pemutus Tenaga - Circuit Breaker (CB)


Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam
keadaan normal maupun gangguan hubung singkat. Peralatan Pemutus Tenaga (PMT)
ini sudah dilengkapi degan rele proteksi arus lebih (Over Current Relay) dan dapat
difungsikan sebagai alat pembatas beban. Komponen utama PHB-TM tersebut diatas
sudah terakit dalam kompartemen kompak (lengkap), yang sering disebut Kubikel
Pembatas Beban Pelanggan.

LBS - TP (Transformer Protection)


Transformator distribusi dengan daya ≤ 630 kVA pada sisi primer dilindungi
pembatas arus dengan pengaman lebur jenis HRC (High Rupturing Capacity). Peralatan
kubikel proteksi transformator, dilengkapi dengan LBS yang dipasang sebelum
pengaman lebur. Untuk gardu kompak, komponen proteksi dan LBS dapat saja sudah
terangkai sebagai satu kesatuan, dan disebut Ring Main Unit (RMU).

PROTEKSI

Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran
tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan
aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi
gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami
kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi
bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik
dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka
pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia
yang sedang melakukan perawatan.

Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah
transmisi dengan tegangan sebesar 500kV. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena
di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kV. Kategori yang kedua adalah transmisi dengan
tegangan sebesar 150 kV. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kV. Untuk dibawah 75 kV
selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik. Proteksi berbeda dengan pengaman.
Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun.
Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam
waktu yang sangat singkat dapat diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan
akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh manusia
2. Peralatan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik. Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik
diantaranya adalah :
a. Relay arus lebih, merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
terpasang pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya
gangguan phasa-phasa.
b. Relay hubung tanah, Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus
dan terpasang pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.
c. Relay Diferensial, Relay diferensial ini berfungsi untuk mengamankan transformator tenaga
terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator, yang
disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi
d. Relay jarak, : Dapat menentukan arah letak gangguan , Gangguan didepan relai harus
bekerja, Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja, Dapat menentukan letak gangguan,
Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja, Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh
bekerja, Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya, Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran petir.
Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena
dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya ground wire terbuat dari kawat baja
(steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50, tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh
PLN.
Pemutus Tenaga ( PMT ) Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi
dengan bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.

3. Cara Kerja Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


a. Relay arus lebih: Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih, maka
dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan transmisi akan tidak
terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka jaringan transmisi akan terhubung
kembali. Macam-macam karakteristik relay arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay), Relay yang bekerja seketika (tanpa
waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja
dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms).
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay), Relay ini akan memberikan
perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus
gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up
sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya
arus yang mengerjakan relay.
c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay), Relay ini akan bekerja dengan
waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin
besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan
setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik
waktunya dibedakan dalam tiga kelompok : Standar invers, Very inverse, Extreemely
inverse
b. Relay hubung tanah, Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat
antara kabel fasa dengan tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja
dalam waktu yang sangat singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi
kerusakan yang sangat banyak.
c. Relay diferensial, Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat
bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu
perbandingan arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara
yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik
yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus,
yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika terjadi
gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external fault),
maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap
sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja
untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka
arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada
kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman
dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus
sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja
(operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah)
yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus
mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja
dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga
peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir. Adapun gambar kerja
dari relai differensial seperti gambar dibawah ini.

d. Relay jarak , Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran
transmisi. Rele jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk
mendapatkan impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena
impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh
karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi,
tetapi tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi.
Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang
dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari
relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik
terjadinya gangguan dapat ditentukan.
4. Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun,
untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran masuk
ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis terjadi
gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka
kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa yang
berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga pemasanggannya
berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik.

Gambar pemasangan relai untuk memproteksi arus lebih pada jaringan transmisi disebuah
gardu induk
5. Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik
Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan
distribusi dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara
baik maka energi listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk
mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan penyaluran energi listrik.

Anda mungkin juga menyukai