Jaringan Transmisi
Jaringan Transmisi
PENGERTIAN
Saluran Transmisi adalah sistem penyaluran tenaga listrik yang beroperasi pada TT
(tegangan Tinggi), TET (Tegangan Ekstra Tinggi), dan TUT (Tengangan Ultra Tinggi). Kemampuan
sistem transmisi dengan tegangan yang lebih tinggi akan menjadi jelas jika dilihat pada
kemampuan transmisi dari suatu saluran transmisi, kemampuan ini biasanya dinyatakan dalam
Mega Volt Ampere (MVA). Transmisi dapat menyalurkan tenaga listrik dari GI Pembangkitan ke
GI Tegangan Tinggi dan dari GI Tegangan Tinggi ke GI Distribusi.
GAMBAR
SINGLE LINE DIAGRAM
KOMPONEN
TOWER
Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara pada umumnya
menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi
antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya, dan untuk menyanggah
/ merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia
dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu
konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut menara / tower. Antara menara /
tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh isolator. Konstruksi tower besi baja
merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran
transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak digunakan di jaringan PLN,
karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari
jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran
bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah.
Jenis-Jenis Menara / Tower Listrik
• Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara / tower listrik dibagi atas 4 macam,
yaitu:
1. Lattice tower
2. Tubular steel pole
3. Concrete pole
4. Wooden pole
• Menurut susunan / konfigurasi kawat fasa, menara / tower listrik dikelompokkan atas:
1. Jenis delta, digunakan pada konfigurasi horizontal / mendatar.
2. Jenis piramida, digunakan pada konfigurasi vertikal / tegak.
3. Jenis Zig-zag, yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower.
Dilihat dari tipe tower, dibagi atas beberapa tipe seperti ditunjukkan pada tabel 1 dan
tabel 2.
ISOLATOR
Isolator mempunyai peranan penting untuk mencegah terjadinya aliran arus dari
konduktor phasa ke bumi melalui menara pendukung. Dengan demikian, isolator
merupakan bagian penting dalam sistem transmisi energi listrik. Beberapa persyaratan
penting yang harus dimiliki suatu isolator adalah:
- Isolator harus mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi.
- Memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi.
- Mempunyai nilai resistivitas yang tinggi untuk memperkecil arus bocor yang terjadi.
- Tidak mudah keropos dan tahan terhadap masuknya gas-gas ataupun cairan-cairan
ke dalam bahan isolator.
- Tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Bahan-bahan Isolator :
Isolator Porselen
Porselen berasal dari tanah liat yang mengandung aluminium silikat, kemudian
aluminium silikat ini direaksikan dengan plastik kaolin, felspar, kwarsa dan
campuran ini dipanaskan pada tempat pembakaran dengan suhu yang diatur.
Komposisi bahan bakunya adalah: 50% tanah liat, 25% felspar, 25% kwarsa. Isolator
yang dihasilkan harus keras, permukaannya halus/licin dan bebas dari sifat
perembesan. Kehalusan bahan pada permukaan akan membebaskan isolator dari
jejak air. Sifat menyerap pada bahan isolator akan menurunkan kekuatan dielektrik,
dan adanya kotoran ataupun gelembung udara di dalam bahan isolator juga akan
mengakibatkan penurunan kekuatan dielektrik.
Jika bahan isolasi diproduksi pada suhu yang rendah maka sifat mekaniknya
akan menjadi lebih baik, tetapi bahan tersebut bersifat menyerap air dan ketika
bahan tersebut digunakan, kondisinya mungkin akan memburuk. Sebaliknya jika
bahan isolasi diproduksi pada suhu yang lebih tinggi, sifat menyerapnya akan
berkurang, tetapi bahan isolasi tersebut menjadi rapuh. Jadi di dalam membuat
isolator perlu dirancang sedemikian rupa antara kekuatan dielektrik, sifat rembesan
terhadap air dan suhu tempat pengeringannya. Secara mekanis isolator porselen
memiliki kekuatan dielektrik ± 60.000 V/cm, tekanan dan kuat regangannya adalah
70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.
Isolator Gelas
Sering kali gelas digunakan sebagai bahan isolasi. Gelas diproduksi dengan
proses penguatan yaitu dipanaskan dulu lalu didinginkan. Isolator yang terbuat dari
bahan gelas ini memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
– Kekuatan dielektriknya tinggi kira-kira 140 kV/cm
– Dengan pemanasan yang tepat akan diperoleh resistivitas yang tinggi.
– Koefisien muai panasnya rendah.
– Karena kekuatan dielektriknya tinggi, maka isolator gelas memiliki bentuk yang
lebih sederhana dan bahkan dapat digunakan satu lapis sebagai bahan isolator.
– Bersifat transparan (lebih jelas dibandingkan porselen), sehingga sedikit cacat,
ketakmurnian gelembung udara, retak-retak, kotoran-kotoran yang lain dapat
dideteksi dengan mudah dan bersifat homogen.
– Daya rentanganya lebih besar dari porselen.
– Lebih murah dari pada porselen
Kelemahan dari isolator gelas antara lain :
– Uap-uap air mudah mengembun di sepanjang permukaan isolator, sehingga hal ini
dapat menyebabkan penumpukan kotoran-kotoran pada permukaan isolator dan
mempercepat terjadinya arus bocor.
– Pada tegangan yang lebih tinggi, gelas tidak dapat dituang (casting) dalam bentuk
atau model yang tidak beraturan, karena pendingin yang tidak teratur akan
menyebabkan terjadinya kegentingan-kegentingan didalam isolator dan keadaan ini
dapat mempercepat terjadinya arus bocor.
Isolator Steatite
Steatite adalah magnesium silikat dan dijumpai pada berbagai bagian dari oksida
magnesium dengan silikat. Daya rentang dari isolator steatite jauh lebih besar
dibandingkan dengan isolator porselen, dan dapat menguntungkan jika digunakan
pada keadaan dimana isolator mengalami regangan sempurna misalnya ketika
jaringan saluran transmisi mengalami belokan tajam.
Klasifikasi Isolator Transmisi Hantaran Udara. Isolator transmisi hantaran udara
diklasifikasi menurut penggunaan dan konstruksinya menjadi isolator
gantung (suspension), jenis pasak (pin-type), jenis batang panjang (long-rod) dan
jenis pos-saluran (line post). Gandengan isolator gantung pada umumnya dipakai
pada saluran transmisi tegangan tinggi, sedang isolator batang panjang dipakai
ditempat-tempat dimana pengotoran udara karena garam dan debu banyak terjadi.
Kedua jenis yang lain dapat dipakai pada saluran transmisi yang relatip rendah
(kurang dari 22-33 kV).
Isolator Gantung,
Pada isolator gantung dikenal dua jenis, yakni clevis type dan ball-and-socket
type,yang masing-masing terbuat dari porselen dengan tutup (cap) dari besi
tempaan (malleable iron), yang keduanya diikatkan pada porselennya dengan
semen berkualitas baik.
Isolator Pasak,
Isolator jenis pasak dan jenis pos-saluran terbuat dari porselen, yang bagian
bawahnya diberi tutup (thimble, cap) besi cor yang disemenkan pada porselen serta
pasak baja yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini dipakai secara sendirian
(tidak dalam gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah, maka tidak dibuat
dalam ukuran-ukuran yang besar.
Fungsi Konduktor
Konduktor berfungsi untuk memindahkan energi listrik dari suatu tempat yang lain.
Konduktor telanjang.
Konduktor berisolasi.
Konduktor berisolasi adalah konduktor telanjang yang pada bagian luarnya
diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja.
Contoh :
Kabel twisted.
Kabel NYY.
Kabel NYCY.
Kabel NYFGBY.
Karakteristik Konduktor
a. Karakteristik Mekanik
b. Karakteristik Listrik.
Karakteristik Mekanik.
Karakteristik mekanik menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor.
Dari SPLN 41-8:1981 untuk konduktor 70 mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30 C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275
A.
Karakteristik Listrik
Karakteristik listrik menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang
melewatinya.
Dari SPLN 41-10 : 1991 untuk knduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275
A.
Karakteristik Hantaran
a. Karakteristik Mekanik
- Karakteristik mekanik hantaran udara aluminium (A2C)
Tabel.
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
16 110
25 145
35 180
50 225
70 270
95 340
120 390
150 455
185 520
240 625
300 710
400 855
500 990
625 1.140
800 1.340
1000 1.540
16 105
25 135
35 170
50 210
50 210
70 255
95 320
120 365
150 425
185 490
240 855
300 670
400 810
500 930
625 1.075
800 1.255
1.000 1.450
16 2,41 0,10 85 80 70
25 1,52 0,10 110 100 95
35 1,10 0,10 135 125 110
50 0,81 0,10 160 145 135
70 0,54 0,10 200 185 170
Tabel. Konstruksi & KHA Penghantar Berselubung AAAC – S
1 2 3 4 5 6 7
(mm2) Buah mm mm A A
PENGAMAN
PROTEKSI
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran
tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan
aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi
gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami
kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi
bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik
dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka
pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia
yang sedang melakukan perawatan.
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah
transmisi dengan tegangan sebesar 500kV. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena
di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kV. Kategori yang kedua adalah transmisi dengan
tegangan sebesar 150 kV. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kV. Untuk dibawah 75 kV
selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik. Proteksi berbeda dengan pengaman.
Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun.
Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam
waktu yang sangat singkat dapat diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan
akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh manusia
2. Peralatan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik. Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik
diantaranya adalah :
a. Relay arus lebih, merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
terpasang pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya
gangguan phasa-phasa.
b. Relay hubung tanah, Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus
dan terpasang pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman
Transformator tenaga.
c. Relay Diferensial, Relay diferensial ini berfungsi untuk mengamankan transformator tenaga
terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator, yang
disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi
d. Relay jarak, : Dapat menentukan arah letak gangguan , Gangguan didepan relai harus
bekerja, Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja, Dapat menentukan letak gangguan,
Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja, Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh
bekerja, Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya, Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran petir.
Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena
dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya ground wire terbuat dari kawat baja
(steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50, tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh
PLN.
Pemutus Tenaga ( PMT ) Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi
dengan bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
d. Relay jarak , Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran
transmisi. Rele jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk
mendapatkan impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena
impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh
karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi,
tetapi tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi.
Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang
dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari
relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik
terjadinya gangguan dapat ditentukan.
4. Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun,
untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran masuk
ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis terjadi
gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka
kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa yang
berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga pemasanggannya
berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik.
Gambar pemasangan relai untuk memproteksi arus lebih pada jaringan transmisi disebuah
gardu induk
5. Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik
Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan
distribusi dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara
baik maka energi listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk
mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan penyaluran energi listrik.