Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ELEKTRONIKA ANALOG

“PENGUAT DIFFERENSIAL DAN PENGUAT INSTRUMENTASI”

OLEH :

NAMA : KURNIA ASHADI

NIM/TM : 15034023/TM

JURUSAN : FISIKA

PRODI : FISIKA (NK) A

DOSEN : ZULHENDRI KAMUS, S.Pd, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr..Wb
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Serta terima kasih kepada dosen Elektronika
Analog, bapak Zulhendri Kamus S.Pd, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam membuat makalah ini. Mudah-mudahan makalah yang penulis susun ini dapat
memenuhi standar penilaian yang ada. Dan bagi para pembaca mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan sehingga kita dapat lebih
memahami tentang penguat differensial dan penguat instrumentasi. Disadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Penulis mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum,wr..wb

Padang, 5 Oktober 2017


Penulis

Cesy Zania
PENGUAT DIFFERENSIAL PADA OP-AMP
Penguat differensial dalam suatu penguat operasional (Op-Amp) dibuat menggunakan
kopling langsung (DC kopling) yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan
akibat penambahan atau pemasangan kapasitor bypass maupun kapasitor kopling. Penggunaan
kopling DC pada penguat differensial ini bertujuan untuk menghindari permasalahan
perlambatan yang terjadi akibat pengisian muatan pada kapasitor-kapasitor kopling
(penggandeng) oleh tegangan sumber DC, dengan demikian titik kerja DC untuk mencapai titik
stabil diperlukan juga waktu tunda (time constant). Sehingga mengakibatkan terjadinya efek
kenaikan batas frekuensi bawah (fL) karena adanya kenaikan waktu untuk mencapai stabil (time
constant) yang lebih lambat.

Fungsi transfer untai penguat diferensial adalah sebagai berikut.

…………(1)

Ketika nilai resistansi R1 = R3 dan R2 = R4, maka rumus transfer fungsi penguat diferensial
dapat dimodifikasi sebagai berikut.

..........................……….……………………...…(2)
Konfigurasi Penguat Differensial Pada Op-Amp

Karena penguat pasangan differensial didalamnya terdiri dari dua buah transistor, maka untuk
mendapatkan titik kerja DC yang simetris, diperlukan dua buah transistor yang mempunyai
konfigurasi bentuk phisis dengan karakteristik yang sama. Sedangkan untuk menghindari akibat
pengaruh adanya perubahan temperatur yang berbeda pada kedua transistor tersebut, sebaiknya
cara pemasangan kedua transistor adalah dibuat sedemikian rupa agar sedapat mungkin
berpasangan-berhimpit satu sama lainnya.

Gambar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp

Karakteristik Penguat Differensial Pada Op-Amp

Penguat differensial pada Op-Amp mempunyai karakteristik yang sama dengan penguat tunggal
emitor bersama (common emitter), maka didalam analisa titik kerja DC maupun analisa sinyal
bolak balik pada dasarnya mengacu pada rangkaian emitor bersama.

Prinsip Dasar Rangkaian Penguat Differensial Pada Op-Amp

Pada dasarnya untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian pada penguat pasangan differensial
adalah terlebih dahulu dengan mensyaratkan dimana besarnya arus yang mengalir pada tahanan
RE adalah konstan (IE = IC1 + IC2 ≈ konstan). Hal ini sangat menguntungkan didalam disain
rangkaian, karena nilai tahanan RE dapat dipilih dan ditentukan sebesar mungkin, dengan
demikian memungkinkan sekali untuk mendapatkan faktor perbandingan penolakan saat kondisi
sama (standar internasional biasa menulis dengan notasi CMMR-Common Mode Rejection Ratio,
sedangkan standar DIN yang digunakan di Jerman atau negara-negara Eropa yang berbahasa
jerman menuliskan dengan notasi G-Gleichtaktunterdrueckung). Dengan menetapkan nilai
tahanan kolektor RC sama besar (RC1 = RC2 = RC) dan kondisi karakteristik transistor juga sama,
maka berlaku hubungan arus kolektor IC1 = IC2 = 0,5·IE.
PENGUAT INSTRUMENTASI

Penguat instrumentasi adalah suatu penguat untai tertutup (closed loop) dengan masukan
diferensial dan penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi perbandingan penolakan modus
bersama (Common Mode Rejection Ratio).

Penguat yang paling banyak digunakan untuk pengukuran, instrumentasi, atau


pengendalian adalah penguat instrumentasi. Penguat ini dirancang dengan beberapa op-amp dan
tahanan presisi, yang membuat rangkaiannya sangat stabil dan berguna bilamana ketelian
merupakan hal yang sangat penting. Sekarang ini terdapat banyak rangkaian terpadu dan versi-
versi modul yang tersedia dalam praktek-praktek tunggal. Sayangnya paket-paket ini relatif
mahal. Tetapi bila yang diperlukan adalah penampilan dan presisi, maka harga tersebut cukup
memadai, karena penampilannya tidak dapat ditandingi oleh rata-rata op-amp.

Sifat-sifat dari Penguat instrumentasi:

1. Mampu menyupply daya pada level tegangan atau arus spesifik yang secara langsung
sebanding dengan besaran yang diukur.

2. Daya yang diserap dari sistem pengukuran sekecil mungkin.

3. Akan secara tepat menunjukkan variasi-variasi dalam pengukuran.

4. Akan beroperasi pada daya yang kurang dari daya cadangan yang mungkin.

5. Mempunyai waktu operasi yang lama dan derajat reabilitas yang tinggi.

6. Mempunyai impendansi input yang tinggi dan impemdansi output yang rendah.

Impendansi output yang rendah juga menyebabkan tidak tergantung pada frekuensi.

Ciri-ciri penguat instrumentasi diringkaskan sebagai berikut :[3]

1. Gain tegangannya, dari masukkan diferensial (E1-E2) ke keluaran berujung tunggal,


disetel oleh satu tahanan.

2. Resistansi masukan dari kedua masukannya sangat tinggi dan tak berubah jika gainnya
berubah.

3. VO tidak tergantung pada tegangan bersama E1 maupun E2 (tegangan mode bersama,


melainkan hanya pada perbedaan keduanya
1. Amplifier-amplifier arus bolak balik

Amplifier dirancang untuk memperkuat sinyal sinus dengan frekuensi yang dirancang secara
khusus. Ini dirancang untuk menghasilkan kembali bentuk sinyal input pada terminal-terminal
output, tapi tegangan atau arusnya bertambah menurut rationya. Amplifier dapat memperkuat
sinyal pada range frekuensi tertentu, bila frekuensi yang diberikan berlebihan akan mempunyai
respon data yang tergantung pada harga tekanan beban (RL).

2. DC Amplifier

Dengan demikian untuk kedua penguatan yaitu penguatan sinyal-sinyal DC atau sinyal-sinyal
lambat, maka dapat digunakan DC amplifier .

Dimulai dari sinyal DC atau frekuensinya nol. Yang menunjukkan respon dasar dari suatu low
pass filter, yaitu suatu perangkat yang memproduksi kembali sinyal-sinyal frekuensi rendah. DC
amplifier sering dipakai dalam pengukuran dan sistem instrumentasi dan juga merupakan
komponen yang penting bagi suatu sistem kompoter analog. Bagaimanapun juga jenis DC
amplifier yang baik sangat sulit pendasainannya. Ini disebabkan amplifier DC dibuat dengan
feed back yang banyak dan itu dan itu merupakan masalah drift. Dimana drift merupakan suatu
perubahan yang lambat dari banyak sinyal output. Jika sinyal inputnya statik atau diharapkan
dengan perubahan output sekecil mungkin, masalah lain DC amplifier adalah perlu adanya
pencegahan setiap cut off frekuensi rendah yang membuat tidak berguna.

3. Direct Coupled Amplifier

Untuk mencegah cut off pada frekuensi rendah dan juga untuk memperoleh respon frekuensi
yang betul-betul rata maka digunakan Direct Coupled (penguat copling langsung). Pada dasarnya
frekuensi cut off dari penguat AC ditentukan oleh copling capasitor antar tingkat penguat dan
lumped (gumpalan capasitansi). Dengan membuang capasitor copling antara tingkat amplifier
dapat di cople (dihubung) langsung tanpa kopling dan ini dinamakan direct coupled Amplifier.

Kekurangannya :
- Timbulnya drift (denyutan)

Setiap perubahan tegangan sumber (perubahan parameter) setiap komponen yang digunakan
akan menimbilkan sinyal output lancung (loncat), yang sangat berbeda dari output, bila
diperhitungkan inputnya.

Oleh karena itu direct copled disebut juga dengan DC amplifier dan kondisinya dimana tegangan
input DC yang benar lebih besar daripada tegangan yang disebabkan oleh drift (denyutan).

4. Chopped and Modulasi DC Amplifier

Penguat-penguat AC yang sederhana dapat digunakan untuk mengutkan sinyal input DC dengan
menambah komponen rangkaiannya yang disebut dengan chopper. Pendekatan yang digunakan
untuk membuat suatu Amplifier DC. Dimana DC adalah konverter pertama terhadap sinyal-
sinyal ekivalen AC yang dikuatkan oleh Amplifier AC.

5. PENGUAT GANDENG DC

Dalam praktek biasanya untuk memperoleh suatu penguatan yang cukup besar, dapat dilakukan
dengan menggandeng beberapa penguat atau biasa dikenal dengan penguat bertingkat. Untuk
menjaga agar tegangan panjar (bias) pada suatu tahap tidak terganggu oleh tahap sebelum dan
berikutnya, maka antara penguat-penguat tersebut dipisahkan dengan kapasitor. Rangkaian
semacam ini lebih dikenal dengan penguat gandengan RC. Penguat gandengan RC hanya bekerja
untuk isyarat AC.

Bila isyarat berupa arus/tegangan DC atau bolak-balik dengan frekuensi sangat rendah, maka
diperlukan rangkaian penguat gandengan DC. Pada penguat ini, antara transistor yang satu
dengan yang lainnya dihubungkan secara langsung. Ada beberapa cara untuk memperoleh
penguat gandengan DC diantaranya adalah penguat diferensial dan penguat hubungan
Darlington.
Penguat yang muthakhir tersusun sebagai rangkaian terpadu (integrated circuit- IC). Dengan IC
memungkinkan kita untuk menyusun ribuan transistor ke dalam suatu permukaan silikon (chip)
dengan luas hanya beberapa mm2. Satu hal yang menguntungkan dengan IC adalah dengan tanpa
kapasitor, kita dapat menghasilkan penguat dengan frekuensi respon sampai mendekati DC.

Penguat instrumentasi adalah salah satu dari penguat-penguat yang paling


bermanfaat, cermat, dan serbaguna yang ada pada saat ini. Penguat ini dibuat dari tiga penguat
dan tujuh tahanan.

Pada gambar di atas penguat instrumentasi disusun dari penguat tersangga dan penguat
diferensial dasar dengan menghubungkan tahanan R3. Dari kedua op-amp masukan penguat
tersangga terdapat pengikut tegangan yang berfungsi untuk mempertahankan resistansi
masukan yang tinggi, dan tiga tahanan yang berfungsi untuk mengatur besarnya nilai
penguatannya.
Penguat ini merupakan penguat serba guna dan bermanfaat yang terdiri atas tiga op-amp dan
tujuh buah tahanan. Rangkaian ini tersusun atas rangkaian penguat differensial dan penguat
penyangga. Untuk mengatur penguatan yang diinginkan diatur dengan mengubah-ubah nilai
Rg.

Rumus untuk menentukan penguatan dari penguat instrumentasi adalah sebagai berikut:

Penguatan pada input buffer


𝑉𝑎 − 𝑉𝑏 𝑉1 − 𝑉2
=
𝑅1 + 𝑅𝐺 + 𝑅2 𝑅𝐺
𝑅1 + 𝑅𝐺 + 𝑅2
𝑉𝑎 − 𝑉𝑏 = (𝑉1 − 𝑉2 )
𝑅𝐺
Jika R1=R2
2𝑅1
𝑉𝑎 − 𝑉𝑏 = ( + 1) (𝑉1 − 𝑉2 )
𝑅𝐺

Anda mungkin juga menyukai