Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar - Kopi
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar - Kopi
Disusun oleh :
Latar Belakang
Pengolahan kopi buah dibedakan menjadi dua yaitu pengolahan cara basah
(West Indischee Bereding) dan pengolahan kering (Ost Indischee Bereding)
(Ridwansyah 2003). Pengolahan basah yaitu pengupasan daging buah dilakukan
ketika keadaan kopi masih basah, sementara pengolahann kering, pengupasan
daging buah, kulit tanduk, dan kulit ari dilakukan setelah kering (kopi gelondong)
(Sembiring et al. 2015). Pengolahan secara basah memiliki kualitas yang lebih
baik dan harga jual yang tinggi dari pada pengolahan secara kering. Namun,
pengolahan kopi secara basah memerlukan biaya lebih tinggi daripada pengolahan
secara kering. Pengolahan secara basah melalui proses fermentasi yang
menyebabkan terjadinya peristiwa kimiawi dan menimbulkan pembentukan
karakter citarasa yang ditandai dengan terbentuknya senyawa prekursor citarasa,
seperti asam organik, asam amino, dan gula reduksi (Towaha dan Rubiyo 2016).
Kopi arabika dan robusta memiliki karakteristik yang berbeda baik dari
segi fisik maupun kandungan kimianya. Kopi robusta memiliki mutu citarasa
yang lebih rendah daripada kopi arabika. Kelebihan kopi robusta adalah warna
yang lebih kuat dan lebih kental (Siswoputranto 1993). Kopi robusta memiliki biji
yang lebih lonjong daripada kopi arabika. Di Indonesia, menerapkan standar
kualitas biji kopi dengan melihat faktor nilai cacat pada biji kopi. Standar
Nasional Indonesia nomor 01-2907-2008 digunakan sebagai persyaratan standar
mutu biji kopi yaitu dengan menggunakan nilai cacat sebagai acuan untuk
menentukan kualitas atau mutu suatu biji kopi. Pengujian mutu kopi perlu
dilakuakan untuk menjaga kualitas kopi yang dihasilkan. Pengujian mutu kopi
dapat dilakukan dengan cara mengamati tingkat kematangan kopi, pengamatan
bagian buah kopi, kerapatan massa, speritas, kadar air, kadar sari, trase, tes defect,
pengamatan fisik, serta uji organoleptik.
Tujuan
METODOLOGI
Hasil Pengamatan
[Terlampir]
Pembahasan
Kerapatan massa pada buah kopi adalah ukuran konsentrasi massa zat cair
yang dinyatakan dalam bentuk massa per satuan volume. Kerapatan massa kopi
buah berwarna hijau baik jenis arabika maupun robusta lebih besar daripada
warna kuning dan merah. Hal ini disebabkan karena semakin matang buah maka
berat jenisnya semakin mendekati angka satu (Sativa et al. 2014). Berdasarkan
hasil pengamatan, kerapatan massa kopi buah arabika berwarna merah berkisar
antara 0.609 gr/cm3 – 7.01 gr/cm3, warna kuning antara 0.512 gr/cm3 – 1.2
gr/cm3, warna hijau antara 0.309 gr/cm3 – 1.01 gr/cm3. Sementara kerapatan
massa pada kopi buah robusta berwarna merah berkisar antara 1.00 gr/cm3 – 6.89
gr/cm3, warna kuning antara 1.00 gr/cm3 – 1.42 gr/cm3, warna hijau antara 1.06
gr/cm3 – 1.18 gr/cm3. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur Sativa et
al. 2014, karena pada kopi buah arabika berwarna merah, tidak semua kerapatan
massanya mendekati nilai satu, sementara pada kopi buah robusta berwarna merah
juga terdapat nilai yang tidak mendekati satu, hal ini berarti kedua kopi tidak
semuanya matang sempurna walaupun telah berwarna merah. Ketidaksesuaian
hasil pengamatan dapat disebabkan adanya perubahan komponen dalam buah kopi
(Ridwansyah 2003).
Arabika Robusta
Buah Kopi Buah Kopi
Kel
Merah Kuning Hijau Merah Kuning Hijau
(gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cm3)
1 1,05 1,00 1,01 1,00 1,00 1,06
2 1,00 1,06 1,01 1,05 1,01 1,07
3 1,11 1,2 0,97 1,10 1,15 1,11
4 0,609 0,512 0,309 1,25 1,12 1,18
5 1,05 0,93 0,99 1,00 1,11 1,06
6 7,01 0,83 0,94 6,89 1,42 1,14
Kelomp
Jenis biji kopi buah Kadar air
ok
Biji kopi buah robusta Kering: 3,00%
1
merah Basah: 2,80%
Biji kopi buah arabika Kering: 4,00%
2
kuning Basah: 4,00%
Biji kopi buah robusta Kering: -
3
hijau Basah: -
Kering:
Biji kopi buah robusta
4 11,46% Basah:
merah
7,60%
Biji kopi buah robusta Kering: 2,89%
5
kuning Basah: 2,36%
Biji kopi buah robusta Kering: 0,80%
6
hijau Basah: 1,20%
Kadar air merupakan salah satu sifat fisik yang akan mempengaruhi mutu
kopi, berkaitan dengan daya simpan untuk mencegah perubahan warna,
tumbuhnya jamur dan mikroorganisme lainnya (Novita et al. 2010). Berdasarkan
standar, biji kopi hasil pengolahan basah dan kering memiliki kadar air sampel
antara 12% - 13%. Menurut Wibowo (1985), kadar air 12% dengan toleransi 1%
merupakan batasan yang dapat menjamin keamanan selama penyimpanan. Selain
itu, pengeringan biji kopi ini juga dapat menambah cita rasa dan aroma khas kopi.
Dengan demikian, untuk menjamin kemantapan penyimpanan biji kopi, akan
lebih baik apabila dilakukan pengeringan hingga kadar air maksimum sebesar
11%. Berdasarkan pengamatan, sebagian besar kadar air kopi yang dihasilkan
berada di bawah 9%. Menurut Sivetz and Desrosier (1979), kadar air kurang dari
9% (terlalu kering) akan menyebabkan kerusakan cita rasa dan warna. Hal ini
menunjukan bahwa mutu biji kopi hasil pengolahan telah mengalami penurunan
yang cukup signifikan. Penurunan mutu biji kopi dapat dicerminkan dari cita rasa
dan warna yang dihasilkan.
Berat Berat biji
Kelomp
Jenis biji kopi kopi kopi bagus
ok
(gram) (gram)
Biji kopi beras
100 85,64
robusta
1
Biji kopi beras
100 94
arabika
Biji kopi beras
100 86,74
robusta
2
Biji kopi beras
100 94,18
arabika
Biji kopi beras
100 86,37
robusta
3
Biji kopi beras
100 92,43
arabika
Biji kopi beras
100 75,8
robusta
4
Biji kopi beras
100 92,35
arabika
Biji kopi beras
100 96,11
robusta
5
Biji kopi beras
100 76,4
arabika
Biji kopi beras
100 93
robusta
6
Biji kopi beras
100 98,3
arabika
Sistem nilai kotor (triage atau trase) adalah sistem uji untuk mengetahui
persentase nilai kotor pada biji kopi, yaitu biji berwarna hitam, coklat, dan biji
feksel atau biji pecah (Handayani 2013). Uji trase biasa dilakukan pada biji kopi
asalan untuk menentukan kualitas dari biji tersebut. Uji trase dilakukan dengan
membandingkan berat biji kopi bagus terhadap 100 gr biji kopi. Berdasarkan
pengamatan, seluruh biji kopi hasil pengolahan memiliki trase di atas 70%.
Berdasarkan standar, hasil trase yang bagus memiliki kadar di atas 50%, yang
mencerminkan bahwa dari 100 gram biji kopi, persentase biji kopi bagus itu
dominan. Maka biji kopi hasil pengolahan telah memenuhi standar dari trase.
Yogi 74 68
Mattjik 69 68,9
Veni 62 62
Afdhal 72 61
Otto 67 73
Alya 72 73
Fiqo 83 75
Ilham 75,6 71
Naura 63 74
Widya 72 65
Husna 81 75
Suci 69 69,5
Daffa 80,5 77
Imansary 75 74
71
Aspar 74,9
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA