Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tasawuf adalah salah satu pilar Islam. Ia adalah ajaran dan amalan
Rasulullah saw. Beserta para sahabatnya. Sesungguhnya tanpa tasawuf, agama ini
akan kehilangan ruhnya dan tidak ada bedanya dengan ideologi buatan manusia.
Bahkan para ulama’ telah memberikan putusan hukum wajib ‘ain bagi setiap
muslim. Seperti dalam perkataan ‘Ali Abi Hasan Asy Syadzili yakni :
“Barangsiapa yang tidak menyelami ilmu tasawuf maka tetkala dia meninggal
akan membawa dosa yang besar tetapi dia tidak mengetahuinya”. Demikian
karena dengan tasawuf adalah seorang muslim akan mengatahui kondisi nafsunya
dan sifat-sifatnya yang tercela serta mengetahui cara beradab dengan Allah Swt.
di setiap waktu, tempat dan dalam kondisi apapun.
Tasawuf merupakan salah satu jalan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan,
sebuah kesadaran akan adanya komunikasi dengan Tuhan. Komunikasi yang
harus dijalin di setiap saat, tanpa mempertimbangkan apapun. Sehingga pangkat
atau maqom tertinggi yang patut diperoleh untuknya. Tetapi pada
perkembangannya, sebagian mutashowifin memberikan istilah yang berbeda-beda
dalam menamakan puncak maqamat. Seperti Robi’ah al Adawiyyah dengan
teorinya ”al Mahabbah”. Yang berpandangan bahwa beribadah hanyala murni
karena cinta kepada sang Kholiq, bukan karena takut akan siksaan neraka dan
bukan karena merahi janji kenikmatan surga.
Disisi lain, Hujjah al Islam al Imam al Ghazali memberikan istilah al Ma’rifah
bagi salikin yang sudah berada pada maqam tertinggi. Beliau berpendapat bahwa
tidaklah cukup seseorang mengenal Allah dengan akal saja, tetapi harus dengan
perantara intuitif.
Dari sekilas keterangan di atas, kami akan memberikan suguhan yang
lengkap dalam makalah ini, tentang 2 teori yang telah dicetuskan oleh 2 ahli
tasawuf di atas, sehingga para salikin memahami dengan benar tentang macam-
macam maqomat.
2

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat kita lihat inti permasalahan yang ingin kita
bahas, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimanakah deskripsi Mahabah dan Ma’rifah?
2. Siapa yang mengembangkan tokoh mahabbah dan ma’rifah
3. Bagaimanakah untuk mencapai Mahabbah dan Ma’rifah
4. Bagaimanakah tinjauan Mahabbah dan Ma’rifah dalam Al Qur’an dan
Hadist

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti Mahabbah dan Ma’rifah
2. Untuk mengetahui tokoh mahabbah dan ma’rifah
3. Untuk mengetahui cara mencapai mahabbah dan ma’rifah
4. Untuk mengetahui mahabbah dan ma’rifah dalam Al-Qur’an dan
Hadist

Anda mungkin juga menyukai