oleh
Gilang Ramadhan
Indonesia dikenal dengan keanekaragaman alam, budaya, dan tradisi yang luar biasa
memesona. Keanekaragaman yang luar biasa ini sampai-sampai diakui sekali di
mancanegara. Banyak wisatawan mancanegara datang ke Indonesia untuk menikmati alam
dan pemandangan negara kita yang luar biasa indah. Sebab itu, pemerintah Indonesia
menjadikan alam serta segala keindahan pemandangannya sebagai andalan pariwisata. Hal ini
pula yang memengaruhi banyak daerah menawarkan keindahan alamnya untuk kepentingan
pariwisata, tidak terkecuali Jawa Barat.
Jawa Barat mempunyai potensi pariwisata meliputi objek wisata juga budaya. Ada
sekitar 350 objek wisata dan seni budaya di Jawa Barat yang tecermin dalam akronim
“gurilaps” (gu = gunung , ri = rimba, l = laut, a = air, p = pantai, s = seni budaya) yang
berpotensi unggul dalam bidang pariwisata. Gurilaps dijadikan sebagai bidang usaha
pariwisata menjadi core bisnis di Jawa Barat. Dalam upaya tercapainya visi misi Jawa Barat
sebagai Provinsi termaju di Indonesia dan mitra terdepan ibukota negara pada tahun 2010.
Pemprov Jawa Barat menargetkan kunjungan satu juta wisatawan mancanegara dan empat
puluh juta wisatawan nusantara. Pada tahun 2019 ini, kementerian pariwisata menargetkan 2
juta wisatawan untuk berkunjung ke Provinsi Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, atau akrab dengan sebutan Kang Emil
menyatakan bahwa indentitas Provinsi Jawa Barat saat ini menjadi daerah pariwisata karena
memiliki potensi yang mumpuni. Kata beliau, “Pariwisata di Jawa Barat saat ini ibaratkan
batu akik yang belum dipoles dengan mengambil filosofi sustainable tourism berarti wisata
yang tidak pernah rusak dengan tidak mengorbankan kearifan lokal. Menurutnya, Jawa Barat
mempuyai potensi pariwisata. Namun sayang, masih banyak yang belum, bahkan tidak
dikelola dengan baik.”
Potensi wisata di Jawa Barat begitu diminati oleh para wisatawan. Dari sekian banyak
potensi wisata di setiap kabupaten dan kota di Jawa Barat ada yang paling diminati oleh
wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yaitu objek wisata di Kabupaten Pangandaran.
Di Pangandaran banyak potensi wisata laut juga pantai yang landai, seperti Pantai Batukaras,
Pantai Pangandaran, Pantai Batuhiu yang sangat dikenal akan keindahan pantainya yang
menakjubkan. Setiap tahun sejak Pangandaran menjadi daerah otonomi baru, jumlah
kunjungan waisatawan ke Pangandaran terus mengalami peningkatan hingga takheran
Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran selalu berbenah dalam bidang pariwisata demi
bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan dan terwujudnya wisata Pangandaran yang
mendunia.
Banyak yang perlu dibenahi untuk mewujudkan wisata Pangandaran yang mendunia.
Pertama, kita harus menyediakan sarana dan tempat yang memadai sehingga wisatawan betah
berlama-lama di Pangandaran. Tidak hanya itu, Pemda Pangandaran juga harus berinovasi
agar wisatawan takjemu hanya dengan wisata alam dan pesisirnya saja. Inovasi yang
dimaksud adalah Pemda Pangandaran bisa juga mempromosikan kesenian khas Pangandaran
sehingga menjadi nilai jual bagi pemerintah. Berkaca dari Pemprov Bali yang hampir tidak
pernah sepi pengunjung. Bali tidak hanya menjual destinasi keindahan alamnya saja, tetapi
mereka mengolaborasikan antara budaya dan wisata. Kenakeragaman paduan itulah yang
membuat para wisatawan bahkan sampai berkali-kali berkunjung ke Bali.
Selain ronngeng gunung ada juga kesenian tradisional lainnya yang menjadi ciri khas
Pangandaran, seperti kuda lumping atau yang lebih populer dengan sebutan ebeg. Tarian ini
biasanya ditampilkan pada acara khitanan ataupun acara lainnya. Kuda lumping yang sangat
digemari oleh berbagai kalangan ini biasanya menyuguhkan atraksi magic, kekebalan,
kesurupan, dan makan beling. Selain mempertunjukan atraksi magic, tarian kuda lumping
juga menyajikan humor yang menarik dan unik. Biasanya suara-suara pemain kuda lumping
tersebut berubah menjadi lebih kecil dan melengking sehingga membuat lucu orang yang
mendengarnya. Itulah contoh dari beberapa kesenian tradisional Kabupaten Pangandaran.
Kedua potensi kesenian tradisional tersebut, tepat dipadukan dengan pariwisata dan
diperkenalkan kepada wisatawan bahwa Pangandaran juga memiliki kesenian tradisional.
Kedua kesenian tersebut tepat untuk dipadukan dengan pariwisata karena ada sejarahnya.
Untuk memperkenalkan dan mempromosikan semua itu, perlu pemandu yang mumpuni
untuk menjelaskan secara detail kesenian dan budaya yang menjadi ciri khas Pangandaran itu
sehingga mampu menimbulkan rasa penasaran bagi wisatawan. Selain mengerti detail
kesenian budayanya, pemandu itu pun harus tahu tentang sejarah yang ada di sekitar
Kabupaten Pangandaran apabila ingin lebih dikenal oleh wisatawan, baik lokal maupun
wisatawan mancanegara.
Oleh-oleh (cenderamata) yang dipasarkan oleh penduduk Pangandaran pun perlu ada
kreasi dan inovasi agar tidak membosankan. Dari beberapa manik-manik atau miniatur yang
dibuat oleh penduduk sekitar, ada baiknya dibuat dari bahan bekas dibanding menggunakan
kerang-kerang laut yang lambat laun akan berpengaruh terhadap ekosistem kerang laut jika
dieksploitasi secara berlebihan. Kemudian, belum ada cenderamata berupa miniatur icon
Kabupaten Pangandaran yaitu ikan marlin. Miniatur marlin diharapkan bisa menjadi daya
tarik wisatawan untuk dijadikan sebagai cenderamata dan dibawa pulang ke tempat tinggal
wisatawan.
Akparindo, Rio Waldi. (2019, 2 November). Potensi Jawa Barat. Diakses pada 2 November
2019, dari http://potensiwisatajawabarat.blogspot.com/.
Asdhiana, I Made. (2019, 2 November). Ridwan Kamil jadikan Jabar Provinsi pariwisata.
Diakses pada 2 November 2019, dari
https://travel.kompas.com/read/2018/12/14/082000027/ridwan-kamil-jadikan-jabar-
sebagai-provinsi-pariwisata.