Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GEOMETRI TRANSFORMASI
(Isometri)
Dosen Pengampu: Neny Endriana, M.Pd.
Disusun Oleh
Kelompok 2
1. Alifansyah (170105001)
2. Baiq Salehani (170105003)
3. Ema Zulfiani Ramdhani (170105007)
4. Nurul Hidayati (170105016)
5. Riska Mila Selpia (170105018)
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isometri
Isometri merupakan suatu transformasi atas pencerminan (refleksi), pergeseran (translasi)
dan perputaran (rotasi). Dalam kamus Bahasa isometri diartikan sebagai kata sifat yang
berkenaan dengan atau memiliki ukuran yang sama dengan lainnya. Isometri adalah suatu
transformasi atas Refleksi (pencerminan), Translasi (pergeseran), dan Rotasi
(perputaran) pada sebuah garis yang mempertahankan jarak (panjang suatu ruas garis).
Secara matematis dapat ditentukan sebagai: Misalkan dan
, maka T dikatakan suatu isometri jika dan hanya jika
Definisi 2.1
Misalkan 𝑇 suatu transformasi, transformasi 𝑇 ini disebut isometri jika dan hanya jika untuk
setiap pasangan titik 𝑃 dan 𝑄 anggota dari bidang Euclid 𝑣 berlaku bahwa 𝑃′𝑄′ = 𝑃𝑄
dimana 𝑃′ = 𝑇(𝑃) 𝑑𝑎𝑛 𝑄′ = 𝑇(𝑄).
Contoh 2.1 :
Misalkan diketahui garis g pada bidang 𝑣. Anda pandang transformasi T yang ditetapkan
sebagai berikut.
a. Jika 𝑃 𝜖 𝑔 maka 𝑇 (𝑃) = 𝑃
b. Jika 𝑃 ∉ 𝑔 maka 𝑇 (𝑃) = 𝑃′ sehingga 𝑔 sumbu dari𝑃𝑃′. ̅̅̅̅̅ Apakah transformasi 𝑇 ini
suatu isometri atau bukan?
Penyelesaian:
Sesuai definisi 2.1, ambil sembarang dua titik yaitu P dan Q anggota dari v. Selanjutnya
kita misalkan T(P) = P’ dan T(Q) = Q’. Dari permisalan T(P) = P’ dan T(Q) = Q’ kita
memperoleh dua hal yaitu
a. g sumbu dari PP’ , misalkan g ∩ PP’ ={N} maka PN = NP’
b. g sumbu dari QQ’, misalkan g ∩ QQ’ = {M} maka QM = MQ’
Sekarang perhatikan gambar, hubungkan masing-masing P dan Q, P’ dan Q’, P dan M serta
P’ dan M.
Kemudian lihat ∆PQM dengan ∆P’Q’M’
Karena PN = NP’, PNM P’NM (sudut siku-siku) dan NM = NM maka PNM
P’NM. Akibatnya:
1. PM = P’M dan
2. PMN P’MN
Sekarang pandang ∆PQM dengan ∆ P’Q’M
PM = P’M (1)
NMQ NMQ’ (siku-siku)
PMN P’MN
PMQ NMQ - PMN
P’MQ’ = NMQ’ - P’MN
= NMQ - PMN
Akibatnya: PMQ P’MQ’ (2)
QM = Q’M (3)
Dari (1),(2) dan (3) disimpulkan PQM P’Q’M akibatnya PQ = P’Q’.
Karena P dan Q diambil sebarang titik pada v maka anda dapat menyimpulkan bahwa
untuk setiap pasangan titik P dan Q pada v berlakau P’Q’ = PQ. Sehingga transformasi T
yang ditetapkan seperti di atas memenuhi definisi 2.1.
Jadi, dapat disimpulkan transformasi T merupakan suatu isometric
Contoh:
𝑇 adalah sebuah transformasi yang ditentukan oleh 𝑇(𝑃) = (𝑥 − 5, 𝑦 + 3) untuk semua
titik 𝑃(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑢 . Selidiki apakah 𝑇 suatu isometri?
Pembahasan:
Benda Bayangan
𝐴(1, 0) 𝐴′(−4, 3)
𝐵(0, 1) 𝐵′(−5, 4)
Syarat isometri.
|𝐴𝐵| = |𝐴′𝐵′|
√1 + 1 = √1 + 1
√2 = √2
Bukti:
Andaikan g sebuah garis dan T suatu isometri. kita akan membuktikan bahwa T (g) = h
adalah suatu garis juga.
B’
B
A’
A
h
g
Ambil A∈ g dan B ∈ g. Maka A' = T(A) ∈h, B' = T (B) ∈h ; melalui A' dan B' ada satu
garis. Misalnya h'. Untuk ini akan dibuktikan ℎ′ ⊂ ℎ dan ℎ ⊂ ℎ′
(i) Bukti 𝒉′ ⊂ 𝒉
Ambil 𝑥′ ∈ ℎ′. Oleh karena bidang kita adalah bidang Euclides. Kita andaikan (𝐴′ , 𝑋, 𝐵′ ),
artinya 𝐴′ 𝑋 + 𝑋𝐵′ = 𝐴′𝐵′. Oleh karena 𝑇 suatu isometri. Jadi suatu transformasi maka
ada 𝑋 sehingga 𝑇 (𝑋) = 𝑋’ dan oleh karena 𝑇 suatu isometri maka 𝐴𝑋 = 𝐴′𝑋; begitu
pula 𝑋𝐵 = 𝑋𝐵′. Jadi 𝐴𝑋 + 𝑋𝐵 = 𝐴𝐵.
Ini berarti bahwa 𝐴 . 𝑋 . 𝐵 segaris pada 𝑔. Ini berarti bahwa 𝑋 = 𝑇 (𝑋) ∈ ℎ sehingga ℎ′ ⊂
ℎ sebab bukti serupa berlaku untuk posisi 𝑋 dengan ( 𝑋 𝐴′ 𝐵′) atau ( 𝐴′𝐵′ 𝑋).
(ii) Bukti 𝒉 ⊂ 𝒉′
Contoh:
Penyelesaian :
Oleh karena 𝑀𝑔 sebuah refleksi pada 𝑔 jadi suatu isometri, maka menurut sifat isometri ℎ′
adalah sebuah garis. Garis ℎ′ akan melalui titik potong antara ℎ dan 𝑔.
Persamaan 𝑦 = 2𝑥 – 3
Misalkan, 𝒚 = 𝟎
𝑦 = 2𝑥 – 3
0 = 2𝑥 – 3
−2𝑥 = – 3
3
𝑥=
2
𝟑
( , 𝟎)
𝟐
Ketika 𝒙 = 𝟎
𝑦 = 2𝑥 – 3
𝑦 = 2(0) – 3
𝑦 = –3
(𝟎, −𝟑)
𝟑
kemudian di refleksikan menjadi (𝟎, − 𝟐) dan ( 3, 0).
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
3
𝑦 − (− ) 𝑥 − 0
2 =
3
0 − (− 2) 3 − 0
3
𝑦+2 𝑥
=
3 3
2
3 3
3 (𝑦 + ) 9 = 𝑥
2 2
9 3
3𝑦 + = 𝑥
2 2
6𝑦 + 9 = 3𝑥
−3𝑥 + 6𝑦 + 9 = 0
𝑥 − 2𝑦 − 3 = 0
Y
g
h
h’
.
X
O 1 1,5 3
-1
R (1, -1)
-3
2. memetakan besar sudut antara dua garis
Ambil sebuah ∠ 𝐴𝐵𝐶
𝑎 b’
b 𝑎’
1
B A
C C2 A2
C
A O
Gambar 4.9a Gambar 4. 9b
Tampak apabila pada segitiga s, urutan keliling adalah A→B→C adalan berlawanan
dengan putar an jarum jam ,maka pada putarannya, yaitu segitiga A1B1C1 urutan kelilig
A1→B1 →C1 adalah sesuai dengan putaran jarum jam pada 4. 9b anda juga lihat suatu
isometri yaitu suatu rotasi ( putaran ) mengelilingin sebuah titik 0 .
Untuk membahas lebih lanjut fenomena isometri diatas .Kita perkenalkan konsep orientasi
tiga titik tak segaris .andaikan (P1.P2 P3 ) ganda tiga titik yang tak segaris .maka melalui
P1.P2 dan P3 ada tepat satu lingkaran kita dapat mengelilingi I berawal 1 misalnya dari P1
kemudian sampai di P2.P3 dan akhirnya kembali ke P1 .Apabila AR AH keliling ini ini
sesuai dengan putaran arah jarum jam , maka di katakan bahwa ganda tiga titik (P1.P2 P3 )
memiliki orientasi yang sesuai ddengan putaran arah jarum jam (atau orientasi yang
negatif). Apabila arah keliling itu berlawanan dengan arah putaran jarum jam ,maka
dikatakan bahwa ganda tiga titik (P1.P2 P3 ) memiliki orientasi yang berlawanan dengan
putaran arah jarum jam ( atau orientasi yang positif ) .Jadi pada gambar 4.9a (A. B .C )
memiliki orientasi positif sedangkan ( A1B1C1) memiliki orientasi yang negatif . Pada
gambar 4.9b orientasi (ABC) adalah positif dan orientasi ( A2B2C2 ) tetap positif .
Jadi pencerminan pada gambar 4.9a mengubah orientasi sedangkan putaran pada gambar
4.9b mengawetkan orientasi .
Definisi :
1) Suatu transformasi T mengawetkan suatu orientasi apabila untuk setiap tiga titik tak
segaris (P1.P2 P3 ) orientasi sama dengan ganda (P1.P2 P3 ) dengan P1 =
T(P1).P2 = T(P2 ).P3 = T(P3).
2) Suatu transformasi T membalik suatu orientasi apabila untuk setiap tiga titik yang tak
segaris (P1.P2 P3 ) orientasinya tidak sama dengan orientasi peta –petanya (P1.P2 P3 )
dengan P1 = T(P1).P2 = T(P2 ).P3 = T(P3).
Contoh Soal:
1. Ada tiga titik tidak segaris yaitu 𝑃, 𝑄, 𝑅: 𝑇 dan 𝑆 adalah isometri-isometri dengan 𝑃’ =
𝑇(𝑃) , 𝑄’ = 𝑇(𝑄) , 𝑅’ = 𝑇(𝑅) sedangkan 𝑃’’ = 𝑆(𝑃) , 𝑄’’ = 𝑆(𝑄) , 𝑅’’ = 𝑆(𝑅).
Termasuk golongan manakah 𝑇 dan 𝑆 itu?
Jawab:
𝑇(𝐴) = 𝐴, 𝑆(𝐴) = 𝐴, jika 𝑃 ≠ 𝐴, 𝑇(𝑃) = 𝑃′ dan 𝑆(𝑃) = 𝑃′′. P’ adalah titik tengah
̅̅̅̅̅. Termasuk golongan manakah masing-
̅̅̅̅ sedangkan A titik tengah 𝑃𝑃′′
ruas garis 𝐴𝑃
masing transformasi 𝑆 dan 𝑇 itu?
Jawab:
Ilustrasi:
̅̅̅̅̅̅
̅̅̅̅ = −𝑃′′𝐴
Dari gambar diperoleh 𝑆 isometri berlawan karena 𝑃𝐴
𝑃𝐴 = ̅̅̅̅̅
Dan 𝑇 isometri langsung karena ̅̅̅̅ 𝑃′𝐴
Contoh Soal:
Daftar Pustaka
Rawuh, 1993. Geometri Transformasi. Bandung : Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan