Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN SIKLUS

MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN


ANGKATAN 2013UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2016

Disusun Oleh : Tiara Dwi Mulyani


Npm : 12310470
Pembimbing I : dr. Festy Ladyani Mustofa, M.Kes
Pembimbing II: dr. Dexa Rivandi

ABSTRAK Kepustakaan :31(2003-2016)

Latar Belakang :Menstruasi merupakan


perdarahan secara periodik dan siklik dari ABSTRACT
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) Background : Menstruation is the periodic
endometrium.Gangguansiklus menstruasi and cyclic bleeding from the uterus,
merupakan indikator penting yang accompanied by the release (desquamation)
menunjukkan adanyagangguan fungsi sistem endometrium. Disorders of the menstrual
reproduksi yang dihubungkan dengan cycle is an important indicator that indicates
peningkatanberbagai penyakit seperti kanker malfunctioning of the reproductive system that
rahim, kanker payudara, infertilitas, dan is associated with an increase in various
patahtulang. diseases such as cervical cancer, breast
Tujuan :Mengetahui adanya hubungan IMT cancer, infertility, and fractures.
(Indeks Massa Tubuh) dengan siklus Objective: This study aimed to analyze the
menstruasi pada mahasiswi Fakultas correlationof BMI (Body Mass Index) with the
Kedokteran angkatan 2013 Universitas Bandar menstrual cycle on the Medical Faculty
Lampung tahun 2016. students of 2013 Malahayati University of
Metode :Jenis penelitian ini adalah penelitian Bandar Lampung in 2016.
kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan Methods : This study was quantitative. The
adalah survei analitik dengan rancangan cross method used is the analytic survey with cross
sectional. Jumlah responden 162 berdasarkan sectional design. Total respondents 162 based
kriteria inklusi dan eksklusi.Analisis data on inclusion criteria. Data analyzed by
menggunakan analisis univariat dan analisis univariate and bivariate analysis with Chi-
bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. square test .
Hasil : Hasil penelitian didapatkan mahasiswi Results : The results showed a student with a
dengan IMT normal 63,6%, IMT tidak normal normal BMI 63.6 %, 36.4 % is not normal
36,4% dan mahasiswi dengan siklus BMI and a student with normal menstrual
menstruasi normal 71%, siklus menstruasi cycles 71%, 29 % is not normal menstrual
tidak normal 29%. Uji Chi- cycle. The Chi - Square test showed p.value =
Squaremenunjukkan p.value = 0,005 dengan 0.005 with OR (CI) = 2.70 (1.34 to 5.44) .
OR (CI) = 2,70 (1,34-5,44). Conclusion : There is a correlation between
Kesimpulan :Terdapat hubungan antara body mass index (IMT) with the menstrual
indeks massa tubuh (IMT) dengan siklus cycleOn The Medical Faculty Students of 2013
menstruasipada mahasiswi Fakultas Malahayati University of Bandar Lampung in
Kedokteran angkatan 2013 Universitas 2016.
Malahayati Bandar Lampung tahun 2016.
Keywords : Body Mass Index, Menstrual
Kata Kunci :Indeks Massa Tubuh, Siklus Cycle
Menstruasi Reference : 31 (2003-2016)

1
PENGANTAR perempuan berusia 20-24 tahun yang memiliki
siklus menstruasi teratur sebesar 76,7% dan
Menstruasi merupakan perdarahan yang tidak teratur 14,4%, sedangkan pada
secara periodik dan siklik dari uterus, disertai penelitian yang dilakukan disalah satu
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Siklus Universitas di Sumatera Utara didapatkan
menstruasi biasanya dimulai pada wanita 66,8% responden mengalami siklus yang
muda umur 12-15 tahun yang terus berlanjut teratur dan 33,2%responden dengan siklus
sampai usia 45-50 tahun tidak teratur.3
1
(menopause). Panjangsiklus menstruasi ialah Faktor-faktor yang sering berperan
jarak antara tanggalmulainya menstruasi yang lalu
dalam keteraturan siklus mentruasi yaitu
dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari
adanya perubahan hormonal, faktor genetik,
mulainya perdarahan siklus
kondisi medis yang serius dan indeks massa
menstruasidinamakan hari pertama siklus. Siklus
tubuh atau IMT.4Di Indonesia sendiri pada
menstruasi dikatakan normal jika jarak antara
tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan
hari pertama keluarnya darah menstruasi
dewasa (>18 tahun) mencapai 32,9%, naik
dengan hari pertama terjadinya menstruasi
18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5
berikutnya memiliki selang waktu 21-35 hari.2
persen dari tahun 2010 (15,5%).5
Gangguansiklus menstruasi merupakan
Indeks massa tubuh atau IMT
indikator penting yang menunjukkan
merupakan alat diagnostik yang paling banyak
adanyagangguan fungsi sistem reproduksi
digunakan untuk mengidentifikasi masalah
yang dihubungkan dengan
berat badan untuk mengukur apakah seseorang
peningkatanberbagai penyakit seperti kanker
itu dikatakan kurus, gemuk atau obesitas.
rahim, kanker payudara, infertilitas, dan
Indeks Massa Tubuh atau IMT didapatkan
patahtulang. Perubahan panjang dan pendek
melalui pengukuran berat badan (kg) dibagi
siklusmenstruasi menggambarkan perubahan
dengan tinggi badan (m2). Memiliki IMT yang
produksi hormon reproduksi.2Gangguan
tinggi atau rendah dapat menyebabkan
menstruasi dan siklusnya khususnya dalam
gangguan mentruasi diantaranya tidak adanya
masa reproduksi dapatdigolongkan menjadi 4,
menstruasi atau amenore, menstruasi tidak
antara lain: kelainandalam banyaknya darah
teratur dan nyeri saat menstruasi. 4
dan lamanya perdarahanpada menstruasi
Penelitian di Surabaya pada mahasiswi
(hipermenorea atau menoragiadan
tingkat 1 disalah satu Akademi Kebidanan
hipomenorea), kelainan siklus
didapatkan dari 63 responden didapatkan pada
(polimenorea,oligomenorea, dan amenorea),
mahasiswi dengan imt kurus terdapat 22,22%
perdarahan diluarhaid (metroragia), dan
yang mengalami amenore dan 55,56%
gangguan lain yang adahubungan dengan haid
mengalami oligomenore, pada mahasiswi
(premenstrual tension,mittelschmerz,
dengan imt normal tidak didapatkan
Dismenorea).Dalam penelitian ini peneliti
mahasiswi yang amenore tetapi terdapat
hanya meneliti tentang gangguan pada siklus
27,08% yang mengalami oligomenore dan
menstruasi.Penelitian yang dilakukan pada
pada mahasiswi dengan imt gemuk didapatkan
salah satu Universitas di India pada
sekitar 16,67% mengalami amenore dan
perempuan kelompok usia 17-20 tahun
oligomenore.3Penelitian di Bantul pada wanita
didapatkan bahwa 87,8% yang mengalami
usia subur didapati 27,1% dengan statusnutrisi
siklus menstruasi 21-35 hari, 6,6% mengalami
kurus, 17,5% status normal, dan 51,4% berat
siklus menstruasi <21 hari dan 5,6% yang
badan lebih mengalami siklusmenstruasi yang
mengalami siklus menstruasi >35 hari.
tidak teratur.6Penelitian yang dilakukan pada
Penelitian di Jepang didapatkan 63%
remaja putri di Manado didapatkan bahwa
mahasiswi yang mengalami menstruasi tidak
remaja putri dengan status gizi kurus terdapat
teratur.Penelitian yang dilakukan di beberapa
33,3% yang memiliki siklus menstruasi teratur
Universitas di Turkey didapatkan gangguan
dan 66,7% memiliki siklus menstruasi tidak
menstruasi berupa ketidakteraturan siklus
teratur, remaja putri dengan status gizi normal
menstruasi sebesar 31,2%. Di Indonesia

2
terdapat 79,3% yang memiliki siklus lemak tubuh berperan dalam
7
menstruasi teratur dan 20,7% yang memiliki keseimbanganhormon estrogen di tubuh.
siklus menstruasi tidak teratur, sedangkan Melihat banyaknya kejadian gangguan siklus
untuk remaja putri dengan status gizi gemuk menstruasi yang telah dijelaskan diatas serta
terdapat 18,2% yang memiliki siklus penelitian yang menunjukkan adanya
menstruasi teratur dan 81,8% yang memiliki hubungan indeks massatubuh dengan siklus
siklus menstruasi tidak teratur. 7Sedangkan menstruasi
pada penelitian disalah satu Universitas di
Sumatera Utara didapatkan dari 220 Metode :Jenis penelitian ini adalah penelitian
mahasiswi yang diteliti terdapat 25,0% kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan
mahasiswi mengalami polimenorea, 16,7% adalah survei analitik dengan rancangan cross
mengalami oligomenore pada mahasiswi sectional. Jumlah responden 162 berdasarkan
dengan imt kurus, pada imt normal didapatkan kriteria inklusi dan eksklusi.Analisis data
10,0% mengalami polimenorea, 12,5% menggunakan analisis univariat dan analisis
mengalami oligomenorea dan 2,5% bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square.
mengalami amenorea sekunder, pada
Kriteria inklusi:
mahasiswi dengan berat badan lebih 15,6%
1. Mahasiswi Fakultas Kedokteran Angkatan
mengalami polimenorea dan oligomenorea
2013 Universitas Malahayati
sedangkan yang mengalami amenorea
2. Bersedia menjadi responden
sekunder terdapat 6,3% mahasiswi dan pada
3. Tinggal diasrama putri Universitas
mahasiswi dengan obesitas didapatkan 11,4%
Malahayati
yang mengalami polimenorea, 22,7%
4. Sudah menstruasi
mengalami oligomenorea dan 13,6%
Kriteria eksklusi:
mengalami amenorea sekunder.2
Tidak menderita penyakit yang mengganggu
Kadar estrogen di dalam tubuh wanita
siklus menstruasi
berpengaruh dalam memberikan feedback
untuk pengeluaran Gonadotropin Releasing
Hormone (GnRH) dan mempengaruhi HASIL DAN PEMBAHASAN
pengeluaran hormon FollicleStimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone Karakteristik Responden
(LH).Persen lemak tubuh yang tinggi Penelitian ini dilakukan di Asrama
menyebabkan peningkatan produksiandrogen Putri Universitas Malahayati sebanyak 162
yang berperan dalam memproduksi estrogen. responden yang seluruhnya sesuai dengan
Proses aromatisasiandrogen menjadi estrogen kriteria inklusi.
ini terjadi di sel-sel granulosa dan jaringan
lemak.Sehingga, jumlah persentase jaringan

Hasil Penelitian
Analisis Univariat
1. Karakteristik Usia Responden
Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden
Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
19 22 13,6%
20 96 59,3%
21 40 24,7%
22 3 1,9%
23 1 0,6%
Jumlah 100%

3
Dari tabel 4.1 didapatkan jumlah 21 tahun sebanyak 40 responden (24,7%), usia
responden yang memiliki usia 19 tahun 22 tahun sebanyak 3 responden (1,9%) dan
terdapat sebanyak 22 responden (13,6%), usia usia 23 tahun sebanyak 1 responden (0,6%).
20 tahun sebanyak 96 responden (59,3%), usia

2. Distribusi Kategori IMT (Indeks Massa Tubuh)


Tabel 4.2Distribusi Kategori IMT (Indeks Massa Tubuh) pada
mahasiswiFakultas Kedokteran angkatan 2013 Universitas Malahayati
Bandar Lampung tahun 2016.

IMT Kategori IMT Jumlah (Orang) Persentase (%)


Normal Normoweight 103 63,6%
Tidak Normal Underweight 33 20,4%
Overweight 11 6,8%
Obese 15 9,3%

Total 162 100%

Dari tabel 4.2 didapatkan jumlah kategori IMT underweight sebanyak 33


responden yang memiliki kategori IMT responden (20,4%), overweight sebanyak 11
normoweight sebanyak 103 responden responden (6,8%) dan obese sebanyak 15
(63,6%), sedangkan untuk responden dengan responden (9,3%).

3. Distribusi IMT (Indeks Massa Tubuh)


Tabel 4.3 Distribusi IMT (Indeks Massa Tubuh)pada mahasiswi
FakultasKedokteran angkatan 2013 Universitas Malahayati Bandar
Lampung tahun 2016.

IMT Jumlah (Orang) Persentase (%)


Normal 103 63,6%
Tidak Normal 59 36,4%

Total 162 100%

Dari tabel 4.3 distribusi frekuensi IMT responden (63,6%) dan responden dengan
jika dibagi normal dantidak normal didapatkan IMT tidak normal sebanyak 59 responden
responden dengan IMT normal sebanyak 103 (36,4%).

4
4. Distribusi Gangguan Siklus Menstruasi
Tabel 4.4 Distribusi Gangguan Siklus Menstruasi pada mahasiswi
FakultasKedokteran angkatan 2013 Universitas Malahayati Bandar
Lampung tahun 2016.

Menstruasi Siklus Menstruasi Jumlah (orang) Persentase (%)


Normal Normal 115 71,0%
Tidak Normal Polimenorea 6 3,7%
Oligomenorea 39 24,1%
Amenorea Sekunder 2 1,2%
Total 162 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat terdapat 6 responden (3,7%), oligomenorea


bahwa responden dengan siklus menstruasi terdapat sebanyak 39 responden (24,1%) dan
yang normal ada sebanyak 115 responden amenorea terdapat sebanyak 2 responden
(71,0%), yang mengalami polimenorea (1,2%).

5. Distribusi Menstruasi
Tabel 4.5 Distribusi Menstruasipada mahasiswi Fakultas Kedokteran
angkatan2013 Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2016.

Menstruasi Jumlah (Orang) Persentase (%)


Normal 115 71,0%
Tidak Normal 47 29,0%
Total 162 100%

Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa dan yang mengalami siklus menstruasi tidak
responden yang mengalami siklus menstruasi normal ada sebanyak 47 responden (29,0%).
normal ada sebanyak 115 responden (71,0%)

Analisis Bivariat
Tabel 4.6Hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan Siklus
Menstruasipada mahasiswi Fakultas Kedokteran angkatan 2013
Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2016.

Siklus Menstruasi
IMT Total % P.value OR (CI)
Normal Tidak
Normal
N % N %
Normal 81 78,6% 22 21,4% 103 100
0,005 2,70(1,34-
Tidak Normal 34 57,6% 25 42,4% 59 100
5,44)
Total 115 71% 47 29% 162 100

5
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat normoweightyaitu 129 responden (65,8%), 40
diketahui bahwa dari 103 responden dengan responden (20,4%) dengan kategori
nilai IMT normal terdapat sebanyak 81 underweight, 26 responden (13,3%) dengan
responden (78,6%) yang mengalami siklus kategori overweight dan 1 responden (0,5%)
menstruasi normal dan 22 responden (21,4%) dengan kategori obese.
yang mengalami siklus menstruasi tidak Dalam penelitian ini usia responden
normal. Sedangkan dari 59 responden dengan >18 tahun dimana menurut Marmi,24 terdapat
nilai IMT tidak normal terdapat 34 responden berbagai faktor yang mempengaruhi status gizi
(57,6%) yang mengalami siklus menstruasi pada usia tersebut yaitu kebiasaan makan yang
normal dan 25 responden (42,4%) yang buruk, pemahaman mengenai gizi yang keliru
mengalami siklus menstruasi tidak normal. dimana tubuh yang langsing menjadi idaman
Hasil uji statistik chi square didapatkan nilai p sehingga menerapkan pengaturan pembatasan
value < α (0,005 < 0,05) yang artinya Ho makanan secara keliru. Selain itu menurut
ditolak dan Ha diterima, ada hubungan antara CDC,9 rata-rata orang dewasa yang lebih tua
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Siklus cenderung memiliki lebih banyak lemak tubuh
Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas dibandingkan orang dewasa muda yang
Kedokteran Angkatan 2013 Universitas artinya orang dewasa muda memiliki
Malahayati Bandar Lampung Tahun 2016 presentasi lemak tubuh yang lebih sedikit.
dengan OR sebesar 2,70 yang artinya
responden dengan nilai IMT tidak normal akan 2. Analisis Distribusi Siklus Menstruasi
cenderung dua kali lebih beresiko mengalami Dari tabel 4.4terdapat 6
siklus menstruasi yang tidak normal. responden (3,7%) dengan polimenorea, 39
responden (24,1%) dengan oligomenorea dan
Pembahasan 2 responden (1,2%) dengan amenorea
Analisis Univariat sekunder yang kemudian dari keseluruhan
1.Analisis Distribusi IMT hasil tersebut dibagi menjadi normal dan tidak
Dari tabel 4.2 didapatkan kategori IMT normal seperti dapat dilihat ditabel 4.5 dimana
responden dengan kategori underweight didapatkan distribusi menstruasi normal
sebanyak 33 responden (20,4%), overweight sebanyak 115 responden (71%) dan tidak
sebanyak 11 responden (6,8%) dan obese normal sebanyak 47 responden (29%). Dari
sebanyak 15 responden (9,3%). Dimana dari hasil tersebut didapatkan bahwa persentase
keseluruhan hasil tersebut dapat dibagi siklus menstruasi yang paling banyak adalah
menjadi normal dan tidak normal seperti pada responden dengan siklus menstruasi normal
tabel 4.3 yaitu sebanyak 103 responden disusul oleh oligomenorea, polimenorea dan
(63,6%) dengan IMT normal dan tidak normal amenorea sekunder.
sebanyak 59 responden (36,4%). Dari hasil Penelitian lain yang juga
tersebut dapat dilihat bahwa distribusi kategori sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian
IMT paling banyak pada responden dengan Harahap2 dimana responden dengan siklus
kategori normoweight disusul dengan kategori menstruasi normal ada sebanyak 147
underweight, overweight dan obese. responden (66,8%), oligomenorea 34
Penelitian ini sejalan dengan penelitian responden (15,5%), polimenorea 28 responden
Rachmawati,22 dimana didapatkan 44 (12,7%) dan amenorea 11 responden (5,0%).
responden (71%) dengan kategori Hasil ini sesuai dengan teori
normoweight, 12 responden (19,4%) dengan dimana menstruasi yang tidak teratur pada
kategori underweight, 4 responden (6,5%) masa 5 tahun setelah menarche dan
dengan kategori overweight dan 2 responden pramenopause (3-5 tahun menjelang
(3,2%) dengan kategori obese. Selain itu menopause) merupakan keadaan yang lazim
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian dijumpai. Tetapi pada masareproduksi (umur
Bassi R,23 dimana presentasi kategori IMT 20-40 tahun), menstruasi yang tidak teratur
pada responden dengan kategori bukan merupakan keadaan yang lazim, karena

6
selalu dihubungkan dengan keadaan yang memiliki siklus menstruasi teratur dan
3
abnormal. 20,7% yang memiliki siklus menstruasi tidak
Sesuai juga dengan teori teratur, sedangkan untuk remaja putri dengan
menurut Manuaba dkk,25 bahwa pada status gizi gemuk terdapat 18,2% yang
permulaan, hormon estrogen saja yang memiliki siklus menstruasi teratur dan 81,8%
dominan dan perdarahan (menstruasi) yang yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur
terjadi untuk pertama kali (menarke) muncul dengan hasil uji chi-square didapatk
pada umur 12-13 tahun. Dominannya estrogen p.value=0,000 yang artinya terdapat hubungan
pada permulaan menstruasi sangat penting antara status gizi (yang dapat diukur dengan
karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan IMT) dengan siklus menstruasi.
dan perkembangan tanda seks sekunder.Itu Berbeda dengan penelitian Sianipar, 26
sebabnya pada permulaan perdarahan sering dimana tidak didapatkan hubungan yang
tidak teratur karena bentuk menstruasinya bermakna (p=0,191) antara IMT dengan
anovulatori (tanpa pelepasan sel telur).Baru gangguan menstruasi. Ketidak sesuaian ini
setelah umur wanita mencapai remaja sekitar mungkin dikarenakan perbedaan jumlah
17-18 tahun, menstruasi teratur dengan sampel, dimana jumlah sampel hanya 57
interval 26-32 hari. responden sedangkan jumlah sampel pada
penelitian ini sebanyak 162 responden.
Analisis Bivariat Dikemukakan oleh Samir4 dalam
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat penelitiannya bahwa wanita yang memiliki
diketahui bahwa dari 103 responden dengan IMT yang tinggi atau rendah dapat
nilai IMT normal terdapat sebanyak 81 menyebabkan gangguan mentruasi diantaranya
responden (78,6%) yang mengalami siklus tidak adanya menstruasi atau amenore,
menstruasi normal dan 22 responden (21,4%) menstruasi tidak teratur dan nyeri saat
yang mengalami siklus menstruasi tidak menstruasi. Hal ini juga sejalan dengan teori
normal. Sedangkan 59 responden dengan nilai yang dikemukakan oleh Rizki,27 bahwa lemak
IMT tidak normal, terdapat 34 responden tubuh dapat mempengaruhi siklus menstruasi
(57,6%) yang mengalami siklus menstruasi melalui peranan hormon. Begitu juga menurut
normal dan 25 responden (42,4%) yang Supriyono,18bahwa lemak merupakan jaringan
mengalami siklus menstruasi tidak normal. yang mampu mengaromatisasi androgen
Hasil uji chi-square didapatkan nilai menjadi estrogen sehingga semakin banyak
p.value < α (0,005 < 0,05) yang artinya Ho ataupun semakin sedikit presentasi jaringan
ditolak dan Ha diterima, ada hubungan antara lemak maka akan mempengaruhi estrogen
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Siklus yang terbentuk.
Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Perempuan yang kurus atau terlalu
Kedokteran Angkatan 2013 Universitas sedikit memiliki lemak tubuh dapat
Malahayati Bandar Lampung Tahun 2016 mengakibatkan defisiensi estrogen yang dapat
dengan OR sebesar 2,70 dan CI (1,34-5,44). menyebabkan gangguan seperti oligomenorea
Sejalan dengan penelitian Samir4 dan amenorea.Selain itu berat badan yang
dimana terdapat korelasi positif antara indeks rendah atau penurunan berat badan secara
massa tubuh dengan siklus menstruasi.Selain mendadak dapat menghambat pelepasan
itu hasil yang peneliti dapatkan juga sejalan GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)
dengan penelitian Felicia7 tentang hubungan sehingga dapat mengurangi kadar LH dan FSH
status gizi dengan siklus menstruasi pada yang bertanggung jawab dalam perkembangan
remaja putri di PSIK FK UNSRAT Manado, telur diovarium.18
dimana remaja putri dengan status gizi kurus Pada perempuan dengan IMT kurus
terdapat 33,3% yang memiliki siklus atau yang mengalami penurunan berat badan
menstruasi teratur dan 66,7% yang memiliki memiliki cadangan lemak yang sedikit,
siklus menstruasi tidak teratur, remaja putri sehingga proses aromatisasi androgen menjadi
yang memiliki gizi normal terdapat 79,3% estrogen dalam darah mengalami penurunan.

7
Dengan demikian pada perempuan yang hormon di dalam tubuh sehingga
memiliki IMT kurus kadar estrogen dalam menyebabkan gangguan siklus menstruasi.
darah lebih sedikit atau menurun. Kadar Dilanjutkan oleh pernyataan Sugiharto, 30
estrogen yang rendah akan mengakibatkan gangguan siklus menstruasi yang terjadi
terjadinya feed back positif pada GnRH disebabkan oleh karena adanya gangguan
sehingga sekresi LH menurun. LH yang umpan balik dengan kadar estrogen yang
rendah dapat menyebabkan pemendekan fase selalu tinggi sehingga kadar FSH tidak
luteal. Fase luteal yang memendek dapat mencapai puncak. Dengan demikian
menyebabkan perdarahan antar haid, bercak pertumbuhan folikel terhenti sehingga tidak
prahaid dan pemendekan siklus.28 terjadi ovulasi.Keadaan ini berdampak pada
Menurut Rizki,27 siklus menstruasi perpanjangan siklus menstruasi
yang panjang diakibatkan oleh jumlah (oligomenorea) ataupun kehilangan siklus
estrogen yang meningkat dalam darah akibat menstruasi (amenorea).
meningkatnya jumlah lemak dalam tubuh. Menurut Kyrou,19 kadar leptin yang
Rakhmawati16 mengungkapkan bahwa tinggi pada seseorang yang obesitas dapat
tingginya persen lemak tubuh pada obesitas mempengaruhi steroidogenesis di ovarium
menyebabkan ketidakseimbangan hormon dengan menghambat FSH dan Insuline like
dalam tubuh.Persen lemak tubuh sangat Growth Factor-I di folikel sehingga
berpengaruh dalam mempengaruhi tingkat mengganggu sintesis estrogen di ovarium yang
sekresi dan keseimbangan hormon reproduksi dapat menyebabkan gangguan menstruasi pada
yang mengatur menstruasi dalam tubuh karena wanita yang mengalami obesitas.
jaringan adiposa/lemak berperan dalam Menurut Dunstal,28ada perempuan
membentuk, mengkonversikan dan dengan IMT normal cenderung memiliki
menyimpan hormon-hormon reproduksi yang siklus normal. Cadangan lemak yang normal
berperan dalam mengatur siklus mentruasi.Hal akan mengalami proses aromatisasi androgen
ini sejalan dengan Octaviani29 dalam menjadi estrogen pada taraf yang normal.
penelitiannya bahwa pada wanita yang Pengaturan hormonal terpusat pada
memiliki status gizi obesitas terjadi hipolatamus yang mensekresikan GnRH ke
peningkatan produksi hormon estrogen. dalam sirkulasiporta hipofisis yang mengalir
Peningkatan hormon estrogen yang terus- ke kelenjar hipofisis anterior agar
menerus secara tidak langsung akan memproduksi LH dan FSH. Sel Teka yang
meningkatkan produksi hormon androgen banyak terdapat reseptor LH mengahasilkan
yang akan mempengaruhi perkembangan progesteron dan sel Granulosa yang terdapat
folikel-folikel sehingga tidak dapat reseptor FSH menghasilkan estradiol dan
menghasilkan folikel matang, sehingga terjadi inhibin. Dalam fase folikular peningkatan
gangguan siklus menstruasi. estradiol memiliki umpan balik negatif
Menurut Rakhmawati,16pada wanita terhadap produksigonadrotropinsehingga
yang memiliki persen lemak tubuh tinggi sekresi FSH turun. Inhibin berperan dalam
(obesitas) terjadi peningkatan produksi umpan balik negatif sekresi FSH. Namun
androstenedion yang merupakan androgen folikel domain peka terhadap FSH, meskipun
yang berfungsi sebagai prekusor hormon konsentrasinya menurun FSH terus
reproduksi. Di dalam tubuh, androgen menghasilkana estrogen sehingga dapat
digunakan untuk memproduksi estrogen menimbulkan umpan balik positif yang
dengan bantuan enzim aromatase. Proses menimbulkan peningkatan drastis pengeluaran
aromatisasi androgen menjadi estrogen ini LH dan FSH yang dijumpai pada siklus
terjasdi di sel-sel granulosa dan jaringan sebelum ovulasi. Anwar,31pascalojakan LH,
lemak. Dengan demikian, semakin banyak pembuluh darah kapiler mulai menembus
persentase jaringan lemak tubuh, semakin lapisan granulosa menuju ke tengah ruang
banyak pula estrogen yang terbentuk yang folikel dan mengisinya dengan darah. LH
kemudian dapat mengganggu keseimbangan memicu sel granulosa yang telah mengalami

8
luteinisasi untuk menghasilkan Vascula Bagi Peneliti Selanjutnya
Endothelial Growth Factor untuk memacu Disarankan bagi peneliti selanjutnya
pertumbuhan pembulu darah.Pada hari ke 8-9 untuk meneliti kaitan antara IMT dengan
pasca ovulasi vaskulariasi mencapai puncak gangguan menstruasi lain. Selain itu dapat
dan terjadilah menstruasi. juga meneliti kaitan antara gangguan
menstruasi dengan derajat aktivitas fisik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan DAFTAR PUSTAKA
hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan
siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas 1. Hatika. Hubungan Indeks Massa Tubuh
Kedokteran Angkatan 2013 Universitas Menurut Umur (IMT/U) dan Presentasi
Malahayati Bandar Lampung tahun 2016 Lemak Tubuh Dengan Siklus Menstruasi
maka disimpulkan: Pada Remaja Putri Di SMP Islam Terpadu
1. Terdapat responden dengan siklus Iftahul Ulum Unggaran Timur:
menstruasi yang normal sebanyak 115 www.perpusnwu.web.id. Diakses tanggal
responden (71,0%), yang mengalami 16 November 2015.
polimenorea terdapat 6 responden (3,7%),
oligomenorea terdapat sebanyak 39 2. Harahap, JS. Hubungan Indeks Massa
responden (24,1%) dan amenorea terdapat Tubuh Dengan Siklus Menstruasi Pada
sebanyak 2 responden (1,2%). Mahasiswi Fakultas Kedokteran
2. Didapatkan nilai IMT responden dengan Universitas Sumatera Utara Angkatan
kategori normoweight sebanyak 103 2010, 2011 dan 2013. Sumatera Utara:
responden (63,6%), sedangkan untuk Universitas Sumatera Utara, 2010.
responden dengan kategori underweight
sebanyak 33 responden (20,4%), 3. Sari, EJ., Sugiarti. Gambaran IMT dengan
overweight sebanyak 11 responden (6,8%) Gangguan Mentruasi (Dysminorhe,
dan obese sebanyak 15 responden (9,3%). Amenore, Oligomenore) Pada Mahasiswa
3. Terdapat hubungan antara Indeks Massa Tingkat I. 2013.
Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi p
value < α (0,005 < 0,05) dengan OR (CI) = 4. Samir, N., el fattah, Abd H., Sayed M.
2,70 (1,3-5,4). The correlation between body mass index
and menstrual profile among
Saran nursingstudents of Ain Shams University:
Bagi Mahasiswi erepository.cu.edu.eg. Diakses 15
1. Untuk mahasiswi yang memiliki berat November 2016.
badan berlebih maupun obesitas agar dapat
menerapkan pola hidup sehat dengan cara 5. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen
berolahraga secara teratur, memperbanyak Kesehatan Tahun RI. Indonesia, 2013:
aktivitas fisiki serta mengurangi asupan www.depkes.go.id. Diakses tanggal 16
kalori yang berlebih. November 2015.
2. Untuk mahasiswi yang memiliki berat
badan kurang agar menambah asupan kalori 6. Chotimah, C. Hubungan Status Gizi
agar mencapai berat badan yang ideal. Dengan Siklus menstruasi Pada Wanita
3. Kepada seluruh mahasiswi agar lebih sering Usia Subur (WUS) Yang Akan Menikah
lagi mengikuti perkuliahan dan seminar di Kabupaten Bantul. 2012.
mengenai sistem reproduksi serta
gangguan-gangguan sistem reproduksi 7. Felicia., Hutagaol, E., Kundre, R.
ataupun mengenai indeks massa tubuh Hubungan Status Gizi dengan Siklus
maupun mengenai gizi. Menstruasi Pada Remaja Putri Di PSIK
FK UNSRAT Manado. 2015.

9
18. Supriyono, B. Hubungan Indeks Massa
8. Newman., Dorland, WA. Kamus Tubuh dengan Sindroma Prahaid. 2003.
Kedokteran Dorland. Edisi ke-31. Jakarta:
EGC, 2010. 19. Kyrou, I., Weickert, M. O. Clinical
Problems Caused by Obesity
9. Department of Health and Human 2010:www.endotext.org/obesity. Diakses
Services Centers for Disease Control and 16 November 2015.
Prevention. Body Mass Index:
Consideration for Practitioners: 20. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
www.cdc.goc. Diakses 11 November Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
2015.
21. Riduwan. Dasar-dasar Statistika.
10. World Health Organization. WHO Media Bandung: Alfabeta, 2014.
centre. Available from
URL:www.who.int/mediacenter/en. 22. Rachmawati, PA. Hubungan Asupan Gizi,
Diakses 11 November 2015. Aktivitas Fisik dan Persentase Lemak
Tubuh dengan Gangguan Siklus
11. Riskesdas. Tabel Riset Kesehatan Dasar. Menstruasi Pada
Indonesia: 2010. Riskesdas: Penari:eprints.undip.ac.id. Diakses 20
www.riskesdas.litbang.depkes.go.id. April 2016.
Diakses 16 November 2015.
23. Bassi, R., Sharma, S., et al. Correlation of
12. Guyton, Arthur C., Hall, John E. Buku Menstrual Pattern with Body Mass Indes
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. in Young Female Students. Sri Guru Ram
Jakarta: EGC, 2007. Das Institute of Medical Sciences and
13. Bestarigusna R. Hubungan Siklus Research. India. 2015.
Menstruasi dengan Kejadian Jerawat
(Akne Vulgaris) Pada Mahasiswi Fakultas 24. Marmi. Gizi Dalam Kesehatan
Kedokteran Universitas Malahayati Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Angkatan 2012. Bandar Lampung: 2013.
Universitas Malahayati: 2013.
25. Manuaba, IAC., Manuaba IBGF.,
14. Sherwood, L. Fisiologi Manusia: Dari Sel Manuaba, IBG. Memahami Kesehatan
ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC, 2014. Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC, 2009.

15. Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi 26. Sianipar, O., dkk. Prevalensi Gangguan
Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Menstruasi dan Faktor-faktor Yang
Medika, 2012. Berhubungan Pada Siswi SMU di
Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
16. Rakhmawati, A. HubunganObesitas 2009.
Dengan KejadianGangguan Siklus
Menstruasi PadaWanita Dewasa 27. Rizki, N. Hubungan Status Gizi Dengan
Muda.Journal of Nutrition Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri
Collage.Universitas Diponegoro Kelas XI di SMKN 4 Yogyakarta. Naskah
Semarang:Core.kmi.open.ac.uk. Diakses Publikasi. 2015.
16 November 2015.
28. Dunstal, M., Coad J. Anatomi dan
17. Takwin, B. Menjadi mahasiswa. Jakarta, Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta : EGC,
2008. 2007.

10
29. Octaviani, R., Widyaningsih, H.
Perbandingan Status Gizi Normal dan 30. Sugiharto. Obesitas dan Kesehatan
Obesitas Pada Wanita Dewasa Awal Reproduksi Wanita. Jurnal Kesehatan
Terhadap Siklus Menstruasi di Wilayah Masyarakat. 2009. Journal.unnes.ac.id.
Kerja Puskesmas Glagah Kulon Diakses 26 Mei 2016.
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan 31. Anwar, M. Ilmu Kandungan Edisi ketiga.
Masyarakat. Jakarta: PT. Bina Pustaka, 2014.
2013:jurnal.stiescendekiautamakudus.ac.i
d. Diakses 26 Mei 2016.

11

Anda mungkin juga menyukai