BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi
karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam
dalam pemberian ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi
ASI yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya
cakupan pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir (Handayani, 2015).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik untuk bayi yang
langsung diproduksi dari payudara ibu kepada bayi yang baru dilahirkannya,
menyusui dalam satu jam pertama kehidupan bayi, ASI eksklusif selama 6
bulan, hingga 2 tahun, ASI harus tetap diberikan bersama dengan makanan
ada beberapa cairan yang dapat dikonsumsi oleh bayi pada keadaan tertentu,
cairan tersebut ialah beberapa tetes sirup yang terdiri dari vitamin, suplemen
kebutuhan gizi pada bayi tidak mencukupi hanya dari ASI saja, oleh karena
ASI) adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah usia 6
bulan sampai usia 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. ASI
pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan.
hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014. Data Riset Kesehatan Dasar
sekitar 54,3%. Angka ini masih dibawah angka yang telah ditetapkan oleh
Eksklusif per 2014 sebesar 80%, sedangkan cakupan inisiasi menyusu dini
nasional hanya sebesar 34,5%. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018
Angka ini masih dibawah angka yang telah ditetapkan oleh Kementerian
2017 sebesar 80%, sedangkan cakupan inisiasi menyusu dini nasional hanya
sebesar 34,5%.
bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Jawa Timur tahun 2016 sebesar 74 %.
Produksi ASI yang tidak lancar menjadi salah satu faktor yang
sesuai dengan penelitian Chan (2016), dari 44 ibu post partum, sebanyak
44% berhenti menyusui sebelum bayi berusia 3 bulan karena ASI yang
kurang, 31% karena masalah payudara, 25% merasa kelelahan. Salah satu
teratur.
peningkatan produksi ASI dan sebaliknya jika anak berhenti menyusu maka
terjadi penurunan ASI. Saat bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua
reflek yang akan menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat pula, yaitu
reflek pembentukan produksi ASI atau reflek prolaktin yang dirangsang oleh
hormon prolaktin dan refleks pengaliran pelepasan ASI (let down reflex).
Bila bayi mengisap puting payudara, maka akan diproduksi suatu hormon
yang disebut prolaktin, yang mengatur sel dalam alveoli agar memproduksi
air susu. Air susu tersebut dikumpulkan ke dalam saluran air susu. Kedua,
reflek mengeluarkan (let down reflex). Isapan bayi juga akan merangsang
produksi hormon lain yaitu oksitosin, yang membuat sel otot disekitar
Jadi semakin bayi mengisap, maka semakin banyak air susu yang dihasilkan
(Perinasia, 2017).
4
eksklusif dipengaruhi oleh faktor ASI tidak lancar sehingga tidak dapat
ketidak lancaran ASI terjadi frekuensi menyusui yang kurang dari 8x/hari,
34% akibat tidak melakukan IMD, dan 30% akibat kurangnya asipan gizi
dapat diketahui dari tanda-tanda ASI yang tidak lancar, seperti : ASI tidak
dapat keluar secara spontan dan memerlukan alat bantu, sebelum disusui
payudara terasa lembek, bayi kencing kurang dari 8x/hari. Makanan yang
apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan teratur
makan pengeluaran ASI akan berjalan dengan lancara. Pada faktor isapan
bayi ata frekuensi penyusuan ini makan paling sedikit bayi disusui 8x/hari,
karena semakin sering bayi menyusui pada payudara ibu maka pengeluaran
makanan tambahan selain ASI seperti susu formula upaya ibu bermakasud
susu formula akan lebih besar terkena infeksi saluran pencernaan dan infeksi
telinga tengah (otitis media). Bayi yang mengkonsumsi ASI sedini mungkin
akan lebih jarang menderita infeksi telinga dan infeksi saluran pernafasan
ibu, Pencapaian peranan ibu dalam hal ini adalah peningkatan frekuensi
menyusui terutama pada bayi 0-6 bulan dengan menyusui akan secara teratur
akan membuat kelancaran produksi ASI. Bagi yang ibu yang produksi ASI
nya lancar akan memiliki banyak manfaat terutama bagi kesehatan ibu dan
kelancaran ASI pada bayi umur 0-6 bulan di Desa Sidowarek Kecamatan
produksi ASI dan sebaliknya jika anak berhenti menyusu maka terjadi
penurunan ASI.
salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI yang tidak lancar.
secara eksklusif.
6
ASI pada bayi umur 0-6 bulan di Desa Sidowarek Kecamatan Ngoro
Kabupaten Jombang ?”
Kabupaten Jombang.
Kabupaten Jombang.
7
1.6.1 Teoritis
menyusui.
1.6.2 Praktis
a. Bagi Puskesmas
b. Bagi ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
tertentu yang belum dimengerti oleh ibu, terutama ibu yang baru pertama
pencernaan.
4. Lebih cerdas
ibu yang nyata. Jika fisik ibu sudah pulih, tentu saja
berarti ada masalah. Rasa sakit di awal itu wajar, tetapi rasa sakit atau
sakit.
3. Dekap bayi ke tubuh anda. Bila mungkin, kontak kulit bayi dekat
anda dan bayi anda serta dibutuhkan waktu sampai kegiatan ini terasa
7. Jangan berikan cairan apa pun dengan botol ketika anda sedang
9. Akan, tetapi menyusui dalam waktu yang lama (misalnya di atas satu
jam) yang tepat tidak bisa membuat bayi sedang dan membuatnya
10. Gantilah breast pada anda secara berkala. Breast pad yang lembab
11. Lepaskan bayi anda dari puting secara lembut dengan melepaskan
12. Perah sedikit ASI dan pijatkan ke puting setelah menyusui. Bila
2016).
menyusui tiap 2-3 jam. Setiap menyusui lakukan pada kedua payudara
ASI adalah karunia luar biasa yang telah Tuhan anugerahkan kepada
2012).
tambahan cairan lain atau makanan padat, bayi harus sering disusui serta
a. Kolostrum
kesepuluh.
14
kolostrum, ASI transisi, dan Asi mature dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 2.1 Komposisi Kandungan ASI
Kandungan Kolostrum transisi ASI mature
Tabel 2.2 Perbedaan komposisi ASI, susu sapi, dan susu formula
Komposisi / 100 ml ASI mature Susu sapi Susu formula
Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Lactalbumin (%) 80 18 60
Kasein 20 82 60
Air 87,1 87,3 40
Lemak (gr) 4,5 3,5 90
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9
Ash (gr) 0,21 0,72 0,34
Sumber : (Kristiyansari, 2016)
a. Manfaat ASI
untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga dan negara serta
lingkungan.
b) Mengandung antibodi.
e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
payudara.
16
a) Aspek kontrasepsi.
d) Aspek psikologis
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,
a) Aspek ekonomi
keperluan lain.
b) Aspek psikologis
17
c) Aspek kemudahan
a. Ketika bayi berusia 6-12 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama
b. ASI memang terbaik untuk bayi manusia, sebagaimana susu sapi yang
e. Bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit ketimbang bayi
f. Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning.
bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tidak diberi pengganti ASI.
g. ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkannya. ASI pun selalu
di masa depan.
i. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan
j. Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI.
k. Beberapa penyakit yang jarang menyerang bayi yang diberi ASI antara
l. IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin ketimbang
anak.
produksi ASI sekitar 10–100 ml sehari, produksi ASI yang efektif akan
a. Faktor makanan
ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi
yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu
mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak
daun bawang.
yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
20
bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang
sel acini yang menghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan
berkurang.
f. Faktor fisiologi
g. Faktor istirahat
berkurang.
i. Faktor obat-obatan
pengeluaran ASI
(Kristiyansari, 2016).
dengan refleks yang tidak sesuai dengan refleks keluarnya ASI saat
dari teknik ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara
memijat.
1. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya (telunjuk dan jari tengah)
2. Tempatkan ibu jari di atas areola pada posisi jam 12 dan jari
Gerakkan ibu jari dan jari lainnya sehingga menekan gudang ASI
hingga kosong. Jika dilakukan dengan tepat, maka ibu tidak akan
8. Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya.
berlawanan agar semua gudang ASI kosong. Pindahkan ibu jari dan
jari lainnya pada posisi jam 6 dan jam 12, kemudian posisi jam 11
dan jam 5, kemudian jam 2 dan jam 8, kemudian jam 3 dan jam 9.
23
Anda juga dapat memerah ASI menggunakan teknik botol hangat. Ini
Caranya :
kaca botol.
puting susu.
(Nadine, 2016).
1. Tipe silindris
24
payudara.
Pompa elektrik
dimiliki oleh susu formula. Zat kekebalan ini sangat dibutuhkan oleh
b. Aspek gizi
25
c. Pendidikan
d. Aspek imunologik
e. Aspek psikologis
f. Aspek kecerdasan
26
g. Aspek neurologist
h. Aspek biaya
(Prasetyono, 2016).
adalah:
tidak keluarnya ASI atau jumlah ASI yang dianggap kurang. Jumlah
sebaliknya.
akan serupa dengan bentuk dan konsistensi BAB anak atau orang
diare karena BAB-nya cair. Karena hanya diberi ASI, tentu ASI-lah yang
e.Bayi ASI terlihat kurang montok, sementara bayi yang diberi susu formula
Secara kasar, kadang memang benar bahwa bayi yang diberi susu
formula terlihat lebih gemuk dibanding bayi yang hanya diberi ASI. Hal
ini terjadi karena susu formula lebih cepat membuat bayi merasa
kenyang dan susu sapi memang dirancang untuk membuat badan bayi
menjadi besar.
Orang tua tentu orang yang lebih lama hidup di dunia dan
Inilah alasan yang paling sering dikemukakan oleh ibu yang tidak
dimaklumi.
2.4 Hubungan Frekuensi Menyusui dengan kelancaran ASI pada bayi umur
0-6 bulan
Produksi ASI yang tidak lancar menjadi salah satu faktor yang
sesuai dengan penelitian Chan (2006), dari 44 ibu post partum, sebanyak
44% berhenti menyusui sebelum bayi berusia 3 bulan karena ASI yang
kurang, 31% karena masalah payudara, 25% merasa kelelahan. Salah satu
teratur. Semakin sering anak menghisap puting susu ibu, maka akan terjadi
peningkatan produksi ASI dan sebaliknya jika anak berhenti menyusu maka
terjadi penurunan ASI. Saat bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua
reflek yang akan menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat pula, yaitu
29
yang disebut prolaktin, yang mengatur sel dalam alveoli agar memproduksi
air susu. Air susu tersebut dikumpulkan ke dalam saluran air susu. Kedua,
reflek mengeluarkan (let down reflex). Isapan bayi juga akan merangsang
produksi hormon lain yaitu oksitosin, yang membuat sel otot disekitar
Jadi semakin bayi mengisap, maka semakin banyak air susu yang dihasilkan
(Perinasia, 2015).
2.4.1 Pengertian
variabel yang ada dalam mikrosistem berinteraksi satu atau lebih pada
dicapai.
diri dan teori sistem umum Bertalanffy. Seperti dalam penelitiannya yang
Rubin pada pencapaian peranan ibu dan penelitian Mercer yang dilakukan
yang terjadi selama periode tertentu, yang mana ibu menjadi lebih
tua memiliki potensial untuk merespon sedikit kaku pada bayi dan
12. Peranan sifat konflik dan kesulitan untuk merasakan oleh wanita dalam
13. Kasih sayang sebuah komponen pada peranan orang tua dan
pada ibu.
15. Status kesehatan bayi sakit disebabkan pemisahan ibu dan bayi
antara keluarga dan sub sistemnya dan unit sosial yang lebih luas.
bantuan.
dimengerti
meliputi nilai –nilai yang ada tujuan dan persetujuan antara dua
tersebut.
generasi ke generasi
2.4.2 Fokus
mother) adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi
seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga
lingkungannya.
2.4.3 Implikasi
bahwa focus utamadari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran
35
ibu dan proses menjadi seorang ibu. Pencapaian peran ibu bisa berhasil
bila ibu menjadi dekat dengan bayinya dan mendapatkan dukungan dari
Faktor ayah dijelaskan oleh dua indikator yaitu dukungan ayah dan
secara SC.
yang pada pelaksanaannya tidak bisa digantikan oleh orang lain. Interaksi
ibu, bayi dan ayah sebagai sentral interaksi yang tinggal dalam satu
lingkungan.
Makrosistem
Mesosistem
Mikrosiste
m
Hubungan Ibu dan Ayah
Ibu
Empati/peka pada isyarat bayi Anak
Harga diri/konsep diri pengasuhan Tempramen/perangai
Kedewasaan dan fleksibilitas Kemampuan untuk
P Sikap memberikan isyarat
e Kehamilan & pengalaman s h
Penampilan
r kelahiran t
karakteristik
a
a Kesehatan secara keseluruhan dan r
Daya tanggap
l
w konflik peran/ketegangan kesehatan
e o
a s k
t s e
a Komponen Peran Ibu Hasil Pada Anak
S
n Kompetensi dalam perilaku
ibu Kognitif/mental
Mengekspresikan kepuasan Pengembangan
Keterkaitan pada bayi Prilaku
Kesehatan
kompetensi
Dukungan Sosial
Fungsi
Keluarga
Pengaturan kerja
orang tua
Konsistensi pengaruh
budaya
Dalam model ini dijelaskan Sikap dan perilaku baik ibu maupun
pada teori Mercer ini meliputi empati, sensitivitas terhadap isyarat bayi,
37
harga diri, konsep diri, sikap orang tua dalam menerima bayi, kedewasaan
dengan perkembangan identitas peran ibu berupa kontak mata bayi dengan
ibu, refleks menggenggam, refleks tersenyum dan sikap tenang ibu dalam
tanggung jawab, dan kesehatan (Mercer, 1991 dalam Alligood dan Tomey,
2006).
Mes2014).
(Hidayat,
Mik
Mikrosistem
Faktor Ibu
1. Empati
2. Harga diri
3. Kedewasaan
4. Sikap
5. Kehamilan &
Pengalaman
6. Kesehatan
38
Maternal Role/
identity :
Ayah 1. Makanan ibu
1. Peran
2. Interaksi 2. Isapan bayi
Mak 3. Lama menyusui
4.4.Frekuensi
Frekuensi
menyusui
menyusui
Mak
Bayi
1. Temperamen
2. Status kesehatan
3. Isyarat bayi /responsif kelancaran pengeluaran
4. Karakteristik ASI pada ibu menyusui
Tidak lancar
Lancar
Keterangan :
: mempengaruhi
2.6 Hipotesis
39
(Arikunto, 2010).
Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
Kabupaten Jombang
Jombang
BAB 3
40
METODE PENELITIAN
(Nursalam, 2013).
25
41
Populasi
Semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Sidowarek
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang sejumlah 165 bayi dari bulan
september - maret
Sampel
Sebagian ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan sesuai kriteria inklusi di
Desa Sidowarek Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang sejumlah 116
bayi dari bulan september - maret
Sampling
Cluster proporsional sampling
Pengumpulan data
Observasi dan kuesioner
Analisa Data
Uji chi square
Hasil penelitian
Kesimpulan
3.3.1 Populasi
digunakan Semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa
responden
3.3.2 Sampel
Sampel meupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
Proporsi populasi
n= X total sampel (S)
Populasi total (N)
Keterangan :
n = jumlah sampel
S = total sampel
N = populasi total
21
Posyandu Anggrek I = x 165 15 bayi
116
27
Posyandu Anggrek II = x 165 19 bayi
116
20
Posyandu Melati I = x 165 14 bayi
116
14
Posyandu Melati II = x 165 10 bayi
116
43
18
Posyandu Sri Rejeki = x 165 13 bayi
116
22
Posyandu Cempaka = x 165 15 bayi
116
26
Posyandu Cendana = x 165 18 bayi
116
17
Posyandu Bugenfil = x 165 12 bayi
116
Sampel dalam penelitian adalah sebagian ibu yang memiliki bayi usia 0-6
sejumlah 116.
3.3.3 Sampling
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
a. Kriteria Inklusi
menjadi responden.
44
bayinya.
eksklusif.
b. Kriteria eksklusi
Jombang.
S1 Keperawatan.
Kabupaten Jombang
data.
dengan hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif
3.9.1 Editing
kembali apakah hasilnya sudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang
hendak peneliti capai. Apabila ada beberapa kuesioner yang belum diisi
responden semula.
3.9.2 Coding
Coding adalah tahap dimana peneliti memberi kode pada setiap kategori
a. Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
b. Umur
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan Menengah(SMA) = T2
d. Frekuensi menyusui
3.9.3 Tabulating
menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah
diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah
1. 0 % : Tidak ada
2. 1 – 25 % : Sebagian Kecil
3. 26 – 49 % : Hampir setengahnya
4. 50% : Setengahnya
49
5. 51 – 75 % : Sebagian Besar
6. 76 – 99 % : Hampir seluruhnya
3.9.4 Skoring
dengan bantuan kuesioner skala gutman ya skor 1 dan tidak skor 0 untuk
pertanyaan positif dan ya skor 0 dan tidak skor 1 untuk pertanyaan negatif.
a. Analisis Univariate
variabel frekuensi menyusui dan kelancaran ASI pada bayi umur 0-6
bulan.
dengan kriteria:
f
p= x 100
N
Keterangan :
N = Skor maksimal
Kriteria :
1. Lancar ≥75%
b. Analisis bivariate
frekuensi menyusui dan kelancaran pemberian ASI pada bayi umur 0-6
bulan.
Frekuensi Menyusui dengan kelancaran ASI pada bayi umur 0-6 bulan
ASI pada bayi umur 0-6 bulan di Desa Sidowarek Kecamatan Ngoro
Kabupaten Jombang
a. Nonmaleficience
Peneliti berkewajiban untuk meyakinkan bahwa kegiatan penelitian
adil, dan hak untuk menjaga privasi partisipan (Setiawan & Saryono,
observasi dalam tempat husus yang hanya bisa diakses oleh peneliti.
h. Inform consent
Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan