Anda di halaman 1dari 14

A.

Tujuan Percobaan

Menentukan Tegangan Permukaan Cairan Tunggal dan atau Larutan

B. Dasar Teori

Molekul pada permukaan mengalami tarikan kedalam rongga cairan, karena gaya tarik mearik
dalam rongga cairan lebih besar daripada gaya tarik oleh uap molekul yang ada diatas pemukaan.
Akibat tarikan ini, maka permukaan cenderung mengkerut untuk mencapai luas sekecil
mungkin sehingga mempunyai tegangan permukaan. Tegangan permukaan didefinisikan sebagai
gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada permukaan, atau sebagai energi per satuan luas
yang diperlukan untuk memperluas permukaan tiap satu satuan luas pada suhu, tekanan, dan
komposisi tetap. Selain tegangan permukaan untuk sistem cair uap, dikenal pula tegangan
antar muka untuk 2 cairan yang tak saling bercampur. Faktor faktor yang mempengarui
antara lain suhu, tekanan, dan konsentrasi larutan
Terdapat 4 metode untuk menentukan tegangan permukaan cairan, yaitu:
1. Metode kenaikan kapiler ( capillary-rise method )
Metode ini diadasarkan pada kenyataan bahwa kebanyakan cairan dalam pipa kapiler
mempunyai permukaan lebih tinggi dari pada permukaan di luar pipa. Metode ini dilakukan
dengan cara membenamkan kapiler ke dalam larutan. Tinggi dimana mencapai solusi di
dalam kapiler berhubungan dengan tekanan pada permukaan
2. Metode cincin ( Du-Nouy method )
Metode ini merupakan metode tradisional untuk menghitung tegangan permukaan.
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan
antar muka. Prinsip dari metode ini adalah gaya yang diperlukan untuk memisahkan suatu cincin
Pt, yang dimasukkan dalam cairan yang diselidiki, dari permukaan cairan diukur. Gaya
yang diperlukan untuk melepaskan cincin sebanding dengan tegangan permukaan atau
tegangan antar muka dari cairan tersebut.
3. Metode tetes (drop-weight method)
Sebuah metode untuk menentukan tegangan permukaan sebagai fungsi antarmuka. Cairan dari
konsentrasi tertentu akan dipompa ke dalam cairan yang lain dan waktu yang berbeda saat tetes
dihasilkan diukur.
4. Tekanan maksimal gelembung (bubble-pressure method)
Sebuah metode universal terutama cocok untuk memeriksa tekanan pada permukaan atas interval
waktu panjang. Sebuah vertikal sepiring dikenal perimeter terlampir untuk keseimbangan, dan
memaksa karena pembasahan diukur.
Tegangan permukaan (γ) suatu cairan dapat didefinisikan sebagai banyaknya kerja yang
dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan per satu satuan luas. Pada satuan cgs, γ dinyatakan
dalam erg cm-1 atau dyne cm-1 , sedangkan dalam satuan SI, γ dinyatakn dalam N m-1. Molekul yang
ada di dalam cairan akan mengalami gaya tarik menarik (gaya van der Waals) yang sama besarnya
ke segala arah. Namun, molekul pada permukaan cairan akan mengalami resultan gaya yang
mengarah ke dalam cairan itu sendiri karena tidak ada lagi molekul di atas permukaan dan akibatnya
luas permukaan cairan cenderung untuk menyusut. Pengukuran tegangan permukaan dengan metode
cincin Du Nouy didasarkan atas penentuan gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat cincin dari
permukaan cairan. Gaya ini diukur dengan jalan mencelupkan cincin yang digantung pada lengan
neraca dan perlahan-lahan mengangkatnya sampai cincin tersebut meninggalkan cairan. Metode ini
tidak hanya dapat digunakan mengukur tegangan permukaan cairan-udara, tetapi juga dapat
digunakan untuk mengukur tegangan antarmuka cairan-cairan seperti misalnya tegangan antarmuka
(minyak-air atau kloroform-air). Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat cincin dari permukaan
cairan dapat dihitung dari persamaan:
(F) = 4πRγ
Dengan R adalah jari-jari cincin. Keliling 2πR harus dikalikan dua mengingat bahwa ada batas
dalam dan batas luar antara cairan dan kawat. Perlakuan ini berlaku untuk cairan dengan sudut kontak
θ = 0. Dalam kenyatannya ada sebagian cairan yang terangkat sebelum permukaan cairan pecah,
sehingga persamaan (1) perlu memperhitungkan faktor koreksi (Fr), yang merupakan fungsi dari R3
/V dan R/r, dengan V adalah volume cairan yang terangkat, r adalah jari-jari kawat cincin, dan R
adalah jari-jari cincin. Volume yang diperoleh dari persamaan gaya,

F = mg = ρ V g

Dengan memperhitungkan faktor koreksi (Fr), maka tegangan permukaan dapat ditulis ulang sebagai
berikut,
𝐅 𝐦𝐠
𝛄= 𝑭𝒓 = 𝑭𝒓 = 𝑷𝑭𝒓
𝟒𝛑𝐑 𝟒𝛑𝐑
Dengan,
F = gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat cincin dari permukaan cairan
Fr = faktor koreksi (ditentukan secara percobaan oleh Harkins dan Jordan)
γ = tegangan permukaan nyata
P = tegangan permukaan yang diukur pada saat percobaan
Faktor koreksi dapat juga ditentukan menggunakan rumus empirik berikut:

𝟒𝒃 𝐏
(𝑭𝒓 − 𝒂) − + +𝑲
(𝝅𝑹)𝟐 𝑫 − 𝒅
dimana,
Fr = faktor koreksi
a = 0,725
b = 0,0009075
R = jari-jari cincin
P = nilai tegangan permukaan yang diukur pada saat percobaan
K = 0,04534 – 1,679 r/R
D = rapat massa fasa dibawah antar muka
d = rapat massa fasa diatas antar muka

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya suhu
dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya
tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolekular yang disebut dengan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang menpengaruhi :

1. Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik
molekul.

2. Zat terlarut (solute)

Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolekular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan
surfaktan.

3. Surfaktan

Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan
C. Alat dan Bahan
Alat :
 Tensiometer Du Nouy 1 buah
 Gelas Kimia 50 mL 5 buah
 Gelas Ukur 50 mL 1 buah
 Cincin Platina 1 buah
 Termometer 100°C 1 buah
 Cawan Petri 1 buah

Bahan :
 Larutan NaCl 1M
 Larutan MgCl 1M
 Aquadest
 Larutan Alkohol

D. Rangkaian Alat
E. Langkah Kerja

Sampel

• Digunakan pinset untuk memegang cincin

• Cincin dicelupkan dalam alkohol kemudian dibakar sebentar dengan pembakar


bunsen

• Cincin digantung pada lengan torsi Cairan yang hendak ditentukan γ-nya
ditempatkan dalam cawan petri (D ± 4,5 cm ) dan diletakkan diatas penyangga
cuplikan.Penyangga ini harus pada kedudukan sedemikian rupa sehingga kalau
diturunkan cincin Pt dapat mencapai permukaan cairan

• Dinaikkan penyangga cuplikan sampai cincin tercelup sedalam ±0,5 cm dari


permukaan

• Diatur lengan torsi, sehingga lengan menunjuk angka (0) pada piringan skala.
Cincin harus tetap tercelup di dalam cairan selama pengerjaan ini

• Diturunkan penyangga cuplikan perlahan-lahan sehingga cincin berada tepat pada


permukaan cairan

• Diputar lengan torsi perlahan-lahan sampai cincin terlepas dari permukaan cairan

• Dicatat besar sudut torsi (θ)

• Sampel yang diukur γ-nya yaitu :

- Dua cairan yang saling larut dan campurannya sebanyak 50 mL masing


masing-masing dengan komposisi 25% volume A, 50% volume A, 75%
volume A, dan larutan A (A= akuades + alkohol)
- Sistem padat cair yang membentuk larutan homogen dengan
konsentrasi 1 M; 0,5 M; 0,25 M; 0,1 M.(Larutan MgCl2 dan NaCl)

Hasil
F. Data Pengamatan

No Volume (akuades) + Sudut Torsi (θ) Rata-rata


alkohol 1 2 3
1 100% 64,6 53 64,9 64,2
2 75% 38 38,5 39,8 38,8
3 50% 25,3 27,8 30,4 27,8
4 25% 17,3 17,2 14,6 16,4

No Konsentrasi Sudut Torsi (θ) Rata-rata


MgCl (M) 1 2 3
1 1 47,8 50,8 58 52,2
2 0,5 46,8 51 55,5 52,1
3 0,25 64,4 64,4 65,3 64,7
4 0,1 61,5 60,5 62,5 61,5

No Konsentrasi Sudut Torsi (θ) Rata-rata


NaCl (M) 1 2 3
1 1 69,1 69,2 73,2 70,5
2 0,5 67,3 68,4 69,2 68,3
3 0,25 64,4 64,4 65,3 64,7
4 0,1 65,3 63,5 63,3 64,03

G. Analisis Data

Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan tegangan permukaan cairan tunggal dan atau
larutan dengan menggunakan alat Tensiometer Du Nouy. Cairan tunggal yang diukur yakni aquades
sebagai cairan murninya. Larutan kedua berupa campuran dua cairan yang saling larut (etanol dan
akuades) sebanyak 50 mL pada komposisi akuades yang berbeda, yakni akuades 25%; 50% ; 75%.
Larutan ketiga berupa campuran padat-cair yang membentuk larutan homogen dengan konsentrasi
yang berbeda (larutan NaCl 1 M; 0,5 M; 0,25 M; 0,1 M) dan (larutan MgCl2 1 M; 0,5 M; 0,25 M; 0,1
M) . Berikut adalah perhitungan tegangan permukaan cairan tunggal dan atau larutan pada percobaan
diatas Tegangan permukaan diperoleh melalui Persamaan sebagai berikut :
𝛄 𝜽
=
𝛄𝟎 𝜽𝟎

Dimana;
γ = tegangan pemukaan cairan
γ0 = tegangan permukaan air
θ = besar sudut putar cairan
θ0 = besar sudut putar murni
Diasumsikan percobaan dilakukan pada suhu kamar 25oC , maka air murni memiliki tegangan
permukaan sebesar 72,2 dyne/cm, jika dikonversikan ke satuan N/m maka besar tegangan permukaan
air murni adalah 7,22 x102 N/m.

Diketahui :
γo = 7,22 x102 N/m
θo = 64,2 o
maka :
1. Larutan Akuades + alkohol
 Tegangan permukaan larutan 25% akuades adalah:
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

16,4
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 1,844 x 10-2 N/m


 Tegangan permukaan larutan 50% akuades adalah:
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

27,8
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 3,126 x 10-2 N/m


 Tegangan permukaan larutan 75% akuades adalah:
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

38,8
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 4,363 x 10-2 N/m


2. Larutan MgCl2
 Larutan MgCl2 0,1M
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

61,5
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 6,916 x 10-2 N/m

 Larutan MgCl2 0,25M


γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

64,7
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 7,276 x 10-2 N/m


 Larutan MgCl2 0,5M
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

51,1
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 5,746 x 10-2 N/m


 Larutan MgCl2 1M
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

52,2
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 5,870 x 10-2 N/m


3. Larutan NaCl
 Larutan NaCl 0,1 M
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

64,03
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 7,201 x 10-2 N/m

 Larutan NaCl 0,25 M


γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

64,7
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 7,276 x 10-2 N/m


 Larutan NaCl 0,5 M
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

68,3
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 7,681 x 10-2 N/m


 Larutan NaCl 1 M
γ 𝜃
=
γ0 𝜃0
𝜃
γ = 𝜃 x γ0
0

70,5
= x 7,22 x10-2 N/m
64,2

= 7,928 x 10-2 N/m


H. Pembahasan
Penentuan tegangan permukaan ini dilakukan menggunakan metode cincin Du Nouy
dengan cara mencelupkan cincin Pt ke dalam cairan. Kemudian penentuan didasarkan atas gaya yang
diperlukan untuk menarik cincin Pt tersebut keluar dari permukaan cairan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan suatu larutan adalah konsentrasi larutan. Semakin besar
konsentrasi larutan atau semakin banyak zat terlarut dalam larutan meyebabkan tegangan permukaan
suatu larutan semakin besar dibanding cairan murninya. Namun berbeda halnya jika zat terlarut dalam
larutan bersifat volatil atau mudah menguap. Dengan semakin besarnya persentase zat terlarut volatil
dalam larutan menyebabkan tegangan permukaan semakin kecil dibanding tegangan permukaan
cairan murninya. Untuk mengetahui tegangan permukaan pada tiap sistem larutan dapat dilakukan
dengan mensubtitusi data yang diperoleh berupa sudut torsi ke dalam persamaan, dimana γ = tegangan
permukaan cairan. γ0 = tegangan permukaan air. Berikut data tegangan permukaan larutan hasil
percobaan :
No Volume (akuades) Sudut Torsi (θ) Rata-rata Tegangan
+ alkohol 1 2 3 Permukaan (γ)
1 100% 64,6 53 64,9 64,2 7,22 x102
N/m
2 75% 38 38,5 39,8 38,8 4,363 x 10-2
N/m
3 50% 25,3 27,8 30,4 27,8 3,126 x 10-2
N/m
4 25% 17,3 17,2 14,6 16,4 1,844 x 10-2
N/m

No Konsentrasi Sudut Torsi (θ) Rata-rata Tegangan


MgCl (M) 1 2 3 Permukaan (γ)
1 1 47,8 50,8 58 52,2 5,870 x 10-2
N/m
2 0,5 46,8 51 55,5 52,1 5,746 x 10-2
N/m
3 0,25 64,4 64,4 65,3 64,7 7,276 x 10-2
N/m
4 0,1 61,5 60,5 62,5 61,5 6,916 x 10-2
N/m
No Konsentrasi Sudut Torsi (θ) Rata-rata Tegangan
NaCl (M) 1 2 3 Permukaan (γ)
1 1 69,1 69,2 73,2 70,5 7,928 x 10-2
N/m
2 0,5 67,3 68,4 69,2 68,3 7,681 x 10-2
N/m
3 0,25 64,4 64,4 65,3 64,7 7,276 x 10-2
N/m
4 0,1 65,3 63,5 63,3 64,03 7,201 x 10-2
N/m

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dengan semakin bertambahnya persentasi cairan
volatil dalam suatu campuran larutan, maka tegangan permukaan akan semakin menurun. Dimana
pada percobaan tegangan permukaan dari campuran alkohol-air, sistem yang memiliki tegangan
permukaan tertinggi adalah sistem campuran 25% alkohol + 75% air dengan tegangan permukaan
sebesar 4,363 x 10-2 N/m , sedangkan untuk sistem campuran alkohol-air yang memiliki tegangan
permukaan terendah adalah sistem campuran 75% alkohol + 25% air dengan tegangan permukaan
sebesar 1,844 x 10-2 N/m.
Hal ini berbanding terbalik jika zat terlarut bukan merupakan cairan volatil namun suatu garam
anorganik misalnya NaCl dan MgCl2. Dengan semakin bertambahnya konsentrasi garam NaCl dalam
larutan menyebabkan semakin bertambah pula tegangan permukaan dari suatu sistem dibanding
pelarutnya. Berdasarkan data yang diperoleh tegangan permukaan dari sistem larutan NaCl 1 M lebih
besar dibandingkan tegangan permukaan dari pelarut murninya yaitu air. Begitu pula larutan garam
dengan konsentrasi tinggi memiliki tegangan permukaan yang lebih besar dibanding larutan garam
dengan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Tegangan permukaan dari sistem larutan NaCl 1 M
lebih tinggi dibanding tegangan permukaan dari sistem NaCl 0,5 M dan tegangan permukaan dari
sistem NaCl 0,5 M lebih tinggi dibanding tegangan permukaan dari sistem NaCl 0,25 M begitu
seterusnya.
Pada percobaan ini terdapat perbedaan hasil pengukuran pada penentuan tegangan permukaan
larutan MgCl2, perbedaan ini terlihat dari kecenderungan tegangan permukaan terhadap konsentrasi,
dimana tegangan permukaan pada konsentrasi 1M dan 0,5 M lebih rendah dari pada konsentrasi 0,25
M dan 0,1 M. Hal ini disebabkan perbedaan kalibrasi alat yang digunakan dalam mengukur tegangan
permukaan ini, larutan dengan konsentrasi 1 M, dan 0,5 M menggunakan alat tensionmeter yang
berbeda dengan pengukuran pada larutan konsentrasi 0,25 M dan 0,1 M. Selain intu kesalahan dapat
terjadi karena kelalaian praktikan saat praktikum berlangsung.
I. Kesimpulan
 Cairan tunggal dalam pecobaan ini adalah akuades pada suhu kamar (25oC) memiliki
tegangan permukaan sebesar 7,22 x102 N/m
 Dua cairan yang saling larut akuades-alkohol memiliki tegangan permukaan masing masing
pada komposisi 25% akuades sebesar 1,844 x 10-2 N/m ; 50% akuades sebesar 3,126 x 10-2
N/m ; dan 75% akuades sebesar 4,363 x 10-2 N/m
 Sistem padat-cair (NaCl) yang membentuk larutan homogen memiliki tegangan permukaan
masing masing pada konsentrasi 1M sebesar 7,928 x 10-2 N/m ; 0,5 M sebesar 7,681 x 10-2
N/m ; 0,25M sebesar 7,276 x 10-2 N/m ; dan 0,1M sebesar 7,201 x 10-2 N/m
 Sistem padat-cair (MgCl2) yang membentuk larutan homogen memiliki tegangan permukaan
masing masing pada konsentrasi 1M sebesar 5,870 x 10-2 N/m; 0,5 M sebesar 5,746 x 10-2
N/m ; 0,25M sebesar 7,276 x 10-2 N/m ; dan 0,1M sebesar 6,916 x 10-2 N/m.
J. Jawaban Pertanyaan
1. Mengapa lebih kecil dari pada cairan-cairan murninya ?
Karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dibanding gaya adhesi antara cairan
dan udara .
2. Jelaskan cara lain untuk penentuan dengan prinsip yang sama seperti cara cincin Du
Nouy !
Cara lain untuk menentukan tegangan permukaan cairan denganprinsip yang sama seperti
cara cincin Du Nouy yaitu dengan carakenaikan kapiler. Tegangan permukaan diukur dengan
melihatketinggian air atau cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metodekenaikan kapiler hanya
dapat digunakan untuk mengukur teganganpermukaan, tidak bisa untuk mengukur tegangan antar
muka. Bila cairan yang membasahi gelas diberi pipa kapiler dari gelas maka permukaan cairan
akan naik. Kenaikan cairan ini disebabkan oleh adanya tegangan permukaan cairan.
3. Bagaimana pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan ?
Tegangan permukaan turun dengan semakin naiknya suhu karena energi kinetik molekul meningkat .

K. Daftar Pustaka
Belajar fisika bareng, fluida. http://fisikabareng.blogspot.com/2016/09/fluida_21.html
(onlline) diakses pada 1 Oktober 2019
Guru muda, tegangan permukaan. https://gurumuda.net/tegangan-permukaan.htm (onlline)
diakses pada 1 Oktober 2019
Anonymous, Laporan Praktikum Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Cara Cincin Du Nouy.
https://esaikuliah.blogspot.com/2018/04/laporan-praktikum-kimia-fisika-ii.html
(onlline) diakses pada 1 Oktober 2019
Tang, M.,& Suendo, V.(2011) , Pengaruh Penambahan Pelarut Organik Terhadap Tegangan
Permukaan Larutan Sabun . Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan
Sains 2011 (SNIPS 2011), Bandung, Indonesia.
Sumari, Nazriati, Muhadi.2019.PetunjukPraktikumKimiaFisikaII.Malang:KimiaFMIPA
Universitas Negeri Malang
Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai