PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era serba cepat seperti saat ini tidak sulit bagi setiap orang untuk
memenuhi keinginannya dalam waktu yang relative singkat. Begitu juga
dalam hal memilih makanan, hampir sebagian masyarakat lebih memilih
mengkonsumsi makanan cepat saji yang mereka sendiri tidak tahu bahan apa
saja yang digunakan untuk mengolah makanan tersebut dibandingkan
mengolah bahan makanan sendiri dirumah. Dengan alasan lebih mudah dan
efisien. Namun dibalik rasa nikmat yang dirasakan, mereka tidak tahu bahaya
apa yang akan terjadi jika mereka mengkonsumsi makanan tersebut dalam
jangka panjang.
Berbagai penyakit bisa saja mereka derita akibat mengkonsumsi
makanan cepat saji yang menjadi pilihan mereka. Salah satu penyakit yang
mungkin timbul akibat mengkonsumsi berbagai makanan cepat saji dalam
jangka panjang adalah kanker. Sebagian manusia terkadang mengabaikan
suatu gejala penyakit yang timbul dalam dirinya, sehingga penyakit tersebut
baru diketahui ketika telah mencapai stadium lanjut. Salah satu contoh
kanker akibat kebiasaan buruk ini adalah kanker lambung dimana kanker
lambung ini merupakan suatu bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kanker lambung ?
2. Apa saja Prognosis dan Stadium kanker lambung ?
3. Bagaimana Etiologi dan Patogenesis kanker lambung ?
4. Bagaimana Patofisiologi kanker lambung ?
5. Apa saja Klasifikasi Kanker Lambung ?
6. Apa saja Manifestasi klinis Kanker Lambung ?
7. Bagaimana Gambaran Klinis Kanker Lambung ?
8. Apa saja Pemeriksaan Diagnostik kanker lambung ?
9. Apa saja Komplikasi Kanker Lambung ?
10. Apa saja Penatalaksanaan Medis kanker lambung ?
11. Asuhan Keperawatan pada kanker lambung ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi kanker lambung
2. Mengetahui Prognosis dan Stadium kanker lambung
3. Mengetahui Etiologi dan Patogenesis kanker lambung
4. Mengetahui Patofisiologi kanker lambung
5. Mengetahui Klasifikasi Kanker Lambung
6. Mengetahui Manifestasi klinis Kanker Lambung
7. Mengetahui Gambaran Klinis Kanker Lambung
8. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik kanker lambung
9. Mengetahui Komplikasi Kanker Lambung
10. Mengetahui Penatalaksanaan Medis kanker lambung
11. Asuhan Keperawatan pada kanker lambung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi di lambung,
sebagian besar adalalah dari jenis adenokarsinoma. Jenis kanker lambung
lainnya adalah lelomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker
lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker
tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun (Osteen, 2003). Kanker
lambungpada pria merupakan keganasan terbanyak ketiga setelah kanker
paru dan kanker kolorektal, sedangkan pada wanita merupakan peringkat
keempat setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kenker kolorektal
(Christin, 1999).
Secara umum kanker lambung lebih sering terjadi pada laki-laki
dengan perbandingan 2:1 pada kanker kardia lambung, insidensi pada laki-
laki tujuh kali lebih banyak dari wanita. Kanker lambung lebih sering terjadi
pada usia 50-70 tahun sekitar 5% oasien kanker lambung berusia kurang dari
30 tahun dan 1% kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996).
(T) (M)
Regional (N)
Metastasis pada
T3 Penetrasi ke serosa N3 >15 nodus limfe
regional.
Invasi ke struktur
T4
sekitar.
Stadium 1 T1 N0 M0 85%
T1 N2 M0
Stadium II T2 N1 M0 65%
T3 N0 M0
T2 N2 M0
T4 N0 M0
T4 N 1-3 M0
Stadium IV Setiap T N3 M0 5%
Setiap T Setiap N M1
C. Etiologi dan Patogenesis
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada
beberapa faktor predisposisi yang bisa meningkatkan perkembangan kanker
lambung, meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Kandungan garam
yang masuk ke dalam lambung akn memperlambat pengosongan
lambung sehingga memfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi
carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan kondisi
terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi
nitrosamines di dalam lambung memberikan konstribusi terbentuknya
kanker lambung (Yarbro,2005)
2. Infeksi H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus doudenum
dan 80% tukak lambung (Fuccio,2007). Bakteri ini menempel di
permukaan dalam tukak lambung melalui interaksi antara membran
bakteri lektin dan oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel
epitel lambung (Fuccio, 2009). Mekanisme utama bakteri ini dalam
menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA.
Racun VacA bekerja dalam menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung
melalui berbagai cara; di antaranya melalui pengubahan fungsi
endolisosom, peningkatan permeabilitas sel, pembentukan pori dalam
membran plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel). Pada
beberapa individu, H. pyLori juga menginfeksi bagian badan lambug. Bila
kondisi ini sering terjadi, maka akan menghasilkan peradangan yang lebih
luas yang tidak hanya mempengaruhi ulkus di daerah badan lambung,
tetapi juga meningkatkan risiko kanker lambung. Peradangan di lendir
lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa (lymphatic
neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma MALT (Mucosa
Associated Lymphoid Tissue). Infeksi H. pylori berperan penting dalam
menjaga kelangsungan tumor dengan menyebabkan dinding atrofi dan
perubahan metaplastik pada dinding lambung (Santacroce,2008).
3. Sosioekonomi.
D. Patofisiologi
Sekitar 95% kanker lambung adalah jenis adenokarsinoma, dan 5%- nya
bisa berupa limfoma, leimiosarkoma, karsinoid, atau sarkoma. Menurut
Fuccio. 2009, adenokarsinoma lambung terdiri atas dua tipe, yaitu tipe
intestinal ( tipe struktur glandular) dan tipe difus ( tipe infiltratif pada dinding
lambung).
H. Pemeriksaan Diagnostik
Dengan bubur barium, akan terdapat gambaran yang khas pada sebagian
besar kasus, dimana akan terlihat tumor dengan permukaan yang erosive
dan kasar pada bagian lambung.
1. CT Scan
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan untuk
melihat stadium dengan system TNM dan penyebaran ekstra lambung,
yang penting untuk penentuan intervensi bedah radikal dan pemberian
informasi prabedah pada pada pasien.
2. Endoskopi dan Biopsi
Pemeriksaan Endoskopi dan Biopsi sangat penting untuk
mendiagnosa karsinoma lambung terutama untuk membedakan antara
karsinoma epidermal dan karsinoma lambung.
3. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui
sitologi brushing. Pada keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel
superfisial yang reguler memben tuk gambaran seperti honey comb.
Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan kromatin inti yang tersebar
merata(Lumongga, 2008).
Pada keadaan gastritis, sel tampak lebih kuboidal dengan
sitoplasma yang sedikit dan inti sedikit membesar.Pada karsinoma, sel-sel
menjadi tersebar ataupun sedikit berkelompok yang irreguler, inti sel
membesarn hiperkromatin dan mempunyai anak inti yang multipel atau
pun giant nukleus (Lumongga, 2008).
Pemeriksaan sitologi brushing ini jika dilakukan dengan benar,
mempunyai nilai keakuratan sampai 85% tetapi bila pemeriksaan ini
dilanjutkan dengan biopsi lambung maka nilai keakuratannya dapat
mencapai 96% (Lumongga, 2008).
4. Pemeriksaan makroskopis
Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini
terbagi atas dua golongan, yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm, disebut
denganminute dan tumor dengan ukuran 6 – 10 mm disebut
dengan small(Lumongga, 2008).
Lokasi tumor pada karsinoma lambung ini adalah pylorus dan
antrum (50-60%), curvatura minor (40%), cardia (25%), curvatura mayor
(12%).Paling banyak terjadi karsinoma lambung pada daerah daerah
curvatura minor bagian antropyloric (Lumongga, 2008).
5. Pemeriksaan laboratorium (Hamsafir, 2010)
Anemia (30%) dan tes darah positif pada feses dapat ditemukan
akibat perlukaan pada dinding lambung. LED meningkat. Fractional test
meal à ada aklorhidria pada 2/3 kasus kanker lambung. Elektrolit darah
dan tes fungsi hati àkemungkinan metastase ke hati.
J. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis disesuaikan dengan penentuan stadium
(staging) dan pengelompokan stadium tumor. Intervensi yang lazim
dilakukan adalah tindakan endoskopi, kemoterapi, radioterapi, dan intervensi
bedah.
Pada polip lambung jinak, diangkat dengan menggunakan endoskopi.
Bila karsinoma ditemukan di lambung, pembedahan biasanya dilakukan
untuk mencoba menyembuhkannya. Sebagian besar atau semua lambung di
angkat (gastrektomi) dan kelenjar getah bening di dekatnya juga ikut
diangkat. Bila karsinoma telah menyebar diluar lambung, tujuan pengobatan
yang dilakukan adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang
harapan hidup pasien. Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan
gejala. Didapatkan hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma
lebih baik pada karsinoma. Beberapa pasien dengan tingkat toleransi yang
lebih baik akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian akan didapatkan sesuai stadium kanker lambung.
Keluhan anoreksia terjadi pada hampir semua pasien yang mengalami
kanker lambung. Keluhan gastrilointestinal yang lazim biasanya adalah
nyeri epigastrium, berat badan menurun dengan cepat, melena,dan
anemia; pada kondisi ini biasanya sudah ada metastasis dalam kelenjar
getah bening, regional, paru, otak, tulang,dan ovarium.
Pada pengkajian riwayat penyakit, penting diketahui adanya
penyakit yang pernah diderita seperti ulkus peeptikum atau gastritis
kronis yang disebabkan oleh infeksi. H.pylori. pengkajian pengkajian
perilaku/ kebiasaan yang mendukung peningkatan risiko penyakit ini,
seperti konsumsi alkohol dan tembakau kronis, konsumsi makanan yang
diasinkan ( seperti daging bakar atau ikan asin). Perawat juga mengkaji
terdapatnya penurunan berat badan selama ada riwayat penyakit
tersebut.
Pengkajian psikososial biasanya didapatkan adanya kecemasan
berat setelah pasen mendapat informasi mengenai kondisi kanker
lambung. Perawat juga mengkaji pengetahuan pasien tentang program
pengobatan kanker; meliputi radiasi, kemoterapi,dan pembedahan
gastrektomi. Pengkajian tersebut memberikan inofomasi untuk
merencanakan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Walaupun pemeriksaan fisik tidak banyak membantu untuk
menegakkan diagnosis, tetapi pada pemeriksaan gastointestinal akan
didapatka adanya anoreksia, penurunan berat badan,pasien terlihat
kurus.
Pengkajian diagnostik yang diperlukan untuk kanker lambung
adalah pemeriksaan radiografi, endoskopi biopsi, sitologi, dan
laboratorium klinik
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
a. Aktual/ risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan kemampuan batuk menurun, nyeri pasca bedah.
Kriteria evaluasi :
Intervensi Rasional
tujuan : setelah 3×24 jam pada pasien non bedah dan setelah
7×24 jam pascabedah asupan nutrisi dapat optimal
dilakukan.
Kriteria evaluasi :
Intervensi Rasional
Kriteria evaluasi :
Intervensi Rasional
4. Distraksi ( pengalihan
6. Lakukan manajemen sentuhan.
perhatian) dapat menurunkan
stimulasi internal.
3. Evaluasi