Demam Tifoid PDF
Demam Tifoid PDF
Epidemiologi
Pemeriksaan
Klinis
Penunjang
DEMAM
TIFOID
Manifestasi klinis
Definitif: Sugestif:
• Isolasi S. typhi dari darah, sumsum • Karakteristik gejala klinis demam
tulang, atau lesi anatomi spesifik tifoid atau
• Deteksi respons antibodi spesifik
Isolasi organisme
Kapan? Hasil
tidak berhasil
Blood (40 – 54%), limitations of laboratory media
Blood: 1st week
bone marrow
Presence of antibiotics
(80 – 90%),
Urine:
urine (7%), Volume of the specimen
2nd - 3rd week
stool (35 – 37%), Ratio volume of blood to culture
broth
Stool:
duodenal fluid (58%), rose spot
3rd – 4th week (63%) Time of collection
Tabel. Uji Diagnostik Demam Tifoid
Uji Diagnostik Sensitivitas (%) Spesifisitas (%) Keterangan
Uji Diagnostik Serologi
Widal 47 – 77 50 – 92 Klasik dan murah. Hasil bervariasi di daerah endemis,
perlu standarisasi dan jaminan kualitas reagen
Typhidot 66 – 88 75 – 91 Sensitivitas lebih rendah dari Typhidot-M
Typhidot-M 73 – 95 68 – 95 Sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi dari Typhidot-M
Tubex 65 – 88 63 – 89 Hasil awal menjanjikan tetapi masih harus diuji secara
luas di komunitas
Lainnya
Deteksi antigen urin 65 – 95 N/A Baru berupa data awal
TPTest 78 – 97 100 Masih dalam pengembangan (metode yg
disederhanakan)
• PROBLEM:
– Kultur merupakan standar yang sulit dicapai untuk sebagian besar
laboratorium di negara berkembang
– bakteri S. typhi tidak diekskresikan dalam semua cairan sepanjang
perjalanan penyakit.
TES WIDAL
• paling sering dilakukan
• Dikerjakan di semua tingkat fasilitas pelayanan kesehatan
• Seringkali merupakan SATU-SATUNYA modalitas diagnosis
demam tifoid karena murah dan mudah diakses
• Saat sampel akut dan konvalesens berpasangan diteliti,
peningkatan empat kali lipat atau lebih dianggap positif. Hasil
positif dilaporkan pada 46-94% kasus.
Kelemahan Tes Widal
• Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi tes sangat bervariasi ~
lab, nilai dasar titer, metode, merk
• Reaksi Widal indikatif untuk demam tifoid hanya pada 40-60%
pasien pada saat masuk
• Interpretasi tes di daerah endemis sulit
– Ab terdeteksi pada individu sehat
– Tingkat seroprevalensi tinggi didapatkan pada populasi normal
Prinsip Tata laksana
• tirah baring
– Out patient dan in patient
• pemberian cairan adekuat
– IVFD: dehidrasi, intake per oral tidak adekuat, obat-obatan intravena
• dukungan nutrisi optimal
– Gizi seimbang, tanpa serat
• pemberian antibiotika
• Tatalaksana penyulit
Terapi antibibotika
Hadinegoro SR. Strategi pengobatan demam tifoid pada anak. Naskah PKB XLIV. FKUI 2001
Lama pemberian antibiotika
ANTIBIOTIKA DOSIS/hari LAMA PEMBERIAN
Kloramfenikol 50-100mg/kgBB 2 minggu
Ampisilin 100 mg/kgBB 2 minggu
Cefiksim 10-15 mg/kgBB 10 hari
Ceftriakson 75-80 mg/kgBB 5 hari
Simpulan
• Demam Tifoid saat ini masih menjadi penyakit endemis
• Gejala utama adalah demam lebih dari 1 minggu dan gangguan
pencernaan
• Baku emas diagnosis demam tifoid adalah kultur
• Antibiotik lini pertama untuk demam tifoid adalah
Kloramfenikol
TERIMA KASIH