Oleh :
Benyamin Unwakoly, SP, M.Si
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari sebagian kecil
dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran- pengukuran guna mendapatkan
peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik- titik detail alam maupun buatan manusia
meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap
permukaan air laut rata-rata. Agar titik-titik di permukaan bumi yang tidak teratur
bentuknya dapat di pindahkan ke atas bidang datar maka di perlukan bidang perantara
antara lain : bidang Ellipsoid, bidang bultan dan bidang datar (untuk luas wilayah 55 km).
Dalam pengertian yang lebih umum pengukuruan tanah dapat dianggap sebagai disiplin
yang meliputi semua metoda untuk menghimpun dan melalukan proses informasi dan data
tentang bumi dan lingkungan fisis. Dengan perkembangan teknologi saat ini metoda
terestris konvensional telah dilengkapi dengan metoda pemetaan udara dan satelit yang
berkembang melalui program-program pertanahan dan ruang angkasa.
ILMU UKUR TANAH
Secara umum tugas surveyor adalah sebagai berikut.
a. Analisa penelitian dan pengambilan keputusan. Pemilihan metoda pengkuran, peralatan,
pengikatan titik-titik sudut dsb.
b. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengkuran dan
pencatatan data di lapangan.
c. Menghitung atau pemrosesan data, yakni hitungan berdasarkan data yang dicatat untuk
menentukan letak, luas dan volume.
d. Pemetaan atau penyajian data. Menggambarkan hasil ukuran dan perhitungan untuk
menghasilkan peta, gambar rencana tanah dan peta laut, menggambarkan dat dalam
bentuk numeris atau hasil komputer.
e. Pemancangan. Pemancangan tugu dan patok ukur untuk menentukan batas-batas
pedoman dalam pekerjaan konstruksi.
a. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dapat di lakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengumpulan secara langsung yakni di lakukan dengan cara observasi atau pengukuran
langsung di lapang guna mendapatkan detail alam maupun buatan.
b. Pengolahan Data.
Pengolahan data terdiri dari proses perhitungan dan analisis data lapang baik secara manual
maupun komputerisasi. Sampai saat ini cara manual masih banyak di pakai, terutama untuk
perhitungan yang sederhana dan tidak komplek. Dewasa ini pemakaian komputer sudah
merupakan bagian integral dalam pengolahan data, terutama untuk perhitungan dan
analisis yang komplek, cara manual sudah semakin di tinggalkan. Kelebihan lain dari
komputer adalah adanya Bank data (Data Base) yang mudah di panggil maupun untuk
keperluan up date (pembaharuan) jika suatu saat terdapat refisi.
c. Presentasi.
Data yang telah di kumpulkan di olah dan di analisis secara sistematik pada tahap
selanjutnya adalah presentasi dalam bentuk peta-peta yang dia maksud. Penggambaran
seperti halnya pengolahan data dapat secara manual maupun otomatis. Penggambaran
secara manual selain memerlukan waktu yang lama juga tidak mudah melakukan refisi.
Penggunaan plotter ataupun automatic drafting equitment kemampuan resolousinya sudah
sangat tinggi, sehingga tidak kalah hasilnya di bandingkan dengan cara-cara manual. Selain
liebih cepat juga kemampuannya untuk teknik overlay, menjadikan peta dapat berfungsi
sebagai alat analisis yang memadai
ILMU UKUR TANAH
1.3. Sistem informasi
Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi:
operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi
Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen.
Sistem Informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan
serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa,
menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan
mengenai penjualan. Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information
System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun
dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan
sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG
bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat
terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands)yang
membutuhkan perlindungan dari polusi.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO
dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-
1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.