JURNAL
JURNAL
Disusun Oleh :
Reyhan Irza Perdana
M Afriansyah Baihaqi
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, jurnal penelitian yang berjudul “IDENTIFIKASI
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT MALAS PADA TARUNA STPI CURUG” dapat
saya selesaikan pada waktunya. Saya menyadari Jurnal ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat membantu saya agar
menjadikan proposal ini lebih baik.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih serta mohon maaf yang sebesar-besarnya
bila ada kesalahan kata maupun kalimat, dan semoga proposal ini bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
ABSTRAK ………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………..
D. Batasan Masalah ……………………………………………………………
KAJIAN TEORI
A. Faktor Penyebab Timbulnya Rasa Malas pada Taruna …………………….
B. Pandangan Islam Terhadap Sifat Bermalas-malasan ………………………
C. Cara Menghindari Sifat Malas ……………………………………………..
D. Kerangka Berpikir …………………………………………………………
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………………………………….
B. Tempat dan waktu Penelitian ………………………………………………
C. Sumber data ………………………………………………………………..
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………
1. Observasi ……………………………………………………………….
2. Wawancara ……………………………………………………………..
3. Dokumentasi ……………………………………………………………
E. Instrumen Penelitian ……………………………………………………….
F. Teknik Analisis Data ………………………………………………………
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Rasa malas sering sekali timbul di dalam diri tiap manusia. Hal ini sudah wajar muncul
dalam setiap keseharian di masing masing individu karena banyak nya kegiatan dan beban
fikiran, dampaknya sifat malas akan merusak masa depan setiap individu, terlebih lagi bagi
seorang taruna yang identik dengan pola kehidupan yang teratur dan disiplin, Apabila rasa malas
Itu timbul pada diri seorang taruna, rasa malas itu bisa merusak pola hidup seorang taruna yang
memang sudah disiapkan untuk bersikap gesit, tepat waktu dan disiplin, Sifat malas ini adalah
penyakit bagi diri kita sendiri dan orang lain, Rasa malas ini pun bisa timbul karena adanya
pengaruh sosial dan lingkungan di sekitar kita.
Adapun penyebab rasa malas pada seorang taruna sendiri adalah ? padatnya kegiatan
ketarunaan dan pendidikan yg di tuntut maksimal menyelesaikan tugas praktikum di setiap mata
pelajaran, dan sampai saat ini untuk cara bagaimana mengatasi rasa malas pada taruna adalah ?
tergantung dari kepribadian diri masing masing tiap taruna dan mainset untuk melawan rasa
malas itu, dari sudut pandangan islam sendiri sifat pemalas Allah sangat membenci hambanya
senang bermalas-malasan, Rasulullah pun juga sangat membenci sifat ini. Dan sudah jelas sekali
bahwa islam adalah agama yang mencela sifat malas.
Tujuan peneliatian ini sendiri untuk Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan
rasa malas pada taruna dan cara mengatasi rasa malas yang timbul pada diri taruna.
Kata kunci : sifat pemalas menurut sudut pandang agama, pendidikan agama islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rasa malas sering sekali timbul di dalam diri tiap manusia. Hal ini sudah wajar
muncul dalam setiap keseharian masing-masing tiap individu masusia. Bahkan rasa malas
pun bisa mendarah daging pada diri kita, Jika kita selalu bermalas-malasan. Hal ini
sepatutnya dihindari karena banyak sekali masalah yang akan muncul ketika kita selalu
bermalas-malasan. Dari sinilah kami ingin meneliti lebih dalam kasus ini
Sifat malas akan sangat berdampak buruk bagi masa depan setiap individu, terlebih
lagi bagi seorang taruna yang sudah terbiasa dengan pola kehidupan yang teratur dan
disiplin. Maka dari itu masalah ini akan saya kaji lebih dalam lagi dalam jurnal riset ini.
Dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan rasa malas pada
taruna dan mengetahui cara menghindari lalu mengatasi rasa malas yang timbul pada diri
taruna dan dampak dari sifat pemalas dari sisi keagamaan khususnya dalam sudut pandang
agama islam
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan rasa malas pada taruna
2. Untuk mengetahui cara menghindari dan mengatasi rasa malas yang timbul pada diri
taruna
3. Untuk mengetahui dampak dari sifat pemalas dari sisi keagamaan khususnya agama
islam
D. BATASAN MASALAH
Yang menjadi batasan dalam penelitian kami adalah taruna dan taruni pada
Perguruan Tinggi Kedinasan khususnya pada taruna Tingkat 1 Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORI
Ada banyak sekali faktor-faktor eksternal dari timbulnya sifat malas ini.
Contohnya dari lingkungan sekitar, sosial, pendidik, serta masyarakat. Dari faktor
eksternal inilah akhirnya menjadi terbiasa bermalas-malasan serta bisa saja menjadi
kebiasaan bagi dirinya.
b. Faktor Internal
Kemalasan yang ditimbulkan dari faktor internal yaitu datang dari dalam
diri kita sendiri. Kemalasan semacam ini bisa disebut “trait” yang berarti bawaan.
Bawaan di sini maksudnya bukan bawaan dari lahir atau semacam yang sering kita
sebut “takdir seseorang”. Bawaan di sini maksudnya kita yang menciptakan, kita
yang memilih, kita sendiri yang menjadi penyebabnya. Kemalasan seperti ini
sifatnya permanen, atau abadi. Selama kita tidak mengubahnya, selama itu pula
kemalasan itu bertengger di dalam diri kita. Ada yang bilang, kemalasan bawaan
ini tidak ada obatnya. Siapapun tidak dibekali mukjizat untuk menyembuhkan
penyakit yang bernama kemalasan bawaan ini, termasuk para nabi.
Faktor internal dari timbulnya sifat malas yaitu karena terlalu sering
berpikiran negatif. Dari pikiran negatif itu, ia pasti enggan untuk melakukan sebuah
kebaikan karena dia sudah berpikir hal yang macam-macam. Serta rasa malas
timbul karena seseorang itu tidak bisa menahan mood atau emosi dia sendiri.
Contohnya yaitu ditegur senior, ia langsung minder dan emosi. Ia tidak ingin lagi
melakukan sesuatu dan pastinya ia akan menunda-menunda pekerjaan tersebut.
Faktor internal susah dihilangkan jika itu memang bawaan dari lahir, dan
itu sangat berbahaya jika sampai menularkan kepada taruna-taruna lain yang
prosedural dan bersikap disiplin serta menghindari sifat malas.
Untuk menghindari azab Allah yang berat seperti diatas, lebih baik kita
menghindari sifat malas dan saling mengingatkan juga kepada yang lain untuk
menghindari sifat malas tersebut. Karena azab yang kita dapat akan sangat kejam.
Sebagai hamba yang taat, kita sudah sepatutnya meneladani nabi Muhammad, kita
pasti akan mendapatkan kebahagiaan jika menghindari sifat malas. Dengan
meneladani sifat-sifatnya yang mulia niscaya kita bisa menghilangkan sifat malas
yang memang sudah seharusnya kita hindari.
Manusia kedudukannya sudah jelas jauh dari hewan. Manusia mempunyai akal
sedangkan hewan tidak. Untuk membedakannya kita sudah jelas harus menghindari
sifat malas, Karena sifat tersebut bisa dikatakan sebagai kebiasaan yang dilakukan
oleh sebuah hewan. Tidak ada orang yang ingin disamakan dengan hewan tetapi ia
masih saja bersikap seperti hewan.
ٱّللَ يُ َخ ٰـ ِدعُونَ ۡٱل ُمنَ ٰـ ِفقِينَ إِ َّن ُ صلَ ٰوةِ إِلَى قَا ُم ٓواْ َوإِذَا َخ ٰـ ِد
َّ ع ُه ۡم َوه َُو َّ سالَ ٰى قَا ُمواْ ٱل َ َّٱّللَ يَ ۡذ ُك ُرونَ َو َّل ٱلن
َ اس ي َُرآ ُءونَ ُك َّ إِ َّّل
قَ ِليل
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya [dengan shalat] di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisâ’ [4]: 142)
Orang munafik merupakan orang yang hina di sisi Allah. Karena mereka hanya
ingin menyombongkan diri saja tanpa mengharap ridho Allah, orang yang beriman
sudah sepatutnya menghindari sifat ini jika tidak ingin disamakan seperti orang
munafik. Orang yang munafik juga tidak akan mendapatkan apa-apa di dunia ini
kecuali hanya perhatian dan kebahagiaan semu saja.
Bila kita tidak menyadari pentingnya waktu, sudah pasti kita tidak dapat mengatur
waktu dengan baik sehingga suatu hal yang akan kita lakukan tidak sesuai dengan
apa yang kita harapkan. Sifat malas ini akhirnya timbul jika kita tidak menghargai
waktu. Jika kita ingin menghindari sifat malas maka sudah sepatutnya kita
menghargai waktu yang ada.
Dalam ketarunaan, kita harus tepat waktu agar tidak dihukum, jika kita masih juga
tidak bisa menghargai waktu, maka segala aktifitas ketarunaan yang kita jalani akan
berantakan dan kacau. Hal ini juga dapat menganggu taruna yang lain, yang sudah
tepat waktu.
3. Intropeksi diri
Kita harus mencoba untuk merenung apa saja dampak yang kita buat jika kita
terlalu sering bermalas-malasan. Menurut (M Khaerul Anam : 2008) dari pemikiran
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, intropeksi diri atau muhasabah adalah suatu sikap
mental yang selalu menghitung/menghisab tentang layak atau tidaknya suatu
perbuatan dengan kehendak Allah, sehingga dapat terhindar dari perasaan bersalah
yang berlebihan, rasa cemas dan sebagainya.
Dengan melakukan muhasabah seseorang akan mengetahui kekurangan sekaligus
kelebihan dalam dirinya serta mengetahui hak-hak Allah Swt atas dirinya. Ibnu Al-
Qayyim menilai munculnya gangguan jiwa(mental) pada manusia disebabkan
karena kosongnya hati atau jiwa manusia tersebut dari mengenal dan mencintai
Allah. Ketika jiwa seseorang kering dari nilai-nilai spiritual, maka dia akan dengan
mudah dikuasi oleh hawa nafsu dan hatinya akan menjadi sakit dan mati.
Cara ini sangat ampuh apalagi untuk taruna yang sudah menjadikan sifat malas
menjadi sebuah kebiasaan, jika peran orang lain di sekitarnya tidak ampuh, maka
jalan terakhir yaitu intropeksi diri. Cobalah untuk lebih mendekatkan diri kepada
Allah Swt supaya kita bisa terhindar dari sifat malas ini. Dengan kita intropeksi diri
pelan-pelan kita akan merasakan rasa takut akan akibat dari sifat bermalas-malasan.
D. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan apa saja
penyebab rasa malas pada taruna yang sedang menjalankan pendidikan di sebuah instansi
tertentu. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai
berikut :
Penyebab rasa malas timbul dari berbagai hal dan dapat menyebabkan beberapa akibat
berbahaya bagi taruna-taruna lain, dengan menghindari sifat malas tersebut, banyak cara
mengatasinya yang dapat kita lakukan.
E. Hipotesis
Zikmund (1997:112), Menurut Zimund Hipotesis adalah proposisi atau dugaan belum
terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor yang menyebabkan rasa malas yaitu disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal
2. Pandangan Islam terhadap rasa malas yaitu agama islam mencela sifat malas tersebut
karena Allah dan Nabi Muhammad tidak menyukai sifat malas.
3. Cara untuk menghindari sifat malas yaitu dengan menghargai waktu, bergaul dengan
teman yang benar, dan intropeksi diri
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Woody (1927) mengungkapakan bahwa penelitian merupakan sebuah pemikiran kritis
(critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap
masalah, memformulasikan hipotesa atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk
menentukan apakah ia cocok dengan hipotesa.
C. Sumber data
Sumber data pada proposal ini berasal dari pendapat para Taruna STPI khususnya taruna
Tingkat 1. Dan juga data ini didapatkan dari referensi-refensi tertentu yang memuat ulasan
tentang faktor penyebab timbulnya rasa malas serta sumber data didapat dari artikel-artikel.
Observasi ini dilakukan terhadap Beberapa Taruna STPI dengan mengamati tingkah
laku dan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Data yang dihimpun dalam observasi adalah faktor penyebab rasa malas pada taruna,
serta cara mereka menghindari rasa malas tersebut.
2. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan
pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu).
Adapun data yang dihimpun dalam wawancara tersebut adalah:
a. Apa yang menyebabkan rasa malas timbul pada diri seorang taruna?
b. Bagaimana para taruna menghindari rasa malas tersebut?
c. Apakah rasa malas ada keterkaitannya dengan agama?
3. Dokumentasi
Suharsimi Arikonto mengemukakan bahwa dokumentasi dari asal katanya dokumen,
yang artinya barang-barang tertulis. Adapun telaah dokumentasi peneliti menelaah
bahan-bahan bacaan yang tersedia baik berupa buku, artikel, koran, serta catatan-
catatan yang berhubungan dengan penelitian.
4. Metode Angket
Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006:151) “Angket adalah pernyataan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199)
“Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab”.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2014: 59) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti memiliki peranan
yang besar memegang kendali dan menentukan data yang diperoleh. Oleh sebab itu,
instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan taylor (1975), analisis data adalah proses yang merinci usaha formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.
Pengelolaan data atau analisis data merupakan tahap yang penting dan menentukan. Karena
pada tahap ini data di kerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil
menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang diinginkan dalam penelitian. Sebagaiman
dengan jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif, maka peneliti menganalisis
data tersebut dangan menggunakan analisis dekskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
Adapun untuk menganalisis data penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni
hasil dokumenter yang tergabung dalam metode pengumpulan data dari lapangan yang
disusun peneliti dilokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik.
Dengan tehnik ini data yang di peroleh akan di pilih-pilih kemudian dilakukan
pengelompokkan atas data yang sejenis dan selanjutnya dianalisis isinya sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan. Kemudian di gambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Inilah beberapa hasil jawaban dari kuisioner yang saya buat melalu google forms untuk
melakukan survey terhadap beberapa Taruna & Taruni STPI CURUG dan kedinasan lain.
Cara lain yaitu dengan mengikuti kegiatan yang lebih menghibur dan tidak
membosankan, serta dibutuhkan semangat dan motivasi dari dalam diri seorang taruna agar
mereka bisa menjalani setiap kegiatan dengan baik. Dampak yang ditimbulkan dari
bermalas-malasan terus menerus kedepannya akan membuat hidup kita menjadi
berantakan, tidak teratur hidupnya, hal negatif akan selalu mendatangi kita, ketergantungan
dengan orang lain serta kita tidak akan berkembang dan akan susah untuk menggapai
kesuksesan kita kelak.
Berikut ini juga beberapa hasil wawancara terhadap 2 orang taruna STPI yaitu I Komang
Chandra dan Fadli ilmi Martius tentang pendapat mereka mengenai faktor internal dan
eksternal penyebab sifat malas.
Menurut Fadli Ilmi faktor internal dari rasa malas yaitu terlalu pasrah dalam
menjadi hidup, apalagi hidup sebagai seorang taruna. Hidup menjadi seorang taruna
memanglah tidak mudah, kita memang harus berjuang melawan segala rintangan sebagai
junior di dalam ketarunaan. Akan tetapi, semua rintangan itu pasti bisa kita lewati jika kita
menghilangkan sikap mudah pasrah yang akhirnya menjadikan kita malas untuk
mengerjakan sesuatu dan akhirnya kita gagal menjadi seorang taruna sejati.
Lingkungan sekitarlah yang paling berpengaruh pada diri kita, jika kita sering
bergaul dengan teman yang suka bermalas-malasan, pasti kita juga akan mengikuti mereka
dan akhirnya timbulnya penyakit malas dalam diri kita.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-Faktor yang menyebabkan timbulnya rasa malas ada berbagai macam,
tergantung dari masing-masing individu bagaimana menyikapinya. Dan juga dari
masing-masing individu berbeda pandangan mengenai timbulnya rasa malas. Akan
tetapi, hampir semua taruna menyatakan bahwa faktor utama yang menimbulkan sifat
malas di dalam diri mereka yaitu karena banyaknya aktifitas yang padat serta jam
istirahat yang sedikit membuat mereka menjadi kelelahan dan letih sehingga mereka
tidak mampu lagi untuk melakukan sesuatu dengan bugar.
B. Saran
1. Sebaiknya kegiatan dalam ketarunaan diatur lagi menjadi lebih efisien dan pas.
2. Jam istirahat ditambah lagi, karena sekuat apapun manusia pasti tidak mampu
untuk melakukan sesuatu apabila ia sudah kelelahan.
3. Hilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat.
4. Buat kegiatan yang bermanfaat, menghibur serta yang membangun.
5. Saling membantu sesama taruna agar pekerjaan yang harus diselesaikan dapat
diselesaikan dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius, (2014). Time Management : Menggunakan Waktu Secara Efektif dan Efisien. Jurnal
Humaniora. Vol 5. No 2.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/analisis-data/
https://www.dosenpendidikan.com/metode-penelitian-kualitatif-pengertian-menurut-para-ahli-
ciri-tujuan/
http://dapurilmiah.blogspot.com/2014/06/analisis-data-kualitatif.html
https://idtesis.com/apa-yang-dimaksud-dengan-penelitian/
https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html/amp
https://www.gurupendidikan.co.id/5-pengertian-hipotesis-menurut-para-ahli-lengkap/
https://belajarpsikologi.com/contoh-proposal-penelitian-terbaru/
https://maktabahabiyahya.wordpress.com/2012/04/06/mengusir-penyakit-malas/
https://glegers.wordpress.com/tag/penyebab-malas/