TENTANG
PENGUKURAN KECEPATAN
DOSEN:
Ir. Herman Somantri, M.T.
MATA KULIAH
PENGUKURAN TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
SEMESTER SEPTEMBER 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 16
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
TABEL IV-1 Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar untuk Skenario Percobaan Pertama ................... 14
TABEL IV-2Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar Berbasis RTLinux dan Tachometer .................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Pengukuran-
pengukuran tersebut antara lain: pengukuran jarak dari satu tempat ke tempat lain, pengukuran
waktu dari satu kejadian ke kejadian yang lainnya, pengukuran temperatur/ suhu suatu daerah dan
lain sebagainya.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, khususnya dibidang elektronika
analog dan digital menyebabkan mulai tersingkirnya penggunaan alat-alat analog. Selama ini
pengukuran kecepatan angin yang dipakai oleh pihak BMG masih mengunakan peralatan analog
sudah tentu hal ini masih menggunakan teknologi lama dan belum modern. Tidak ada salahnya
apabila kita menggunakan peralatan digital dalam mendeteksi level kecepatan angin.
Umumnya, untuk melakukan pengukuran dibutuhkan sebuah instrumen. Sebuah instrumen dapat
berupa sebuah alat yang konstruksinya sederhana dan relative tidak rumit seperti halnya sebuah
alat ukur dasar. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan instrumen-
instrumen yang lebih terpercaya danlebih teliti semakin meningkat yang kemudian menghasilkan
perkembangan-perkembangan baru dalam perencanaan dan pemakaian.
Proyek untuk membuat alat pendeteksi level kecepatan angin ini tidak membutuhkan banyak
komponen sehingga mudah dibuat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak tetapi
menghasilkan kepekaan yang baik. Pendeteksi level kecepatan angin di dalam proyek ini tidaklah
dititikberatkan pada ketelitian pengukuran tetapi pada tingkatan kecepatan angin yang
berhembus.
Tachometer adalah sebuah instrumen atau alat yang mampu untuk mengukur kecepatan putaran
dari poros engkol atau piringan, seperti yang terdapat pada sebuah motor atau mesin lainnya. Alat
ini biasanya menampilkan revolutions per minute (RPM) pada sebuah pengukur skala analog,
namun yang versi tampilan digital juga sudah semakin populer.
1
Tachometer yang terdapat pada mobil, pesawat terbang dan kendaraan kendaraan lainnya
biasanya menunjukan tingkat rotasi/perputaran pada poros engkol mesin, dan secara tipikal sudah
menandakan indikasi jangkauan keselamatan dari perputaran mesin. Hal ini mampu menolong
pengemudi dalam menyeleksi akselerasi yang pas dan pengaturan rotasi mesin untuk segala
macam kondisi pengendaraan.
Tachometer akan memberikan peringatan kepada pengemudi apabila tingkat putaran mesin sudah
pada tahap "maksimum". Tachometers dikendalikan oleh putaran kabel dari sebuah unit
pengendali yang dimasukkan ke dalam mesin (biasanya pada poros engkol) juga ada-biasanya
pada sistem mesin diesel sederhana yang menggunakan basis sistem elektris ataupun tanpa sistem
elektrik. Pada sistem manajemen mesin yang umumnya terdapat pada kendaraankendaraan
moderen, sinyal untuk tachometer biasanya dihasilkan dari sebuah mesin ECU yang
menghantarkan informasi baik dari sensor kecepatan putaran yang terdapat pada poros engkol.
Meter Bensin /Fuel Gauge merupakan petunjuk/kontrol bensin di dalam tanki kendaraan. Meter
Bensin /Fuel Gauge memiki kinerja yang simpel malalui mekanisme pelampung yang mengirim
data/informasi tentang ketinggian isi bensin di dalam tanki, dan di tampilkan oleh meter bensin/
Fuel Gauge secara mekanik/elektronik. Selain itu juga akan ditampilkan jarak yang masih bisa di
tempuh dengan bahan bakar yang masih tersisa di tangki bahan bakar.
Mengingat banyak masyarakat yang membuka usaha produksi tachometer dan Fuel meter untuk
modifikasi sepeda motor yang masih menggunakan sistem analog, maka penulis ingin merancang
RPM Meter dan Fuel Gauge Digital Pada Sepeda Motor Berbasis ATMEGA 16, data RPM dan
Fuel Meter ditampilkan dalam 1 LCD berukuran 16 x 4.
2
BAB II
DASAR TEORI & DASAR-DASAR PEMILIHAN ALAT UKUR
2.1. KECEPATAN
Kita sering mendengar istilah KECEPATAN dari sejak kita kecil. Kecepatan memiliki
makna yang luas, yang menunjukkan perubahan dari satu saat ke saat yang lain. Dalam
kehidupan sehari-hari, kecepatan erat kaitannya dengan jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak tersebut, seperti jalannya mobil, kereta api, roket, peluru dan lain sebagainya.
Maksudnya, jika sebuah mobil memiliki kecepatan 100 km/jam artinya mobil tersebut dapat
menempuh jarak 100 kilometer dalam waktu satu jam. Peluru yang ditembak dari sebuah pistol
memiliki kecepatan 1500m/detik. Artinya, dengan kecepatan saat peluru ditembakkan maka si
peluru hanya membutuhkan waktu 1 detik untuk menempuh jarak 1500 meter.
Kecepatan merupakan jarak tempuh per satuan waktu. Ini adalah seberapa cepat obyek
bergerak. Kecepatan adalah besaran skalar yaitu besarnya vektor kecepatan. Sebuah kecepatan
yang lebih tinggi berarti suatu benda bergerak lebih cepat. Sebuah kecepatan yang lebih rendah
berarti itu bergerak lebih lambat. Jika tidak bergerak sama sekali, itu memiliki kecepatan nol.
Gerak suatu benda untuk mengubah posisi (Δs) dari titik acuan ke titik akhir tentunya
terjadi dalam selang waktu (Δt) tertentu. Perubahan posisi benda dalam satu satuan waktu disebut
dengan kecepatan (v). Kecepatan adalah ukuran tingkat di mana sebuah benda berubah posisinya
terhadap waktu.
A. Kecepatan Tetap
Sebuah benda dikatakan bergerak dengan kecepatan tetap untuk melakukan perubahan
kedudukan yang sama, waktu yang diperlukannya juga sama.
3
Misalkan, sebuah kendaraan kedudukannya berubah sejauh 15 km dalam waktu 30 menit.
Kendaraan itu dikatakan berkecepatan tetap jika untuk 15 km selanjutnya waktu yang dilalui
tetap, yaitu selama 30 menit.
Berdasarkan pengertian di atas, secara matematis kecepatan tetap dapat ditulis sebagai:
∆𝑠 ∆𝑠
𝑣 = ∆𝑡 sehingga, ∆𝑠 = 𝑣 × ∆𝑡 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑡 = 𝑣
Keterangan:
Δs = perubahan kedudukan (meter = m)
Δt = selang waktu (sekon = s)
v = kecepatan (meter/sekon = m/s)
Kecepatan ( v) merupakan besaran vektor yang nilai dan arahnya tergantung pada arah perubahan
posisi. Untuk mengukur kecepatan dapat digunakan alat yang disebut speedometer.
Apabila kita menghitung jarak (panjang perubahan posisi yang terjadi), dinotasikan x, dibagi
selang waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak itu, maka hasil yang diperoleh bukan suatu
nilai kecepatan, melainkan laju.
Laju merupakan besaran skalar yang tidak memiliki arah. Notasi laju sama dengan notasi
kecepatan, yaitu v, persamaannya adalah:
𝑥
𝑣=
∆𝑡
Keterangan:
x = jarak/panjang perubahan posisi (meter = m)
Δt = selang waktu (sekon = s)
v = kecepatan (meter/sekon = m/s)
Walaupun dalam Sistem Internasional (SI) satuan kecepatan dan laju adalah m/s, sering kita
menjumpai satuan kecepatan dan laju dalam km/jam. Salah satunya adalah speedometer
kendaraan bermotor.
4
Sebagai contoh dapat dijelaskan dengan penguraian sebagai berikut
𝑘𝑚 1000 𝑚 5
1 = = 𝑚/𝑠
𝑗𝑎𝑚 3600 𝑠 18
B. Kecepatan Rata-Rata
Saat kita berjalan, kita tidak dapat mengukur kecepatan perjalanan kaki kita secara kuantitatif.
Namun, rasakanlah langkah-langkah itu!
Saat kita terburu-buru, tentunya langkah kita akan cepat. Sesaat kemudian, kita terhambat oleh
kerumunan anak-anak. Perlahan tapi pasti kita memperlambat jalan kita. Setelah melaluinya,
langkah kita pun kembali tergesa-gesa.
Pada gerak dengan kecepatan berubah-ubah seperti itu, kita dapat menentukan kecepatan rata-rata
dari gerak yang telah dilakukan.
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan total yang ditempuh benda oleh selang waktu
total yang diperlukan untuk menempuh perpindahan total tersebut.
Persamaannya adalah:
Keterangan:
Δstot = total perpindahan benda (m)
Δttot = total selang waktu (s)
v = kecepatan rata-rata (m/s)
5
Mengukur jarak tempuh, waktu tempuh, dan kecepatan rata-rata kendaraan bermotor kita dapat
dilakukan dengan rumus fisika kinematika yaitu rumus mengukur gerak lurus beraturan (glb).
Berikut ini ulasannya.
Kinematika adalah cabang fisika yang mempelajari gerak dengan menghiraukan penyebab
gerak. Mengenai penyebab gerak akan dibahas dalam Dinamika.
Gerak yang dibicarakan dalam bagian ini adalah gerak yang dialami benda pada sebuah
lintasan berbentuk garis lurus.(sebut saja jalan raya)
Gerak lurus beraturan berarti gerakan ini memiliki indikator kecepatan benda yang tetap, Tetap
berarti tidak berubah (dari awal hingga akhir kecepatan benda tidak berubah) dan dalam hal ini
kita modifikasi sebagai kecepatan rata-rata kendaraan.
6
BAB III
APLIKASI PENGUKURAN KECEPATAN
Alat ukur kecepatan memiliki fungsi yang berbeda untuk setiap proses pengukuran. Baik
untuk mengukur kecepatan perjalanan, kecepatan angin, percepatan atau kecepatan mesin, ada
instrumen yang tepat untuk mengukur setiap bentuk kecepatan itu, dan setiap instrument wajib
dikalibrasi agar sesuai dengan standar. Di Amerika, Polisi menggunakan RADAR dan LIDAR
untuk mengukur kecepatan lalu lintas. Mobil memiliki speedometer untuk kecepatan perjalanan
dan takometer untuk putaran mesin. Accelerometer juga digunakan dengan pengukuran
kecepatan mobil. Ahli meteorologi menggunakan anemometer dan radar untuk membuat
prakiraan cuaca mereka. Beberapa penjelasan tentang aplikasi pengukuran kecepatan dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Para ahli meteorologi menggunakan RADAR untuk melacak pergerakan sistem cuaca. Mereka
tidak hanya bisa menghitung seberapa cepat badai bergerak, tapi juga ke arah mana
perjalanannya, semuanya berdasarkan Efek Doppler.
Anemometer
9
Disdrometer untuk mengukur kecepatan air hujan
Penggunaan untuk disdrometers sangat banyak. Instrument ini bisa digunakan untuk
pengendalian lalu lintas, pemeriksaan ilmiah, sistem pengamatan bandara, dan hidrologi.
Disdrometers terbaru menggunakan teknologi microwave atau laser. Disdrometer video 2D dapat
digunakan untuk menganalisis jatuhan salju individual.
Instrumen dipilih berdasarkan apa jenis kecepatan yang diukur, memiliki instrumen yang
tepat untuk proses pengukuran lah yang sangat penting dalam prosesnya. Penting juga untuk
memastikan instrumen itu bekerja dengan benar untuk mendapatkan pengukuran kecepatan yang
benar.
10
BAB IV
DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA HASIL
PENGUKURAN
Studi kasus diambil pada proses pengukuran kecepatan putar dengan tachometer dan
pengukuran dengan berbasis computerized dengan RTLinux. RT linux adalah sebuah sistem
operasi yang berbasis real time, real time adalah suatu sistem yang menjamin kebenaran dari
suatu komputasi perhitungan dan ketepatan waktu pelaksanaan komputasi perhitungan
tersebut.
Dalam membuktikan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbasis
RTLinux ini, dilakukan pengujian dalam tiga skenario percobaan.
Dalam skenario percobaan pertama, dilakukan satu tahap pengukuran kecepatan putar
terhadap motor DC merek Pittman Express model GM87 12-21. Pengukuran kecepatan putar
pada motor DC dilakukan secara serentak oleh tachometer dan pengukuran kecepatan putar
berbasis RTLinux ini. Referensi data pengukuran kecepatan putar ditentukan dengan mengambil
sampel data pengamatan dari tachometer dan pada saat yang sama pengukuran kecepatan putar
berbasis RTLinux didapat dengan mengambil nilai rata-rata dari data sebanyak 400 buah.
Pengambilan data kecepatan putar dimulai dari tegangan catu motor DC sebesar 0V (volt).
Selanjutnya, tegangan catu dinaikkan sebesar 1V dan metode pengambilan data pada proses
pengukuran kecepatan putar kedua ini dilakukan sama dengan metode pengambilan data pada
proses sebelumnya. Untuk proses pengukuran seterusnya, pengambilan data kecepatan putar
dilakukan untuk setiap kenaikan tegangan catu motor DC sebesar 1V. Pengukuran kecepatan
putar ini berlangsung hingga tegangan catu motor DC sebesar 18V.
Setelah diperoleh hasil pengukuran kecepatan putar yang diukur oleh pengukuran kecepatan
putar berbasis RTLinux dan tachometer, maka perhitungan kecepatan rata-rata untuk hasil
pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dapat dimulai. Nilai refensi pengukuran kecepatan
putar diambil dari hasil pengukuran oleh tachometer. Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk
mencari persen kesalahan dalam pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dan perhitungan
untuk mencari hubungan antara pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dengan
pengukuran kecepatan putar oleh tachometer.Gambar 4.1
11
Menampilkan gambar rangkaian pengukuran kecepatan putar untuk scenario percobaan
pertama
Skenario percobaan ketiga adalah kebalikan dari scenario percobaan kedua. Dalam
percobaan tersebut, pengukuran kecepatan putar untuk motor DC dimulai dari tegangan catu
motor DC sebesar 15V. Pada skenario tersebut, counter dikonfigurasi untuk melakukan
perhitungan dalam metode count down. Setelah melewati waktu sekitar 10s, tegangan catu
tersebut diturunkan sebesar 5V sehingga tegangan catu menjadi sebesar 10V. Penurunan
tegangan catu sebesar 5V dalam setiap jangka waktu sekitar 10s ini terus berlangsung hingga
tegangan yang diberikan ke motor DC sebesar 0V. Saat tegangan catu motor DC sebesar 0V
maka arah perhitungan counter diubah menjadi count up yang mana sebelumnya adalah count
12
down. Setelah itu, tegangan catu motor DC dinaikkan sebesar 5V untuk setiap jangka waktu
sekitar 10s sehingga tegangan catu saat ini sebesar 10V. Kenaikkan ini terus berlangsung hingga
tegangan catu motor DC sebesar 15V. Tujuan dari dilakukannya skenario percobaan kedua dan
skenario percobaan ketiga adalah untuk menguji kemampuan algoritma pengukuran kecepatan
putar berbasis RTLinux dalam melakukan perhitungan kecepatan putar untuk kondisi counter
sedang count up, diam atau count down. Gambar 4.2 menampilkan gambar rangkaian
pengukuran kecepatan putar untuk skenario percobaan kedua dan ketiga.
Gambar IV.2 Rangkaian Kecepatan Putar dan Skenario Ketiga Untuk Skenario Percobaan Kedua
dan Ketiga
Berikut ini disajikan tabel hasil pengukuran kecepatan putar untuk tegangan catu
13
yang berbeda-beda beserta dengan besar nilai persen kesalahannya dan gambar grafik
perbandingan nilai kecepatan rata-rata hasil pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux
dengan hasil pengukuran kecepatan putar oleh tachometer:
TABEL IV-1 Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar untuk Skenario Percobaan Pertama
14
Kecepatan rata-rata versi Kecepatan versi
Tegangan ke pengukuran berbasis Tachometer
Motor DC RTLinux (rpm)
(V) (rpm)
0 0 0
1,26 7,757 7,3
2 27 26,9
3 45,91692 46,2
4 66,13357 65,3
5 87,35021 87,8
6 108,9001 109
7 130,4833 130,6
8 154,7331 154,6
Gambar IV.3
Grafik
Perbandingan Kecepatan Putar Hasil Pengukuran berbasis RTLinux dengan Hasil Pengukuran
Kecepatan Putar oleh Tachometer
Berikut ini adalah tabel data yang digunakan dalam mencari hubungan antara
pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dengan pengukuran kecepatan putar oleh
tachometer:
15
9 176,9499 176,9
10 200,75 201,8
11 226,0502 226
12 248,5168 248,4
13 271,4999 271,9
14 294,3332 294,4
15 316,7832 316,8
16 340,55 340,5
17 365,1335 365,3
18 389,1167 389,2
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari proses pengukuran kecepatan adalah sebagai berikut:
TABEL IV-2Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar Berbasis RTLinux dan Tachometer
standar/acuan
Kecepatan adalah besaran skalar yaitu besarnya vektor kecepatan. Sebuah kecepatan yang
lebih tinggi berarti suatu benda bergerak lebih cepat. Sebuah kecepatan yang lebih rendah
berarti itu bergerak lebih lambat. Jika tidak bergerak sama sekali, itu memiliki kecepatan
nol.
Setiap instrument pengukuran memiliki fungsi yang bermacam-macam, untuk instrument
pengukur kecepatan pun memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kuantitas
yang akan diukur, Baik untuk mengukur kecepatan perjalanan, kecepatan angin,
percepatan atau kecepatan mesin, ada instrumen yang tepat untuk mengukur setiap bentuk
kecepatan itu
16
17
DAFTAR PUSTAKA
iv