Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

TENTANG
PENGUKURAN KECEPATAN

DOSEN:
Ir. Herman Somantri, M.T.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7

NAMA MAHASISWA NRP


GIAN G. GUFRON 133030124
WAHYU GINANJAR ARGIAN 133030075
TABAH ALFIANTO 133030019
DHIMAS TRY A 133030114
OKTRI RUDIANTONO 133030068
LUQMAN ABDURRACHIIM 173030044

MATA KULIAH
PENGUKURAN TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
SEMESTER SEPTEMBER 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

BAB II DASAR TEORI & DASAR-DASAR PEMILIHAN ALAT UKUR ................................. 3

2.1. KECEPATAN .................................................................................................................. 3

2.2. Macam-macam Kecepatan ............................................................................................... 3

A. Kecepatan Tetap ............................................................................................................... 3

B. Kecepatan Rata-Rata ........................................................................................................ 5

BAB III APLIKASI PENGUKURAN KECEPATAN ................................................................... 7

3.1. Instrumen Pengukur Kecepatan ....................................................................................... 7

BAB IV DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA HASIL


PENGUKURAN ........................................................................................................................... 11

4.1. DATA HASIL PENGUKURAN ................................................................................... 11

4.2. PENGOLAHAN DATA ................................................................................................ 13

KESIMPULAN ............................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... iv

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Tachometer.............................................................................................................................. 7


Gambar III.2 Speedometer ............................................................................................................................ 8
Gambar III.3 RADAR ................................................................................................................................... 8
Gambar III.4 ANEMOMETER..................................................................................................................... 9
Gambar III.5 DISDROMETER .................................................................................................................. 10
Gambar IV.1 Rangkaian Pengukuran Kecepatan Putar Percobaan Pertama ............................................. 12
Gambar IV.2 Rangkaian Kecepatan Putar dan Skenario Ketiga Untuk Skenario Percobaan Kedua dan
Ketiga .......................................................................................................................................................... 13
Gambar IV.3 Grafik Perbandingan Kecepatan Putar Hasil Pengukuran berbasis RTLinux dengan Hasil
Pengukuran Kecepatan Putar oleh Tachometer .......................................................................................... 15

ii
DAFTAR TABEL

TABEL IV-1 Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar untuk Skenario Percobaan Pertama ................... 14
TABEL IV-2Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar Berbasis RTLinux dan Tachometer .................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Pengukuran-
pengukuran tersebut antara lain: pengukuran jarak dari satu tempat ke tempat lain, pengukuran
waktu dari satu kejadian ke kejadian yang lainnya, pengukuran temperatur/ suhu suatu daerah dan
lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, khususnya dibidang elektronika
analog dan digital menyebabkan mulai tersingkirnya penggunaan alat-alat analog. Selama ini
pengukuran kecepatan angin yang dipakai oleh pihak BMG masih mengunakan peralatan analog
sudah tentu hal ini masih menggunakan teknologi lama dan belum modern. Tidak ada salahnya
apabila kita menggunakan peralatan digital dalam mendeteksi level kecepatan angin.

Umumnya, untuk melakukan pengukuran dibutuhkan sebuah instrumen. Sebuah instrumen dapat
berupa sebuah alat yang konstruksinya sederhana dan relative tidak rumit seperti halnya sebuah
alat ukur dasar. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan instrumen-
instrumen yang lebih terpercaya danlebih teliti semakin meningkat yang kemudian menghasilkan
perkembangan-perkembangan baru dalam perencanaan dan pemakaian.

Proyek untuk membuat alat pendeteksi level kecepatan angin ini tidak membutuhkan banyak
komponen sehingga mudah dibuat dan tidak membutuhkan biaya yang banyak tetapi
menghasilkan kepekaan yang baik. Pendeteksi level kecepatan angin di dalam proyek ini tidaklah
dititikberatkan pada ketelitian pengukuran tetapi pada tingkatan kecepatan angin yang
berhembus.

Tachometer adalah sebuah instrumen atau alat yang mampu untuk mengukur kecepatan putaran
dari poros engkol atau piringan, seperti yang terdapat pada sebuah motor atau mesin lainnya. Alat
ini biasanya menampilkan revolutions per minute (RPM) pada sebuah pengukur skala analog,
namun yang versi tampilan digital juga sudah semakin populer.

1
Tachometer yang terdapat pada mobil, pesawat terbang dan kendaraan kendaraan lainnya
biasanya menunjukan tingkat rotasi/perputaran pada poros engkol mesin, dan secara tipikal sudah
menandakan indikasi jangkauan keselamatan dari perputaran mesin. Hal ini mampu menolong
pengemudi dalam menyeleksi akselerasi yang pas dan pengaturan rotasi mesin untuk segala
macam kondisi pengendaraan.

Tachometer akan memberikan peringatan kepada pengemudi apabila tingkat putaran mesin sudah
pada tahap "maksimum". Tachometers dikendalikan oleh putaran kabel dari sebuah unit
pengendali yang dimasukkan ke dalam mesin (biasanya pada poros engkol) juga ada-biasanya
pada sistem mesin diesel sederhana yang menggunakan basis sistem elektris ataupun tanpa sistem
elektrik. Pada sistem manajemen mesin yang umumnya terdapat pada kendaraankendaraan
moderen, sinyal untuk tachometer biasanya dihasilkan dari sebuah mesin ECU yang
menghantarkan informasi baik dari sensor kecepatan putaran yang terdapat pada poros engkol.

Meter Bensin /Fuel Gauge merupakan petunjuk/kontrol bensin di dalam tanki kendaraan. Meter
Bensin /Fuel Gauge memiki kinerja yang simpel malalui mekanisme pelampung yang mengirim
data/informasi tentang ketinggian isi bensin di dalam tanki, dan di tampilkan oleh meter bensin/
Fuel Gauge secara mekanik/elektronik. Selain itu juga akan ditampilkan jarak yang masih bisa di
tempuh dengan bahan bakar yang masih tersisa di tangki bahan bakar.

Mengingat banyak masyarakat yang membuka usaha produksi tachometer dan Fuel meter untuk
modifikasi sepeda motor yang masih menggunakan sistem analog, maka penulis ingin merancang
RPM Meter dan Fuel Gauge Digital Pada Sepeda Motor Berbasis ATMEGA 16, data RPM dan
Fuel Meter ditampilkan dalam 1 LCD berukuran 16 x 4.

2
BAB II
DASAR TEORI & DASAR-DASAR PEMILIHAN ALAT UKUR

2.1. KECEPATAN

Kita sering mendengar istilah KECEPATAN dari sejak kita kecil. Kecepatan memiliki
makna yang luas, yang menunjukkan perubahan dari satu saat ke saat yang lain. Dalam
kehidupan sehari-hari, kecepatan erat kaitannya dengan jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak tersebut, seperti jalannya mobil, kereta api, roket, peluru dan lain sebagainya.
Maksudnya, jika sebuah mobil memiliki kecepatan 100 km/jam artinya mobil tersebut dapat
menempuh jarak 100 kilometer dalam waktu satu jam. Peluru yang ditembak dari sebuah pistol
memiliki kecepatan 1500m/detik. Artinya, dengan kecepatan saat peluru ditembakkan maka si
peluru hanya membutuhkan waktu 1 detik untuk menempuh jarak 1500 meter.

Kecepatan merupakan jarak tempuh per satuan waktu. Ini adalah seberapa cepat obyek
bergerak. Kecepatan adalah besaran skalar yaitu besarnya vektor kecepatan. Sebuah kecepatan
yang lebih tinggi berarti suatu benda bergerak lebih cepat. Sebuah kecepatan yang lebih rendah
berarti itu bergerak lebih lambat. Jika tidak bergerak sama sekali, itu memiliki kecepatan nol.

Gerak suatu benda untuk mengubah posisi (Δs) dari titik acuan ke titik akhir tentunya
terjadi dalam selang waktu (Δt) tertentu. Perubahan posisi benda dalam satu satuan waktu disebut
dengan kecepatan (v). Kecepatan adalah ukuran tingkat di mana sebuah benda berubah posisinya
terhadap waktu.

2.2. Macam-macam Kecepatan

Ada beberapa istilah dalam kecepatan, yaitu;

A. Kecepatan Tetap

Sebuah benda dikatakan bergerak dengan kecepatan tetap untuk melakukan perubahan
kedudukan yang sama, waktu yang diperlukannya juga sama.

3
Misalkan, sebuah kendaraan kedudukannya berubah sejauh 15 km dalam waktu 30 menit.
Kendaraan itu dikatakan berkecepatan tetap jika untuk 15 km selanjutnya waktu yang dilalui
tetap, yaitu selama 30 menit.

Berdasarkan pengertian di atas, secara matematis kecepatan tetap dapat ditulis sebagai:

∆𝑠 ∆𝑠
𝑣 = ∆𝑡 sehingga, ∆𝑠 = 𝑣 × ∆𝑡 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑡 = 𝑣

Keterangan:
Δs = perubahan kedudukan (meter = m)
Δt = selang waktu (sekon = s)
v = kecepatan (meter/sekon = m/s)

Kecepatan ( v) merupakan besaran vektor yang nilai dan arahnya tergantung pada arah perubahan
posisi. Untuk mengukur kecepatan dapat digunakan alat yang disebut speedometer.

Apabila kita menghitung jarak (panjang perubahan posisi yang terjadi), dinotasikan x, dibagi
selang waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak itu, maka hasil yang diperoleh bukan suatu
nilai kecepatan, melainkan laju.

Laju merupakan besaran skalar yang tidak memiliki arah. Notasi laju sama dengan notasi
kecepatan, yaitu v, persamaannya adalah:

𝑥
𝑣=
∆𝑡

Keterangan:
x = jarak/panjang perubahan posisi (meter = m)
Δt = selang waktu (sekon = s)
v = kecepatan (meter/sekon = m/s)

Walaupun dalam Sistem Internasional (SI) satuan kecepatan dan laju adalah m/s, sering kita
menjumpai satuan kecepatan dan laju dalam km/jam. Salah satunya adalah speedometer
kendaraan bermotor.
4
Sebagai contoh dapat dijelaskan dengan penguraian sebagai berikut

1 km = 1.000 m dan 1 jam = 3.600 sekon. Sehingga

𝑘𝑚 1000 𝑚 5
1 = = 𝑚/𝑠
𝑗𝑎𝑚 3600 𝑠 18

B. Kecepatan Rata-Rata

Saat kita berjalan, kita tidak dapat mengukur kecepatan perjalanan kaki kita secara kuantitatif.
Namun, rasakanlah langkah-langkah itu!

Saat kita terburu-buru, tentunya langkah kita akan cepat. Sesaat kemudian, kita terhambat oleh
kerumunan anak-anak. Perlahan tapi pasti kita memperlambat jalan kita. Setelah melaluinya,
langkah kita pun kembali tergesa-gesa.

Pada gerak dengan kecepatan berubah-ubah seperti itu, kita dapat menentukan kecepatan rata-rata
dari gerak yang telah dilakukan.

Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan total yang ditempuh benda oleh selang waktu
total yang diperlukan untuk menempuh perpindahan total tersebut.

Persamaannya adalah:

Keterangan:
Δstot = total perpindahan benda (m)
Δttot = total selang waktu (s)
v = kecepatan rata-rata (m/s)

5
Mengukur jarak tempuh, waktu tempuh, dan kecepatan rata-rata kendaraan bermotor kita dapat
dilakukan dengan rumus fisika kinematika yaitu rumus mengukur gerak lurus beraturan (glb).
Berikut ini ulasannya.

Kinematika adalah cabang fisika yang mempelajari gerak dengan menghiraukan penyebab
gerak. Mengenai penyebab gerak akan dibahas dalam Dinamika.

Gerak yang dibicarakan dalam bagian ini adalah gerak yang dialami benda pada sebuah
lintasan berbentuk garis lurus.(sebut saja jalan raya)

Gerak lurus beraturan berarti gerakan ini memiliki indikator kecepatan benda yang tetap, Tetap
berarti tidak berubah (dari awal hingga akhir kecepatan benda tidak berubah) dan dalam hal ini
kita modifikasi sebagai kecepatan rata-rata kendaraan.

Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan kedudukan setiap satuan waktu.


Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah suatu gerak lurus yang mempunyai kecepatan konstan.
Maka nilai percepatannya adalah a = 0. Gerakan GLB berbentuk linear dan nilai kecepatannya
adalah hasil bagi jarak dengan waktu yang ditempuh.
Berdasarkan jenis-jenis kecepatan tersebut, maka instrumen alat ukur pun bermacam-
macam, pemilihan alat ukur untuk setiap jenis alat ukur pun bermacam-macam sesuai dengan
prinsip kerja alat tersebut. Pemilihan alat ukur kecepatan berdasarkan jenis kecepatan yang
diukur dapat dijelaskan dalam tabel berikut

Alat Pengukur Jenis kuantitas kecepatan


Akselerometer Akselerasi
Anemometer Kecepatan Angin
Disdrometer Ukuran dimensi dan kecepatan jatuh air hujan
Nephoscope Mengukur arah dan kecepatan awan
Speedometer Kecepatan kendaraan darat
Takometer Revolusi per minute, kecepatan aliran darah,
kecepatan pesawat

6
BAB III
APLIKASI PENGUKURAN KECEPATAN

3.1. Instrumen Pengukur Kecepatan

Alat ukur kecepatan memiliki fungsi yang berbeda untuk setiap proses pengukuran. Baik
untuk mengukur kecepatan perjalanan, kecepatan angin, percepatan atau kecepatan mesin, ada
instrumen yang tepat untuk mengukur setiap bentuk kecepatan itu, dan setiap instrument wajib
dikalibrasi agar sesuai dengan standar. Di Amerika, Polisi menggunakan RADAR dan LIDAR
untuk mengukur kecepatan lalu lintas. Mobil memiliki speedometer untuk kecepatan perjalanan
dan takometer untuk putaran mesin. Accelerometer juga digunakan dengan pengukuran
kecepatan mobil. Ahli meteorologi menggunakan anemometer dan radar untuk membuat
prakiraan cuaca mereka. Beberapa penjelasan tentang aplikasi pengukuran kecepatan dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Tachometer untuk Kecepatan Mesin

Gambar III.1 Tachometer


Tachometers digunakan untuk mengukur putaran mesin dalam rotation per minute (rpm).
Instrumen ini menentukan kecepatan putaran (seberapa cepat berputar) dari poros atau disk pada
mesin dan menampilkan pembacaan pada layar dial analog yang dikalibrasi pada dasbor mobil,
pesawat terbang atau kendaraan lainnya. Layar menunjukkan kisaran rpm yang aman, yang
dimaksudkan untuk membantu pengemudi menentukan pengaturan roda gigi dan throttle terbaik,
dan kecepatan menjalankan kendaraan yang benar. Dengan kecepatan mesin yang berlebihan dan
tidak terukur, dapat menyebabkan pelumasan yang tidak mencukupi, sehingga mesin menjadi
terlalu panas karena sistem pendingin tidak dapat bertahan
7
Speedometer untuk mengukur kecepatan perjalanan

Gambar III.2 Speedometer


Speedometer merupakan instrument untuk mengukur kecepatan perjalanan kendaraan darat.
speedometer digunakan untuk membantu pengemudi menentukan kecepatan mengemudi mereka
dan mempertahankannya pada level yang aman. Meteran dari speedometer ini menggunakan
magnet dan satu set kabel winding yang terhubung ke transmisi untuk menentukan tingkat
kecepatan perjalanan, yang ditunjukkan pada layar analog pada dasbor kendaraan. Perubahan
ban, perubahan roda, penyesuaian diferensial roda gigi juga dapat mempengaruhi akurasi
speedometer.

RADAR untuk Menentukan Kecepatan Kendaraan

Gambar III.3 RADAR


Salah satu contoh kasus di Amerika, Polisi menggunakan radar untuk memeriksa para
pengendara yang melebihi batas kecepatan. Radar menggunakan prinsip efek Doppler, yang
memantulkan gelombang suara dari kendaraan yang bergerak, lalu menghitung frekuensi
8
gelombang suara saat kembali ke instrumen. Frekuensi gelombang suara semakin dekat
kendaraan ke instrumen, dan berkurang karena jarak antara kendaraan dan radar dari pistol
semakin lebar. Kecepatan mobil atau truk dihitung dengan menentukan berapa lama atau
singkatnya efek Doppler tersebut. Jika Efek Doppler tersebar, ini mengindikasikan kecepatan
yang lebih lambat, namun saat menjadi kecil atau berdekatan, ini mengindikasikan kecepatan
yang lebih cepat.

Para ahli meteorologi menggunakan RADAR untuk melacak pergerakan sistem cuaca. Mereka
tidak hanya bisa menghitung seberapa cepat badai bergerak, tapi juga ke arah mana
perjalanannya, semuanya berdasarkan Efek Doppler.

Anemometer

Gambar III.4 ANEMOMETER


Anemometer adalah instrumen pengukur kecepatan angin yang digunakan oleh ahli meteorologi.
Perangkat ini memiliki 3 atau 4 cawan yang terpasang pada pusat poros. Saat cawan menangkap
pergerakan udara, mereka berputar pada poros, dan revolusi per menit diubah menjadi kecepatan
udara atau kecepatan angin.

9
Disdrometer untuk mengukur kecepatan air hujan

Gambar III.5 DISDROMETER


Disdrometer adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur distribusi ukuran dan kecepatan
hidrometeor (air hujan) yang jatuh. Beberapa disdrometers dapat membedakan jenis-jenis hujan,
antara hujan, graupel, dan hujan es.

Penggunaan untuk disdrometers sangat banyak. Instrument ini bisa digunakan untuk
pengendalian lalu lintas, pemeriksaan ilmiah, sistem pengamatan bandara, dan hidrologi.
Disdrometers terbaru menggunakan teknologi microwave atau laser. Disdrometer video 2D dapat
digunakan untuk menganalisis jatuhan salju individual.

Instrumen dipilih berdasarkan apa jenis kecepatan yang diukur, memiliki instrumen yang
tepat untuk proses pengukuran lah yang sangat penting dalam prosesnya. Penting juga untuk
memastikan instrumen itu bekerja dengan benar untuk mendapatkan pengukuran kecepatan yang
benar.

10
BAB IV
DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA HASIL
PENGUKURAN

4.1. DATA HASIL PENGUKURAN

Studi kasus diambil pada proses pengukuran kecepatan putar dengan tachometer dan
pengukuran dengan berbasis computerized dengan RTLinux. RT linux adalah sebuah sistem
operasi yang berbasis real time, real time adalah suatu sistem yang menjamin kebenaran dari
suatu komputasi perhitungan dan ketepatan waktu pelaksanaan komputasi perhitungan
tersebut.
Dalam membuktikan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbasis
RTLinux ini, dilakukan pengujian dalam tiga skenario percobaan.
Dalam skenario percobaan pertama, dilakukan satu tahap pengukuran kecepatan putar
terhadap motor DC merek Pittman Express model GM87 12-21. Pengukuran kecepatan putar
pada motor DC dilakukan secara serentak oleh tachometer dan pengukuran kecepatan putar
berbasis RTLinux ini. Referensi data pengukuran kecepatan putar ditentukan dengan mengambil
sampel data pengamatan dari tachometer dan pada saat yang sama pengukuran kecepatan putar
berbasis RTLinux didapat dengan mengambil nilai rata-rata dari data sebanyak 400 buah.
Pengambilan data kecepatan putar dimulai dari tegangan catu motor DC sebesar 0V (volt).
Selanjutnya, tegangan catu dinaikkan sebesar 1V dan metode pengambilan data pada proses
pengukuran kecepatan putar kedua ini dilakukan sama dengan metode pengambilan data pada
proses sebelumnya. Untuk proses pengukuran seterusnya, pengambilan data kecepatan putar
dilakukan untuk setiap kenaikan tegangan catu motor DC sebesar 1V. Pengukuran kecepatan
putar ini berlangsung hingga tegangan catu motor DC sebesar 18V.
Setelah diperoleh hasil pengukuran kecepatan putar yang diukur oleh pengukuran kecepatan
putar berbasis RTLinux dan tachometer, maka perhitungan kecepatan rata-rata untuk hasil
pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dapat dimulai. Nilai refensi pengukuran kecepatan
putar diambil dari hasil pengukuran oleh tachometer. Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk
mencari persen kesalahan dalam pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dan perhitungan
untuk mencari hubungan antara pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dengan
pengukuran kecepatan putar oleh tachometer.Gambar 4.1

11
Menampilkan gambar rangkaian pengukuran kecepatan putar untuk scenario percobaan
pertama

Gambar IV.1 Rangkaian Pengukuran Kecepatan Putar Percobaan Pertama


Skenario percobaan kedua yang dilakukan sebagai berikut; Pengukuran kecepatan putar
untuk motor DC dimulai dari tegangan catu motor DC sebesar 15V. Pada skenario tersebut,
counter dikonfigurasi untuk melakukan perhitungan dalam metode count up. Setelah melewati
waktu sekitar 10s, tegangan catu tersebut diturunkan sebesar 5V sehingga tegangan catu menjadi
sebesar 10V. Penurunan tegangan catu sebesar 5V dalam setiap jangka waktu sekitar 10s ini terus
berlangsung hingga tegangan yang diberikan ke motor DC sebesar 0V. Saat tegangan catu motor
DC sebesar 0V maka arah perhitungan counter diubah menjadi count down yang mana
sebelumnya adalah count up. Setelah itu, tegangan catu motor DC dinaikkan sebesar 5V untuk
setiap jangka waktu sekitar 10s sehingga tegangan catu saat ini sebesar 10V. Kenaikkan ini terus
berlangsung hingga tegangan catu motor DC sebesar 15V.

Skenario percobaan ketiga adalah kebalikan dari scenario percobaan kedua. Dalam
percobaan tersebut, pengukuran kecepatan putar untuk motor DC dimulai dari tegangan catu
motor DC sebesar 15V. Pada skenario tersebut, counter dikonfigurasi untuk melakukan
perhitungan dalam metode count down. Setelah melewati waktu sekitar 10s, tegangan catu
tersebut diturunkan sebesar 5V sehingga tegangan catu menjadi sebesar 10V. Penurunan
tegangan catu sebesar 5V dalam setiap jangka waktu sekitar 10s ini terus berlangsung hingga
tegangan yang diberikan ke motor DC sebesar 0V. Saat tegangan catu motor DC sebesar 0V
maka arah perhitungan counter diubah menjadi count up yang mana sebelumnya adalah count
12
down. Setelah itu, tegangan catu motor DC dinaikkan sebesar 5V untuk setiap jangka waktu
sekitar 10s sehingga tegangan catu saat ini sebesar 10V. Kenaikkan ini terus berlangsung hingga
tegangan catu motor DC sebesar 15V. Tujuan dari dilakukannya skenario percobaan kedua dan
skenario percobaan ketiga adalah untuk menguji kemampuan algoritma pengukuran kecepatan
putar berbasis RTLinux dalam melakukan perhitungan kecepatan putar untuk kondisi counter
sedang count up, diam atau count down. Gambar 4.2 menampilkan gambar rangkaian
pengukuran kecepatan putar untuk skenario percobaan kedua dan ketiga.

Gambar IV.2 Rangkaian Kecepatan Putar dan Skenario Ketiga Untuk Skenario Percobaan Kedua
dan Ketiga

4.2. PENGOLAHAN DATA

Pada skenario percobaan pertama dilakukan perhitungan nilai kecepatan rata-rata


untuk setiap kenaikan tegangan sebesar 1V pada 400 buah sampel data hasil pengukuran
kecepatan putar berbasis RTLinux. Di skenario percobaan pertama ini, data hasil pengukuran
kecepatan putar yang diperoleh dari tachometer dianggap data yang ideal. Hitungan
presentasi error berdasarkan percobaan adalah sebagai berikut.

𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑇𝑎𝑐ℎ𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 − 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑇𝐿𝑖𝑛𝑢𝑥


%𝐸𝑅𝑅𝑂𝑅 = × 100
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑇𝑎𝑐ℎ𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Berikut ini disajikan tabel hasil pengukuran kecepatan putar untuk tegangan catu
13
yang berbeda-beda beserta dengan besar nilai persen kesalahannya dan gambar grafik
perbandingan nilai kecepatan rata-rata hasil pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux
dengan hasil pengukuran kecepatan putar oleh tachometer:

Kecepatan rata-rata versi


Tegangan ke pengukuran berbasis Kecepatan versi
Motor DC RTLinux Tachometer Error
(V) (rpm) (rpm) (%)
0 0 0 0
1 0 0 0
2 27 26,9 0,866171
3 45,91692 46,2 0,612727
4 66,13357 65,3 1,27652
5 87,35021 87,8 0,512286
6 108,9001 109 0,091654
7 130,4833 130,6 0,089364
8 154,7331 154,6 0,086108
9 176,9499 176,9 0,028208
10 200,75 201,8 0,520301
11 226,0502 226 0,022208
12 248,5168 248,4 0,047008
13 271,4999 271,9 0,147152
14 294,3332 294,4 0,022706
15 316,7832 316,8 0,005292
16 340,55 340,5 0,014689
17 365,1335 365,3 0,045586
18 389,1167 389,2 0,021396

TABEL IV-1 Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar untuk Skenario Percobaan Pertama

14
Kecepatan rata-rata versi Kecepatan versi
Tegangan ke pengukuran berbasis Tachometer
Motor DC RTLinux (rpm)
(V) (rpm)
0 0 0
1,26 7,757 7,3
2 27 26,9
3 45,91692 46,2
4 66,13357 65,3
5 87,35021 87,8
6 108,9001 109
7 130,4833 130,6
8 154,7331 154,6
Gambar IV.3
Grafik

Perbandingan Kecepatan Putar Hasil Pengukuran berbasis RTLinux dengan Hasil Pengukuran
Kecepatan Putar oleh Tachometer

Berikut ini adalah tabel data yang digunakan dalam mencari hubungan antara
pengukuran kecepatan putar berbasis RTLinux dengan pengukuran kecepatan putar oleh
tachometer:

15
9 176,9499 176,9
10 200,75 201,8
11 226,0502 226
12 248,5168 248,4
13 271,4999 271,9
14 294,3332 294,4
15 316,7832 316,8
16 340,55 340,5
17 365,1335 365,3
18 389,1167 389,2

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari proses pengukuran kecepatan adalah sebagai berikut:

 Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran dengan besaran

TABEL IV-2Tabel Hasil Pengukuran Kecepatan Putar Berbasis RTLinux dan Tachometer
standar/acuan
 Kecepatan adalah besaran skalar yaitu besarnya vektor kecepatan. Sebuah kecepatan yang
lebih tinggi berarti suatu benda bergerak lebih cepat. Sebuah kecepatan yang lebih rendah
berarti itu bergerak lebih lambat. Jika tidak bergerak sama sekali, itu memiliki kecepatan
nol.
 Setiap instrument pengukuran memiliki fungsi yang bermacam-macam, untuk instrument
pengukur kecepatan pun memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kuantitas
yang akan diukur, Baik untuk mengukur kecepatan perjalanan, kecepatan angin,
percepatan atau kecepatan mesin, ada instrumen yang tepat untuk mengukur setiap bentuk
kecepatan itu

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, H. (2008), Pengukuran Kecepatan Putar, diakses dari


lib.ui.ac.id/file?file=digital/126645-R0308122...Literatur.pdf, pada tanggal 11
Desember 2017

Whetzel, J. (2017), Speed Measuring Instruments, diakses dari


https://owlcation.com/stem/Speed-Measuring-Instruments, pada tanggal 12
Desember 2017

Wikipedia, Measuring Instrument, diakses dari


https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_measuring_devices, pada tanggal 12 Desember
2017

iv

Anda mungkin juga menyukai