Anda di halaman 1dari 32

HASIL PENGKAJIAN

PADA KELUARGA NY. SM (59 TAHUN) DENGAN POST ORIF FRAKTUR


TIBIA FIBULA SINISTRA
DI KRAJAN RT. 03 RW. 04 SUSUKAN UNGARAN TIMUR
KABUPATEN SEMARANG

Disusun untuk memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing :
Nur Setiawati Dewi, S.Kp, M.Kep,.Sp.KMB

Oleh
Rhomi
Yackub
Nanang Apriyanto 22020118183026
Roy

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA NY. SM (59 TAHUN) DENGAN POST ORIF FRAKTUR
TIBIA FIBULA SINISTRA
DI KRAJAN RT. 03 RW. 04 SUSUKAN UNGARAN TIMUR
KABUPATEN SEMARANG

Kunjungan I pada tanggal 2 Oktober 2019


Kunjungan II pada tanggal 4 Oktober 2019

A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. SG
2. Alamat : Krajan RT.03 RW.04, Susukan
3. No. Telp/ Hp : 085324353xxx
4. Pekerjaan : Buruh tidak tetap
5. Pendidikan : SD kelas 3
6. Komposisi Keluarga :

No Nama Umur Jenis Hub. Dengan Pekerjaan Pendidikan


Kelamin KK
1 Ny. SM 59 P Istri Asisten SD kelas 3
Tahun Rumah
Tangga
2 Ny. Y 30 P Anak Asisten SMP
Tahun Rumah
Tangga
3 Tn. S 36 L Anak Menantu Buruh tidak SMP
Tahun tetap
4 An. K 9 L Anak Pelajar SD
Tahun
7. Genogram

Paru Tn. SG Liver Ny. SM

Ny. Y Tn. S

An. K
Keterangan:
Laki-laki

Laki-laki meninggal

Perempuan

Perempuan meninggal

Menikah

Tinggal satu rumah

Mempunyai keturunan
8. Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini adalah keluarga besar (extended family). Keluarga yang terdiri
dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family
disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan. Tn. SG sebagai kepala
keluarga memiliki keluarga inti yaitu istri (Ny. SM), 1 orang anak (Ny. Y), 1 orang
anak menantu (Tn. S) dan 1 cucu (An. K). Tn. SG dan istrinya tinggal bersama keluarga
Tn. S dalam satu rumah. Tn. SG memiliki 4 orang anak, hanya anak ketiga yang tinggal
serumah dengan Tn. SG. Anak pertama, kedua dan kempat dari Tn. SG sudah memiliki
rumah sendiri dan tinggal diluar kota. Ketiga anak tersebut masih sering berkunjung ke
rumah Tn. SG sekitar 3-4 bulan sekali. Tidak ada permasalahan yang muncul terkait
tipe keluarga inti Tn. SG. Tn. SG berkata “Walaupun ketiga anak saya yang lain tidak
tinggal disini, Alhamdulillah saya bahagia mas masih bisa melihat cucu, masih ada
yang nemenin saya jaga padi sebelum panen.”
9. Budaya
a. Suku bangsa dan bahasa yang digunakan
Keluarga Tn. SG berasal dari suku jawa, dalam kehidupan sehari-hari keluarga
sering menggunakan bahasa Jawa dan kadang menggunakan Bahasa Indonesia
ketika berkomunikasi. Tn. SG berkata “orangtua saya dan isteri asli jawa mas”
b. Pantangan dan kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Menurut Ny. SM, keluarganya tidak mempunyai pantangan dan kebiasaan yang
dapat mengganggu masalah kesehatan. Ny. SM berkata “ kulawargi kula mboten
wonten sirik-an napa-napa mas, rizki napa mawon saking Gusti Allah kula tampi.”
10. Agama
a. Agama yang dianut
Tn. SG, istri, anak, anak menantu dan cucu menganut Agama Islam. Tn. SG berkata
“sejak kecil anak saya didik sesuai ajaran Kanjeng Nabi Muhammad mas, mbak,
ya….sebisa saya, saja ajari alif, ba, tsa”.
b. Kegiatan keagamaan di rumah dan di masyarakat
Tn. SG mengatakan selalu taat beribadah, diusahakan beribadah di Masjid. Tn. SG
berkata “terutama kalau salat magrib, isya dan subuh saya usahakan dimasjid mas,
tapi kalau dhuhur dan ashar kadang saya masih di sawah atau kalau pas dapat
kerjaan ambil tanaman kadang saya salatnya di kebonny Pak To mas.” Ny. SM “
kalo saya salat dirumah mbak, menawi pas kerja ya saya salat di daleme yang saya
eloni, saya tiap harinya momong lan bersih-bersih rumah orang Perumahan mas”
Tn. S berkata “tiap jumat anak saya selalu saya ajak Jumatan di masjid mas, sama
tiap selasa, kamis, sabtu malam ngaji tempatnya pakdhe Sam mas”
c. Kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
Tidak ada kepercayaan tertentu dari agama yang mempengaruhi kesehatan keluarga
Tn. SG. Ny. SM berkata “kulawargi kula mboten sing aneh-aneh mas, sing utami
guyub rukun kumpul bareng”.
11. Status sosial ekonomi keluarga
a. Kelas sosial
Tingkat kesejahteraan keluarga Tn. SG termasuk pada kategori keluarga sejahtera
II yaitu keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing,
seminggu sekali keluarga makan daging atau telur, luas lantai rumah masing-
masing orang 8 m2, seluruh anggota keluarga bisa baca tulis, pasangan usia subur
menggunakan alat kontasepsi dan dalam 3 bulan terakhir keluarga dalam keadaan
sehat. Ny. SM berkata “Insyaallah kebutuhan sehari-hari tercukupi mbak,
Alhamdulillah anak kami dua-duanya bekerja, intinya disyukuri nikmat saking
Allah mbak.” Ny. Y berkata “saya pakai spiral sejak 4 tahun yang lalu mbak”.
b. Pengkajian Screem
Pertanyaan Sangat Setuju Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
Setuju
Sosial Di dalam keluarga, kami V
saling membantu satu sama
lain. Teman-teman dan
tetangga juga membantu kami
bila kami mendapat kesulitan.
Kebuda Budaya saling membantu satu V
yaan sama lain di lingkungan kami
tinggal sangat membantu
keluarga kami.
Keaga Kami percaya dan yakin V
maan dengan agama yang kami
anut.
Ekono Penghasilan keluarga kami V
mi cukup untuk kehidupan
sehari-hari.
Pendidi Pendidikan / pengetahuan V
kan kami cukup untuk memahami
masalah kesehatan.
Kesehat Sangat mudah untuk V
an menjangkau fasilitas
pelayanan kesehatan di
tempat tinggal kami.
Skor survey Family SCREEM keluarga Tn. H menunjukkan nilai total 18 . Hal
ini menunjukkan kesan sumber daya dalam keluarga memadai.

c. Penanggungjawab ekonomi : Tn. SG dan isteri serta Tn. S dan isteri saling
bekerjasama untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ny. SM berkata “kula lan
bapak nyambut damel sedanten kagem kulawarga mas, mbak, menawi wonten
ingkang tirah nggih kagem seneng-seneng kalian wayah kula nika”
Ny. Y berkata “saya sama ibu selalu komunikasi mas, ibaratnya masak nasi satu
magic com ya buat bareng-bareng, ada kurang nya apa ya ditanggung bareng”.
d. Jumlah pendapatan :
Tn. SG = 500.000 s.d. 600.000
Ny. SM = 1.000.000
Ny. Y = 1.300.000
Tn. S = 800.000 s.d. 1.000.000
Ny. Y berkata “kelihatannya kalau dijumlah penghasilannya banyak mbak, tapi ya
kebutuhan sekarang banyak mbak, dari kebutuhan dapur, sosial, dan saya masih
ada angsuran motor juga .”
e. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Ny. SM mengatakan jumlah penghasilan sudah cukup memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Ny. Y berkata “saya kadang dikasih majikan saya mbak, missal minyak
goreng, gula, sabun dan makanan matang, jadi itu yang jadi rizki yang tambahan
mbak”.
f. Tabungan/asuransi yang dimiliki keluarga
Tn. S berkata “ kami belum punya tabungan dan BPJS mas”
Ny. SM berkata “bibar operasi pasang pen kula didamelke BPJS kelas 3 kalih lare
kula sing teng Temanggung mas, menawi tabungan kok dereng nggih, dereng saged
kumpul mas…hehe..”.

12. Aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga


Kegiatan yang dilakukan keluarga saat waktu luang adalah berkumpul bersama
di rumah. Menurut Tn. SG biasanya kumpul bersama dengan menonton TV, dan
sembari makan bersama terutama makan malam. Tn. SG berkata “kalau dulu saya
sering ziarah Walisongo mas, tapi sekarang sudah tua, paling jauh ketempat keluarga
ibu (Ny. SM) di Temanggung”. Ny. Y berkata “biasanya saya, suami dan anak piknik
ke Nyatnyono aja mas, renang terus jajan di Asjo aja, tapi itu gak mesti mas, paling
2-3 bulan sekali atau kalau pas pengen”.

B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


13. Tahap Perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga VIII dan IV
yaitu keluarga usia lanjut dengan anak sekolah.
Tahap perkembangan keluarga dengan usia lanjut
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Ny. SM berkata “sing penting niku komunikasi mbak, saget urip tentrem, kalian
anak putu wayah saged guyub rukun”.
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
Ny. SM berkata “Alhamdulillah tetep bersyukur mas, sedanten niku wonten pesti
nipun, tiyang tinggal nglampahi”.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Tn. SG berkata “saya sama ibu selisih 16 tahun mbak, tapi jalaran tresno nggih
pripun malih, yang utama itu saling menghormati dan komunikasi”.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
Tn. SG berkata “Insyaallah baik semua mas, saya tidak pernah benda-bedakan
ini anak kandung atau mantu, semua sama, dengan tetangga apalagi mas, kalau
kita butuh apa-apa ya tetangga yang kena repot”.
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
Ny. SM berkata “sak saged-saged e bibar salat ndedongo mas, eling kalian
Gusti Allah, emut tasih diparingi umur dugi sakniki”.
Tn. SG berkata “Alhamdulillah mas, saya masih diberi usia sampai 75 tahun,”.
Sedangkan Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
Ny. Y berkata “Alhamdulillah tetangga disini baik-baik semua, anak saya juga
akrab dilingkungan sini, saya selalu berpesan pada anak saya, kamu harus
hormat sama orangtua , gak boleh nakal sama temen-temennya”.
b. Mempertahankan keintiman pasangan
Tn. S berkata “saya itu gak bisa romantis mas, yang penting tiap ada apa-apa
dirembug bareng sama isteri”.
14. Tugas Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
a. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
Tn. S berkata “ ini memang tanggungjawab saya mas, saya selalu berusaha biar
penghasilan saya meningkat, paling tidak bisa buat iuran BPJS sama tabungan
anak, 3 tahun lagi masuk SMP”

15. Riwayat keluarga inti


a. Proses pembentukan keluarga
Tn. SG menikah dengan Ny. SM pada tahun 1982, usia pernikahannya sudah 37
tahun, melahirkan dua anak laki-laki yaitu Tn. J saat ini berusia 35 tahun, dan Tn.
K usia 33 tahun. Sedangkan dua anak perempuannya yaitu Ny. Y usia 30 tahun dan
Ny. A usia 28 tahun
b. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. SG mengatakan bahwa dirinya dan istrinya tidak memiliki penyakit atau
masalah kesehatan tertentu. Namun sekitar bulan Maret 2018 yang lalu Ny. SM
mengalami kecelakaan dan dari dokter diharuskan operasi (ORIF). Dari dokter
direncanakan 8-12 bulan pasca operasi akan direncanakan pelepasan plate. Namun
pasien menolak untuk pelepasan plate karena riwayat trauma penyembuhan luka
yang lama.
Ny. SM berkata “kula ajrih mas menawi operasi malih, kajenge ngenten mawon,
tiyang perumahan malah saking piyambak e SMP dugi sakniki sampun kagungan
anak dereng dilepas mboten napa-napa”.
c. Perhatian terhadap pencegahan penyakit
Ny. SM dan Ny. Y mengatakan tidak ada perhatian khusus pada pencegahan
penyakit, makan apa adanya apa saja yang dimasak dan jika merasa sakit maka
membeli obat di warung, tidak pernah ke fasilitas kesehatan kecuali penyakit berat,
tidak memiliki koping yang efektif, tidak pernah berolahraga. Tn. SG berkata “tidak
pernah mbak olahraga, ndak pernah periksa juga mbak, walaupun ada posyandu
lansia, saya ngrasanya sehat-sehat aja”. Ny Y berkata “anak saya itu mas, gigi
depannya gigis, warnanya hitam, kalau disuruh gak jajan yang manis susah mas,
apalagi gosok gigi sebelum tidur”.
d. Sumber pelayanan kesehatan
Tidak pernah ke posyandu lansia. Tn. SG berkata “saya dan ibu ndak pernah ke
yandu lansia mbak, lha pas waktunya kerja, pertama ke RS ya pas ibu e operasi
pasang pen itu”
Ny. Y berkata “ saya terakhir sekitar 1 tahun yang lalu ke bidan aja mas, kontrol
spiral aja”.
16. Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat kesehatan pada keluarga
Tn. SG mengatakan bahwa orang tuanya tidak ada yang pernah sakit, dulu
meninggal karena usia saja. Tn. SG berkata “bapak ibu saya meninggalnya karena
usia mas, tapi mas saya meninggal karena sakit Paru-Paru, tapi saya gak paham
karena dulu tinggalnya di Salatigo”. Ny. SM berkata “bapak ibu kula nggih
sampun tilar mas, mas kula sing mbajeng nggih sampun tilar, sanjang e sakit liver,
padaranipun ageng rumiyin”.
b. Konflik antar keluarga pasangan
Tidak ada konflik yang menyebabkan hubungan kedua keluarga menjadi tidak baik.
c. Riwayat hubungan keluarga
Ny. SM mengatakan anak dan cucu sering bermain dan berkumpul dirumah. Ny.
SM berkata “biasanipun dahar sesarengan mbak menawi sami kumpul teng mriki”.

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
17. Karakteristik rumah
Status kepemilikan tanah dan bangun adalah SHM atas nama Tn. SG. Rumah dengan
luas 42 m2 terdiri dari 1 ruang keluarga yang bergabung dengan ruangtamu, 2 kamar
tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi.
Jenis rumah adalah semi-permanen. Kontruksi bangunan tidak menggunakan kerangka
besi, tetapi menggunakan pilar kayu yang terhubung satu dengan yang lain. Lantai
rumah terbuat dari acian halus semen, kecuali lantai kamar mandi dari acian kasar
semen. Dinding bagian luar rumah terbuat dari dinding bata merah dengan acian semen.
Dinding dalam penutup dan penghubung antar kamar menggunakan material triplek
(kayu). Penutup pintu kamar hanya tertutup dari bahan kain (gordyn).
Atap rumah tersusun dari kerangka kayu dengan penutup genteng keripik. Tidak
tampak ada genteng yang rusak saat siang hari. Tidak ada plafond pada masing-masing
ruangan. Ventilasi udara cukup dimasing-masing kamar. Kecukupan sinar matahari
masuk ke dalam rumah masih kurang, karena didepan rumah ada rumah yang lebih
tinggi dan dibelakang rumah adalah kebun dengan pohon yang besar. Pencahayaan saat
malam hari juga masih kurang, karena lampu yang ada dengan watt kecil. Tidak
nyaman jika digunakan untuk membaca atau menulis.
Lantai teras rumah terbuat dari bahan keramik. Tidak ada penghalang bagi hewan
seperti ayam, kucing agar tidak membuang kotoran disekitar teras.
18. Denah Rumah
Lokasi rumah Tn. SG dengan rumah yang lain
Gang

Rumah
Tetangga
Rumah
Tetangga
Rumah Tn. SG

Rumah Rumah
Tetangga Tetangga

Jalan Kampung

Keterangan :
: Pekarangan : Saluran air
Denah Rumah

K.
Dapur Ma
ndi T
e
R. Keluarga R. Tamu r
a
K. Tidur Tn. K. Tidur Tn. s
S & Ny. Y SG & Ny.
SM

19. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


a. Kebiasaan
Kegiatan rutin di lingkungan RT 3 adalah PKK, Dasawisma, pertemuan RT, jaga
siskampling serta ada kegiatan posyandu lansia. Kegiatan lainnya seperti kejabakti
lingkungan untuk bapak-bapak dan kerjabakti membersihkan masjid RW.
Ny. SM berkata “kula kalian denok tasih rutin nderek arisan dawis lan PKK mbak,
kajenge saged kumpul kalian ibu-ibu kampung”
Tn. SG berkata “ kalau saya sudah tidak rutin pertemuan RT mas, anak mantu saya
yang aktif, memang aturannya kalau lansia tidak wajib arisan bapak-bapak, tapi
kalau ada tetangga hajatan atau kerjabakti saya ikut membantu mas”.
b. Lingkungan fisik
Karakteristik dari tetangga Tn. SG sudah menyadari pentingnya kesehatan,
kegiatan kader kesehatan juga berjalan aktif. Hal ini buktikan dengan kegiatan
seperti jumantik, dan kerjabakti membersihkan saluran air.
Tn. S berkata “ pertemuan arisan bapak-bapak bulan oktober kemarin kampung
ini didatangi petugas dari puskesmas mas, penyuluhan tentang sampah, akhirnya
bapak-bapak sepakat hari minggunya kerjabakti, apalagi ini mau masuk musim
rendheng. Kalau jaga siskampling saya usahakan datang mas, paling bolongnya
sebulan sekali”.
c. Aturan/kesepakatan penduduk setempat
Warga yang tidak aktif dikegitan siskamping wajib membelikan snack. Jika tidak
aktif lebih dari 3 kali berturut-turut maka akan diberikan denda. Walaupun ada
aturan tertulis, tetapi pelaksanaannya belum efektif.
d. Budaya setempat (kesehatan, usia, pendidikan, pekerjaan dan persepsi keluarga
terhadap komunitas)
Tn. SG mengatakan lingkungan tempat tinggalnya masih kental dengan budaya
Jawa-Islam. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya tradisi seperti: “nyadran,
pudunan, punggahan, metoni saat merti desa”. Selama tinggal di Krajan RT. 3
belum pernah ada warga yang kesulitan dalam masalah kesehatan, jika ada yang
sakit rata-rata dibawa ke dokter penyakit dalam yang praktek disekitar kampung.
Pendidikan dikampung ini adalah SMA/SMK dengan pekerjaan mayoritas kerja di
pabrik. Menurut Ny. SM tinggal dilingkungan kampung sangan kental dengan
kebiasaan saling membantu, saling kenal dan hidup rukun.
Ny. SM berkata “teng kampung niku seceko mas, tetanggi mriki entengan sedanten,
urip guyup rukun pokok ipun”.
20. Mobilitas geografis keluarga.
a. Tempat tinggal keluarga
Tn. SG mengatakan sudah 37 tahun tinggal di RT 3. Sejak menikah Tn. SG tinggal
di rumah tersebut.
b. Keluarga mencapai fasilitas kesehatan
Tn. SG mengatakan jika sakit parah baru dibawa ke dokter praktek, Puskesmas,
atau beli dan minum obat warung.
c. Sarana transportasi
Jika ingin berpergian mengguanakan kendaraan bermotor yang dimiliki Tn. S.
21. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
a. Perkumpulan keluarga
Ny. SM mengatakan biasanya kumpul dengan keluarga pada malam hari. Biasanya
dengan menonton TV atau makan malam bersama.
b. Interaksi dengan masyarakat
Ny. SM mengatakan kegiatan dengan tetangga sekitar biasanya kalau ada
pertemuan ibu-ibu, bapak-bapak, dan saat ada hajatan warga.
Ny. SM berkata “ teng mriki tasih wonten rewang adang, rewang masak, menawi
wonten hajatan mboten perlu catering, pokok ipun lengkap mas”
22. Sistem pendukung keluarga
a. Informal
Anggota keluarga saling mendukung jika ada anggota yang sakit atau
membutuhkan perawatan.
b. Formal
Tn. SG dan Ny. SM memiliki BPJS Mandiri kelas III
Tn. S, Ny. Y dan An. K tidak memiliki asuransi kesehatan
Jika membutuhkan fasilitas kesehatan keluarga Tn. SG dapat dengan mudah
mengakses layanan kesehatan terdekat. Seperti Dokter praktek ( 1 km ), puskesmas
(2 km), Klinik Bersalin (1 km), RS ( 3 km)

D. STRUKTUR KELUARGA
23. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn. SG menggunakan pola komunikasi secara jelas dan selaras. Proses
komunikasi pada keluarga ini dinamis dan saling timbal balik. Setiap kali ada
permasalahan yang muncul dibicarakan secara baik baik, saling berpendapat satu sama
lain. Sedangkan jika ada masalah darurat atau permasalahan yang harus segera
diputuskan, keluarga Tn.SG bisa memanfaatkan media komunikasi seperti telpon
genggam, kecuali Tn SG karena tidak mempunyainya.
Tn. SG berkata “keluarga saya selama ini mementingkan komunikasi mas, walaupun
kadang ada sesuatu yang tidak “pas”, tapi kami berusaha saling menghormati. Kalau
isteri dan anak-anak punya HP mas, jadi kalo butuh apa-apa bisa cepat”.
24. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn. SG nampak dalam cara pengambilan keputusan didominasi oleh
Tn. SG atau yang biasa disebut Patriakal. Hal ini dibuktikan dengan Tn. SG berkata,
“Kalau masalah keluarga, biasanya saya kumpulkan dulu secepatnya mas, walaupun
ujung-ujungnya saya yang memutuskan tetap saya utamakan musyawarah mas”.
25. Struktur peran
a. Peran Formal
1) Tn. SG
Peran Tn. SG sebagai kepala keluarga yaitu bertanggung jawab mencari
nafkah untuk istrinya, sedangkan sebagai ayah dan kakek Tn. SG tetap
memperhatikan keadaan anak beserta keluarganya serta cucu-cucunya.
2) Ny. SM
Peran Ny. SM sebagai istri yaitu mendampingi suami, serta memenuhi
kebutuhan suaminya, sedangkan sebagai ibu dan nenek Ny. SM tidak lupa
memperhatikan keadaan anak beserta keluarganya serta cucu-cucunya.
Selain itu Ny. SM juga bekerja untuk membantu pemenuhan kebutuhan
sehari-hari
3) Tn. S
Peran Tn. S sebagai kepala keluarga yaitu bertanggung jawab mencari
nafkah untuk istri dan anaknya, sedangkan sebagai anak, Tn. S berusaha
saling membantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.sebagai wujud
bakti kepada orangtua.
Tn. S berkata, “saya setiap bulan berusaha menyisihkan sebagian rezeki
untuk bapak dan ibu, walaupun sedikit mas”
4) Ny. Y
Peran Ny. Y sebagai istri yaitu mendampingi suami, serta memenuhi
kebutuhan suaminya, sedangkan sebagai ibu tidak lupa memperhatikan
keadaan anaknya. Selain itu Ny. Y juga bekerja untuk membantu
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
5) An. K
Peran An. K sebagai anak di Tn. S dan cucu di keluarga Tn. SG. Saat ini
An. K sedang sekolah kelas III Sekolah Dasar. Tugasnya adalah belajar dan
membantu kedua orang tuanya jika di rumah.
b. Peran Informal
Keluarga Tn. SG secara umum sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
menjadi anggota masyarakat di lingkungannya. Tidak ada anggota keluarga Tn. SG
yang menjadi pengurus di wilayah RT atau RW.
26. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma keluarga yang dianut adalah menghagai dan menghormati orang lain.
Nilai dan norma yang dianut adalah sesuai dengan adat jawa dan agama yang di anut
oleh keluarga.

E. FUNGSI KELUARGA
27. Fungsi afektif
a. Bagaimana keluarga mengapresiasikan perasaan kasih sayang
Tn. SG dan Tn. S tidak pernah menolak apapun yang dimasak istri. Istri selalu setia
melayani suami.
b. Perasaan saling memiliki
Tn. SG dan Ny. SM selalu berkomunikasi dengan baik dan saling memiliki satu
sama lain.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Saling membantu satu sama lain jika membutuhkan.
d. Kedekatan antar keluarga
Tn. SG mengatakan sangat dekat dengan anggota kelurganya, terlebih dengan istri
dan cucunya.
Tn. SG berkata “saya gak beda-bedakan anak-anak saya mas, semua sama, kalau
ada sesuatu saya rembug sebaik mungkin”.
28. Fungsi sosialisasi
Saling mengingatkan dan memberi masukan jika ada masalah atau kesalahan yang
dibuat pasangan. Keluarga Tn. SG dan Tn. S berusaha menyempatkan diri mengikuti
kegiatan yang di adakan oleh pengurus RT/RW. Keluarga ini juga merupakan keluarga
yang senang mengobrol dengan tetangga sekitar.
29. Fungsi perawatan kesehatan
1) Post ORIF
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tn. SG mengatakan ini sudah waktunya pengambilan plate, tapi isterinya masih
trauma, dulu luka pasca pasang plate sukar sembuh.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan
Tn. SG mengatakan pengambilan keputusan mayoritas dilakukan oleh Tn. SG,
tetapi masih menghormati pendapat dari anggota keluarga. Sedangkan
pengambil keputusan keluarga Tn. S adalah Tn. S sendiri.
3) Kemampuan untuk merawat
Ny. S mengatakan setelah luka ibu saya sembuh, saya hanya mengingatkan ibu
saja, misalnya jangan luka cuci kakinya jangan sampai kotor.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tn. SG mengatakan tidak ada modifikasi lingkungan, dulu saat luka ibu masih
basah saja, Tn. SG menaruh bel di kamar, kalau butuh apa-apa saya bisa dengar
(pendengaran Tn. SG menurun)
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. SG belum memanfaatkan fasilitas seperti posyandu lansia dan
Puskesmas. Kalau sakit biasanya ke dokter praktek atau beli obat warung.
30. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. SG mempunyai 4 orang anak. Ny. SM sudah mulai menaupause sejak
usia sekitar 47 tahun. Sedangkan Tn. S memiliki 1 orang anak laki-laki. Saat ini Ny. Y
menggunakan KB jenis IUD. Selama ini tidak ada gangguan reproduksi
31. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan keluarga Tn. SG dilakukan dengan cara sederhana, Tn. SG
dapat memenuhi kebutuhannya secara bertahap yaitu dengan cara memenuhi
kebutuhan yang lebih mendesak terlebih dahulu lalu kebutuhan lain yang memang
diinginkan. Pengatur keuangan adalah istri. Keluarga Tn. S juga sama, pengatur
keuangan adalah isteri (Ny.Y).
F. STRES DAN KOPING KELUARGA
32. Stresor jangka pendek dan panjang
- Stresor jangka pendek :
Tn. SG mengatakan saya kepikiran dengan pen yang kepasang dikaki isteri saya.
Tn. SG berkata “gimana ya mas, isteri saya belum berani kalau dioperasi lagi”.
Tn. SM berkata “saya belum siap mas kalau operasi, wah dulu hampir 2 bulan
baru sembuh lukanya”.
- Stresor jangka panjang
Tn. SG mengatakan khawatir dengan pen yang terpasang dikaki isterinya
Tn. SG berkata “saya khawatirnya kalau kelamaan kira-kira bisa rusak atau patah
gak ya mas platnya?’.
Tn. S mengatakan khawatir jika suatu saat anak atau isterinya ada yang sakit parah,
sedangkan saat ini tidak memiliki asuransi kesehatan. Selain itu Tn. S khawatir
dengan biaya sekolah anaknya, karena 3 tahun lagi masuk SMP.

33. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stesor dan strategi koping yang
digunakan
Menurut keluarga, berat atau pun banyaknya stresor yang ada harus tetap dijalani dan
tidak menjadikan hal itu sebagai beban, sehingga ketika ada masalah keluarga dapat
menghadapinya dengan baik. Jika Tn. SG dan Ny. SM mengalami kepenatan dan ada
masalah biasanya akan beribadah dan berdoa atau bermain dengan cucunya. Berbeda
dengan Tn. S dan Ny. Y sedang ada masalah biasanya dengan keluar rumah, membeli
makanan, atau pergi ke suatu tempat agar pikiran menjadi jernih (tenang).
34. Strategi Koping yang digunakan
Tn. SG berkata “Kalau capek habis kerja saya biasanya istirahat sambal nonton TV
mas atau biasanya malah ngajak main cucu saya”
Ny. SM berkata “biasa mas kalau kaum putri, kalau ada masalah ya makan atau jalan-
jalan mas”
Ny. S berkata “sama mas, ibu-ibu ya kalau gak makan ya nangis dikamar mas, habis
itu lega sendiri.”
35. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. S berkata, “kalau saya sih intinya disini kan saya tinggal dengan orangtua, jadinya
ya harus pinter-pinternya aja mas, jangan sampai orangtua tahu permasalahan
keluarga saya”.
Tn. SG berkata, “yang penting kalau saya saling menghormati antar anggota keluarga
mbak”.

G. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

Kebutuhan Keterangan
Dasar
Aktivitas dan - Tn. SG berkata “saya aktivitas sehari-hari ke sawah
Latihan mas, sama kalau ada kerjaan serabutan saya mau ”.
- Ny. SM berkata “kula setiap harinya kerja di
perumahan mas, bantu bersih-bersih rumah, sama
momong anak, Alhamdulillah anaknya sudah TK,
dadi nggih mboten ngoyo amargi kahanan suku kula
”.
- Tn. S berkata “saya setiap hari kerja serabutan mas,
kadang bantu bapak disawah ”.
- Ny. Y berkata “saya kerja ikut orang juga mas,
bersih-bersih rumah, masak sama setrika ”.

Nutrisi dan - Ny. SM berkata “keluarga saya Alhamdulillah pada


Cairan manut semua mas, makan ya dirumah, kecuali siang
pas ditempat kerjaan, saya usahakan setiap sarapan
ada nasi, sayur sama lauk, pindang, tempe atau telur,
makan malam juga sama mas”.
- Ny. Y berkata “suami saya kalau makanan gak pilih-
pilih mas, apa adanya yang dirumah, kalau minum
pagi biasanya teh, tapi gak rutin kalau pengen aja,
kalau sehari-hari saya sediakan air minum putih
dengan galon isi ulang. Kalau ada rezki lebih saya
belikan buah-buhan mas”.
- Tn. SG berkata “saya makan dan minum yang ada
dirumah mas, saya terus terang dari dulu gak suka
kopi, tapi kalau teh masih mau”.
- Tn. S berkata “saya seadanya yang dirumah aja mas,
kalau kerja juga gak pernah jajan mas, paling kalau
bos ny ngasih makanan aja”.
- An. K berkata “saya suka sayur nya mbah (Ny.SG)
om, enak pokoknya”.
Istirahat dan - Tn. SG berkata “kami sekeluarga rata-rata mulai 9
Tidur malam sudah masuk kamar masing-masing mas, dari
dulu keluarga kami jarang bergadang sampai
malam, kemudian bangun jam 3 atau menjelang
subuh mas”.
- Ny.SM berkata “keluarga kula kados e jarang tilem
siang mas, paling putu kula mawon, niku mawon
kedah dioyak-oyak riyin”.
- Ny.Y berkata “anak saya aja mas yang susah kalau
diminta tidur siang”.
Eliminasi - Tn. SG berkata “Saya BAB hampir setiap pagi mbak,
pipis juga lancer, gak sakit atau anyang-anyang-en”.
- Ny. R berkata “saya BAB dan BAK Alhamdulillah
lancer semua mas”.
- Tn. S dan Ny. Y berkata “saya BAB dan BAK
Alhamdulillah lancar juga mas”
- Ny. Y berkata, “anak saya juga rutin BAB nya mas,
maksimal 2 sudah BAB”
Personal - Tn. SG berkata “saya mandi pagi dan sore mas,
Hygiene kecuali habis dari sawah dan badan kontor banget,
siangnya saya mandi juga”
- Ny. SM berkata “sami mas, siram 2 kali sehari,
apalagi selama air PAM nya lancar”.
- Ny. Y berkata “saya, suami dan anak biasa mandi
2x sehari mas, anak saya juga sudah bisa mandi
sendiri”.

H. PENGKAJIAN PSIKIATRIK
39. Konsep diri
a. Gambaran diri
Ny. SM berkata, “kula tetap bersyukur mas, masih diberi usia sampai saat ini,
walaupun saya sebenarnya khawatir dengan pen yang terpasang dikaki saya, dulu
dokter menyarankan untuk diambil soalnya mas”.
b. Harga diri
Ny. SM berkata, “kula sih mboten napa-napa mas, kula niku mlakune mboten saged
sae mas, tapi kula mboten minder, niki sampun kersane sing ngawe urip”.
c. Ideal diri
Ny. SM berkata, “kula sakjane kepengen pen nipun dipendet, tapi kula ajrih mas.”
d. Identitas diri
Ny. SM berkata, “Namine kulo Sumarni mba, teng kampung mriki biasa nipun manggil
kula: mbah marmi”.
e. Peran Diri
Ny. SM berkata, “kula teng keluarga niku dados isteri mbak, kewajibannipun bekti lan
nglayani tiyang jaler”.
40. Status kesehatan mental
Tn. SG berkata, “saya tidak pernah punya masalah yang sampai terlalu mengganggu saya
mas, intinya kalau ada masalah segera saya selesaikan mas”.
Ny. SM berkata “kula nggih niku wau mas, khawatir ajeng operasi pen niku mas”.
41. Pengkajian resiko
Tn. SG berkata, “saya terus terang kepikiran kondisi ibu e mas, missal ditinggal kerja, ibu
e teng griya piyambak, padahal kondisi ruangan niki radi peteng mas,saya takut ibu e
jatuh”.
Ny. SM beresiko jatuh akibat lingkungan sekitar yang tidak memadai.
Ny. SM berkata, “sampun kula ngati-ati mas teng griya, tapi nggih pripun, nek siang
menawi ngurupke lampu boros listrik ipun, sakniki kula ngati-ati mawon mas”.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
J. Harapan Keluarga Terhadap Perawatan Berhubungan dengan Masalah yang
Dihadapi
1. Harapan Keluarga terhadap Keluarga
Tn. SG berkata, “saya pengennya selalu diberik kesehatan dan rezeki yang halal,
terutama untuk isteri saya, moga-moga kalau itu jalan yang paling baik, isteri saya mau
dioperasi ambil pen nya”.
Ny. SM berkata, “mugi-mugi kula sehat terus nggih mas mbak, doanipun mawon”.
2. Harapan keluarga terhadap Perawat
Tn. SG berkata, “harapan saya, mbak dan mas semuanya bisa memberi penjelasan,
semangat atau apa saja terkait dengan kesehatan di keluarga saya, terutama untuk isteri
saya”.
K. PEMERIKSAAN FISIK
TD Nadi Nafas Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (o C) (kg) (cm)
1. Tn. SG 130/80 68 18 36,4 70 165
Pemeriksaan Keadaan umum
fisik Klien terlihat sehat, tidak ada keluhan yang dirasakan
Kepala
Bentu kepala mesosefal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan
Rambut
Bersih, warna hitam dan terdapat sedikit uban, rambut
selalu
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
lapang pandang normal, tidak ada keluhan pandangan
mata kabur
Hidung
Simetris, tidak terdapat lesi di hidung, tidak terdapat
kotoran pada lubang hidung, tidak ada sekret.
Telinga
Simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen, sedikit bersih.
Gigi dan mulut
Mukosa bibir lembab, terdapat karies gigi, tidak terdapat
sariawan.
Dada dan paru
Inpeksi: pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
dada, nafas regular, bentuk dada normal
Palpasi: taktil fremitus normal, tidak ada krepitasi
Perkusi : bunyi resonan
Auskutasi: suara nafas vesikuler

Jantung
Inpeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: iktus cordis teraba
Perkusi: tidak ada pembesaran jantung, suara pekak
Auskultasi: tidak terdengar suara tambahan

Abdomen
Inpeksi : tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi
Auskultasi: bunyi bising usus 10 x/mnt
Palpasi: abdomen tidak teraba keras atau tegang
Perkusi: bunyi timpani
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Kekuatan otot
5 5
5 5
2 Ny. SM TD 120/90 Nadi:78x RR 20x S BB TB
36,5 50 150
Pemeriksaan Keadaan umum
fisik Klien terlihat sehat
Kesadaran composmentis
Kepala
Mesosefal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
Rambut
Bersih, warna hitam terdapat sedikit uban
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih
Hidung
Simetris, tidak terdapat lesi di hidung, tidak terdapat
kotoran pada lubang hidung.

Telinga
Simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen, sedikit bersih
Gigi dan mulut
Mukosa bibir lembab, gigi tampak bersih warna gigi
kekuningan.
Dada dan paru
Inpeksi: pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
dada, nafas regular, bentuk dada normal
Palpasi: taktil fremitus normal, tidak ada krepitasi
Perkusi : bunyi resonan
Auskutasi: suara nafas vesikuler

Jantung
Inpeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: iktus cordis teraba
Perkusi: tidak ada pembesaran jantung, suara pekak
Auskultasi: tidak terdengar suara tambahan

Abdomen
Inpeksi : tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi
Auskultasi: bunyi bising usus 10 x/mnt
Palpasi: abdomen tidak teraba keras atau tegang
Perkusi: bunyi timpani
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik, kaki kiri kadang
terasa “ngilu”.
Kekuatan otot
5 5
4 5
3 Ny. Y TD 110/90 Nadi:80x RR 20x S BB TB
36,4 52 165
Pemeriksaan Keadaan umum
fisik Klien terlihat sehat
Kesadaran composmentis
Kepala
Mesosefal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
Rambut
Bersih, warna hitam, tidak ada ketombe atau kotoran
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih
Hidung
Simetris, tidak terdapat lesi di hidung, tidak terdapat
kotoran pada lubang hidung.

Telinga
Simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen, sedikit bersih
Gigi dan mulut
Mukosa bibir lembab, gigi tampak bersih warna gigi
kekuningan.
Dada dan paru
Inpeksi: pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
dada, nafas regular, bentuk dada normal
Palpasi: taktil fremitus normal, tidak ada krepitasi
Perkusi : bunyi resonan
Auskutasi: suara nafas vesikuler

Jantung
Inpeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: iktus cordis teraba
Perkusi: tidak ada pembesaran jantung, suara pekak
Auskultasi: tidak terdengar suara tambahan

Abdomen
Inpeksi : tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi
Auskultasi: bunyi bising usus 10 x/mnt
Palpasi: abdomen tidak teraba keras atau tegang
Perkusi: bunyi timpani
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Kekuatan otot
5 5
5 5
4 Tn. S TD 125/90 Nadi:86x RR 20x S BB TB
36,3 65 173
Pemeriksaan Keadaan umum
fisik Klien terlihat sehat
Kesadaran composmentis
Kepala
Mesosefal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
Rambut
Bersih, warna hitam, tidak tampak ketombe atau kotoran
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih.
Hidung
Simetris, tidak terdapat lesi di hidung, tidak terdapat
kotoran pada lubang hidung.

Telinga
Simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen, sedikit bersih
Gigi dan mulut
Mukosa bibir lembab, gigi tampak bersih warna gigi
kekuningan.
Dada dan paru
Inpeksi: pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
dada, nafas regular, bentuk dada normal
Palpasi: taktil fremitus normal, tidak ada krepitasi
Perkusi : bunyi resonan
Auskutasi: suara nafas vesikuler

Jantung
Inpeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: iktus cordis teraba
Perkusi: tidak ada pembesaran jantung, suara pekak
Auskultasi: tidak terdengar suara tambahan

Abdomen
Inpeksi : tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi
Auskultasi: bunyi bising usus 10 x/mnt
Palpasi: abdomen tidak teraba keras atau tegang
Perkusi: bunyi timpani
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Kekuatan otot
5 5
5 5
5 An. K TD 120/90 Nadi:78x RR 20x S BB TB
36,5 50 150
Pemeriksaan Keadaan umum
fisik Klien terlihat sehat
Kesadaran composmentis
Kepala
Mesosefal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
Rambut
Bersih, warna hitam, tidak ada ketombe atau kotoran
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih, tidak
terdapat nyeri tekan
Hidung
Simetris, tidak terdapat lesi di hidung, tidak terdapat
kotoran pada lubang hidung.

Telinga
Simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen, sedikit bersih
Gigi dan mulut
Mukosa bibir lembab, gigi tampak bersih, ada gigi karies
Dada dan paru
Inpeksi: pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi
dada, nafas regular, bentuk dada normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada dada kiri dan kanan
Perkusi : bunyi resonan
Auskutasi: suara nafas vesikuler

Jantung
Inpeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: iktus cordis teraba
Perkusi: suara pekak
Auskultasi: tidak terdengar suara tambahan

Abdomen
Inpeksi : tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi
Auskultasi: bunyi bising usus 8 x/mnt
Palpasi: abdomen tidak teraba keras atau tegang
Perkusi: bunyi timpani
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik
Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, kulit berwarna cokelat, tidak ditemukan
nyeri tekan di tangan, CRT < 2 detik.
Kekuatan otot
5 5
5 5

Pengkajian Tingkat Kecemasan


Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS)
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaaan Cemas 
Cemas
Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
2 Ketegangan 
Merasa tegang
Lesu
Tidak bisa istirahat
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3 Ketakutan 
Pada gelap
Pada orang asing
Ditinggal sendiri
Pada binatang besar
Pada keramaian lalu lintas
Pada kerumunan orang banyak
4 Gangguan Tidur 
Sukar masuk tidur
Terbangun malam hari
Tidak nyenyak
Bangun dengan lesu
Mimpi buruk
Mimpi menakutkan
5 Gangguan kecerdasan 
Sukar konsentrasi
Daya ingat buruk
6 Perasaan Depresi 
Hilangnya minat
Berkurangnya kesenangan hobi
Sedih
Bagun dini hari
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7 Gejala somatik (otot) 
Sakit atau nyeri otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemerutuk
Suara tidak stabil
8 Gejala somatic (sensori) 
Tinnitus
Penglihatan kabur
Muka merah atau pucat
Merasa lemah
Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler 
Takikardia
Berdebar
Nyeri dada
Denyut nadi mengeras
Perasaan lesu
Denyut jantung menghilang
10 Gejala respiratori 
Rasa tertekan
Perasaan tercekik
Sering menarik nafas
Nafas pendek
11 Gejala Gastrointestinal 
Sulit menelan
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri sebelum dan sesudah makan
Perasaaan terbakar diperut
Rasa penuh atau kembung
Mual
Muntah
BAB lembek
Kehilangan BB
Konstipasi
12. Gejala Urogenital 
Sering BAK
Tidak bisa menahan BAK
Amenorrhoe
Menorrhagia
Menjadi dingin
Ejakulasi praecocks
Ereksi hilang
Impotensi
13 Gejala otonom 
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Pusing, sakit kepala
Bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku pada wawancara 
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Kerut kening
Tonus otot meningkat
Nafas pendek dan cepat
Muka merah
Total 15 (kecemasan sedang)

Pengkajian Resiko Jatuh


Morse Scale
No Pengkajian Skala Nilai Ket
1 Riwayat jatuh: pernah jatuh Ya 25 0
dalam 3 bulan terahir Tidak 0
2 Diagnosa sekunder: memiliki Ya 15 0
lebih dari 1 penyakit Tidak 0
3 Alat bantu jalan:
Bedrest 0
Kruk/walker 15
Berpegangan pada benda sekitar 30 30
4 Terapi infus Ya 0
Tidak 20
5 Gaya berjalan/ cara pindah: 0
Normal/bedrest/immobile (tidak
dapat bergerak sendiri)
Lemah tidak bertenaga 10
Gangguan 20 20
6 Status mental 0 0
Menyadari kondisinya
Keterbatasan daya ingat 15
7 Obat analgesic 10
Riwayat operasi 24 jam 20
Total 50 (resiko tinggi
jatuh)

Anda mungkin juga menyukai