Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala berkat dan rahmatnyalah bahan perkuliahan Pengajaran pada SD/SMP satu atap
ini dapat diselesaikan tepat waktunya, walaupun masih terdapat kekurangan dan
kelemahannya. Hal ini dikarenakan waktu, dan fasilitas yang terbatas. Namun demikian
penyusun masih sangat mengharapkan semoga bahan ini dapat digunakan sebagai
literatur menunjang bagi mahasiswa yang meenempuh mata kuliah ini.
Sekali lagi penyusun menyadari bahwa bahan ini jauh dari yang diharapkan, oleh
karenanya penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, khususnya para
dosen dan mahasiswa, demi perbaikan dan kesempurnaannya lebih lanjut.
Akhirnya penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas segala kritik dan saran yang
diberikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 1
1.5 Manfaat 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
BAB III 7
PENUTUP 7
3.1 Kesimpulan 7
3.2 Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada
setiap tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa
maupun usia lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup
mengerti dan memahami sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana
yang buruk.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan
dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun,
emosi anak-anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa
agar tidak terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di
sekitarnya.
Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka
akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia
sekolah agar dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi
mereka yang sesuai dengan umur mereka.
1.3 Tujuan
1.5 Manfaat
Untuk dapat menambah wawasan tentang perkembangan peserta didik dan untuk
masyarakat dapat mengetahui lebih dalam tentang apa itu perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pertumbuhan
a. Pengertian
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam
perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
2
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan.Hereditas merupakan totalitas
karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi (baik
fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari
pihak orang tua melalui gen-gen. Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan untuk
menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang bersifat kuantitatif, seperti ukuran
berat dan tinggi badan, ukuran dimensi sel tubuh, dan umur tulang.
2.1.2 Perkembangan
a. Pengertian
a. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja
yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk
belajar berbagai kemampuan akademik. Menurut seifert dan Hoffnung (1994),
perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan
otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-
lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual),
serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan
dan sebagainya).
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan
kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai
keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energy yang
terumpuk pada anak perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk
lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti
bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada
prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak.
b. Perkembangan kognitif
3
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak
berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan
anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan
pemecahan masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang
sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
c. Perkembangan bahasa
d. Perkembangan moral
e. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan. Akibat dari emosi ini juga
dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang.Hurlock
menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan
masa sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih,
dan kasih sayang.
f. Perkembangan sosial
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau
interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak
dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
4
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan manusia mengikuti pola
umum, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan tempo
perkembangan. Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui beberapa
tahap, salah satunya pada usia sekolah.
Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap
tidak penting
Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah
Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama,
mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan
bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan
atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum
dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan
suatu hasil dari perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri
individu seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar
yang disebut kematangan biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir,
rasa, kemauan, dan lain-lain. Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam
5
memasuki masa-masa sekolah. Usia anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7
tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :
Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri, mengikat
tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan
pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan
kegiatan fisik.
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak
bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak
menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik
oleh lingkungannya.
Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri
sendiri
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
6
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam
perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan
arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanisfestasi
pada kemampuan organ fisiologis.Perkembangan juga diberi makna dan digunakan
untuk menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan
bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan
atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum
dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan
suatu hasil dari perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri
individu seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar
yang disebut kematangan biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir,
rasa, kemauan, dan lain-lain. Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam
memasuki masa-masa sekolah.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil dari proses
pematangan dan perubahan pada masa anak sekolah, jadi sebaiknya kita sebagai calon
orang tua harus lebih memperhatikan lagi pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut agar kelak dapat menjadi manusia yang bermanfaat di dalam kehidupan
bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
7
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Purwanti, Endang dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM
Press
Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Yusuf , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada