Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan pada
semester v di tahun akademik 2018.
Dengan membuat tugas ini diharapkan mampu untuk lebih mengetahui dan memahami
tentang “Konsep Pembiayaan Pendidikan”.
Dalam penyelesaian makalah ini, banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang diketahui. Sebagai sorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang baik lagi di lain waktu.
Harapannya, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua agar dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam lagi tentang Konsep
Pembiayaan Pendidikan.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C.Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Konsep Dasar 3
A. Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari semua sumber daya pendidikan yang dianggap penting adalah uang. Uang itu ibarat
kuda dan pendidikan sebgai gerobag. Gerobag tidak akan berjalan tanpa ditarik kuda.
Perndidikan tidak akan berjalan tapa adanya biayaatau uang. Uang ini termasuk sumber
daya yang langka dan terbatas. Sehingga uang perlu dikelola dengan efesien agar
membantu pencapaian tujuan pendidikan. Dikatagorikan sebagai organisasi publik yang
nirbala (non profit). Oleh karna itu, menjemen pembiayaan memilki keunikan sesuai
dengan msi dan karakteristik pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Pembahasan
1
e. Untuk mengetahui Proyeksi Kebutuhan Biaya Pendidikan?
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
2
Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah cabang atau bagian ilmu ekonomi, sebab
pembiayaan pendidikan merupakan bagian dari permasalahan ekonomi pendidikan.
Pandangan tersebut didasarkan pada suatu keyakinan yang dikemukakan oleh Blaugh,
mempelajari ekonomi pendidikan lebih mendalam tidak akan dicapai tanpa mempelajari
disiplin-disiplin yang berdekatan.[1]
Acconting(pembukuan)
Auditing (pemeriksaan)
Budgeting(penyusunan anggaran)
Istilah anggaran seringkali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana. Namun dalam
bidang pendidikan sering kali di temui 2 istilah yakni RAPBN (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah). Dalam 2 istilah tersebut “anggaran” bukanlah suatu rencana. Istilah “rencana”
telah memberikan penekanan atas pemakaian istilah “anggaran’ sebagai suatu rencana.
A. Acconting(pembukuan)
3
mempertanggungjawabkan apa yang menjadi urusanya kepada Padan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
B. Auditing (pemeriksaan)
Pembiayaan pendidikan tidak pernah tetap, tetepi selalu berkembang dari tahun ke
tahun. Secara garis besar pembiayaan ini dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu faktor eksternal
dan internal.
Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berada diluar sistem pendidikan meliputi hal-
hal sebagai berikut :
Dulu banyak negara yang masih dijajah oleh bangsa lain yang tidak memperbolehkan
penduduknya menikmti pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkraman
penjajah, terlepas pulalah kekangan atas keinginan memperoleh pendidikan. Di
Indonesia demokrasi pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam Pasal 31 Undang-
Undang Dasar 1945 ayat (1) dan ayat (2).konsekuensi dari adanya demokrasi ini
Pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.
Kebijakan Pemerintah
4
Pemberian han kepada warga negara untuk memperoleh pendidikan merupakan
kepentingan suatu bangsa agar mempertahankan dan mengembangkan bangsanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas guna
meringankan dan menunjang pendidikan.
karena ingin mendalami hal-hal yang menarik perhatianya. Kenaikan tuntutan akan
pendidikan terjadi di mana-mana. Di dalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai
oleh segi kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang menginginkan pendidikan, dan
segi kualitas yaitu naiknya keinginan memperolehtingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Dulu, orang puas dengan pendidikan Sekolah Dasar, maka kini orang belum puas kalau
belum menyandang gelar. Bagi suatu bangsa kenaikan tuntukan ini juga mempertinggi
kualitas suatu bangsa dan taraf hidup. Di luar negeri pendidikan selalu dicari di negara-
negara yang melaksanakan sistem pendidikan yang lebih baik dan bervariasi. hal ini
berarti bahwa bukan hanya terjadi aliran dari negara berkembang ke negara maju, tetapi
sebaliknya juga mungkin. Banya orang dari negara maju menuntut ilmu di negara
berkembang
Adanya inflasi
Inflasi adalah menurunya nilai mata uang suatu negara. Faktor inflasi sangat
berpengarup pada biaya pendidikan karna harga dan satuan biaya tertentu naik
mengikuti kenaikan inflasi.
Faktor Internal, yaitu faktor yang berada dalam sistem pendidikanmeliputi hal-hal
sebagai berikut :
Tujuan pendidikan
Strategi pembelajaran cara lama, misalnya dengan metode ceramah dengan pengolahan
klasikan tentu lebih murah jika dibandingkan dengan metode lain dan pendekatan secara
individual.
5
Materi pembelajaran yang menuntut dilaksanakannya praktek bengkel dan laboratorium
menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan dengan materi pembelajaran yang hanya
teori.
Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya pendidikan adalah tinggkat dan jenis
pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam, banyak ragamnya bidang
pembelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat serta
kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi kelulusan, biaya pendidikan di Sekolah Dasar
akan berbeda jauh dengan biaya diperguruan tinggi, apalagi dari jurusan yang banyak
praktek.
Pembangunan bangsa dibiayai dana dari dalam negeri serta ketentuan bahwa
pendidikan merupakan tanggungjawab negara, masyarakat, dan orang tua, maka segara
garis besar sumber biaya pendidikan ada 4[4], yaitu:
1. Pemerintah (70%)
Pemerintah Daerah Tingkat I yang asalnya juga dari Pemerintah Pusat sabagai subsidi
dan dari Pajak Pendapatan di Daerahnya.
Pemerintah Daerah Tingkat II, yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Tingkat I sebagai uang subsidi serta dana lain dari kekayaan daerah.
Dari orang tua murid berupa uang SPP dan uang bantuan yang dikumpulkan melalui BP3
(Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan).
3. Masyarakat (5%)
Berupa dana yang diberikan masyarakat secara tidak langsung tetapi melalui yayasan
atau lembaga swarta, misalnya bantuan berupa alat-alat sekolah oleh pabriknya, atau
toko-toko perabot yang memberikan sumbangan sukarela.
6
Misalnya Dana bantuan atau pinjaman dari IIEP (International Institution for Education
Planning), UNESCO, UNICEF, Word Bank, dll.
Untuk perkirakan biaya pendidikan yang dibutuhkan di masa depan, kita harus
menggunakan data pembiayaan yang ada di masa lalu dan sekarang. Data pembiayaan
pendidikan yang ada harus komprehensif, di samping mencangkup untuk berbagai jenis
dan jenjang mendidikan, tetapi juga harus ada untuk periode waktu tertentu selama
beberapa tahun yang lalu.[5]
Contoh :
2001-2005 3,5%
2006-2010 4,7%
7
Dari data di tersebut, ada beberapa alternatif asumsi bagaimana kecenderungan pada
masa depan periode 2011-2015, yaitu:
1) Pembiayaan pendidikan akan terus tumbuh sama seperti masa lalu. Berarti pada
periode ini pertumbuhan biaya pendidikan akan menjadi 6%.
2) Angka pertumbuhan harus diperiksa untuk alasan stabilitas, dan ini akan
membatasi pada periode sebelumnya yaitu 4,7%
3) Pembiayaan pendidikan tampaknya akan suram pada masa depan, dan angka
pertumbuhan akan menjadi angka pertumbuhan rata-rataselama 3 periode rencana
masa lalu yaitu 3,5%.
8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
prinsip ekonomi, sehingga sebagian besar analisis ekonomi baik micro maupun
Acconting(pembukuan)
Auditing (pemeriksaan)
9
DAFTAR PUSTAKA
10