Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan pada
semester v di tahun akademik 2018.

Dengan membuat tugas ini diharapkan mampu untuk lebih mengetahui dan memahami
tentang “Konsep Pembiayaan Pendidikan”.

Dalam penyelesaian makalah ini, banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang diketahui. Sebagai sorang pelajar yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang baik lagi di lain waktu.

Harapannya, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua agar dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam lagi tentang Konsep
Pembiayaan Pendidikan.

Palangka Raya, Oktober 2018

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C.Tujuan Pembahasan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Konsep Dasar 3

B. Ruang Lingkup Pembiayaan 3

C. Hal-Hal Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Pendidikan 5

D. Sumber pembiayaan pendidikan 7

E. Proyeksi Kebutuhan Biaya Pendidikan 8

BAB III PENUTUP 10

A. Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari semua sumber daya pendidikan yang dianggap penting adalah uang. Uang itu ibarat
kuda dan pendidikan sebgai gerobag. Gerobag tidak akan berjalan tanpa ditarik kuda.
Perndidikan tidak akan berjalan tapa adanya biayaatau uang. Uang ini termasuk sumber
daya yang langka dan terbatas. Sehingga uang perlu dikelola dengan efesien agar
membantu pencapaian tujuan pendidikan. Dikatagorikan sebagai organisasi publik yang
nirbala (non profit). Oleh karna itu, menjemen pembiayaan memilki keunikan sesuai
dengan msi dan karakteristik pendidikan.

Secara umum pembiayaan pendidikan adalah sebuah kompleksitas, yang didalamnya


akan terdapat saling keterkaitan pada setiap komponen yang memiliki rentangan yang
bersifat mikro (satuan pendidikan) hingga yang mikro (nasional) yang meliputi sumber-
sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme penglokasianya,efektifitas dan
efesien dalam penggunaanya,akutabilitas hasilnya yang diukur dari perubahaan yang
terjadi pada semua tataran khususnya sekolahan,dan permasalhaan-permasalahan yang
masih terkait dengan pembiayaan pendidikan. Oleh karna itu kami membahasnya dalam
makalah dibawah ini`

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang di maksud Konsep Dasar?

b. Apa Ruang Lingkup Pembiayaan?

c. Apa saja hal-hal Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Pendidikan?

d. Bagaimana Sumber pembiayaan pendidikan?

e. Bagaimana Proyeksi Kebutuhan Biaya Pendidikan?

C.Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui Konsep Dasar?

b. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Pembiayaan?

c. Untuk menghetahui hal-hal Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Pendidikan?

d. Untuk mengetahui Sumber pembiayaan pendidikan?

1
e. Untuk mengetahui Proyeksi Kebutuhan Biaya Pendidikan?

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

2
Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah cabang atau bagian ilmu ekonomi, sebab
pembiayaan pendidikan merupakan bagian dari permasalahan ekonomi pendidikan.
Pandangan tersebut didasarkan pada suatu keyakinan yang dikemukakan oleh Blaugh,
mempelajari ekonomi pendidikan lebih mendalam tidak akan dicapai tanpa mempelajari
disiplin-disiplin yang berdekatan.[1]

Pembiayaan pendidikan bertitik tolak pada prinsip-prinsip ekonomi, sehingga sebagian


besar analisis ekonomi baik micro maupun macro dapat digunakaan untuk menganalisis
masalah-masalah pendidikan. [2]

B. Ruang Lingkup Pembiayaan

Masalah Keuangan sangat erat hubunganya dengan Budgeting atau pembiayaan


sedangkan masalah pembiayaan itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan kehidupan suatu organisasi seperti halnya lembaga-lembanga pendidikan
dan lembaga-lembaga lain.[3]

Di dalam pengertian umum ke uangan, kegiatan pembiayaan meliputi 3 hal, yaitu :

 Badgeting (penyusunan anggaran)

 Acconting(pembukuan)

 Auditing (pemeriksaan)

 Budgeting(penyusunan anggaran)

Istilah anggaran seringkali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana. Namun dalam
bidang pendidikan sering kali di temui 2 istilah yakni RAPBN (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah). Dalam 2 istilah tersebut “anggaran” bukanlah suatu rencana. Istilah “rencana”
telah memberikan penekanan atas pemakaian istilah “anggaran’ sebagai suatu rencana.

A. Acconting(pembukuan)

Pengurusan keuangan meliputi 2 hal, yaitu pertama penggurusan yang menyangkut


kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang. Pengurusan ini
dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan. Pengurusan kedua menyangkut
urusan kewenangan tindak lanjut dari urusan pertama, yaitu menerima, menyimpan dan
mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi
hanya melaksanakan, dan dikenal dengan pengurusan bendahara.

Sesuai dengan ICW (Indonesia Comptaniliteits Wet, Peraturan Akutansi, Peraturan


tentang Perbendaharaan yang berlaku untuk Indonesia) pasal 77, Bendaharawan ialah
orang atau badan yang oleh negara diserahi tugas menerima, menyimpan, membayar
atau menyerahkan uang atau surat berharga dan barang-barang yang dimaksud pasal 55.
ICW, sehingga dengan jabatanya itu ia atau mereka mempunyai kewajiban

3
mempertanggungjawabkan apa yang menjadi urusanya kepada Padan Pemeriksa
Keuangan (BPK).

B. Auditing (pemeriksaan)

Yang dimaksud dengan auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut


pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang
yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi unit-unit yang
ada di dalamDepartemen, mempertanggungjawabkan pengurusan keuangan ini kepada
BPK melalui departemen masing-masing

C. Hal-Hal Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan tidak pernah tetap, tetepi selalu berkembang dari tahun ke
tahun. Secara garis besar pembiayaan ini dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu faktor eksternal
dan internal.

 Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berada diluar sistem pendidikan meliputi hal-
hal sebagai berikut :

 Berkembangnya demokrasi pendidikan

Dulu banyak negara yang masih dijajah oleh bangsa lain yang tidak memperbolehkan
penduduknya menikmti pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkraman
penjajah, terlepas pulalah kekangan atas keinginan memperoleh pendidikan. Di
Indonesia demokrasi pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam Pasal 31 Undang-
Undang Dasar 1945 ayat (1) dan ayat (2).konsekuensi dari adanya demokrasi ini
Pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.

 Kebijakan Pemerintah

4
Pemberian han kepada warga negara untuk memperoleh pendidikan merupakan
kepentingan suatu bangsa agar mempertahankan dan mengembangkan bangsanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas guna
meringankan dan menunjang pendidikan.

 Tuntutunan akan pendidikan

karena ingin mendalami hal-hal yang menarik perhatianya. Kenaikan tuntutan akan
pendidikan terjadi di mana-mana. Di dalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai
oleh segi kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang menginginkan pendidikan, dan
segi kualitas yaitu naiknya keinginan memperolehtingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Dulu, orang puas dengan pendidikan Sekolah Dasar, maka kini orang belum puas kalau
belum menyandang gelar. Bagi suatu bangsa kenaikan tuntukan ini juga mempertinggi
kualitas suatu bangsa dan taraf hidup. Di luar negeri pendidikan selalu dicari di negara-
negara yang melaksanakan sistem pendidikan yang lebih baik dan bervariasi. hal ini
berarti bahwa bukan hanya terjadi aliran dari negara berkembang ke negara maju, tetapi
sebaliknya juga mungkin. Banya orang dari negara maju menuntut ilmu di negara
berkembang

 Adanya inflasi

Inflasi adalah menurunya nilai mata uang suatu negara. Faktor inflasi sangat
berpengarup pada biaya pendidikan karna harga dan satuan biaya tertentu naik
mengikuti kenaikan inflasi.

 Faktor Internal, yaitu faktor yang berada dalam sistem pendidikanmeliputi hal-hal
sebagai berikut :

 Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan berpengaruh terhadap besarnya biaya pendidikan suatu lembaga.


Contoh, berubahnya tujuan pendidikan guru ke arah penguasaan 10 kompetensi
dibandingkan dengan tujuan yang lama mempengaruhi besarnya biaya yang harus
dikeluarkan.

 Pendekatan yang digunakan

Strategi pembelajaran cara lama, misalnya dengan metode ceramah dengan pengolahan
klasikan tentu lebih murah jika dibandingkan dengan metode lain dan pendekatan secara
individual.

 Materi yang disajikan

5
Materi pembelajaran yang menuntut dilaksanakannya praktek bengkel dan laboratorium
menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan dengan materi pembelajaran yang hanya
teori.

 Tingkat dan jenis pendidikan

Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya pendidikan adalah tinggkat dan jenis
pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam, banyak ragamnya bidang
pembelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat serta
kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi kelulusan, biaya pendidikan di Sekolah Dasar
akan berbeda jauh dengan biaya diperguruan tinggi, apalagi dari jurusan yang banyak
praktek.

D. Sumber pembiayaan pendidikan

Pembangunan bangsa dibiayai dana dari dalam negeri serta ketentuan bahwa
pendidikan merupakan tanggungjawab negara, masyarakat, dan orang tua, maka segara
garis besar sumber biaya pendidikan ada 4[4], yaitu:

1. Pemerintah (70%)

 Pemerintah Pusat yang memikul sebagian besar pengeluaran untuk pelaksanaan


pendidikan sahari-hari, baik personal maupun non personal

 Pemerintah Daerah Tingkat I yang asalnya juga dari Pemerintah Pusat sabagai subsidi
dan dari Pajak Pendapatan di Daerahnya.

 Pemerintah Daerah Tingkat II, yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah Tingkat I sebagai uang subsidi serta dana lain dari kekayaan daerah.

2. Orang tua (10-14%)

Dari orang tua murid berupa uang SPP dan uang bantuan yang dikumpulkan melalui BP3
(Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan).

3. Masyarakat (5%)

Berupa dana yang diberikan masyarakat secara tidak langsung tetapi melalui yayasan
atau lembaga swarta, misalnya bantuan berupa alat-alat sekolah oleh pabriknya, atau
toko-toko perabot yang memberikan sumbangan sukarela.

4. Bantuan atau pinjaman pemerintah luar negeri (1%)

6
Misalnya Dana bantuan atau pinjaman dari IIEP (International Institution for Education
Planning), UNESCO, UNICEF, Word Bank, dll.

E. Proyeksi Kebutuhan Biaya Pendidikan

Untuk perkirakan biaya pendidikan yang dibutuhkan di masa depan, kita harus
menggunakan data pembiayaan yang ada di masa lalu dan sekarang. Data pembiayaan
pendidikan yang ada harus komprehensif, di samping mencangkup untuk berbagai jenis
dan jenjang mendidikan, tetapi juga harus ada untuk periode waktu tertentu selama
beberapa tahun yang lalu.[5]

Untuk dapat memproyeksikan kebutuhan pembiayaan di masa depan,


dibutuhkan data pembiayaan seperti berikut :

a) Jumlah pembiayaan pendidikan masyarakat suatu negara meliputi pembiayaan dari


pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota untuk kegiatan pendidikan.

b) Total anggaran pemerintah.

c) Pendapatan Nasional suatu negara.

d) Investasi swasta di bidang pendidikan.

e) Jumlah bantuan luar negeri pada dunia pendidikan.

Dengan data diatas, dan pengetahuan tentang perhitungan indikator yang


berhubungan dengan biaya, kita mampu menghitung trend pertumbuhan pembiayaan
pendidikan di masa lalu. Untuk melakukanya, dibutuhkan data selama beberapa tahun
atau untuk satu periode perencanaan. Ini akan memberikan beberapa alternatif asumsi
bagaimana trend pembiayaan akan kontinu dalam satu periode rencana di masa depan.

Contoh :

Periode Rencana Rata-rata Angka pertumbuhan


1996-2000 2,4%

2001-2005 3,5%
2006-2010 4,7%

7
Dari data di tersebut, ada beberapa alternatif asumsi bagaimana kecenderungan pada
masa depan periode 2011-2015, yaitu:

1) Pembiayaan pendidikan akan terus tumbuh sama seperti masa lalu. Berarti pada
periode ini pertumbuhan biaya pendidikan akan menjadi 6%.

2) Angka pertumbuhan harus diperiksa untuk alasan stabilitas, dan ini akan
membatasi pada periode sebelumnya yaitu 4,7%

3) Pembiayaan pendidikan tampaknya akan suram pada masa depan, dan angka
pertumbuhan akan menjadi angka pertumbuhan rata-rataselama 3 periode rencana
masa lalu yaitu 3,5%.

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa;

a. Konsep dasar adalah Pembiayaan pendidikan bertitik tolak pada prinsip-

prinsip ekonomi, sehingga sebagian besar analisis ekonomi baik micro maupun

macro dapat digunakaan untuk menganalisis masalah-masalah pendidikan.

b. Ruang linkup pembiayaan ;

Di dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi 3 hal, yaitu:

 Badgeting (penyusunan anggaran)

 Acconting(pembukuan)

 Auditing (pemeriksaan)

C. Hal-Hal Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Pendidikan

 Faktor eksternal

 Faktor internal

D. Sumber pembiayaan pendidikan

 Pemerintah (70%)

 Masyarakat (5%)

 Orang tua (10-14 %)

 Bantuan atau pinjaman pemerintah luar negeri (1%)

E. Proyeksi Kebutuhan Biaya Pendidikan

Jumlah pembiayaan pendidikan masyarakat suatu negara meliputi pembiayaan dari


pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota untuk kegiatan pendidikan.

Total anggaran pemerintah.

Pendapatan Nasional suatu negara.

Investasi swasta di bidang pendidikan.

Jumlah bantuan luar negeri pada dunia pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan


(Jakarta: CV. Rajawali, 1990)

Much. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan Dan Manajemen biaya


pendidikan(Depok :PT.Rajagrafindo Persada, 2013)

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontenporer (Bandung: CV. Alfabeta, 2013)

Matin,Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan (Jakarta :PT.Rajagrafindo Persada, 2013)

10

Anda mungkin juga menyukai