Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian Sectio Caesarea

Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada

dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin

lebih dari 1000 gr atau umur kehamilan > 28 minggu (Manuaba,

2012). Sectio caesarea merupakan tindakan melahirkan bayi

melalui insisi (membuat sayatan) didepan uterus. Sectio

caesarea merupakan metode yang paling umum untuk

melahirkan bayi, tetapi masih merupakan prosedur operasi

besar, dilakukan pada ibu dalam keadaan sadar kecuali dalam

keadaan darurat menurut Hartono (2014).

Persalinan melalui sectio caesarea didefinisikan sebagai

pelahiran janin melalui insisi di dinding abdomen (laparatomi)

dan dinding uterus (histerotomi) menurut Norman (2012).

Sedangkan Koniak (2011) menambahkan, pelahiran sesarea juga

dikenal dengan istilah sectio caesarea adalah pelahiran janin

melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus,

tindakan ini dipertimbangkan sebagai pembedahan abdomen

mayor.

35

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2. Ketuban Pecah Dini (KPD)

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya

ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada

akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada

tanda-tanda persalinan (Arif Mansjoer, 2011)

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

sebelum persalinan. Ketuban pecah dini merupakan komplikasi

yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai

kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang

kurang bulan. Pengelolaan ketuban pecah dini pada kehamilan

kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk

menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas (Soewarto,

2008)

3. Post Partum

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai

setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu

6-8 minggu.

Masa nifas dibagi dalam 3 periode, yang pertama yaitu

puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan

21

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
boleh bekerja setelah 40 hari. Yang kedua, Puerperium intermedial

yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama 6-8

minggu. Yang ketiga Remote puerperium adalah waktu yang di

perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil

atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat

sempurna biasa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Post partum adalah suatu masa antara pelahiran sampai organ-

organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder

Martin, 2011)

B. Etiologi Sectio Caesarea dan KPD

Manuaba (2009) Ibu hamil dilakukan sectio caesarea karena

mengalami antara lain ruptur uteri iminen, pedarahan antepartum,

ketuban pecah dini, panggul sempit.

Menurut Roestam (2009) dan Saeffudin (2009), penyebab

ketuban pecah dini belum di ketahui secara pasti. Maka preventif

tidak dapat di lakukan kecuali dalam usaha menekan infeksi.

Adapun penyebab ketuban pecah dini karena faktor infeksi,

berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra

uteri pada tri semester ke dua servik inkompeten (berkontraksi).

Selaput ketuban yang terlalu tipis, propas tali pusat, mal presentasi

janin dan uterus yang menegang berlebihan. Ketuban di nyatakan

pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

22

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri

berkaitan dengan penyakit, kelahiran prematur dan terjadinya

infeksi korioamnionitis sampai sepsis yang meningkatkan

morboditas dan mortalitas perinatal. Selain itu juga dapat

menyebabkan infeksi pada ibu (Muchtar, 2009) . beberapa faktor

predisposisi KPD , antara lain

- Faktor selaput ketuban

- Faktor infeksi, misal infeksi genitalia menyebabkan

berkurangnya membran atau meningkatnya tekanan intra uteri

oleh kedua faktor tersebut.

- Faktor tekanan intra uteri yang mendadak.

- Faktor yang berhubungahn dengan obstetrik dan ginekologi.

- Faktor sosio ekonomi yang rendah.

- Faktor antagorismus golongan darah A, B, O

- Faktor rokok

- Faktor keturunan

- Trauma, misalnya pemeriksaan panggul atau poitis

- Kelainan letak ata presentasi janin.

- Inkompeten serviks.

23

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
C. Tanda dan Gejala ketuban pecah dini (KPD)

Tanda-tanda dan gejala terjadinya ketuban pecah dini dari

beberapa sumber seperti yang disebutkan di bawah ini : Memeriksa

keluarnya cairan air ketuban secara ngepyok atau merembes, misalnya

keluar cairan yang banyak atau sedikit-sedikit merembes dari vagina.

Sifat fisik cairan amnion yaitu bau khas, warna keruh, tes lakmus

alkalis, jika kertas lakmus tetap berwarna biru maka tanda air ketuban,

jika berwarna merah maka tanda urine (Gulardi & Mochtar, 2011)

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes

melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau

amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes,

dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan

berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi

bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak dibawah

biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara.

Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin

bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Nugroho,

2012).

24

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
D. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1 alat reproduksi eksterna pada wanita (Winkjosastro, 2010)

25

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Gambar 2 alat reproduksi interna pada wanita (Winkjosastro, 2010)

1. Alat reproduksi eksterna pada wanita yaitu :

a. Mons veneris

Adalah yang menggunung di atas simpisis dan akan di tumbuhi

rambut kemaluan (pubis)

b. Labia mayora

Berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, kedua

bibir ini di bagian bertemu membentuk perineum.

26

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
c. Labia minora

Bagian dari bibir besar yang berwarna merah jambu, di sini di

jumpai fenulum klitoris, preputium dan prenulum prudanti.

d. Klitoris

Kira-kira sebesar kacang ijo sampai cabe rawit dan ditutup oleh

frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat

bereaksi dan sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki

serabut saraf.

e. Vulva

Adalah bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong,

berukuran panjang mulai dari klitoris kanan kiri dibatasi bibir

kecil sampai ke belakang di batasi perineum.

f. Vestibulum

Terletak di sebelah selaput lendir vulva, terdiri dari bulbus

vertibuli dan kiri.

g. Himen

Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, berlubang

membentuk semukularis, anularis, lapisan septata.

h. Lubang kemih (ovifisium uretra eksterna)

Adalah tempat keluarnya air kemih terletak di bawah klitoris

2. Alat perproduksi interna pada wanita

27

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
a. Vagina adalah liang untuk saluran yang menghubungkan vulva

dengan rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur.

Di bagian ujung atasnya terletak mulut rahim. Ukuran panjang

dinding depan 8 cm dan dinding 10 cm. dinding vagina terdiri

dari lapisan mukosa, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.

b. Uterus

Merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis diantara

kandung kemih dan rektum.

1) Peritoneum

Merupakan penebalan yang di isi jaringan ikat dan

pembuluh darah limfe dan urat saraf meliputi dinding rahim

bagian luar yang menutupi bagian luar uterus.

2) Lapaisan otot

Dalam lapisan ini terdapat isthmus yang mengalami

perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir

serviks.

3) Endometrium

Pada saat konepsi endometrium mengalami perubahan

menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi

implantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks berbentuk

silindris dan

28

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
bersifat mengularkan cairan secara terus menerus sehingga

dapat membasahi vagina.

c. Tuba fallopi

Terdapat di tepi atas ligementum latum, tuba fallopi

merupakan tabula muskuler dengan panjang ± 12 cm dan

diameternya antara 8-9 cm.

d. Ovarium

Ovarium terdapat dua buah, yaitu kanan dan kiri :

1) Korteks ovani mengandung folikel primodial

2) Medula ovani terdapat pembuluh darah diantara kedua

kembar ligamentum latum.

E. Patofisiologi Sectio Caesarea dan KPD

1. SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500

gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi

dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus,

distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk

janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan

SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif

berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek

fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan

ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris

bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan

29

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
luka dengan prinsip steril. Nyeri karena insisi yang mengakibatkan

gangguan rasa nyaman. Sebelum dilakukan operasi pasien perlu

dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun anestesi

umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu, anestesi

umum menyebabkan bayi lahir dalam keadaan apnoe yang tidak dapat

diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan

pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa

atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap

nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yang berlebihan

karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga

mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.

Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi

proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap

untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari

mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang

ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga

menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu

dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga

berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi. (Saifuddin,

Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).

2. Ketuban pecah dini biasanya terjadi karena berkurangnya kekuatan

membran atau penambahan tekanan intrauteri ataupun oleh sebab kedua-

30

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
duanya. Kemungkinan tekanan intrauteri yang kuat adalah penyebab

independen dari ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak kuat

akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi akan mudah pecah

dengan mengeluarkan air ketuban.

Menurut Taylor (2010), terjadinya ketuban pecah dini ternyata ada

hubungannya dengan hal-hal berikut : Adanya hipermotilitas rahim yang

sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti

pielonefritis, sistitis, servitis dan vaginitis, Selaput ketuban terlalu tipis

(kelainan ketuban), Infeksi (amnionitis atau korioamnitis), Faktor-faktor

lain yang merupakan predisposisi ialah multipara, malposisi, disproporsi,

cervix incompetent dan lain-lain, Ketuban pecah dini artifisial

(amniotomi) dimana ketuban dipecahkan terlalu dini (Mochtar, 2008)

F. Pemeriksaan penunjang Ketuban Pecah Dini Pre sectio caesarea

a. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa. Warna, konsentrasi,

bau dan pH nya

b. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban,

urine atau sekret vagina

31

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
c. Sekret vagina ibu hamil pH 4-5, dengan kertas nitrazin tidak

berubah warna, tetap kuning

d. Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi

biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7-

7,5 darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif

palsu.

e. Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas

objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik

menunjukkan gambaran daun pakis.

32

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Ketuban pecah
dini
G. Pathways (Gambar 3)
Induksi Persalinan

Belum inpartu inpartu

Fetal distress dan 12 jam pasien pada fase inpartu dengan


ketuban pecah 4 jam sebelumnya

Sectio Caesarea (SC)


Post Operasi SC
Luka post operasi anestesi Nifas
Fisiologis
Jaringan Jaringan Uterus Penurunan hormon Psikologis
terputus terbuka bedres (takingin, takinghold,
Ekstrogen pogresteron
Kontraksi Uterus takinggo)
Merangsang Proteksi Haambatan Menstimulasi hopifisi anterior dan posterior
area sensori kurang mobilitas fisik Adekuat Tidak Adekuat Perubahan psikologis
motorik
Invasi Skresi prolaktin Skresi Ooytosin
Pengelupasan Atonia uretri
Nyeri bakteri Iaktasi
desi dua Penambahan anggota
Pendarahan baru
Pengeluaran ASI
Gangguan Resti infeksi Lochea
pola tidur Perubahan peran menjadi ibu
Anemi Ejeksi ASI
Perubahan peran menjadi ibu
Perubahan peran menjadi ibu
Akut HbO2 menurun
Akut Adekuat Tidak adekuat
Metabolism anaerob
ASI keluar Pengeluaran ASI tdk lancar
Asam laktat meningkat
Efektif laktasi
Suplai O2 kejaringan menurun Kelelahan
Kurang pengetahuan perawatan payudara

Nekrose
Sumber : Nurarifin dan Hardhi (2015) Defisiensi pengetahuan Ketidakefektifan pemberian ASI

21

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
10

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22

H. Penatalaksanaan post partum

1. Penatalaksanaan umum

Perawatan pasca bedah menurut Mochtar (2010)

a. Perawatan luka insisi

Luka insisi di bersihkan dengan natrium clorida lalu ditutup

dengan luka kasa dan di ganti secara periodik.

b. Pemberian cairan

Setelah 24 jam pertama klien pada pasca operasi, maka

pemberian cairan per infus harus banyak mengandung elektrolit

yang diperlukan agar jaringan tidak terjadi hipertermi, dehidrasi dan

komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang diberikan

biasanya ringer laktat. Apabila kadar Hb rendah berikan transfusi

darah sesuai kebutuhan.

c. Diit

Pemberian cairan infus biasanya dihentikan setelah penderita

flatus lalu dimulailah pemberian makanan dan minuman per oral.

Sebenarnya pemberian cairan diperbolehkan pada 6-10 jam pasca

operasi berupa air putih. Setelah diperbolehkan minum pada hari

pertama, obat-obatan diberikan secara oral. Makanan diberikan

langsung nasi.

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23

2. Nyeri

Dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih dirasakan didaerah operasi

dan untuk mengurangi dapat di berikan obat-obatan anti sakit dan

penenang. Setelah hari pertama atau kedua rasa nyeri hilang sendiri.

3. Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat tidur terlentang

selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring kekanan dan

kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada

hari ke dua di perbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke

empat lima boleh pulang.

4. Perawatan payudara

Perawatan payudara telah dilakukan sejak wanita hamil, supaya puting

susu lemas, tidak kasar dan kering sebagai persiapan untuk menyususi

bayinya.

5. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui) sejak dari kehamilan telah

terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae :

a. Peliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak

bertambah.

b. Keluar jaringan susu dari duktus laktiferus yang disebabkan

kolostrum berwarna kuning putih susu.

c. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian diaman vena-vena

berdilatasi sehingga tampak jelas.

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24

d. Setelah persalinan, pengaruh supresi ekstrogen dan progesteron

hilang, maka akan timbul pengaruh horon laktogenik atau prolaktio

yang akan merangsang air susu. Disamping itu oksitosin akan

meningkata pada hari 2-3 post persalinan.

6. Nasehat pada ibu post operasi sectio caesaria

a. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih 1-2 tahun dengan

menggunakan kontrasepsi

b. Kehamilan berikutnya hendaknya dengan antenatal yang baik

c. Dianjurkan bersali dirumah sakit besar

d. Persalinan selanjutnya tergantung dari indikasi sectio caesaria dan

keadaan pada kehamilan berikutnya.

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2 Ketidakefektifan Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan Health education :
pemberian ASI selama … x 24 jam klien menunjukan respon breast 1.Berikan informasi mengenai :
b.d fedding adekuat dengan indikator : o Fisiologi menyusui
ketidakadekuatan a. Klien mengungkapkan puas dengan o Keuntungan menyusui
suplai ASI kebutuhan untuk menyusui o Perawatan payudara
b. Klien mengatakan payudaranya sudah tidak o Kebutuhan diit kusus
lembek lagi o Faktor-faktor yang menghambat proses
c. Klien mampu mendemonstrasikan menyusui.
perawatan payudara 2. Demonstrasikan breast care dan pantau
kemampuan klien untuk melakukan secara
teratur.
3. Ajarkan cara mengeluarkan ASI dengan benar,
cara menyiapkan, cara transportasi sehingga
dapat diterima oleh bayi
4. Berikan dukungan dan semangat pada ibu untuk
melaksanakan pemberian asi ekslusif
5. Berikan penjelasan tentang tanda dan gejala
bendungan payudara, infeksi payudara
6. Anjurkan kelurga untuk memfasilitasi dan
mendukung klien dalam pemberian ASI.

1
Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26

No Diagnosa Kep NOC Intervensi


3 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x Infection Control (kontrol infeksi)
b.d tindakan 24 jam diharapkan resiko infeksi terkontrol dengan 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
invasif, paparan indikator : 2. Pertahankan tehnik isolasi
lingkungan Imunne status 3. Batasi pengunjung bila perlu
patogen Knowledge : infection control 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
Risck control tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi meninggalkan pasien
b. Mendskripisakn proses penularan penyakit, 5. Gunakan sabun anti mikrobia untuk cuci tangan
faktor yang mempengaruhi penularan serta 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
penatalaksanaanya keperawatan
c. Menunjukan kemampuan untuk mencegah 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
timbulnya infeksi pelindung
d. Jumlah leukosit dalam batas normal 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
e. Menunjukan perilaku hidup sehat pemasangan alat
9. Beriakan terapi antibiotik bila perlu
Infection protection (proteksi terhadap infeksi)
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
2. Monitor hitungan granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung terhadap penyakit menular
6. Pertahankan tehnik aseptik pada pasien yang
beresiko
7. Pertahankan tehnik isolasi
8. Beriakan perawatan kulit pada area epidema

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27

9. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala


infeksi
10. Ajarkan cara menghindari infeksi
11. Laporkan kecurigaan infeksi
12. Laporkan kultur positif

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
No Diagnosa Kep NOC Intervensi
4 Kurang Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Teaching : disease proces
pengetahuan selama … x 24 jam diharapkan pengetahuan klien 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
tentang meningkat dengan indikator : pasien tentang proses penyakit yang spesifik
perawatan ibu Kowledge : disease process 2. Jelaskan patofisiologi dari penyait dan
nifas dan Kowledge : helath behavior bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
perawatan post a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman dan fisiologi
operasi b.d tentang penyakit, kondisi, prognosis dan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
kurangnya program pengobatan pada penyakit
sumber informasi b. Pasien dan kelurga mampu melaksanakan 4. Gambarkan proses penyakit
prosedur yang dijelaskan secara benar 5. Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit
c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi
kembali apa yang dijelaskan perawat atau tim dengan cara yang tepat
kesehatan lainnya. 7. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi penyakit
8. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
9. Dukung pasien untuk mengeksplorasikan
dengancara yang tepat
10. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan
dengan cara yang tepat

No Diagnosa Kep NOC Intervensi


5 Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 1. Pantau keadaan umum pasien dan TTV
tidur selama … x 24 jam diharapkan pasien dapat istirahat 2. Kaji pola tidur
tidur malam optimal dengan kriteria hasil : 3. Kaji fungsi pernafasan : bunyi nafas, kecepatan,
irama

1
Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29

a. Melaporkan istirahat tidur malam yang 4. Kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur
optimal 5. Catat tindakan kemampuan untuk mengurangi
b. Tidak menunjukan perilaku gelisah kegeliasahan
c. Wajah tidak pucat dan konjungtiva mata 6. Ciptakan suasan nyaman, kurangi atau hilangkan
tidak anemis karena kurang tidur malam distraksi lingkungan dan gangguan tidur
d. Mempertahankan (atau membentuk) pola 7. Ajarkan relaksasi distraksi
tidur yang memberikan energi yang cukup 8. Beri obat dengan kolaborasi dokter
untuk menjalani aktivitas sehari-hari

No Diagnosa Kep NOC Intervensi


6 Hambatan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 1. Monitor vital sign
mobilitas fisik selama … x 24 jam diharapkan hambatan mobilitas 2. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
b.d nyeri fisik pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan ROM
a. Klien meningkatkan dalam aktifitas fisik 4. Dampingi dan bantu saat mobilisasi
b. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
c. Memverbalisasikan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan kemampuan
berpindah
d. Memperagakan penggunaan alat bantu untuk
mobilisasi (walker)

Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Asuhan Keperawatan Pada..., Mika Anisa Trimumpuni, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Anda mungkin juga menyukai