ABSTRAK
umum diberikan dengan suntikan intramuskular (IM) atau infus intravena (IV)
dengan kedua rute direkomendasikan dengan efikasi setara dan hanya ada sedikit
Metode: Pada dua rumah sakit ibu dan anak tingkat tersier di Mesir, wanita yang
secara acak terhadap satu dari tiga kelompok cara pemberian oksitosin profilaksis
setelah melahirkan bayi. Darah yang hilang diukur satu jam setelah melahirkan
dan efek samping dicatat. Luaran primer adalah rata-rata darah yang hilang post
partum dan proporsi wanita dengan darah hilang post-partum ≥ 500 mL pada
Hasil: 4913 wanita hamil secara acak dipilih dan setuju mengikuti penelitian ini.
Dibandingkan dengan injeksi IM, kehilangan darah rata-rata pada kelompok infus
IV 5,9% lebih sedikit (95% CI: -8,5, -3,3) dan pada kelompok bolus IV lebih
1
sedikit 11,1% (95% CI: -14,7, -7,8). Risiko kehilangan darah postpartum ≥ 500 ml
injeksi IM (0,8% vs 1,5%, RR = 0,50, 95% CI: 0,27, 0,91). Tidak ada efek
2013.
2
LATAR BELAKANG
digunakan untuk indikasi ini, tetapi dengan banyak variasi rute pemberian, dosis,
dan waktu pemberian [3, 7-10]. Oksitosin biasanya diberikan secara intramuskular
(IM) atau intravena (IV). Pedoman internasional, termasuk oleh World Health
Organization, saat ini merekomendasikan jika kedua rute sepadan [1, 11].
memiliki keuntungan klinis, karena mengarah ke respon yang lebih cepat dan
kadar puncak oksitosin plasma yang lebih tinggi [12-14]; Namun, injeksi IM
sedikit dan peralatan yang lebih sederhana, menjadikannya pilihan yang lebih bisa
diaplikasikan pada fasilitas layanan kesehatan dengan spektrum lebih luas [9, 15].
perbedaan dalam efikasi sebagian besar belum diselidiki. Beberapa studi yang
diterbitkan menyelidiki jika rute-rute memiliki hasil yang tidak konsisten dengan
pemberian IV [24, 25] dan dua lainnya menunjukkan tidak ada perbedaan antara
dorongan bolus atau menggunakan durasi lebih lama melalui infus. Terdapat
3
beberapa bukti bahwa konsentrasi yang lebih tinggi dan lebih segera didapat pada
pemberian bolus menyebabkan efek yang lebih kuat pada kontraksi uterus [23].
Rute ini jarang digunakan karena risiko hipotensi, meskipun masalah ini hanya
dicatat dalam studi kasus wanita di bawah anestesi umum selama operasi caesar
[26-28]. Dua penelitian yang dilakukan pada wanita yang menerima oksitosin
pemberian bolus IV dan hasil klinis yang lebih buruk dengan pemberian infus IV
[22, 23]. Terlepas dari bukti ini, pemberian oksitosin melaluui bolus IV masih
dianggap meragukan.
METODE
Wanita hamil yang datang untuk persalinan pervaginam di dua rumah sakit
Mesir tipe tersier diperiksa untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Persetujuan
diperoleh dari komite etik penelitian kedua rumah sakit: Rumah Sakit Pendidikan
El Galaa di Kairo (rumah sakit bersalin terbesar di Kairo), dan Rumah Sakit
4
untuk menginduksi persalinan, dan terdapat persetujuan. Persetujuan tertulis
dengan injeksi IM, infus IV, atau bolus IV segera setelah melahirkan bayi. Injeksi
IM biasanya diberikan di paha. Untuk infus IV, oksitosin dicampur dalam 500 ml
cairan kristaloid dan diberikan melalui infus dengan roller penjepit terbuka penuh,
paling sering menggunakan jarum 18 gauge. Pada Bolus IV, didorong langsung
termasuk traksi terkontrol tali pusat dan pijatan uterus, dicatat pada formulir
pengumpulan data. Tekanan darah pascapersalinan dan setiap efek samping yang
dari plastik yang digantungkan dan disalurkan ke wadah kalibrasi. Untuk wanita
yang didiagnosis dengan HPP, kehilangan darah juga dicatat pada saat diagnosis
HPP dan saat perdarahan aktif berhenti. Wanita didiagnosis dengan HPP
jam setelah pengangkatan IV untuk wanita yang menerima cairan IV, jika
mungkin, atau sesaat sebelum pulang jika wanita dipulangkan lebih cepat.
5
Hasil utama penelitian ini adalah rerata jumlah kehilangan darah dan
proporsi wanita dengan kehilangan darah ≥500 ml. Hasil sekunder termasuk
proporsi wanita dengan kehilangan darah ≥350 ml dan ≥ 1000 ml, perubahan
pemberian oksitosin tambahan atau uterotonik lainnya, dan diamati efek samping
≥500 ml dalam dua perbandingan studi tiga kelompok ini: injeksi IM vs. infus IV
untuk injeksi bolus IV vs IM, sehingga ukuran sampel yang lebih kecil diperlukan
untuk perbandingan itu [23, 29]. Penelitian ini menambah ukuran sampel untuk
kelompok injeksi IM dan kelompok infus IV dan 700 pada kelompok bolus IV),
dengan daya 80% untuk perbandingan injeksi IM dan Infus IV dan daya 85%
untuk perbandingan injeksi IM dan bolus IV. Ukuran sampel juga cukup untuk
New York, dan setiap tugas dimuat dalam nomor berurutan, disegel, amplop
buram. Setiap rumah sakit diacak secara independen. Staf studi rumah sakit tidak
6
memiliki akses ke kode pengacakan dan diperintahkan untuk membuka amplop
untuk variabel kategorik dan analisis varian satu arah (ANOVA) untuk variabel
regresi digunakan untuk menghitung risiko relatif (RR) dan terkait interval
kepercayaan 95% (CI) untuk luaran kategorik. Regresi linier digunakan untuk
menghitung regresi koefisien dan 95% CI yang terkait untuk hasil kontinu.
Penelitian pertama kali menilai asumsi distribusi normal semua hasil sekunder
plasenta dalam hitungan menit, kehilangan darah total, dan perubahan pra-pos
(menggunakan log natural ln) dilakukan pada semua hasil yang berkelanjutan.
Untuk memfasilitasi interpretasi estimasi yang diperoleh dari regresi linier hasil
1], di mana β sama dengan koefisien regresi untuk hasil log-transformed. Analisis
HASIL
7
Mulai April 2014 dan September 2015, 4983 wanita dengan persalinan
yang memenuhi syarat disaring dan didaftarkan ke studi ini dari total 15.143
sampel target tercapai. Dari sampel yang terdaftar, 70 (1,4%) tidak diacak karena
tidak memenuhi syarat sebelum persalinan (Gbr. 1). Semua sampel diacak dan
dimasukkan dalam analisis. Dari 4913 sampel yang diacak, 2104 diacak untuk
menerima profilaksis oksitosin melalui injeksi IM, 2108 melalui infus IV, dan 701
melalui bolus IV. Di setiap kelompok, ada beberapa kasus (<1% dalam semua
kelompok) yang menggunakan oksitosin melalui rute berbeda dari rute yang
direncanakan.
4983 persalinan yang sesuai kriteria
dan setuju dilakukan penelitian
4913 dilakukan
pengacakan
8
Sampel yang diacak untuk masing-masing dari ketiga kelompok itu serupa
yang secara acak mendapat pemberian injeksi IM (Tabel 1). Waktu rerata untuk
9
multipel, % (n)
Epidural, % (n) 0.6 -12 1.2 -26 0.7 -5 0.061
Episiotomy, % 39.3 -826 44.1 44.5 -312 0.002
(n)
Peregangan tali 93.9 -1975 94.5 -1992 95.3 -668 0.339
pusat terkendali,
% (n)
Pijat Uterus, % 89.4 -1880 89.0 -1876 89.3 -626 0.927
(n)
*P Value didapat dari Uji Chi-Square untuk berbagai kategori dan uji anova one way
untuk kategori lanjutan
Hasil utama
pemberian Infus IV dan bolus IV daripada setelah injeksi IM. Dibandingkan untuk
wanita yang diberikan oksitosin melalui injeksi IM, rata-rata kehilangan darah
postpartum adalah 5,9% lebih sedikit pada mereka yang diberikan infus IV (95%
CI: -8,5, - 3.3) dan 11.1% lebih sedikit pada mereka yang diberikan bolus IV
(95% CI: -14,7, - 7,8, Tabel 2). Risiko mengalami kehilangan darah postpartum
≥500ml di antara wanita yang menerima oksitosin melalui infus IV lebih sedikit
IM (0,8% vs 1,5%, RR = 0,50, 95% CI: 0,27, 0,91). Risikonya juga lebih rendah
10
Tabel 2. Luaran Primer dan sekunder pada 4913 yang mendapat oksitosin dengan
Luaran Primer
Rata-rata 204 -117 188 -90 −5.9 < 180 - −11.1 <
Kehilangan 1.5 -32 0.8 -16 0.50 (0.27, 0.023 1.0 -7 0. (0.29, 0.311
ml, % (n)
Secondary outcomes
Rata-rata 6.0 -3.8 6.2 -4.1 5.2 (1.5, 0.006 5.6 - −4.9 0.047
(menit) 4 0.1)b
pengeluaran
plasenta (SD)
darah post-
partum, %
(n)
≥ 350 ml 7.7 -163 4.4 -92 0.56 (0.44, < 4.0 - 0. (0.35, 0.001
1.44) 33 2.63)
11
Terdiagnosa 1.1 -22 0.6 -12 0.54 (0.27, 0.089 0.9 -6 0. (0.33, 0.662
Terdiagnosa 1.0 -21 0.5 -11 0.52 (0.25, 0.080 0.7 -5 0. (0.27, 0.498
Kehilangan
Darah ≥500
ml % (n)
Hemoglobin =70
Hb (SD) ) (0.4 51
6) (0
.4
5)
Penurunan 2.1 -44 1.8 -38 0.86 (0.56, 0.491 1.4 - 0. (0.34, 0.267
% (n)
tambahan %
(n)
Manual 2.9 -60 2.4 -50 0.83 (0.57, 0.330 1.3 -9 0. (0.22, 0.024
Uterotonik 1.1 -23 0.6 -13 0.56 (0.29, 0.098 1.0 -7 0. (0.39, 0.833
Transfusi 0.5 -10 0.2 -5 0.50 (0.17, 0.204 0.1 -1 0. (0.04, 0.251
12
darah 1.46) 30 2.34)
Keterangan:
a
Perkiraan risiko relatif (RR) didapatkan dari regresi log binomial
b
Perkiraan perubahan persen dalam rata-rata luaran terhadap kelompok-kelompok
perlakuan berbeda – Hasil didapat menggunakan regresi linear pada luaran yang
Hasil sekunder
kelompok infus IV (RR = 0,56, 95% CI: 0,44, 0,72, Tabel 2) dan kelompok bolus
IV (RR = 0,52, 95% CI: 0,35, 0,76) lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki
kehilangan darah ≥350 ml. Selain itu, manual plasenta secara signifikan lebih
dengan wanita dalam kelompok injeksi IM (RR = 0,45, 95% CI: 0,22, 0,90). Di
antara hasil sekunder lainnya, risiko kejadian kehilangan darah ≥1000 ml,
13
Dampak buruk
Tidak ada efek samping yang dilaporkan di salah satu dari tiga kelompok
intervensi, termasuk tidak ada laporan masuk perawatan intensif, syok, atau
injeksi IM (rerata sistolik = 113,7, rerata diastolik = 73,1), infus IV (rerata sistolik
= 113,7, rerata diastolik = 73,4) dan bolus IV (rerata sistolik = 113,1, rerata
diastolik = 72,9) dan tanpa perbedaan yang signifikan secara statistik (p sistolik =
0,236, p diastolik = 0,192). Demikian pula, tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistik terlihat dalam proporsi hipotensi (tekanan sistolik ≤ 90, diastolic
DISKUSI
Temuan dari uji coba terkontrol acak yang besar ini menelusuri perbedaan
rute oksitosin profilaksis dalam tahap ketiga persalinan menyarakan bahwa rute
memperkuat temuan sebelumnya [12, 13, 24] bahwa kedua infus IV dan
Percobaan ini adalah salah satu dari sedikit studi yang memasukkan
Penelitian ini tidak menemukan masalah keamanan pada salah satu dari rute
pemberian oksitosin, termasuk bolus IV. Dalam praktik obstetri pemberian secara
14
IV bolus tidak disukai karena adanya laporan efek hemodinamik yang
anestesi umum untuk operasi caesar; Namun, penelitian ini menguatkan laporan
yang lebih baru bahwa masalah ini tidak ditemukan pada persalinan pervaginam
[22, 23].
Karena perbedaan total kehilangan darah rata-rata (24 ml) kecil, aplikasi
klinis hasil studi ini mungkin terbatas; Namun, temuan pada penelitian ini
berdasarkan data yang ada, pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini
dimungkinkan [1]. Studi kunci yang mendasari pedoman internasional [30, 31]
dengan rute pemberian, tidak ada bukti yang jelas bahwa injeksi IM oksitosin
lebih unggul dari uterotonik yang lain untuk pencegahan HPP. Jika data dari studi
untuk profilaksis HPP dalam keadaan di mana sumber daya rendah. Umur
penyimpanan lebih lama dan stabilitas misoprostol yang lebih baik [32-35] dapat
15
membuatnya menjadi opsi yang lebih disukai jika kedua modalitas memiliki
penelitian ini dapat mendeteksi perbedaan antara rute IV dan IM. Pengecualian
dari wanita yang telah menerima uterotonik untuk induksi persalinan membuatnya
lebih mudah untuk menilai dengan jelas dampak dari rute pemberian pada
bisa membuat uterus menjadi tidak sensitif dengan efek dosis berikutnya [36],
Keterbatasan
tambahan kepada pasien dan tenaga kesehatan karena mendapatkan akses IV dan
injeksi yang harusnya tidak perlu diberikan. Penelitian ini meminimalisir bias
Tambahan, pompa elektrik tidak ada pada tempat dilakukannya penelitian ini
sehingga untuk menegaskan tetesan dari infus IV menjadi lebih sulit, tim
perawatan yang saat ini dipraktekkan di rumah sakit tempat penelitian dan di
KESIMPULAN
16
Rute pemberian oksitosin harus distandarisasi dan ditentukan secara
adalah pilihan yang baik dan aman untuk wanita setelah persalinan pervaginam.
Jika jalur IV sudah dapat masuk pada proses persalinan, infus IV atau pemberian
tahap ketiga.
17