Anda di halaman 1dari 6

PROSPECTIVE ANALYSIS

DOSEN PENGAJAR :

Dr. Hj. Kartini SE., M.Si., Ak., CA

Disusun Oleh:

YOSUA CHRISMA WICAKSANA (A012181077)


NIRSYAM IDRIS (A012181025)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
ANALISIS PROSPEKTIF

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan.
Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk
mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analisis prospektif meliputi
peramalan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Analisis prospektif merupakan inti dari penilaian efek Analisis prospektif juga
berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan dan berguna bagi kreditor
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

1. Proses Proyeksi
Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti dengan laporan posisi keuangan
(neraca) dan laporan arus kas.

1.1 Proyeksi Laporan Laba Rugi


Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan, misalnya
dengan menggunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan.
Analisis lebih rinci juga bisa melibatkan informasi eksternal seperti tingkat aktivitas ekonomi
makro yang diharapkan, peta persaingan, dan bauran toko baru dan toko lama.
Setelah penjualan diproyeksi, margin laba kotor diproyeksi beradasarkan tren
historis, kekuatan ekonomi dan tingkat kompetisi pasar. Biaya penjualan, umum dan
administrasi biasanya diasumsikan tetap konstan (tiak bergantung dari penjualan), sedangkan
biaya tenaga kerja (gaji) serta biaya iklan memerlukan estimasi lebih lanjut.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksi secara vterpisah.
Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aset yang dapat
disusutkan. Untuk itu beban penyusutan harus dihitung berdasarkan persentase penyusutan
dikalikan saldo akhir aset di tahun sebelumnya (ditambah pengeluaran modal untuk membeli
aset baru apabila ada). Demikian pula halnya dengan beban bunga yang dihitung berdasrkan
persentase suku bunga dikalikan dengan utang pada awal periode (saldo akhir utang berbunga
pada periode sebelumnya).
1.2 Proyeksi Posisi Keuangan (Neraca)
Ramalan terhadap neraca dapat meliputi beberapa langkah berikut:
1) Buatlah proyeksi aset lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi penjualan
atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
Contoh, proyeksi piutang usaha dilakukan sebagai berikut
Proyeksi piutang usaha = Proyeksi Penjualan
Tingkat perputaran piutang usaha

2) Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian Management Discussion
and Analysis-MDA di laporan tahunan
3) Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi
penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
4) Hitunglah bagian lancar hutang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang
5) Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya
kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda
6) Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang
tahun lalu dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo.
7) Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali
menunjukan tren yang jelas berbeda
8) Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu
9) Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan
laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
10) Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun, kecuali menunjukkan tren
yang jelas berbeda.

Jumlah angka 3) s.d 10) menghasilakn total kewajiban dan ekuitas. Karena total
kewajiban dan ekuitas sama dengan total aset, maka angka Kas diperoleh dari total aset
dikurangi item pada angka 1) dan 2). Pada titik ini kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Selanjutnya, utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk penerbitan (pembelian
kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang diinginkan dan untuk
mempertahankan leverage keuangan historis.
1.3 Proyeksi Laporan Arus Kas
Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi dan proyeksi
neraca.
1.4 Analisis Sensitivitas
Proyeksi laporan keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos
laporan laba rugi dengan pos neraca. Dalam analisis sensitivitas analis sering kali
menyiapkan beberapa proyeksi untuk melihat scenario terbaik (terburuk) sebagai tambahan
atas scenario yang paling mungkin (most likely) terjadi.

1.5 Peramalan Jangka Pendek


Peramalan Jangka Pendek merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis
likuiditas jangka pendek.

Kegunaan ramalan jangka pendek :


1. Internal : manager dan auditor digunakan untuk mengevaluasi aktifitas operasi saat ini dan
masa depan.
2. Eksternal : kreditor jangka pendek guna menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi
utang jangka pendek.
Analisis ini digunakan untuk menilai perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
yang diragukan.Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas faktor-faktor yang
mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat diestimasikan secara
andal dalam jangka panjang.

1.6 Pola Arus Kas


Pola arus kas sangat penting dipelajari sebelum menguji model untuk analisis
proyeksi arus kas.Kas dan setara kas merupakan aset yang paling likuid.Hampir seluruh
keputusan manajemen lebih berfokus pada kas daripada konsep dan likuid lainnya.Beberapa
pengguna (seperti kreditor) terkadang menganggap aset seperti piutang usaha dan persediaan
sebagai bagian dari aset yang likuid mengingat pos tersebut bersifat dalam dikonversi
menjadi kas dalam waktu dekat.

Manajemen bertanggung jawab atas keputusan investasi kas dalam bentuk aset atau
untuk membayar biaya.Konversi kas ini meningkatkan risiko karena pemulihan kas dari
aktifitas-akitifitas tersebut kurang pasti.Investasi kas dalam aset atau biaya untuk
mengembangkan produk baru memiliki risiko pemulihan menjadi kas sangat tinggi.Likuiditas
jangka pendek dan solvabilitas jangka panjang bergantung pada pemulihan dan kemampuan
realisasi pengeluaran kas.

Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis. Saat
persediaan barang jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya dan beban dijual, margin
laba perusahaan menghasilkan arus masuk dana likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi
margin laba, makin besar pertumbuhan dana likuid.

Arus kas memiliki keterbatasan yang penting. Saat perusahaan


memperoleh kas masuk, manajemen berwenang menentukan penggunaanya.Pilihan
penggunaan ini bergantung pada komitmen pembayaran, seperti dividen, akumulasi
persediaan, pengeluaran modal, atau pembyaran utang. Arus kas juga bergantung pada
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan
utang. Manajamen memiliki wewenang yang besar atas penggunaan arus kas masuk yang
tidak dikomitmenkan.

2. Kesimpulan
Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan.
Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk
mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat.Analisis prospektif meliputi
peramalan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Analisis
prospektif merupakan inti dari penilaian efek Analisis prospektif juga berguna untuk menguji
ketepatan rencana strategis perusahaan dan berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA

Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.


Syahazi. (2013). “Analisis Prospektif”. [Online]. Tersedia:
https://fazriansyahazi.blogspot.co.id/2013/06/analisis-prospektif.html yang direkam pada 15
November 2017 00:18 GMT. [15 November 2017]

Anda mungkin juga menyukai