Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN

PENGELOLAAN DAN
PENGAWASAN PENDIDIKAN
KLINIS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Dr. ACHMAD DARWIS
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
2019
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dr. ACHMAD DARWIS
Jln .Tan Malaka No 1 Suliki, Kode Pos. 26255, Telp/ Faks. ( 0752 ) 97718.
E-Mail: rsudsuliki@rocketmail.com, Website:www. rsud.limapuluhkotakab.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ACHMAD


DARWIS
NOMOR :445/ /IPKP 2 EP 1/RSUD AD/ X /2019
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN PENDIDIKAN KLINIS DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ACHMAD DARWIS
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ACHMAD DARWIS

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan


dalam pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Achmad Darwis, diperlukan suatu proses pendidikan
kesehatan yang professional serta sesuai dengan
ketentuan dan standar yang berlaku
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu
diterbitkan Keputusan Direktur Tentang Panduan
Pengelolaan Pendidikan Klinis di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Achmad Darwis.

Mengingat : a. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan
b. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
c. Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 2013 tentang
Pendidikan Kedokteran
d. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga
Kesehatan
e. Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan
f. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang
Rumah Sakit Pendidikan
g. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1069/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman,
Kalasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Kesatu Panduan Pengelolaan dan Pengawasan Pendidikan Klinis di


Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Darwis
Kedua Panduan Pengelolaan Pendidikan Klinis di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Achmad Darwis sebagaimana tercantum
dalam lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Panduan Pengelolaan Pendidikan Klinis di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Achmad Darwis ini apabila diperlukan dapat
dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Darwis.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkam di : Suliki
Pada Tanggal : 2019
Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Darwis

Dr. Muryani Dhatri, M.Kes


NIP. 19760111 2006042012
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI .................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ..................................................................................................... 4
BAB III TATA LAKSANA...................................................................................................... 10
BAB IV DOKUMENTASI ..................................................................................................... 14

iv
BAB I

DEFINISI

A. Pengertian

Pendidikan klinis di Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai


tempat pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan secara
terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran, pendidikan
berkelanjutan dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi
dengan mengutamakan tata kelola klinis yang baik, perkembangan
ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan lain yang berbasis
bukti dengan memperhatikan aspek etika profesi dan hukum
kesehatan.
Pengelolaan pendidikan klinik dapat diartikan sebagai proses
pembelajaran peserta pendidikan untuk mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan tingkat pendidikannya.
Pembelajaran klinik merupakan satu kesatuan proses pembelajaran
yang dimulai di kelas dan dilanjutkan di klinik / Rumah Sakit
dimana peserta pendidikan klinik memperoleh tambahan
pengetahuan, ketrampilan keprofesian yang terkait dalam
pembelajaran pendidikan klinik. Pembelajaran klinik atau pengajaran
klinik adalah proses belajar mengajar untuk mencapai kompetensi
klinik sesuai dengan kurikulum. Pembimbing klinik untuk profesi
kesehatan lain menyesuaikan bidang praktek peserta pendidikan
klinik yang akan membimbing peserta pendidikan klinik selama masa
praktek di rumah sakit dan merupakan seseorang yang bertanggung
jawab dan berkewajiban melaksanakan pengajaran klinik,
melaksanakan bimbingan pembelajaran klinik dalam bentuk
tindakan edukatif untuk memberikan pengalaman nyata dan
membantu peserta pendidikan secara optimal agar mampu mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
Peserta pendidikan klinik adalah seseorang yang sudah
dinyatakan boleh mengikuti praktek klinik di rumah sakit sesuai
persyaratan oleh Rumah Sakit dan Institusi pendidikan. Pedoman
pembelajaran klinik / log book adalah buku yang berisi tuntunan
pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta
pendidikan klinis selama proses pembelajaran dan kompetensi klinik
Pedoman / Modul pembelajaran / log book disusun oleh pembimbing
dan Institusi pendidikan yang disesuaikan dengan kompetensi serta
kewenangan dokter. Sebelum peserta pendidikan klinis melakukan
kegiatan di rumah sakit agar saat pembimbingan, pembimbing klinik
sudah mempunyai konsep yang jelas dalam melakukan
pembimbingan pada peserta didik. Metode penugasan adalah suatu
bentuk bimbingan yang diberikan kepada peserta pendidikan klinis
dengan memberikan kegiatan mandiri, peserta pendidikan klinis di
RSUD Dr. Achmad Darwis membuat beban ilmiah berupa seminar
kasus, membuat asuhan keperawatan untuk perawat/bidan dan
laporan lain sesuai penugasan dari institusi pendidikan selama
mengikuti proses pendidikan klinis di RSUD Dr. Achmad Darwis.

B. Tujuan Pendidikan Klinis

a. Tujuan Umum :
Praktek kelanjutan dari belajar di kampus yang berupa teori dan
laboratorium, untuk bisa melaksanakan praktek dan
mengakomodasi tujuan instruksional pembelajaran yang
ditetapkan oleh institusi pendidikan seopKomiteal mungkin

b. Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan mutu profesionalisme dan keselamatan pasien
yang lebih tinggi di bidang kesehatan di Rumah Sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien serta memperhatikan
kebutuhan pelayanan dan memperkaya pengalaman dan
kompetensi peserta didik
3. Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinis, peserta
pendidikan klinis diharapkan mampu memberikan pelayanan
kepada pasien-pasien.
4. Mayarakat bisa memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu dari Rumah Sakit.
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan terintegrasi dengan
mengutamakan tata kelola klinis yang baik
BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit, para pihak


harus mendapat informasi lengkap tentang hubungan dan tanggung jawab
masing-masing antara institusi pendidikan dan rumah sakit sebagai lahan
pelaksanaan pendidikan untuk peserta pendidikan klinis sehingga dapat
ikut bertanggung jawab terhadap seluruh proses penyelenggaraan
pendidikan klinis di rumah sakit yang harus konsisten dengan visi-misi
rumah sakit dan komitmen pada mutu dan keselamatan pasien serta
kebutuhan pasien.

Rumah sakit mendapat informasi tentang output dengan kriteria-


kriteria yang diharapkan dari institusi pendidikan dan pendidikan klinis
yang dilaksanakan di rumah sakit untuk mengetahui mutu pelayanan
dalam penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.

Melihat kenyataan bahwa dengan berkembangnya ilmu pengetahuan


pada institusi pendidikan khususnya yang terkait dengan kesehatan mulai
menerapkan praktek klinik pada Perawat, Petugas penunjang kesehatan
lain untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti
pendidikan. Rumah Sakit sebagai institusi non pendidikan menjadi salah
satu tempat yang sudah diperhitungkan sebagai lahan praktek, oleh karena
itu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Darwis dipandang memenuhi
persyaratan sebagai lahan praktek.

A. BADAN KOORDINASI PENDIDIKAN (BAKORDIK)

1. Dalam rangka melaksanakan koordinasi terhadap seluruh proses


pembelajaran klinik di RSUD Dr. Achmad Darwis, dibentuk Badan
Koordinasi Pendidikan
2. Badan Koordinasi Pendidikan dibentuk oleh Direktur RSUD Dr.
Achmad Darwis dan bertanggung jawab kepada RSUD Dr. Achmad
Darwis dan Pimpinan Institusi Pendidikan
3. Badan Koordinasi Pendidikan merupakan unit fungsional dan
berkedudukan di RSUD Dr. Achmad Darwis
4. Tugas, wewenang, masa tugas dan keanggotaan Badan Koordinasi
Pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Tugas

1. Menetapkan Kebijakan-kebijakan tentang :


 Penerimaan peserta didik,
 Daya tampung peserta didik,
 Sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
 Batasan kewenangan prosedur medis peserta didik
 Penugasan tenaga medis dan non medis yang ditugaskan
sebagai tenaga pendidik
2. Menetapkan peraturan-peraturan pelaksanaan dan peraturan
tehnis dalam penyelenggaraan pendidikan
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan profesi di Rumah
Sakit
4. Melaksanakan koordinasi administrasi dan sistem informasi
pendidikan antara Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad
Darwis dengan institusi pendidikan
5. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran pendidikan klinik
secara rutin
6. Membuat Sistem Evaluasi dalam rangka penjaminan mutu
pendidikan profesi di Rumah Sakit.
7. Mengevaluasi dan menyempurnakan peraturan- peraturan
pelaksanaan kegiatan pendidikan klinik secara berkala
8. Membuat pedoman dan prosedur tertulis teknis pelaksanaan
pendidikan klinik dan penelitian yang menjadi acuan semua
pihak baik tenaga medis, non-medis, dan peserta didik.
9. Mengatur pertemuan dengan pembimbing klinik di Rumah Sakit
dalam rangka sosialisasi untuk pemahaman ketentuan-
ketentuan/ peraturan pendidikan
10. Mengkoordinasikan perencanaan rotasi klinik di Rumah Sakit.
11. Membangun kesamaan persepsi mengenai reward dan
punishment bagi semua pihak yang terlibat (Tenaga medis, non
medis dan peserta didik) sesuai ketentuan yang berlaku
b. Tanggung jawab :
1. Setiap anggota BAKORDIK bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit
2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses manajemen
dan administrasi pendidikan di Rumah Sakit
3. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan kegiatan operasional
serta kelancaran program pendidikan klinik.

c. Wewenang :
1. Badan Koordinasi Pendidikan berwewenang melaksanakan
tugas-tugas Komite Pendidikan di Rumah Sakit.
2. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi peraturan, pedoman
dan kebijakan yang telah ditentukan untuk dilaksanakan oleh
Komite Pendidikan dan Panitia Kredensial
3. Mengusulkan mengenai reward dan punishment bagi semua
semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, sesuai
peraturan yang berlaku.

d. Masa Tugas Badan Koordinasi Pendidikan :


1) Masa tugas Komkordik dimulai dari disahkannya surat
kebijakan Direktur RSUD Dr. Achmad Darwis
2) Masa tugas Komitekordik 3 tahun sekali dan dapat dipilih
kembali sesuai dengan regulasi yang berlaku di RSUD Dr.
Achmad Darwis

e. Keanggotaan Badan Koordinasi Pendidikan :


3) Ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur RSUD
Dr. Achmad Darwis
4) Wakil Ketua merangkap anggota berasal dari unsur Istitusi
5) Sektretaris merangkap sebagai anggota berasal dari unsur
RSUD Dr. Achmad Darwis
6) Koordinator terdiri dari perwakilan dari masing-masing unit
yang terdiri dari perawat, bidan dan penunjang
B. PEMBIMBING KLINIK/ KLINIKAL INSTRUKTUR/CI

1. Pembimbing Klinik adalah seorang yang diangkat dan diberikan


tugas oleh institusi pelayanan atau pendidikan kesehatan untuk
memberikan bimbingan kepada peserta didik yang sedang
mengikuti pembelajaran praktik klinik di Rumah Sakit
2. Kriteria pembimbing klinik
a. Staf yang kompeten/qualified
b. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal setara dengan peserta
didik yang diampu
c. Memiliki pengalaman kerja 5 tahun
d. Memiliki surat tanda registrasi (STR)
e. Memiliki surat penugasan kerja klinis (SPKK) dan rincian
kewenangan klinis (RKK)
f. Diutamakan memiliki sertifikat pelatihan
CI/perceptorship/pekerti/Applied Aproach
g. Memiliki integritas diri yang baik

3. Tugas dan tanggungjawab pembimbing klinik


1. Fase Persiapan
a. Mengikuti kegiatan persamaan persepsi dengan institusi
pendidikan
b. Menghadiri kegiatan serah terima peserta didik RSUD dr.
Achmad Darwis
c. Mencermati kompetensi peserta didik yang ingin dicapai
d. Memberikan informasi tentang kasus terpilih
e. Mengorientasikan peserta didik yang meliputi :
 profil ruangan
 Ruangan dan alat-alat perawatan
 Staf perawat, dokter, dan non perawat yang ada di
ruangan
 metode pelayanan, waktu jaga shift, dan budaya kerja
 Lain-lain yang dianggap perlu dalam menunjang
kegiatan praktik.
f. Menempatkan peserta didik dengan membuat jadwal
penempatannnya, termasuk menentukan dinas jaga di
ruang perawatan dengan memperhatikan tujuan praktik.
2. Fase pelaksanaan
1) Memberikan bimbingan langsung kepada peserta didik
2) Berlaku sebagi mentor dalam kegiatan mentoring
pembelajaran kepada peserta didik dalam hal afektif,
kognitif, dan psikomotor
3) Menerapkan metode bimbingan bervariasi
4) Sebagai narasumber dalam memberikan pengetahuan/
keterampilan sesuai kompetensi
5) Memastikan bahwa semua aktifitas yang dilakukan peserta
didik memenuhi prinsip pasien safety
6) Mendampingi peserta didik sesuai tingkat kemandiriannya
7) Memberi sanksi kepada mahasiswa yang melakukan
kesalahan sesuai aturan yang telah disepakati
8) Melaporkan ke Bakordik bila ada masalah dalam
pelaksanaan praktik termasuk pelanggaran disiplin.
9) Melaksanakan pre conference – conference - post conference
3. Fase Evaluasi
1) Menganalisa laporan peserta didik
2) Memberikan nilai terhadap target pencapaian kompetensi
3) Mengirimkan hasil penilaian dan absensi mahasiswa ke
Institusi dan Bakordik.
4) Memberikan umpan balik
4. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan hasil bimbingan ditulis pada lembar kerja
untuk setiap peserta didik (disiapkan oleh institusi
pendidikan) apakah pada tingkat bantuan penuh, dapat
dilepas dengan sedikit bantuan atau sudah mandiri dengan
mengerjakan tindakan keperawatan atau kebidanan sesuai
standar.
Hasil bimbingan dilaporkan kepada pembimbing institusi
pendidikan dengan beberapa catatan khusus apabila
diperlukan.
3. Wewenang Pembimbing Klinik
a. Memfasilitasi peserta didik mencapai kompetensi yang
ditetapkan.
b. Melakukan verifikasi pencapaian kompetensi peserta didik
dengan mengisi buku kerja harian sesuai tingkat kompetensi
yang dicapai.
c. Melakukan tutorial klinik menggunakan kasus yang telah
ditentukan.
d. Melakukan verifikasi terhadap laporan kasus yang dibuat
peserta didik sebelum diserahkan ke dosen pembimbing klinik.
e. Mengisi lembar penilaian peserta didik selama rotasi.

C. PESERTA DIDIK

1. Peserta didik atau mahasiswa adalah seorang yang sudah


dinyatakan boleh mengikuti praktek klinik di lahan praktek sesuai
persyaratan yang sudah ditentukan oleh Rumah Sakit dan
institusi pendidikan.
2. Sebelum melaksanakan praktik klinik, peserta didik wajib
mengikuti satu kali orientasi dari rumah sakit, dan rumah sakit
akan menerbitkan sertifikat bagi peserta didik yang telah
mengikuti orientasi tersebut. Materi orientasi meliputi:

a. Profil dan tata tertib di RSUD Dr. Achmad Darwis


b. Sosialisasi SKP(Sasaran Keselamatan Pasien
c. Sosialisasi PPI (Pencegahan & Pengendalian Infeksi)
d. Sosialisasi PRA (Pengendalian Resistensi Antimikroba)
e. Sosialisasi PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
f. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Persyaratan Umum


a. Institusi pendidikan yang bekerjasama dalam pelaksanaan
pendidikan klinis di RSUD dr. Achmad Darwis adalah institusi
pendidikan dan program studi yang telah terakreditasi.
b. Kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas
rumah sakit yang telah dicantumkan dalam perjanjian kerjasama
dimana rasio peserta didik dengan pembimbing klinis untuk
pendidikan Koas (1:5), PPDS (1:3), dan perawat serta tenaga
kesehatan lainnya (1:7).
c. Kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan Jumlah pasien
dan kasus yang memadai untuk proses pencapaian kompetensi
peserta didik.

3.2 Persiapan Administrasi


a. Memorandum of Understanding (MOU) dan Perjanjian Kerja Sama
(PKS).
b. Surat Keputusan penunjukan pembimbing klinik dari RSUD dr.
Achmad Darwis.
c. Surat Keputusan penunjukan pembimbing klinik dari institusi
pendidikan.
d. Surat pemberitahuan tentang praktik klinik dari institusi
pendidikan pendidikan minimal 1 (satu) bulan sebelum
pelaksanaan praktik klinik disertai dengan jumlah peserta didik,
buku panduan praktek kerja lapangan, kompetensi yang akan
dicapai, log book peserta didik serta surat keterangan bahwa
peserta didik sudah lulus mata ajar sesuai kompetensi yang akan
dicapai.
e. Pembiayaan praktek klinik disesuaikan dengan kebijakan yang ada
di RSUD dr. Achmad Darwis.

3.3 Penentuan Kompetensi Pembelajaran


Terdapat tujuan praktik klinik yang jelas dari institusi pendidikan :

a. Adanya target kompetensi berdasarkan skala yang ditetapkan


oleh institusi pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi
RSUD dr. Achmad Darwis.
b. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan metode
pembelajaran yang disepakati antara RSUD dr. Achmad Darwis
dan institusi pendidikan.

c. Kontrak waktu kegiatan praktik klinik disesuaikan dengan


target kompetensi yang sudah ditentukan.

d. Terdapat instrumen penilaian pencapaian kompetensi.

e. Adanya pengorganisasian pembelajaran klinik

3.4 Persiapan Peserta Didik


a. Telah mendapatkan teori dan lulus ujian laboratorium dari institusi
pendidikan
b. Semua peserta didik klinis Wajib mengikuti pretest
c. Telah mengikuti kegiatan pembekalan dari institusi pendidikan
d. Memiliki buku panduan pembelajaran klinik dari institusi
pendidikan
e. Menyusun kontrak belajar
f. Mengikuti kegiatan orientasi peserta didik klinis yang diadakan
oleh unit diklat RSUD dr. Achmad Darwis

3.5 Persiapan Pembimbing Klinik RSUD dr. Achmad Darwis


Membuat rancangan praktek klinik yang meliputi diantaranya :

a. Menentukan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik


b. Membuat jadwal peserta didik
c. Menentukan jumlah peserta didik
d. Target pencapaian kompetensi berdasarkan skala kompetensi
e. Pengorganisasian peserta didik
f. Metoda yang digunakan dalam pembelajaran klinik
g. Mekanisme, strategi dan proses penilaian

3.6 Persiapan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Pendidikan Klinis Di


Rsud Dr. Achmad Darwis

1. Komkordik menindaklanjuti disposisi dari Direktur perihal surat


permohonan pelaksanaan praktek klinik dari institusi
pendidikan.
2. Komkordik berkoordinasi dengan pembimbing dan kepala unit/
kepala ruang sebagai tempat yang dituju oleh instansi pendidikan
3. Komikordik berkoordinaasi dengan narasumber untuk
melakukan orientasi peserta pendidikan klinis di RSUD Dr.
Achmad Darwis
4. Penerimaan peserta pendidikan klinik dan selanjutnya diserahkan
ke pembimbing klinik masing -masing profesi untuk pelaksanaan
praktek.
5. Pada akhir pelaksanaan praktek, peserta pendidikan klinik
menyerahkan hasil evaluasi pencapaian kompetensi yang sudah
dilakukan selama praktek (Foto copy logbook)
6. Membuat sertifikat hasil dari orientasi peserta peserta didik
7. Melakukan penagihan biaya praktek peserta pendidikan klinik ke
institusi pendidikan

3.7 Konsep Rancangan Praktek Klinik


Sebelum melakukan bimbingan kepada peserta didik, klinikal
instruktur (CI) harus mepersiapkan diri dengan membuat rancangan
praktek klinik pada peserta didik, adapun konsep dalam pembuatan
rancangan klinik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan terdiri dari :
a) Merencanakan ketrampilan/ Kompetensi yang akan dicapai
b) Menyiapkan alat evaluasi
c) Menentukan kasus
d) Perkenalan
2. Pre Conference
Kontrak belajar dan mengkaji kemampuan peserta didik
3. Tahap kerja meliputi :
a) Orientasi
b) Memberi kasus sesuai target ketrampilan yang akan dicapai
c) Melaksanakan bimbingan (bed side teaching)
d) Menggali masalah yang ada dan diskusi untuk penyelesaian
masalah keperawatan.
e) Menjelaskan tekhnik Keperawatan yang sudah dan yang akan
belum dicapai
f) Melaksanakan evaluasi pencapaian tujuan praktek klinik
4. Tahap Post Conference meliputi :
a) Merefleksi hasil praktek klinik
b) Menggali keunggulan dan kelemahan
c) Peer review dan self evaluation

3.8 Metode Penugasan Praktik Klinik Di Rsud Dr. Achmad Darwis

1. Metode pembelajaran klinik keperawatan yang efektif adalah


bimbingan di samping tempat tidur dimana klien berada yang lazim
disebut dengan “ bed side teaching “ yang diawali dengan pre
conference dan diakhiri dengan post conference
2. Jenis Penugasan :
a) Penugasan Lisan :
Disampaikan secara lisan oleh pembimbing dan peserta didik
mencatat
b) Penugasan Tertulis :
Disampaikan dalam bentuk studi kasus tertulis
3. Prinsip metoda Penugasan :
a) Tujuan yang akan dicapai harus jelas
b) Kerangka kerja jelas
c) Mempertimbangkan latar belakang peserta didik
d) Hasil penugasan dapat segera dinilai oleh pembimbing
e) Hasil evaluasi lebih komprehensif
f) Segera mendapatkan umpan balik
g) Segera dapat memberikan pujian untuk peserta didik
4. Pelaksanaan Bimbingan Metode Penugasan :
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran klinik
b) Memberi petunjuk tentang isi tugas
c) Memberikan umpan balik dan hasil

3.9 Supervisi Klinik


1. Pengertian
Supervisi adalah mengamati, mengawasi, atau membimbing
dan mensKomiteulir kegiatan-kegiatan peserta didik dengan
maksud untuk perbaik
3.10 Pelaksanaan Evaluasi dan Supervisi Pendidikan Klinis
Evaluasi pendidikan klinis untuk melihat keberhasilan peserta
didik dalam pencapaian tujuan. Evaluasi diadakan dengan
berpedoman pada format penilaian keterampilan dan kepribadian
yang telah disiapkan oleh institusi pendidikan.
Selama peserta didik menjalankan praktik lapangan
pembimbing klinik harus mencatat :
a. Kelemahan-kelemahan dan kemajuan peserta didik
b. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama
pelaksanaan praktik klinik
c. Faktor-faktor pendukung dan penghambat kelancaran
pelaksanaan praktik klinik
d. Upaya penyelesaian masalah yang telah dilaksanakan

Tindak lanjut evaluasi pendidikan klinis diperlukan untuk mencari


upaya-upaya penyelesaian masalah yang mungkin timbul setelah
pelaksanaan praktik klinik guna perbaikan yang perlu untuk
pelaksanaan di masa datang. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
a) Mengadakan tatap muka dengan peserta didik (baik individu
maupun kelompok),
b) Mengadakan seminar/presentasi sesuai dengan program.
Tujuan kegiatan ini adalah menjelaskan kemampuan
keterampilan, baik yang belum atau yang sudah tercapai dan
menerima umpan balik dari peserta didik tentang
permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan praktik
serta tindak lanjut apa yang harus dilakukan oleh
peserta didik setelah melaksanakan praktik lapangan.
Supervisi diperlukan untuk memastikan asuhan pasien yang aman
dan merupakan bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis
sesuai dengan jenjang pembelajaran dan level kompetensinya.

Setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengerti proses


supervisi klinis, meliputi siapa saja yang melakukan supervisi dan
frekuensi supervisi oleh staf klinis yang memberikan pendidikan
klinis. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan dalam log book
peserta didik dan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis
2. Tujuan
Metode evaluasi bagi peserta didik dalam melakukan semua
proses kegiatan belajar mengajar untuk menunjukkan kompetensi
mereka
3. Prosedur
Penetapan tingkat supervisi peserta didik dilakukan oleh staf
klinis yang memberikan pendidikan klinis, setelah melakukan
evaluasi kompetensi peserta didik menggunakan perangkat
evaluasi pendidikan yang dibuat oleh institusi pendidikan.
4. Tingkatan Supervisi
Terdapat 4 (empat) tingkatan supervisi yang disesuaikan
dengan kompetensi dan juga kewenangan peserta didik sebagai
berikut :
a. Supervisi tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum
sahih sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan
rencana asuhan harus dilakukan oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP). Begitu pula tindakan medis dan
operatif hanya boleh dilakukan oleh DPJP. Pencatatan pada
berkas rekam medis harus dilakukan oleh DPJP;
Peserta didik yang tergolong pada level supervisi tinggi ini
adalah:
1) Pendidikan Profesi Dokter : (Koas)
2) Pendidikan Profesi Keperawatan, Kebidanan & PPA Lainnya
Lainnya :
• S1. Keperawatan & Kebidanan
• Program Diploma.III Keperawatan, Kebidanan & PPA
Lainnya
• Program Diploma.IV Keperawatan, Kebidanan & PPA
Lainnya
b. Supervisi moderat tinggi: kemampuan asesmen peserta
didiksudah dianggap sahih, namun kemampuan membuat
keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat
peserta didik harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan medis dan
operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi
langsung (onsite) oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam
medis oleh peserta didik dan diverifikasi dan divalidasi oleh
DPJP;
Peserta didik yang tergolong pada level supervisi moderat tinggi
ini adalah: Pendidikan Profesi Dokter (PPDS/dokter residen)
c. Supervisi moderat: kemampuan melakukan asesmen
sudahsahih, tetapi kemampuan membuat keputusan belum
sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat
persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus
gawat darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan
oleh peserta didik dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP
(dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas
rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi
oleh DPJP;
Peserta didik yang tergolong pada level supervisi moderat ini
adalah: Pendidikan Profesi Dokter (PPDS/dokter residen

d. Supervisi rendah: kemampuan asesmen dan


kemampuanmembuat keputusan sudah sahih sehingga dapat
membuat diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum
mempunyai legiKomiteasi tetap harus melapor kepada DPJP.
Tindakan medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi
tidak langsung oleh DPJP.
Peserta didik yang tergolong pada level supervisi rendah ini
adalah: Pendidikan Profesi Dokter : (PPDS/dokter residen)
BAB IV
TATA TERTIB

4.1 Tata Tertib Umum


a. Adanya perjanjian kerjasama antara RSUD dr. Achmad Darwis
dengan Institusi Pendidikan yang bersangkutan.
b. Institusi pendidikan yang bersangkutan mengajukan surat
permohonan kepada Direktur RSUD dr. Achmad Darwis dengan
melampirkan tembusan kepada Unit Diklat RSUD dr. Achmad
Darwis.
c. Permohonan diajukan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan
sebelumnya guna penyusunan jadwal praktik mahasiswa dan
jadwal pembimbingan klinik oleh RSUD dr. Achmad Darwis.
d. Sebelum praktik diruangan peserta didik yang bersangkutan
wajib mengikuti pengarahan dari pimpinan RSUD dr. Achmad
Darwis atau pejabat yang ditunjuk.
e. Wajib mengikuti orientasi di RSUD dr. Achmad Darwis.
f. RSUD dr. Achmad Darwis berhak memutuskan hubungan
dengan pihak Institusi pendidikan yang bersangkutan apabila
tidak mematuhi atau melanggar aturan atau ketentuan yang
telah ditetapkan.

4.2 Tata Tertib Khusus


a. Lama praktik klinik disetiap ruangan minimal 1 minggu atau
menurut waktu yang disepakati dengan Institusi Pendidikan
yang bersangkutan.
b. Jumlah mahasiswa praktik dalam satu shift praktik dibatasi
maksimal 6 mahasiswa dengan minimal satu orang pembimbing
klinik per ruangan.
c. Mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik harus sudah
mendapatkan teori praktik klinik dan teori laboratorium klinik
dari institusi pendidikan sesuai dengan ruangan yang akan
digunakan untuk praktik klinik.
d. Pembimbing akademik yang bersangkutan melakukan bimbingan
dan secara aktif memantau peserta didiknya yang sedang praktik
dilapangan.
e. Setiap peserta didik wajib mematuhi tata tertib yang ada di
ruangan masing-masing tempat tempat praktik.
4.3 Tata Tertib Peserta Didik
a. Menggunakan pakaian dan identitas yang telah ditentukan dari
RSUD dr. Achmad Darwis dan tidak boleh memakai perhiasan.
b. Mengikuti kegiatan belajar mengajar atau diskusi, visite dan
operan jaga ditempat kerja.
c. Dapat membantu kelancaran pelaksanaan pelayanan di RSUD
dr. Achmad Darwis.
d. Peserta didik wajib bersikap jujur, ramah, penuh tangung
jawab, disiplin, tekun serta teliti, saling menghargai dan
bekerja sama sesama petugas
e. Bersikap sopan terhadap sesama petugas, sesama pasien, dan
terhadap pimpinan/atasan yang ada di lingkungan RSUD dr.
Achmad Darwis.
f. Menjaga nama baik institusi pendidikan dan institusi RSUD dr.
Achmad Darwis.
g. Harus menjaga kebersihan lingkungan, serta berpartisipasi
dalam program penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya.
h. Tidak diperkenankan meminjam alat-alat RSUD dr. Achmad
Darwis atau membawa pulang/keluar Rumah Sakit tanpa seijin
Kepala Ruangan.
i. Peserta didik yang sengaja atau tidak sengaja telah membuat
rusak atau hilang alat yang ada di tempat praktik diwajibkan
menggantinya.
j. Wajib membuat laporan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang
ada dan harus diketahui dan diteliti Pembimbing Klinik.
k. Peserta didik yang melanggar tata tertib diatas akan mendapat
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
l. Datang dan pulang tepat pada waktunya serta mengisi daftar
hadir/ absensi di ruangan tempat praktik yang telah tersedia
dengan jam praktik klinik :
 Pagi : pukul 07.30 – 14.00
 Sore : pukul 14.00-20.00
 Malam : pukul 20.00-08.00
Peserta didik klinis hadir 15 menit sebelum waktu yang telah
ditetapkan. Waktu praktik dapat disesuaikan dengan kebutuhan
RSUD dr. Achmad Darwis dan institusi pendidikan
m. Mengikuti Apel Pagi Jam 07.45 bagi yang dinas pagi.
n. Setiap datang dan pulang harus mengisi daftar hadir / presensi
di ketahui Oleh Pembimbing atau Petugas yang didelegasikan.
o. Bila peserta didik klinis berhalangan hadir, wajib membuat surat
keterangan yang sah kepada Pembimbing Klinik atau Kepala
Ruangan yang telah disahkan oleh institusi pendidikan.
p. Setelah selesai menjalankan praktik diwajibkan minta ijin kepada
pembimbing praktik, penanggungjawab ruangan yang ditempati,
serta diwajibkan menulis saran dengan jujur di buku yang telah
disediakan untuk perbaikan bimbingan selanjutnya.
q. Selama menjalani praktik mahasiswa dilarang menerima tamu
pribadi di lahan praktik, berbicara dengan alat komunikasi
seluler/menghidupkan handphone, meminta ataupun menerima
imbalan dari pasien dan keluarganya dalam bentuk apapun.
r. Turut menjaga keamanan lingkungan RSUD dr. Achmad Darwis,
menjaga keamanan barang-barang, alat kesehatan, barang-
barang hak milik pasien, hak milik petugas dan barang-barang
milik sesama peserta didik

4.4 Sanksi Bagi Peserta Didik


Pelanggaran terhadap tata tertib diatas, peserta didik dapat
dikenakan sanksi baik administratif maupun sampai pencabutan izin
praktiknya di RSUD dr. Achmad Darwis. Adapun peraturan yang
apabila dilanggar dapat diberikan sanksi kepada peserta didik sebagai
berikut :
No PERATURAN PELANGGARAN SANKSI
1 Jam Dinas/Praktek - Terlambat datang
Dinas Pagi : 07.00 - tidak ada
14.00 keterangan
Dinas Sore : 14.00 -  5-10 menit  Jam pulang
20.00 ditambah15
Dinas Malam : 20.00 - menit
07.30  10-15 menit  Jam pulang
ditambah
30menit
 > 15 menit  Mengganti 1 x
dinas

- Bila pelanggaran - Membuat surat


dilakukan 3x pernyataan
atau lebih tidak
mengulangikes
alahan dengan
ditandatangani
oleh
Pembimbing
akademik.
2 Pakaian Dinas - Bila tidak Teguran I :
a. Pakaian disesuaikan menggunakan Lisan
dengan aturan seragam Teguran II :
seragam dari institusi - Tidak Tertulis
pendidikan menggunakan Teguran III :
b. Atribut dan pengenal seragam 2 kali Adminstrasi
berturut-turut/2
hari

3 Kehadiran - Tidak hadir ada - Mengganti


a. Tidak hadir harus ada keterangan dinas sesuai
keterangan (surat dengan jumlah
keterangan sakit ketidak
dari dokter yang hadirannya
memeriksa, - Menggantikan
surat dari dinas 2 kali
akademik,) lipat dari
ketidakhadiran
nya
- Tidak hadir - Mengganti dinas
tanpa ada 1 hari praktek
Keterangan - Mengganti
kekurangan jam
efektif

b. Keberadaan jam efektif - Bila


praktek meninggalkan
Keterangan : mahasiswa jam tugas lebih
harus lebih dari 90% 90% jam efektif
jam efektif berada - Bila
diruangan untuk meninggalkan
melaksanakan praktek jam tugas
kurang dari
90% jam efektif

4.5 Hal Lain Yang Perlu Diperhatikan Peserta Didik


a. Melakukan praktik klinik sesuai etika profesi.
b. Melakukan praktik dengan serius.
c. Mengetahui perasat (standar prosedur) yang harus dikerjakan atau
bisa menyebutkan secara benar
d. Peserta didik wajib menjaga mutu rumah sakit dengan
meningkatkan kepatuhan cuci tangan, penggunaan APD dan
melakukan SKP dan meminimalkan insiden keselamatan pasien.
e. Dapat mengerjakan perasat atau prosedur kerja secara aktif dan
didampingi pembimbing klinik atau petugas ruangan.
f. Dilarang meninggalkan ruangan tanpa ijin Kepala Ruangan atau
Pembimbing Ruangan.
g. Apabila membuat kesalahan dalam mengerjakan perasat harus
membuat surat pernyataan diketahui Kepala Ruangan/
Pembimbing Ruangan.
h. Seluruh peserta didik wajib mengikuti pertemuan akhir praktik
klinik pada akhir masa praktik dengan waktu yang ditentukan
sesuai kesepakatan bersama institusi pendidikan dan RSUD dr.
Achmad Darwis. Pertemuan akhir diikuti oleh Bidang Terkait,
Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik dan Kepala Ruangan
tempat praktek klinik dilaksanakan. Dalam pertemuan akhir dapat
dilakukan seminar ilmiah kasus.
i. Adapun tata tertib pelaksanaan seminar mengikuti standar
prosedur yang berlaku.
j. Apabila terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan pada peserta
didik, yang bersangkutan membuat kronologis kejadian dengan
diketahui oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik.
Selanjutnya laporan kronologis ditindaklanjuti oleh unit diklat
serta bidang terkait.
k. Tidak Merokok di Lingkungan Rumah Sakit
BAB V
DOKUMENTASI

1. SK pembimbing klinik

2. Surat pengantar dan daftar nama peserta pendidikan klinis

3. Buku panduan

4. Logbook supervisi
BAB VI
PENUTUP

Demikian pedoman pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan pendidikan


klinis di RSUD dr Achmad Darwis ini kami susun dengan harapan dapat
dipedomani oleh seluruh karyawan rumah sakit dan pihak institusi
pendidikan agar pelaksanaan pendidikan klinis lebih terarah dan
mempunyai daya ungkit yang besar terhadap pelaksanaan tugas-tugas
pelayanan guna memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang lebih bermutu.

Mudah-mudahan dengan pedoman ini dapat memberikan manfaat dan


dapat diterapkan dengan baik. Komitmen, dukungan, kritik, dan saran dari
seluruh komponen rumah sakit sangat kami harapkan demi kesempurnaan
pelaksanaan pendidikan klinis yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai